92 Hidayah Armanda Sari Nasution, et al

dokumen-dokumen yang mirip
2015 KEMAMPUAN PRAKTIK PESERTA DIDIK SEBAGAI PUBLIC AREA ATTENDANT DI LABORATORIUM SMK NEGERI 15 BANDUNG

Kemampuan Praktik Vol II No.2 Desember

102 Indri Ayu Lestari, et al

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan adanya peluang kerja tenaga terampil di bidang jasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

Penguasaan Pengetahuan Vol II No.1 April

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Perkembangan pariwisata diindonesia tidak bisa dilepaskan dari peran

Peningkatan Penguasaan Vol II No.1 April

2015 PENINGKATAN PENGUASAAN PENGETAHUAN PUBLIC AREA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PROYEKSI PADA PESERTA DIDIK DI SMK NEGERI 15 BANDUNG

BAB II URAIAN TEROITIS. dekorasi dengan tujuan agar hotel tersebut tampak rapi, bersih, menarik dan

Pengaruh Pendekatan Pelatihan Berbasis Kompetensi Terhadap Kemampuan Praktek Making Bed dalam Pembelajaran Room Section di SMK Akomodasi Perhotelan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

Jurnal FamilyEdu Analisis Kemampuan Psikomotor... 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Department, Purchasing Department, dan Security Department.

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...4 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...

PENDAPAT PESERTA DIDIK TENTANG HASIL BELAJAR PARIWISATA DI SMK NEGERI 3 CIMAHI

BAB II URAIAN TEORITIS. 2.1 Pengertian Houseekeping Department Secara Umum. Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah,wisma,hotel dan to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB I PENDAHULUAN. Indri Ayu Lestari, 2015 ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK GENERAL CLEANING PUBLIC AREA SECTION DI EDOTEL SMKN 9 BANDUNG

Pelatihan Product Knowledge Di Bidang Perhotelan

BAB II URAIAN TEORITIS

PENERAPAN TEORI SAUCE PADA PRAKTIK PEMBUATAN SAUCE UNTUK APPETIZER OLEH SISWA SMK NEGERI 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB II URAIAN TEORITIS

TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN

BAB I PENDAHULUAN. saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Hotel adalah salah satu badan

2015 ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK MAKE-UP ROOM OLEH PESERTA DIDIK DI EDOTEL SMK NEGERI 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Pariwisata merupakan penghasil devisa negara terbesar

Pendapat Peserta Didik Tentang Pelaksanaan Praktek Room Section dengan Pendekatan Pelatihan Berbasis Kompetensi di SMK

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang B. Ruang Lingkup C. Rumusan Masalah D. Tujuan E. Manfaat F. Tinjauan Pustaka...

PENGARUH PENDEKATAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KEMAMPUAN PRAKTEK MAKING BED DALAM PEMBELAJARAN ROOM SECTION DI SMK AKOMODASI PERHOTELAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG HOUSEKEEPING. Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping ( to

BAB II URAIAN TEORITIS

2015 PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENGUASAAN KOMPETENSI HOUSEKEEPING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI HOTEL

PERALATAN DAN SISTEM PERANGKAT KEBERSIHAN BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Peralatan Dan Sistem Perangkat Kebersihan Bangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II URAIAN TEORITIS. bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan dan minuman serta

MANFAAT HASIL BELAJAR MENGOLAH STOCK, SOUP DAN SAUCE PADA KESIAPAN UJI KOMPETENSI HIDANGAN KONTINENTAL SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Data Peserta Didik Kelas XII AP SMKN 9 Bandung No Kelas Jumlah 1 XII AP XII AP 2 35

Penguasaan Pengetahuan Vol II No.1 April

Jurnal FamilyEdu 56 Lu luwatin R A et al

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

AKOMODASI PERHOTELAN JILID 3

ISSN : e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.3 Desember 2015 Page 2504

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. besar sehingga menjadikannya sebagai salah satu industri dengan pertumbuhan

MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX DAN TORTEN PADA PRAKTIK CAKE SHOP SISWA SMKN 3 BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

MANFAAT KOMPETENSI MELAKUKAN KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN JASA PADA PRAKTIKUM MENYEDIAKAN LAYANAN MAKANAN DAN MINUMAN DI RESTORAN

