FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI KELURAHAN LAWANGIRUNG KECAMATAN WENANG KOTA MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia mengalami perkembangan pesat diberbagai bidang di abad ke 21

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja yang Bertunangan

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP SEKS PRANIKAH KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja tertinggi berada pada kawasan Asia Pasifik dengan 432 juta (12-17 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Rina Indah Agustina ABSTRAK

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SUMBER INFORMASI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMP NEGERI 4 MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PAPARAN MEDIA MASSA DENGAN PERILAKU PACARAN REMAJA DI KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Hal ini dapat

Kata Kunci : Konsep diri, Kontrol diri, Persepsi siswa tentang perilaku seksual, Peran keluarga, Sumber informasi, Perilaku seksual.

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Smk Bina Patria 1 Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa merupakan individu yang. bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 2004).

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: )

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekonomi. Remaja akan mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada

DETERMINAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA SMA NEGERI 1 INDRALAYA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

PENELITIAN. Dosen Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era global saat ini membawa remaja pada fenomena maraknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seksualitas merupakan bagian integral dari kepribadian yang tidak dapat

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Remaja dalam Mencegah Hubungan Seksual (Intercourse) Pranikah di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin Tahun 2012

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP SEKS PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu fase krusial dalam

BAB 1: PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan pertumbuhan tubuh.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA ANAK JALANAN DI KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Periode perkembangan manusia terdiri atas tiga yaitu masa anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia merupakan remaja berumur tahun dan sekitar 900

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA MAHASISWA AKADEMI KESEHATAN X DI KABUPATEN LEBAK

ANALISIS PERILAKU SEKSUAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, perilaku, kognitif, biologis serta emosi (Efendi &

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Kelompok usia remaja menurut WHO (World Health Organization) adalah kelompok umur tahun (Sarwono, 2008).

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA SMP NEGERI 1 TALANG EMPAT KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO DI KALANGAN REMAJA SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI TAHUN 2015

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan tahap akhir pematangan sosio biologis manusia dalam mata rantai tumbuh kembang anak.

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI KELURAHAN LAWANGIRUNG KECAMATAN WENANG KOTA MANADO Andini Iftinan Tanib *, Angela F. C. Kalesaran*, Budi T. Ratag* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Perilaku seksual adalah segala tingkah laku hasil dorongan oleh hasrat seksual, baik dilakukan dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Terdapat beragam-bentuk tingkah laku seksual, mulai dari berciuman, necking, meraba bagian sensitif, saling menggesek-gesekkan bagian sensitif, hingga hubungan seksual. Hasil survei BKKBN menunjukkan kejadian seks pranikah di Surabaya mencapai 54%, di Bandung 47% dan Medan 52%. Perilaku seksual pranikah dapat menimbulkan berbagai dampak, seperti kehamilan tidak diinginkan (KTD), penyakit menular seksual, hingga depresi dan pengucilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang Kota Manado. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat survei analitik dengan desain cross-sectional study yang dilaksanakan di Kelurahan Lawangirung pada bulan Juli-September 2016. Populasi adalah seluruh remaja berusia 15-21 tahun di Kelurahan Lawangirung dengan jumlah sampel sebanyak 97.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling.instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis statistik menggunakan uji chi-square (x 2 ) dengan confidence interval 95% dan nilai α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengaruh teman sebaya (p = 0,000), hubungan orang tua-remaja (p = 0,001) dan paparan media pornografi (p = 0,000) dengan perilaku seksual pranikah. Pengaruh teman sebaya, hubungan orang tua-remaja dan paparan media pornografi merupakan faktor pemicu terjadinya perilaku seksual pranikah berisiko pada remaja di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang Kota Manado. Kata kunci: perilaku seksual pranikah, remaja, teman sebaya, orang tua, media pornografi ABSTRACT Sexual behavior is all the behavior driven by sexual desire, either towards the opposite sex or the same sex. There are various forms of this behavior, starting from kissing, necking, touching, petting to intercourse. Survey by BKKBN showed that premarital sexual incidence in Surabaya are 54%, 47% in Bandung and 52% in Medan. Premarital sexual behavior would lead to various effects, from unwanted pregnancy, sexual transmitted diseases (STDs), to depression and excommunicated. The purpose of this research was to analyze factors related with premarital sexual behavior among adolescents in Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang Kota Manado. This was an analytical survey, quantitative research with cross sectional study approach concluded in Kelurahan Lawangirung on July to September 2016. The population was adolescents aged 15 to 21 years old, with a sample of 97 adolescents. Purposive sampling technique was used for sample collection, with questionnaire as data collection instrument. Statistical analysis used in this research was chi-square (x 2 ) with confidence interval 95% and α = 0,05. Result showed that there were relationship between influence of peer (p = 0,000), relationship between parent and adolescent (p = 0,001), and exposure of pornography (p = 0,000) with premarital sexual behavior. Influence of peer, relationship between parent and adolescent and exposure of pornography are related factors with premarital sexual behavior among adolescents in Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang Kota Manado. Keywords: premarital sexual behavior, adolescent, peer, parent, pornography 1

