TELISIK. WAHANA PENGABDIAN MANGUNAN GIRIREJO: Sejarah dan Perkembangannya. Zaenudin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan ketersediaan sumber daya

KEBUN PENDIDIKAN, PENELITIAN, DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN (KP4) UNIVERSITAS GADJAH MADA: Menelisik Perkembangan Kelembagaan Berdasar Arsip.

PROYEK AIR MINUM LERENG MERAPI MENGENTASKAN WARGA DARI KESULITAN AIR BERSIH. Isti Maryatun

BUPATI BINTAN PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN KEPADA CAMAT

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KERJASAMA PEMANFAATAN HUTAN LINDUNG

PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016

NOMOR : 10 TAHUN 1989 (10/1989)

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

F. Pendanaan 1. Sumber Dana Terdapat dua sumber dana yang dikucurkan oleh tingkat universitas ke tingkat program studi, yaitu dana yang bersumber

batasan penelitian, dan sistematika penelitian. wajib turut serta dalam mencapai cita-cita konsitusi Negara Kesatuan Republik

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 68 Tahun : 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D NO. 11

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PENYALURAN TUNJANGAN KEHORMATAN PROFESOR.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 18 TAHUN 1995 TENTANG

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 205/P/SK/HT/2007

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk pembangunan apabila dikelola dengan baik. Salah satu modal

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

KEPALA DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA PULUTAN KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 138/P/SK/HT/2011

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 1981 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

Senat Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 30 NOMOR 30 TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Institut Seni Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah di Indonesia memperoleh hak untuk melakukan otonomi daerah

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 71 Tahun : 2016

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berpaham walfare state, Negara Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 115/P/SK/HT/2004 TENTANG KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN TUGAS SATUAN KEAMANAN KAMPUS

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, ENERGI, DAN SUMBER DAYA MINERAL

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 8 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 8

PROGRAM BANTUAN PENGHIJAUAN DAN REBOISASI Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 1976 Tanggal 1 April 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

ASPEK HUKUM DAN TATA LAKSANA KANTOR HUKUM DAN ORGANISASI

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

Menilik Sejarah Lahirnya RSUP Dr. Sardjito. Herman Setyawan

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MATARAM NOMOR 1333/UN18/LK.00.04/2012 Tanggal 31 Januari 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KERJASAMA UNIVERSITAS MATARAM

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

TIM PENYUSUN ATURAN BIDANG KERJASAMA SEKOLAH PASCASARJANA UGM

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT ILMU PEMERINTAHAN

BAB II GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Pada tanggal 4 Juli 1952, di hadapan Notaris Soetan Pane Paruhum di Medan

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 665/Kpts-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI MENTERI KEHUTANAN,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

dan Kesehatan Hewan Provinsi Gorontalo; LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 19 TAHUN 2005 SERI D

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 61/KPTS/1981 TENTANG

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia saat ini tengah menghadapi sebuah kondisi krisis pangan seiring

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1976 TENTANG PROGRAM BANTUAN PENGHIJAUAN DAN REBOISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

8. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 36 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa;

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BAB I PENDAHULUAN. tertua di Indonesia yang berdiri sejak 19 Desember Pada saat didirikan,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR: TENTANG PENGGELOLAAN KEUANGAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PERGURUAN TINGGI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1977 TENTANG PROGRAM BANTUAN PENGHIJAUAN DAN REBOISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 2 Tahun : 2011 Seri : D

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN 2018

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

Bagian Kesatu Kepala Balai Pasal 94 (1) Kepala Balai mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kegiatan teknis operasional Dinas

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 24 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

Transkripsi:

TELISIK WAHANA PENGABDIAN MANGUNAN GIRIREJO: Sejarah dan Perkembangannya 1 Zaenudin Perguruan Tinggi dan Tridharmanya Salah satu tugas pokok negara sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 adalah mencerdaskan k e h i d u p a n b a n g s a. W u j u d pelaksanaan tugas tersebut adalah negara membentuk satuan-satuan pendidikan secara berjenjang. Salah satunya adalah satuan pendidikan tinggi yang merupakan satuan pendidikan lanjutan dari satuan pendidikan menengah atau lanjutan (SMU/SMA/SLTA). Perguruan tinggi sebagai satuan pendidikan tertinggi memikul amanah pendidikan yang biasa disebut dengan istilah tridharma perguruan tinggi. Kata tridharma berasal dari kata tri yang berarti tiga dan dharma yang berarti kewajiban. Sehingga tridharma perguruan tinggi diartikan sebagai tiga kewajiban lembaga perguruan tinggi. Ketiga tugas perguruan tinggi adalah dharma pendidikan/ pengajaran, dharma penelitian, dan dharma pengabdian p a d a m a s y a r a k a t (www.kamus.ugm.ac.id/jowo.php.) Proyek Mangunan Girirejo dan Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi juga memikul tiga dharma tersebut. Salah satu d h a r m a n y a a d a l a h d h a r m a pengabdian pada masyarakat, dimana untuk melaksanakan kegiatan pengabdian, perguruan tinggi tersebut biasanya dibentuk unit atau lembaga pengabdian masyarakat. UGM juga membentuk lembaga tersebut, yaitu pada tanggal 26 Januari 1960 dengan nama Persatuan Seksi-Seksi Pembangunan Masyarakat (PSPM) UGM, melalui Surat Keputusan Presiden UGM No. 225/SN/I/1960. PSPM UGM didirikan dengan t u j u a n s u p a y a U G M d a p a t mengabdikan secara langsung kepada masyarakat hasil-hasil ilmu pengetahuan dan penelitian yang dibina dan ditumbuhkembangkan untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur berdasar Pancasila. Sementara itu tugas PSPM UGM adalah melaksanakan kegiatan pengabdian serta mengkoordinir k e g i a t a n p e n g a b d i a n p a d a 1 Arsiparis Arsip UGM 50

masyarakat dari fakultas dan badan perlengkapan lain di lingkungan UGM. Adapun sasaran PSPM UGM a d a l a h m e m b a n t u u s a h a pembangunan masyarakat khususnya masyarakat pedesaan. Salah satu bentuk pelaksanaan dharma pengabdian sebagaimana tercantum dalam tujuan, tugas, dan sasaran di atas, PSPM UGM membentuk daerah binaan. Daerah binaan tersebut ada yang bersifat tidak tetap dan ada yang bersifat tetap. Daerah binaan tidak tetap yang dikelola PSPM UGM tersebar di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Propinsi Jawa Tengah. Sementara daerah binaan tetap yang dikelola PSPM UGM berlokasi di Desa Mangunan dan Desa Girirejo, wilayah Kabupaten Bantul. Sejarah Wahana Pengabdian Mangunan Girirejo Mangunan Girirejo adalah area yang dikelola UGM untuk wahana pembangunan dan pengabdian kepada masyarakat. Area seluas kurang lebih 157 hektar tersebut terletak di dua desa, yaitu: Desa Mangunan Kecamatan Dlingo dan Desa Girirejo Kecamatan Imogiri. Keduanya masuk wilayah Kabupaten Bantul. Secara topografis, lahan di kawasan ini mempunyai ketinggian 70 290 m di atas permukaan air laut. Kawasan ini terdiri atas dua igir (pematang yang cekung dan runcing) dengan lembah sempit di bagian tengah yang membujur dari barat ke timur. Panjang lahan kurang lebih 2,25 km dan lebar lahan berkisar antara 0,5 1 km. Secara hidro topografis kawasan ini membentuk sebuah catchment area dengan pelepasan air melalui Sungai Sili. Tonggak awal proyek Mangunan Girirejo dimulai dari didirikannya PSPM UGM pada tanggal 1 Januari 1960. Lembaga tersebut dibentuk dengan maksud agar UGM dapat turut serta menyumbangkan dharma baktinya dalam melaksanakan pembangunan semesta masyarakat dengan jalan membaktikan hasil ilmiahnya baik bagi pembangunan masyarakat sendiri maupun yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat bersama-sama. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, PSPM UGM mengadakan pembinaan masyarakat di Desa Mangunan dan Girirejo. Di wilayah kedua desa tersebut terdapat tanah milik Sultan Mataram turun temurun seluas 120 hektar, dimana tanah tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tiga tahun sebelumnya, Fakultas Pertanian dan Fakultas Kehutanan UGM bermaksud mendirikan laboratorium lapangan untuk tujuan pendidikan dan praktek bagi 51

