III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang harus dihadapi guru. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research. PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Agung (2012: 63) mengemukakan bahwa PTK merupakan jenis penelitian untuk menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas secara cermat dan sistematis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Muslich (2012: 9), PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh guru secara kolaboratif dan partisipatif untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar (Arikunto, dkk., 2007: 60). Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan pokok yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, dkk., 2007: 16).

39 Alur penelitian dapat dilihat pada bagan siklus berikut. Perencanaan Refleksi SIKLUS I Observasi Perencanaan Pelaksanaan Refleksi SIKLUS II Observasi Pelaksanaan Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sumber dari Arikunto, dkk (2007: 74) Secara garis besar, terdapat empat tahapan PTK yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan,(2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. 1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pembelajaran tematik. 2. Pelaksanaan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar dalam pembelajaran tematik. 3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar selanjutnya.(wardhani, 2008: 2.4) B. Setting Penelitian 1) Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IVA SDN 05 Metro Timur.

40 2) Waktu Penelitian Kegiatan PTK ini dilaksanakan selama lima bulan yaitu dimulai bulan Januari sampai dengan Mei pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Dimulai dari perencanaan sampai perbaikan hasil penelitian. C. Subjek Penelitian Pelaksanaan PTK ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif antara peneliti dan guru kelas IVA SDN 05 Metro Timur. Guru kelas IVA SDN 05 Metro Timur bertugas sebagai observer sedangkan peneliti berperan sebagai guru. Dalam pelaksanaan PTK yang akan menjadi subjek penelitian adalah siswa dan guru. Jumlah siswa sebanyak 28 orang siswa, dengan rincian 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan serta 1 orang guru. D. Teknik Pengumpulan Data 1) Teknik Non Tes Teknik non tes yang digunakan yaitu observasi. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai motivasi siswa dan kinerja guru. 2) Teknik Tes Teknik tes yang digunakan yaitu tes formatif. Tes formatif digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa. E. Alat Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2007: 101) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan

41 mengumpulkan data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. 1) Lembar Panduan Observasi Lembar panduan observasi ini dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai motivasi siswa dan kinerja guru selama penelitian tindakan kelas berlangsung. 2) Soal Tes Formatif Soal tes formatif, instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik melalui penerapan strategi Concept Mapping. F. Teknik Analisis Data 1) Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses yaitu, data tentang motivasi siswa, dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. a. Nilai motivasi belajar siswa diperoleh dengan rumus: N = x 100 Keterangan: N = nilai yang dicari R = skor yang diperoleh SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap (Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102)

42 Tabel 2. Kategori Motivasi. No Rentang nilai Kategori 1 0 20 Sangat kurang 2 21-40 Kurang 3 41 60 Cukup 4 61 80 Baik 5 81 100 Sangat baik (Dimodifikasi dari Poerwanti, 2008: 7.8) b. Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus: N = x 100 Keterangan: N = nilai yang dicari R = skor yang diperoleh SM = skor maksimum ideal 100 = bilangan tetap (Sumber dari Purwanto, 2009: 102) Tabel 3. Kategori Kinerja Guru Mengajar Berdasarkan Perolehan Nilai. No Rentang nilai Kategori 1 N 45 Sangat kurang 2 46-60 Kurang 3 61-75 Cukup 4 76-90 Baik 5 91-100 Sangat baik (Sumber dari Poerwanti, 2008: 7.8) 2) Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif akan digunakan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa terhadap penguasaan materi yang telah dipelajari. Nilai tes hasil belajar siswa diperoleh dari tes pada setiap siklus.

43 a. Nilai individual ini diperoleh menggunakan rumus: S = x 100 Keterangan: S : nilai yang dicari atau diharapkan R : skor yang diperoleh N : skor maksimum dari tes 100 : bilangan tetap (Sumber dari Purwanto, 2009: 112) Tabel 4. Konversi Nilai Konversi Nilai Nilai Angka Nilai Huruf Kategori 86-100 A Sangat Baik 81 85 76 80 Baik 71-75 B 66-70 61 65 Cukup 56 60 C 51-55 46-50 Kurang 0-45 D (Adaptasi dari Kemendikbud, 2013: 131) b. Nilai rata-rata hasil belajar diperoleh dengan rumus: = Keterangan: = nilai rata-rata yang dicari x = jumlah nilai N = aspek yang dinilai (Sumber dari Muncarno, 2009: 15) c. Nilai klasikal P = Tabel 5. Kriteria Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa dalam Persen (%). Tingkat Ketuntasan (%) 80 60-79 40-59 20-39 <20 (Sumber dari Aqib, dkk 2009: 41) Arti Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

44 G. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Prosedur penelitian ini berdasarkan Permendiknas No 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi untuk menganalisis KI dan KD. Selain itu menggunakan Permendiknas No 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses sebagai panduan untuk membuat pemetaan, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus dilakukan melalui empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Siklus I 1. Perencanaan Tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran sesuai prosedur kurikulum 2013. Langkah-langkah perencanaannya sebagai berikut: a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan kurikulum 2013. b. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap kelompok yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. c. Menyiapkan instrumen nontes berupa lembar observasi dan instrumen tes berupa soal-soal beserta penilaiannya. 2. Pelaksanaan Langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Kegiatan Awal 1) Membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. 2) Mengondisikan siswa.