PENDAHULUAN Remaja adalah fase peralihan antara masa kanak-kanak dan masa tumbuh dewasa, baik secara fisik, akal, kejiwaan, sosial dan emosional (Asmani, 2012). Monks (2002) mengklasifikasi fase remaja ke dalam tiga tahap, yaitu remaja awal (12-15 tahun), remaja pertengahan (15-18 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun). Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah remaja di dunia ini diperkirakan berjumlah 18% dari jumlah penduduk dunia atau sebanyak 1,2 milyar penduduk (Kemenkes RI, 2015). Indonesia sendiri jumlah remaja berdasarkan sensus penduduk 2010 adalah kurang lebih 63,4 juta jiwa atau sekitar 27,6% dari total penduduk Indonesia (BKKBN, 2011a). Youth Risk Behavior Survei (YRBS) melakukan survei secara nasional di Amerika Serikat pada tahun 2006 mendapati bahwa 47,8% pelajar yang duduk di kelas 9-12 telah melakukan hubungan seks pranikah dan 35% pelajar SMA telah aktif secara seksual (Damanik, 2012). Di Amerika Serikat juga dilaporkan adanya 500.000 remaja hamil setiap tahunnya yang 70% diantaranya belum menikah (Sarwono, 2012). Hasil survei Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di kota-kota besar di Indonesia menunjukkan kejadian seks pranikah di Surabaya mencapai 54%, di Bandung 47% dan Medan 52%. Sekitar 51% remaja di wilayah Jabodetabek ditemukan sudah tidak perawan. Terdapat 4% responden mengaku telah melakukan hubungan seksual sejak usia 16-18 tahun dan 16% melakukan pada usia 13-15 tahun (BKKBN, 2011b). Data dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kota Manado dalam penelitian kepada remaja berusia 14-19 tahun di tahun 2014 menyebutkan bahwa dari 121 remaja perempuan, sebanyak 6,8% melakukan masturbasi, 67,3% pernah berciuman, 14,3% pernah saling memberi rangsangan dan 6,8% pernah berhubungan seksual. Sebanyak 147 remaja laki-laki yang diteliti, 67,8% telah melakukan masturbasi, 62,8% pernah berciuman, 36,4% pernah saling member rangsangan dan 25,6% pernah berhubungan seksual (BTKLPP, 2014). Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Terdapat beragam bentuk tingkah laku seksual, mulai dari berciuman, necking, meraba bagian sensitif, saling menggesek-gesekkan bagian sensitif, hingga hubungan seksual (Sarwono, 2012). Perilaku seksual pada remaja 2