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN CLEANING SERVICE RUMAH SAKIT OTORITA BATAM

PENERAPAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA PRAKTEK MANAJEMEN USAHA BOGA

BAB II LANDASAN TEORI

2016 PENDAPAT MAHASISWA TENTANG MANFAAT PRAKTIK PENATAAN KAMAR TAMU DI ISOLA RESORT MEETINGS SERVICE

PENGETAHUAN PERALATAN PENGOLAHAN MAKANAN SEBAGAI KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA SMK PARIWISATA TELKOM BANDUNG

ANALISIS KESULITAN BELAJAR ILMU GIZI KELAS X PATISERI DI SMK NEGERI 9 BANDUNG

KERANGKA ACUAN KERJA PENGADAAN ALAT DAN CHEMICAL KEBERSIHAN STASIUN (ON STASIUN CLEANING) TAHUN 2018

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB : II URAIAN TEORITIS. dapat diartikan sebagai pemeliharaan atau pengaturan rumah. Sebelum ada inn, hotel,

BAB I PENDAHULUAN. pemotongan/pemungutan mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik

MODEL PENILAIAN KEAHLIAN TATA BUSANA BERBASIS STANDAR KOMPETENSI NASIONAL DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KERANGKA ACUAN KERJA PENGADAAN ALAT DAN CHEMICAL KEBERSIHAN STASIUN (ON STASIUN CLEANING) TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. kearah pemenuhan kebutuhan lainnya seperti makan, minum, rekreasi, olahraga,

Pendidikan Nasional merupakan sarana yang efektif untuk memajukan. bangsa, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang

PENERAPAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR MAKE UP ROOM OLEH ROOMBOY DI HOTEL DAIMA PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Restu Pangasih, 2013

PROSEDUR PELAYANAN KAMAR TAMU OLEH ROOM ATTENDANT DI HOTEL GRAND ORCHID SOLO

Peran Trainee Room Attendant Dalam Membersihkan President Suite Room Di Amaroossa Bandung

BAB III PROSEDUR PELAYANAN KAMAR TAMU

STANDAR OPERATING PROCEDURE CLEANING SERVICE

MANFAAT HASIL BELAJAR MAKANAN PENUTUP (DESSERT) PADA UJI LEVEL SISWA SMK NEGERI 3 CIMAHI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK KEJURUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal FamilyEdu. Penguasaan Pengetahuan Pembuatan Batik Tulis Pada Peserta Didik SMKN 14 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut sumber daya

PENERAPAN METODE PRAKTIK DALAM PEMBELAJARAN TATA GRAHA. Oleh : SM Zanariah Yahya. MM ABSTRAK

PENGGUNAAN PERALATAN KEBERSIHAN KAMAR VACUUM CLEANER DI BAGIAN HOUSEKEEPING ARION SWISS-BELL HOTEL BANDUNG

INSTRUKSI KERJA SHAMPOOING CARPET Nomor IK-HK Disetujui : Revisi 01 Tanggal 01 Juni 2009

PELAYANAN HOUSEKEEPING DALAM MENINGKATKAN TINGKAT HUNIAN KAMAR DI GRANDIA HOTEL BANDUNG

MODEL PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI KOLABORASI SMK PRODUKTIF BERBASIS RESEARCH

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI HOUSEKEEPING DEPARTMENT

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam

STUDI EKSPLORASI SARANA PRASARANA PRAKTIK DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI HASIL PRAKERIN SISWA SMK TERHADAP KESIAPAN KERJA SEBAGAI COOK HELPER

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai perjalanan wisata yang bertitik tolak dari pemikiran bahwa

TINJAUAN PENANGANAN TAMU OLEH ORDER TAKER DI GRAND HOTEL LEMBANG. REVIEW HANDLING GUEST REQUEST BY ORDER TAKER IN GRAND HOTEL LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin oleh

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai pribadi, maupun sebagai anggota keluarga, masyarakat, ataupun sebagai pekerja.