45 3) Berdoa. 4) Absensi. 5) Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan yang dilaksanakan. 6) Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh melalui penerapan strategi Concept Mapping. 7) Dengan tanya jawab, guru mengecek kemampuan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Kegiatan Inti 1) Melalui kegiatan pengamatan, siswa diajak mengamati hal-hal yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan. 2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang dipelajari. 3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang secara heterogen (menurut prestasi, jenis kelamin, suku, agama, dan sebagainya). 4) Guru membagikan bahan dan lembar diskusi siswa untuk melakukam brainstorming atau curahan gagasan. 5) Siswa menentukan konsep (topik) utama (mayor) 6) Siswa menulis dan menyusun konsep-konsep dalam satu bentuk peta konsep. 7) Siswa menghubungkan konsep-konsep dengan garis dan memberikan label di atas garis panah.

46 8) Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk maju menjelaskan hasil diskusi. 9) Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya dan guru menanggapi, meluruskan, dan memperjelas penjelasan dari setiap jawaban kelompok. 10) Guru memberi penguatan kepada siswa yang berani maju dan memberi motivasi terhadap siswa lain agar dapat lebih berani dalam mengutarakan pendapatnya. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. c. Kegiatan Akhir 1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok. 3) Guru memotivasi siswa agar selalu rajin belajar. 3. Observasi Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung observer mengamati motivasi belajar siswa serta kinerja guru dengan cara memberikan skor pada lembar observasi. 4. Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Analisis yang dilakukan pada siklus pertama adalah untuk mengetahui sejauh mana motivasi siswa mengikuti proses pembelajaran melalui penerapan strategi Concept Mapping berlangsung. Analisis hasil

47 belajar siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil analisis digunakan sebagai bahan perencanaan pada siklus ke II. Siklus II Siklus II dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran tematik melalui strategi Concept Mapping. Hasil pembelajaran pada siklus II ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus I. Berikut langkah-langkah dalam siklus II: 1. Perencanaan Siklus II peneliti mempersiapkan proses pembelajaran tematik melalui penerapan strategi Concept Mapping. Adapun langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut: a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan kurikulum. b. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap kelompok yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. c. Menyiapkan instrumen nontes dan tes. Instrumen nontes berupa lembar observasi dan instrumen tes berupa soal-soal beserta penilaiannya. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran tematik di siklus II ini sesuai dengan langkah-langkah berikut: a. Kegiatan Awal 1) Membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.

48 2) Mengondisikan siswa. 3) Berdoa. 4) Absensi. 5) Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui kegiatan yang dilaksanakan. 6) Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh melalui penerapan strategi Concept Mapping. 7) Dengan tanya jawab, guru mengecek kemampuan siswa sebelum memulai pembelajaran. b. Kegiatan Inti 1) Melalui kegiatan pengamatan, siswa diajak mengamati hal-hal yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan. 2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang dipelajari. 3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang secara heterogen (menurut prestasi, jenis kelamin, suku, agama, dan sebagainya). 4) Guru membagikan bahan dan lembar diskusi siswa untuk melakukam brainstorming atau curahan gagasan. 5) Siswa menentukan konsep (topik) utama (mayor) 6) Siswa menulis dan menyusun konsep-konsep dalam satu bentuk peta konsep. 7) Siswa menghubungkan konsep-konsep dengan garis dan memberikan label di atas garis panah.

49 8) Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk maju menjelaskan hasil diskusi. 9) Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya dan guru menanggapi, meluruskan, dan memperjelas penjelasan dari setiap jawaban kelompok. 10) Guru memberi penguatan kepada siswa yang berani maju dan memberi motivasi terhadap siswa lain agar dapat lebih berani dalam mengutarakan pendapatnya. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. c. Kegiatan Akhir 1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok. 3) Guru memotivasi siswa agar selalu rajin belajar. 3. Observasi Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung observer mengamati motivasi belajar siswa serta kinerja guru dengan cara memberikan skor pada lembar observasi. 4. Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Analisis yang dilakukan pada siklus kedua adalah untuk mengetahui sejauh mana motivasi siswa mengikuti proses pembelajaran melalui penerapan strategi Concept Mapping berlangsung. Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas.

50 Kegiatan refleksi tentunya membahas segala sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran, baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada siklus kedua pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan telah terjadi peningkatan dibanding dengan siklus-siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. Namun apabila masih terdapat kekurangan, penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. H. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini antara lain sebagai berikut: 1. Rata-rata motivasi siswa meningkat dengan kategori baik setiap siklusnya. 2. Adanya peningkatan hasil belajar setiap siklusnya dan siswa dianggap tuntas belajar apabila 75% dari jumlah siswa telah mencapai nilai dengan kategori baik atau memperoleh nilai minimal 66.