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengaruh teman sebaya, hubungan dengan orang tua dan paparan media pornografi. Penelitian yang dilakukan oleh Maryatun (2013) menemukan remaja yang mendapatkan peran teman sebaya dalam informasi seksualitasnya akan berpeluang 20 kali lebih berisiko melakukan perilaku seksual pranikah. Peranan keluarga juga mempunyai pengaruh, dimana semakin tinggi peran keluarga pada remaja, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan sebaliknya (Darmasih, 2009). Psikolog Ike R. Sugianto yang dikutip dalam Asmani (2012) mengemukakan bahwa kelainan seksual pada anak merupakan efek psikologis dari mengakses materi pornografi dari internet. Hasil survei awal yang dilakukan kepada beberapa remaja di Kelurahan Lawangirung menunjukkan perilaku seksual pranikah yang cenderung berisiko. Sebagian besar remaja menjawab telah sampai pada tahap berpelukan dan berciuman dan ada pula remaja yang menjawab telah berhubungan seksual. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja pada remaja di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang Kota Manado. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat survei analitik dengan desain cross-sectional study. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Lawangirung pada bulan Juli-September 2016. Populasi adalah seluruh remaja berusia 15-21 tahun di Kelurahan Lawangirung. Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus Lameshow dan diperoleh 97 sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dengan kuesioner sebagai instrumen pengambilan data. Dilakukan analisis univariat dan bivariat dan uji statistik yang digunakan adalah chi-square (x 2 ) dengan confidence interval 95% dan nilai α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur dan pendidikan dapat dilihat pada tabel 1: Tabel 1. Distribusi karakteristik responden Karakteristik Responden n % Jenis Kelamin Laki-laki 40 41,2 Perempuan 57 58,8 Umur (Tahun) Remaja Pertengahan (15-17) 45 46,4 Remaja Akhir (18-21) 52 53,6 Pendidikan SMA 71 73,2 Perguruan Tinggi 26 26,8 3

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa sebanyak 40 responden (41,2%) berjenis kelamin laki-laki dan 57 responden berjenis kelamin perempuan (58,8%). Berdasarkan karakteristik umur, sebanyak 45 responden (46,4%) merupakan kelompok remaja pertengahan atau 15-17 tahun dan 52 responden (53,6%) merupakan kelompok remaja akhir atau 18-21 tahun. Persentase terbesar responden jenjang pendidikan terakhirnya adalah SMA yakni sebanyak 71 responden (73,2%) dan yang duduk di perguruan tinggi berjumlah 26 responden (26,8%). Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan variabel penelitian Variabel n % Perilaku seksual pranikah Berisiko 71 73,2 Kurang berisiko 26 26,8 Pengaruh teman sebaya Kurang baik 47 48,5 Baik 50 51,5 Hubungan orang tua-remaja Kurang baik 52 53,6 Baik 45 46,4 Paparan media pornografi Sering 51 52,6 Kurang 46 47,4 Tabel 2 menunjukkan perilaku seksual pranikah responden sebagian besar (73,2%) atau sebanyak 71 responden berisiko dan hanya 26 responden (26,8%) yang memiliki perilaku seksual kurang berisiko. Distribusi responden berdasarkan pengaruh teman sebaya dalam tabel 2 terlihat bahwa responden yang mendapat pengaruh baik dari teman sebaya berjumlah 50 responden (51,5%) dan responden yang mendapat pengaruh kurang baik dari teman sebaya sebanyak 47 responden (48,5%). Berdasarkan distribusi hubungan orang tua-remaja bisa dilihat bahwa sebagian besar (53,6%) atau 52 responden memiliki hubungan kurang baik dengan orang tua dan 45 (46,4%) responden memiliki hubungan baik dengan orang tua. Distribusi responden berdasarkan paparan media pornografi menunjukkan sebanyak 51 responden (52,6%) sering terpapar media pornografi baik cetak maupun elektronik dan sebanyak 46 responden (47,4%) kurang terpapar dengan media pornografi. 4