Lampiran RKS Nomor : 003/LL/SAR/KCI/XI/2017, tanggal 27 Nopember 2017 DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA SATUAN

PENGETAHUAN MAHASISWA TENTANG METODA PENELITIAN PENDIDIKAN TATA BOGA SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari manusia dan hanya dapat dikelola dan diselesaikan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

Transkripsi:

92 Hidayah Armanda Sari Nasution, et al Vol II No.2 Desember 2016 Kemampuan Praktik Peserta Didik Sebagai Public Area Attendant Di Laboratorium SMK Negeri 15 Hidayah Armanda Sari Nasution 1, Neni Rohaeni, Isma Widyati 1 Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Departemen PKK FPTK UPI smanda47@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya praktik public area di sekolah yang sangat berpengaruh pada kesiapan peserta didik ketika melaksanakan praktik industri di lapangan yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan hasil praktik. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran kemampuan praktik peserta didik sebagai public area attendant di laboratorium SMK Negeri 15 Bandung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan sampel total sebanyak 30 peserta didik kelas X SMK Negeri 15 Bandung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes kinerja dan observasi untuk menggambarkan kemampuan peserta didik pada saat melaksanakan praktik public area. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan praktik public area seluruh peserta didik kelas X AP 6 sudah berada di atas nilai KKM. Pada aspek persiapan kurang dari setengahnya peserta didik berada pada kategori tinggi, aspek pelaksanaan setengahnya peserta didik pada kategori tinggi, dan aspek hasil praktik lebih dari setengahnya berada pada kategori tinggi. Rekomendasi diajukan pada peserta didik kelas X AP 6 di SMK Negeri 15 Bandung diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kemampuan praktik sebagai public area attendant yang dimulai dari aspek persiapan, pelaksanaan, dan hasil praktik. Kata Kunci: Kemampuan, Public Area Attendant PENDAHULUAN Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak, mulia, serta keterampilan hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK berisi mata pelajaran wajib, Dasar Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri. Mata pelajaran Dasar Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya. SMK mempunyai beberapa kelompok, salah satunya yaitu SMK Kelompok Pariwisata. SMK Kelompok Pariwisata mempunyai beberapa bidang keahlian. Salah satu bidang keahliannya yaitu bidang keahlian Pariwisata dan program keahliannya adalah Akomodasi Perhotelan. SMK Negeri 15 Bandung merupakan SMK yang menyediakan program keahlian Akomodasi Perhotelan. Salah satu kompetensi kejuruan dalam program keahlian akomodasi perhotelan yaitu Kompetensi Kejuruan/Housekeeping. Standar kompetensinya yaitu membersihkan lokasi/area dan peralatan dan kompetensi dasarnya adalah membersihkan area kering dan basah. Membersihkan lokasi/area dan peralatan merupakan salah satu kompetensi yang harus ditempuh oleh peserta didik di SMK dalam Program Keahlian Akomodasi Perhotelan sebelum terjun langsung ke lapangan. Public area adalah daerah yang disediakan oleh pihak hotel untuk semua tamu yang menginap atau menggunakan fasilitas hotel (Sofriyanti, 2009 : 5). Daerah ini bebas digunakan oleh seluruh tamu, baik untuk berkumpul, bertemu