mahasiswa. Tempat yang dipilih dan direncanakan adalah Mangunan Girirejo. Dua fakultas tersebut segera menghubungi pemerintah daerah, Dinas Agraria, serta masyarakat setempat, dan semua pihak menyetujui rencana itu, namun karena tidak ada dana akhirnya pendirian laboratorium tersebut tidak dapat dilaksanakan. Pada tahun 1960, ada tawaran k e r j a s a m a d a r i D e p a r t e m e n Transkopemada, agar PSPM UGM menyelenggarakan pilot project pembangunan masyarakat desa di wilayah Gunungkidul. Mula-mula PSPM UGM ragu-ragu menerima tawaran karena belum mempunyai daerah kerja yang tetap. Namun pada akhirnya, tawaran tersebut jadi dilaksanakan setelah disepakati tersedianya lokasi proyek yaitu tanah milik sultan seluas 120 hektar di wilayah Desa Mangunan dan Desa Girirejo. Setelah lokasi proyek tersedia maka pada tanggal 16 Desember 1960 dilaksanakan penandatanganan naskah kerjasama antara Departemen Transkopemada yang diwakili Bapak Achmadi dan UGM yang diwakili oleh Prof. Dr. M. Sardjito selaku rektor. Menurut perjanjian tersebut kerjasama dilaksanakan dalam jangka lima tahun dan dapat diperpanjang. UGM menunjuk PSPM UGM sebagai pelaksana proyek. Ditengah perjalanan muncul kendala bahwa lahan yang ada tidak m e n c u k u p i. U s a h a - u s a h a penambahan lahan segera diupayakan dengan jalan membeli tanah milik penduduk di sekitar lokasi sehingga ada penambahan lahan sekitar 37 hektar. Pembelian tanah dengan jalan pemberian ganti rugi tanah penduduk yang sumber dananya berasal dari Departemen Transkopemeda. P e n a m b a h a n l a h a n t e r s e b u t menjadikan luas lokasi proyek Mangunan Girirejo seluruhnya menjadi 157 hektar. Berbagai perizinan yang diperlukan segera diurus, seperti: izin dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Kehutanan, Dinas Agraria, Pemerintah Propinsi DIY, serta penduduk setempat. Pada akhirnya keluarlah sertifikat tanah tersebut atas nama Universitas Gadjah Mada c.q. PSPM UGM dengan status hak pakai. (SK Kepala daerah DIY No. 3/1967, tanggal 7 Januari 1967). R e n c a n a a w a l s e t e l a h penandatanganan naskah kerjasama pada Desember 1960, kegiatan proyek pembinaan akan dimulai pada tahun 1961. Karena berbagai kesulitan terutama masalah dana, maka kegiatan proyek pembangunan masyarakat di Mangunan Girirejo baru dapat dilaksanakan pada tahun 1962. Sampai dengan tanggal 17 November 1990, Kepala Lembaga 52