Tabel 3. Hubungan antara pengaruh teman sebaya, hubungan orang tua-remaja, dan paparan media pornografi dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang Kota Manado Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Kurang Berisiko Total n % n % n % Pengaruh Teman Sebaya Kurang baik 45 46,4 2 2,1 47 48,5 Baik 26 26,8 24 24,7 50 51,5 Hubungan Orang Tua-Remaja Kurang baik 46 47,4 6 6,2 52 53,6 Baik 25 25,8 20 20,6 45 46,4 Paparan Media Pornografi Sering 50 51,6 1 1,0 51 52,6 Kurang 21 21,6 25 25,8 46 47,4 p value 0,000 0,001 0,000 Berdasarkan hasil uji chi-square yang dilakukan kepada 97 responden, diperoleh hasil p value = 0,000 (p < 0,05), yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah. Kedekatan remaja dengan teman sebayanya cenderung melebihi kedekatan dengan orang tua, sehingga remaja lebih mudah mendapat pengaruh dari teman sebaya. Remaja yang berada dalam lingkungan pergaulan dengan teman sebaya yang memiliki perilaku seksual berisiko menjadi ikut terpengaruh. Sejalan dengan ini, BKKBN (2010) mengemukakan bahwa faktor yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual adalah teman sebaya yang mempunyai pacar, teman setuju dengan hubungan seks pranikah dan teman yang mempengaruhi atau mendorong untuk melakukan seks pranikah. Hasil penelitian ini didukung penelitian Maryatun (2013) di Surakarta. Hasil uji chi square menunjukkan p value = 0,001, yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara peran teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah. Odds Rasio menunjukkan bahwa remaja yang mendapat pengaruh teman sebaya berpeluang melakukan perilaku seksual pranikah 19.727 kali lebih besar. Penelitian lainnya oleh Suwarni (2009) di Kota Pontianak menunjukkan hasil yang sama. Berdasarkan hasil uji Product Moment didapatkan p value = 0,0001 yang menunjukkan bahwa pengaruh perilaku teman sebaya berhubungan dengan 5

perilaku seksual remaja dan merupakan faktor yang paling kuat mempengaruhi perilaku seksual remaja. Hasil yang serupa juga diperoleh dari penelitian Dannayanti dkk (2011) di Kota Bukittinggi. Uji chisquare yang dilakukan memperoleh nilai p = 0,004. Peran teman sebaya yang pasif dalam memberikan informasi mengenai kesehatan seksual 2,6 berpeluang berperilaku seksual pranikah berat dibandingkan dengan peran teman sebaya yang aktif. Penelitian ini menemukan adanya hubungan antara orang tua-remaja dan perilaku seksual pranikah, dengan p value = 0,001 (Tabel 3). Remaja yang berada dalam pengawasan orang tua akan cenderung menunda atau bahkan menghindari perilaku seksual berisiko, sedangkan pada remaja tanpa pengawasan orang tua akan melakukan perilaku seksual yang berisiko dan hubungan seksual pertama pada usia lebih dini (Nursal, 2008). Hasil yang mendukung diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Darmasih (2009) di Surakarta. Hasil uji chi square menghasilkan p value = 0,000 yang menunjukkan terdapat hubungan antara peran keluarga dengan perilaku seks pranikah. Hasil yang sama diperoleh dari penelitian Finda dkk (2013) di Kabupaten Situbondo. Hasil uji chi square dengan p value = 0,001 menunjukkan bahwa kontrol orang tua mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja. Banun dan Setyorogo (2013) di Jakarta Timur memperoleh hasil yang serupa, dimana uji chi square menghasilkan p value = 0,04 yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara keharmonisan keluarga dengan perilaku seksual pranikah. Hasil uji statistik antara paparan media pornografi dengan perilaku seksual pranikah remaja diperoleh nilai p 0,000, yang berarti terdapat hubungan antara paparan media pornografi dengan perilaku seksual pranikah remaja (Tabel 3). Perkembangan hormonal pada remaja bersamaan dengan paparan media pornografi mengundang rasa ingin tahu dan keinginan untuk bereksperimen remaja dalam aktifitas seksual. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Soetjiningsih (2008) dalam penelitian kepada 398 remaja yang duduk di bangku SMA di Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa semakin tinggi eksposur media pornografi maka makin tinggi pula perilaku seksual pranikah remaja. Hasil yang sama juga diperoleh Rahyani (2012) di Bali. Nilai OR menunjukkan bahwa keterpaparan konten pornografi cenderung meningkatkan perilaku inisiasi seks pranikah sebesar 5,2 6

