Penawaran agregatif Meet-7 penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barangbarang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu. Penawaran agregatif berhubungan dengan kapasitas produksi nasional yakni kemampuan perekonomian dalam menghasilkan produk dan jasa per tahun. Kapasitas produksi nasional bergantung kepada: A. Komposisi sumber daya B. Kualitas dan kuantitas sumber daya Sumber daya dalam perekonomian: 1) Sumber daya manusia (human resources/lf) 2) Sumber daya alam (natural resources/a) 3) Sumber daya modal (capital resources/k) Q m =f(lf,a,k) Qm= Produksi maksimum barang dan jasa per tahun (produk nasional/output nasional potensial) N f =LF*JP Nf= jumlah jam kerja per tahun(full employment) JR= jam kerja rata-rata per pekerja per tahun Konsep variable: Flow concept (konsep aliran): nilai kejadian yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu seperti Qm Stock concept (konsep stok): keadaan pada suatu saat seperti LF, A, dan K Faktor A ditentukan oleh K yang ada, maka persamaan Qm dapat ditulis: Q m = f (LF,K) LF= labour force Dalam jangka pendek K tidak berubah, maka: Q = f (LF, ) Q = f (N f, ) Q= fungsi produksi agregatif. Fungsi tersebut dapat digambar dengan asumsi increasing cost sebagai barikut 1
N= jumlah kesempatan kerja Q= produk nasional (pendapatan nasional dengan harga pasar) atau Y dengan pendapatan nasional yang diukur dengan harga konstan Pembangunan ekonomi ingin menggeser OQ1 ke OQ2 dan dengan tambahan investasi dan tingkat kesempatan kerja yang sama (N), maka pendapatan nasional meningkat dari Y1 ke Y2. Pasar Tenaga Kerja. Harga TK (Upah/Wage) ditentukan oleh demand dan supply TK. Tingkat upah dinyatakan dalam upah per jam atau per minggu atau per bulan. Kurva permintaan TK: Jumlah TK yang diminta oleh masyarakat dalam periode tertentu pada berbagai tingkat upah nyata/riil. Permintaan TK dilakukan oleh rumah tangga perusahaan W= w / h.dimana W= tingkat upah riil, w= upah nominal, dan H=harga Kurva permintaan TK: Jumlah TK yang disediakan oleh masyarakat dalam periode tertentu pada berbagai tingkat upah nyata/riil. Penawaran TK dilakukan oleh rumah tangga keluarga. Pasar TK dan produk nasional dapat digambarkan sebagai berikut Pasar TK dan produk nasional dapat digambarkan sebagai berikut: 2
DN =kurva permintaan TK SN = kurva penawaran TK dengan backward bending Dimulai dengan tingkat upah rill yang rendah, maka semakin meningkat tingkat upah, maka TK ingin bekerja lebih lama Dimulai dengan tingkat upah riil yang tinggi, maka semakin banyak produk seperti TV, HP dan kesempatan berwisata yang dimiliki oleh TK. Jika tingkat upah meningkat, maka semakin menurun kesediaan TK untuk menggunakan waktu dan keahliannnya. Hal ini karena TK lebih ingin menikmati kekayaan yang diperolehnya. Keseimbangan pasar TK ada di titik E dengan upah W* maka jumlah TK yang dapat digunakan(kesempatan kerja) atau tingkat employment sebesar ON*. Pada tingkat ON*, produk nasional atau output nasional sebebsar Y* Medan Kesamaan Upah Nominal Kurva penawaran agregat adalah nilai produk dalam periode tertentu yang dihasilkan oleh seluruh produsen pada berbagai tingkat harga produk. Medan kesamaan upah nominal (iso-money wage map mencakup sejumlah kurva kesamaan nominal yang menghubungkan W dengan H padaw yang sama besarnya. Kurva WH Rp 15 berarti kurva kesamaan upah nominal pada upah nominal Rp15 per satuan kerja seperti jam kerja. Kurva WH Rp 30 berarti kurva kesamaan upah nominal pada upah nominal Rp 30 per jam kerja. Pada upah Rp 15 dengan harga Rp1, maka upah riil sama dengan Rp11 Pada upah Rp 15 dengan harga Rp5, maka upah riil sama dengan Rp3 3
Kurva Penawaran Agregatif dengan asumsi Klasik Asumsi ekonom klasik: fleksibilitas tingkat harga dan upah. Jumlah TK dalam perekonomian (employment) dalam keadaan keseimbangan terjadi pada perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran TK agrregatif Dalam kondisi full employment dengan assumsi tingkat upah berlaku untuk TK yang ingin bekerja dan sudah bekerja, maka tanpa ada campur tangan pemerintah pengangguran dalam perekonomian akan cenderung hilang dengan sendirinya. Hal ini karena besar kecil jumlah TK yang ditawarkan dan diminta ditentukan oleh upah riil, bukan upan nominal. Perubahan tingkat harga tidak selalu menggeser titik keseimbangan pasar TK. Dengan demikian besar kecilnya produk nasional tidak dipengaruhi secara langsung oleh perububahan tingkat harga. Pada pasar TK, keseimbangan terjadi pada titik E dengan penggunaan TK sebesar N*, sehingga menghasilkan jumlah produk nasional ekuilibrium Y*. Upan nominal tidak berpengaruh terhadap jumlah TK yang diminta oleh perusahaan dan ditawarkan oleh rumah tangga. Dengan tingkat upah riil yang tidak berubah, maka penurunan harga menyebabkan kurva kesamaan upah nominal bergeser dari Rp 30 ke Rp 22 dan ke Rp 15 4
Kurva Penawaran Agregatif dengan asumsi Keyness Keyness berasumsi pada kekuatan upan nominal yakni peningkatan harga nominal menyebabkan naiknya upah nominal, tapi penurunan harga nominal tidak selalu m,emyebabkan menurunkan upah nominal. Asumsi upward flexibility degan downward rigidity upah nominal merupakan asumsi yang cukup realistis dalam perekonomian modern terutama dengan adanya perjanjian kerja dan munculnya serikat buruh. Jika ada inflasi, maka melalui serikat buruh, TK menuntut kenaikan upah. Penjelasan gambar next slide.. a) Pada awalnya perekonomian ekuilibrium pada tingkat employment ON* dengan OY* dan Upah riil Rp 5 b) Jika terjadi penurunan harga,menjadi Rp 1 maka dengan ketegaran upah nominal Rp 7, maka menyebabkan kenaikan upah riil dari 5 menjadi 7. c) Kurva kesamaan upah nominal bergeser dari A ke B. d) Kesediaan produsen menggunakan TK bergeser dari N ke Nb e) Produk nasional turun dari Y* ke Yb Perlu diingat Penawaran agregat di dalam suatu perekonomian dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : 1. besarnya angkatan kerja, 2. besarnya stok kapital, 3. keadaan atau tingkat tekhnologi, 4. tingkat pengangguran alamiah, dan 5. harga faktor-faktor produksi 5