Pengabdian Masyarakat (LPM) UGM bersama lima kepala pusat yang ada di bawah LPM memutuskan untuk mengubah nama Proyek Mangunan G i r i r e j o m e n j a d i Wa h a n a Pengabdian Tridharma Mangunan Girirejo LPM UGM. P e r k e m b a n g a n W a h a n a Pengabdian Mangunan Girirejo P e r k e m b a n g a n p r o y e k Mangunan Girirejo selanjutnya sangat dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama adalah perkembangan kelembagaan dari PSPM UGM yang menaungi proyek tersebut. Faktor kedua adalah dana, ada tidaknya dana atau siapa yang menjadi penyandang dananya, juga mempengaruhi perkembangan proyek atau wahana pengabdian ini. Perkembangan w a h a n a M a n g u n a n G i r i r e j o selanjutnya akan diuraikan berdasar perkembangan kedua hal tersebut. Pengelolaan Mangunan Girirejo di Bawah PSPM UGM (1960 1967) Sebagaimana disinggung dalam t u l i s a n s e b e l u m n y a, p r o y e k Mangunan Girirejo diawali dari pembentukan PSPM UGM pada tanggal 26 Januari 1960 melaui SK Presiden UGM No. 225/SN/I/1960. Menjelang akhir tahun 1960, tepatnya t a n g g a l 1 6 D e s e m b e r 1 9 6 0 diadakanlah kerjasama antara 53

Departemen Transkopemada dengan UGM untuk menyelenggarakan proyek penelitian/ percobaan dan p e r c o n t o h a n p e m b a n g u n a n masyarakat desa di Mangunan Girirejo. Tugas tersebut oleh UGM dibebankan kepada PSPM UGM. Semula kegiatan direncanakan dilaksanakan pada tahun 1961, namun karena ada kesulitan dalam pencarian dana proyek baru dapat dilaksanakan pada tahun 1962. Kegiatan-kegiatan telah mulai dilaksanakan, mulai dari membuka poliklinik, membangun rumah p e t e r n a k a n, g u d a n g b i b i t, m e n g g a d u h k a n k a m b i n g, memperbaiki jalan, membuat saluran air, pembrantasan tikus, kursus kader koperasi, serta mengadakan percobaan/penelitian jenis tanaman dan obat-obatan. Pada November 1960 Menteri Koperasi mengadakan kunjungan ke Mangunan Girirejo untuk menyaksikan perkembangan dan memberi amanah kepada segenap masyarakat. Disamping itu pengelola proyek juga mengadakan pameran di Bantul dan Sleman serta mengadakan pemutaran film di Imogiri. Kegiatankegiatan proyek tersebut sempat terhenti, karena pada tahun 1965 D e p a r t e m e n Tr a n s k o p e m a d a dihapuskan, sehingga pelaksanaan perjanjian terhenti pula. Keadaan tanpa dana ini berlangsung hingga tahun 1967. Pengelolaan Mangunan Girirejo di B a w a h B i r o P e n g a b d i a n Masyarakat (Bipemas) UGM (1968 1974) Pada tahun 1968, nama PSPM diganti dengan Bipemas, melalui SK Presidium UGM No. 12 a Tahun 1968. Menurut SK tersebut Bipemas merupakan badan perlengkapan UGM yang mempunyai kegiatan khusus dalam rangka tridharma perguruan tinggi. Bipemas berkedudukan sederajat dengan fakultas atau badan perlengkapan UGM lainnya dan langsung bertanggung jawab kepada rektor. Perubahan ini membawa konsekuensi perubahan pada struktur organisasi proyek Mangunan Girirejo. Dahulu 54