kali dibandingkan tidak terpapar pornografi. Penelitian lainnya yang juga mendukung dilakukan oleh Azinar (2013). Uji chi square menghasilkan nilai p = 0,003, yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara akses dan kontak media informasi dengan perilaku seksual pranikah berisiko KTD. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang Kota Manado. 2. Terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan orang tua-remaja dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang Kota Manado. 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara paparan media pornografi dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang Kota Manado. SARAN 1. Bagi pemerintah dan instansi terkait agar bisa memberi perhatian khusus kepada kelompok umur remaja. Program pelayanan kesehatan reproduksi alangkah baiknya bisa direncanakan untuk diberikan kepada remaja. 2. Bagi orang tua agar dapat memberi pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi sejak dini dan mengupayakan komunikasi yang baik dan mengawasi pergaulan remaja. 3. Bagi remaja agar bisa meningkatkan pengetahuan diri mengenai kesehatan reproduksi, menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua dan mampu membatasi diri dalam pergaulan agar tidak terjerumus melakukan perilaku seksual pranikah berisiko. 4. Bagi peneliti selanjutnya agar bisa mengembangkan penelitian mengenai perilaku seksual pranikah pada remaja. DAFTAR PUSTAKA Asmani, J. M. 2012. Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja di Sekolah. Jogjakarta: BukuBiru. Azinar, M. 2013. Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, (online), Vol. 8, No. 2, (http://journal.unnes.ac.id/nju/inde x.php/kemas) Banun, F. O. S. dan Setyorogo, S. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Pranikah 7

pada Mahasiswa Semester V Stikes X Jakarta Timur. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 4(2): 12-9 BKKBN. 2010. Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja. Jakarta: Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi, BKKBN. BKKBN. 2011a. Kajian Profil Penduduk Remaja. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan. (http://www.bkkbn.go.id /litbang/pusdu/) BKKBN. 2011b. Seks Bebas di Kalangan Remaja. (online) (ttp://kepri.bkkbn.go.id/_layouts/ mobile/dispform.aspx?list=8c526 a76-8b88-44fe-8f81-2085df5b7dc7&view=69dc083c- a8aa-496a-9eb7- b54836a53e40&id=130) BTKLPP. 2014. Kajian Perilaku Seksual Remaja Kota Manado Tahun 2014. Manado: Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit. Damanik, Hotmelia. 2012. Pengaruh Paparan Media Internet dan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja SMA XYZ tahun 2012. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Studi Magister FKM Universitas Sumatera Utara. Dannayanti, Y., Lestari Y., Ramadanti M. 2011. Peran Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Siswa SLTA Kota Bukittinggi. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 6(l): 24-7 Darmasih, R. 2009. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah. Finda A. C. P., Notobroto, H. B. 2013. Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja yang Bertunangan. Jurnal Biometrika dan Kependudukan. 2(2): 140-7 Kemenkes RI. 2015. Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (online) (http://www.depkes.go.id/downlo ad.php?file=download/pusdatin/in fodatin%20reproduksi%20remajaed.pdf) Maryatun. 2013. Peran Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual Pra Nikah Pada Remaja Di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. 8

Jurnal GASTER STIKES Aisyiyah Surakarta, Vol. 10, No. 1, 39-47 (online) (http://www.jurnal.stikesaisyiah.ac.id/index.php/ ) Monks, F. J. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Nursal, D. G. A. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Murid SMU Negeri di Kota Padang Tahun 2007 Jurnal Kesehatan Masyarakat, (online), Vol. 2, No. 2 (http://jurnal.fkm. unand.ac.id/index.php/ ) Rahyani, K. Y., Utarini, A., Wilopo, S. A., Hakimi, M. 2012. Perilaku Seks Pranikah Remaja. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 7(4): 180-185 Sarwono, S. W. 2012. Psikologi Remaja edisi revisi. Jakarta : Rajawali Pers. Soetjiningsih, C. H. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja. Disertasi tidak diterbitkan. Jogjakarta: Program Pendidikan Doktor Psikologi Universitas Gadjah Mada. Suwarni, L. 2009. Monitoring Parental Dan Perilaku Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual Remaja SMA Di Kota Pontianak. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, (online), Vol. 4, No. 2 (http://ejournal. undip.ac.id/index.php/) 9