proyek tersebut ditangani langsung oleh PSPM, namun sejak terbitnya SK di atas proyek Mangunan Girirejo diserahkan kepada tim yang diketuai o l e h I r. R. M. Te d j o j u w o n o Notohadiprawiro. Kelanjutan kegiatan-kegiatan proyek tersebut sempat terhenti karena kekurangan dana. Langkah selanjutnya adalah tim menyusun Term of Reference (TOR) yang diajukan kepada Direktorat P e n e l i t i a n d a n P e n g a b d i a n Masyarakat, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Usaha ini membuahkan hasil karena sejak triwulan terakhir tahun 1968 proyek Mangunan Girirejo dapat berjalan lagi setelah mendapat bantuan dana dari Ditjen Dikti. Kucuran dana tersebut berlangsung sampai dengan tahun 1975. Mangunan Girirejo di Bawah L e m b a g a P e n g e m b a n g a n Masyarakat (LPM) UGM (1974 1980) P e r k e m b a n g a n p r o y e k M a n g u n a n s e l a n j u t n y a j u g a dipengaruhi oleh lembaga yang menaunginya. Pada tahun 1974 Rektor UGM mengeluarkan SK No. 20 tahun 1974 tentang Pembentukan Lembaga Pengembangan Masyarakat (LPM) UGM. Dari sisi status dan kedudukan antara Bipemas dan LPM tidak ada bedanya, hanya saja ruang lingkup kerja LPM makin jelas. Ruang lingkup kerja tersebut meliputi: melaksanakan proyekproyek pengembangan masyarakat yang bersifat suplementer (mengisi yang belum diisi pemerintah), atau yang bersifat komplementer (ikut serta bersama pemerintah, atau yang bersifat perintisan (mencoba caracara yang baru atau memperbaiki cara yang lama) yang biasanya didahului dengan survei. Konsekuensi dari pemberlakuan SK tersebut, nama Bipemas diganti dengan LPM. Pada periode ini, tepatnya pada tahun 1976, proyek Mangunan Girirejo mendapat dana dari DIP Pelita UGM, sehingga kegiatannya dapat terus berjalan disamping dari anggaran belanja UGM sendiri sebagaimana ketentuan SK diatas. Mangunan Girirejo di Bawah Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UGM (1980 2000) Pada tahun 1980, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1980 tentang Pokok- Pokok Organisasi Universitas/ Institut Negeri. Dalam PP tersebut tidak lagi dikenal nama Lembaga Pengembangan Masyarakat, tetapi diganti dengan nama Lembaga Pengabdian pada Masyarakat. Nama baru tersebut sering disingkat menjadi 55

LPM. Secara singkatan nama baru dan lama tidak berbeda, namun terminologi yang digunakan berbeda, yang lama memakai terminologi pengembangan sedangkan yang baru m e n g g u n a k a n t e r m i n o l o g i pengabdian. Dibandingkan dengan periode perkembangan sebelumnya, periode ini termasuk yang paling panjang m a s a n y a, d e n g a n d e m i k i a n perkembangan pada masa ini juga relatif lebih banyak. Pada masa-masa awal periode ini tepatnya pada tahun 1983-1984, proyek Mangunan Girirejo tidak lagi mendapat dana DIP Pelita. Untuk kelangsungan kegiatan, ketua LPM UGM mengalihkan dana pengembangan tanaman Legume ke proyek Mangunan Girirejo. Baru pada tahun anggaran 1985/1986 proyek tersebut kembali mendapat dana DIP pelita, walaupun hanya satu tahun. Program pengencangan ikat pinggang yang digulirkan pemerintah pada tahun anggaran 1986/1987 sampai tahun 1989/1990 membuat proyek Mangunan Girirejo terancam. Akibat program tersebut semua proyek pengembangan masyarakat yang berada di bawah koordinasi LPM UGM, termasuk proyek Mangunan Girirejo dihapuskan. Baru pada tahun anggaran 1990/1991, proyek Mangunan menggeliat lagi setelah mendapat alokasi dana rutin dari dana DPP/SPP UGM. Pada periode ini pula terjadi perubahan nama, dari Proyek Mangunan G i r i r e j o m e n j a d i Wa h a n a Pengabdian Tridharma Mangunan Girirejo LPM UGM. Perubahan tersebut diputuskan dalam rapat pimpinan LPM UGM dengan lima kepala pusat yang berada di bawah LPM. `Periode ini juga ditandai dengan berubahnya beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN), salah satunya UGM. Kebijakan baru ini memungkinkan perguruan tinggi yang berubah menjadi PT BHMN mengatur dan mengelola rumah tangganya sendiri, termasuk dalam hal penataan organisasi dan kelembagaannya. Pengaturan kelembagaan yang dilakukan oleh UGM salah satunya adalah menggabungkan Lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat menjadi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Penggabungan tersebut didasarkan pada SK Rektor No. 47/P/SK/HT/2006. Pengelolaan Mangunan Girirejo di Bawah PT Gama Multi Usaha Mandiri (PT. GMUM UGM) (2000 sekarang) Sejak tanggal 5 September 2000, 56

pengelolaan Wahana Pengabdian Tridharma Mangunan Girirejo diserahterimakan dari LPM UGM kepada PT. GMUM. Penyerahan itu didasarkan pada Surat Keputusan R e k t o r U G M N o. 4 3 5 7 / J O. 1 / L K. 0 5. 0 1 / 2 0 0 0. Perubahan pengelola berakibat pula pada perubahan nama, dari Wahana Pengabdian Tridharma Mangunan Girirejo LPM UGM menjadi Gama Giri Mandiri. Kebijakan tersebut berpengaruh pada perubahan fokus tujuan atau sasaran. Pada saat berada di bawah LPM, pengelolaan lahan Mangunan Girirejo difokuskan pada aktifitas sosial, penelitian dan pemberdayaan masyarakat. Setelah berada di bawah PT. GMUM, tujuan yang akan dicapai Gama Giri Mandiri adalah optimalisasi pemanfaatan aset UGM untuk mendukung terwujudnya otonomi kampus. P T. G M U M b e r u s a h a mewujudkan amanah tersebut dengan melakukan beberapa aktifitas berbasis agribisnis diantaranya penyulingan minyak kayu putih, pengembangan bumi perkemahan, pengembangan arena wisata, pembibitan tanaman hias, peternakan ayam potong, pembuatan pakan ternak dan pupuk, serta kerajinan. Berbagai fasilitas juga diadakan s e p e r t i p e n d o p o, r u m a h peristirahatan, dan sarana MCK (mandi, cuci, kakus). Bahkan PT. GMUM juga sudah memasang tarif biaya dan melakukan publikasi atau promosi. Sumber: 1. LPM UGM, Konsep Sejarah P e r k e m b a n g a n W a h a n a Pengabdian Tri Dharma Mangunan Girirejo LPM UGM: 1992. 57

AS/IP.TG.00/15C) 2. Tim Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LPM UGM, Penanganan Sumber- S u m b e r A i r d i Wi l a y a h Mangunan Girejo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY: 1998. (Khazanah Arsip AS3/OA.PY.03/75) 3. Laporan Tahunan UGM Tahun P e n g a j a r a n 1 9 6 0 / 1 9 6 1. AS/OA.LR.02/10) 4. Laporan Tahunan UGM Tahun P e n g a j a r a n 1 9 6 2 / 1 9 6 3. AS/OA.LR.02/13) 5. Laporan Tahunan UGM Tahun P e n g a j a r a n 1 9 6 4 / 1 9 6 5. AS/OA.LR.02/11) 6. Leaflet Gama Giri Mandiri (Khazanah Arsip AS5/IP.LU/3) 7. Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1980 tentang Pokok- P o k o k O r g a n i s a s i Universitas/Institut Negeri AS/SC.PM/1.16) 8. SK Rektor UGM No. 20 tahun 1974 tentang Pembentukan L e m b a g a P e n g e m b a n g a n Masyarakat UGM (Khazanah Arsip AS/OA.SK.05/41) 9. SK Presidium UGM No. 12 a Ta h u n 1 9 6 8 T E N TA N G Pembentukan Biro Pengabdian Masyarakat UGM (Khazanah Arsip AS/OA.AK.05/68.10) 10. SK Rektor No. 47/P/SK/HT/2006 tentang Pembentukan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM AS/OA.AK.05/06.31) 11. www.gamamulti.com/gama-girimandiri 12. www.lppmugm.ac.id/profillppm-ugm/ 13. www.kamus.ugm.ac.id/jowo.php 58