Kemampuan Praktik... 93 relasi, maupun untuk membicarakan berbagai masalah. Petugas yang bertanggung jawab terhadap kebersihan dan pemeliharaan public area dan pelaksanaan kerja dan menjalankan pelayanan housekeeping yang nyaman dan menyenangkan terhadap tamu, sesuai dengan standar dan prosedur yang ditentukan yaitu Public Area Attendant. Tanggung jawab bagian public area attendant di dalam gedung hotel antara lain ruang tamu (guest room), gang (corridor), restoran dan tata letak (restaurant and banquet hall), ruang kantor (office), toilet tamu (guest toilet), taman di dalam gedung hotel (in door garden), toilet kariyawan (employee toilet), dan loker kariawan (employee locker). Tanggung jawab public area attendant di luar gedung hotel antara lain taman di luar gedung hotel (out door garden), kolam renang (swimming pool) dan halaman parker (parking area). Program keahlian Akomodasi Perhotelan menyiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang yang berhubungan dengan akomodasi seperti hotel, apartemen dan sarana akomodasi. Kompetensi Membersihkan Area dan Peralatan merupakan salah satu materi program keahlian akomodasi perhotelan yang diberikan kepada peserta didik. Pengertian kompetensi Membersihkan Area dan Peralatan berdasarkan kurikulum SMK (2006) yaitu: Kemampuan yang merupakan perpaduan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) peserta didik terhadap pelajaran tentang memilih dan menata peralatan, membersihkan area kering dan basah, serta menjaga dan menyimpan peralatan pembersih dan bahan kimia pembersih. Kompetensi Membersihkan Lokasi/Area dan Peralatan diberikan kepada peserta didik kelas X, pada semester satu dan dua. Materi kompetensi tersebut terdiri dari teori dan praktik dengan durasi pembelajaran 76 jam dalam satu semester setiap jam pembelajarannya 35 menit. Perbandingan pembelajaran Membersihkan Lokasi/Area dan Peralatan terdiri dari teori 30% dan praktik 70%. Materi belajar Membersihkan Lokasi/Area dan Peralatan membahas tentang memilih dan menata peralatan, membersihkan area kering dan basah, serta menjaga dan menyimpan peralatan dan bahan kimia pembersih. Hasil wawancara dengan guru Public Area di SMK Negeri 15 Bandung, pada saat melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL), bahwa praktik public area mulai dari proses persiapan, pelaksanaan dan hasil praktik yang harus dilaksanakan dengan baik. Pentingnya praktik public area di sekolah sangat berpengaruh pada kesiapan peserta didik ketika melaksanakan praktik industri di lapangan. Masalah yang sering ditemui pada saat pelaksanaan praktik public area yaitu dalam pemilihan bahan pembersih kimia yang pada dasarnya nama-nama pembersih tersebut menggunakan istilah-istilah kimia, sehingga membuat peserta didik sulit untuk menghafal satu per satu. Diharapkan dengan melaksanakan praktik di sekolah ini untuk membantu peserta didik membiasakan diri dengan istilah-istilah kimia yang akan ditemui ketika melaksanakan pembersihan ruangan. Tujuan akhir yang diharapkan oleh guru mata pelajaran Public Area sesudah peserta didik belajar Public Area adalah mampu melaksanakan praktik dengan baik dan memiliki kesiapan pada saat melaksanakan praktik industri di lapangan. Praktik Public Area berhubungan dengan kesiapan peserta didik sebagai tenaga kerja public area attendant. Oleh karena itu, peserta didik harus berupaya dalam meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang

94 Hidayah Armanda Sari Nasution, et al berhubungan dengan Public Area, sehingga akan siap menjadi tenaga kerja Public Area Attendant. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai Kemampuan Praktik Peserta Didik sebagai Public Area Attendant di Laboratorium SMK Negeri 15 Bandung. METODE Metode penelitian merupakan suatu cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah salah suatu bentuk penelitian yang paling dasar ditunjukan untuk menggambarkan fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat ilmiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktifitas, karakteristik, perubahan hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena ini. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa rubrik. Rubrik digunakan untuk menilai kualitas dari kinerja peserta didik. Rubrik menilai dari aspek persiapan, pelaksanaan, dan hasil praktik. Rubrik yang digunakan oleh peneliti untuk menilai kemampuan peserta didik sebagai Public Area Attendant adalah rubrik yang telah dibuat guru di SMK Negeri 15 Bandung. Peneliti mengadopsi indikator-indikator dalam kriteria praktik Public Area Attendant dalam rubrik tersebut untuk menilai kemampuan praktik peserta didik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini mengemukakan tentang Kemampuan Praktik Peserta Didik sebagain Public Area Attendant di Laboratorium SMK Negeri 15 Bandung. Hasil pengolahan data kemampuan praktik sebagai public area attendant pada peserta didik kelas X di SMK Negeri 15 Bandung meliputi aspek persiapan, pelaksanaan dan hasil praktik menunjukkan bahwa seluruhnya (100%) peserta didik berada pada kategori tinggi. Berikut adalah pemaparan pembahasan yang hasil capaiannya telah dijelaskan sebelumnya. Penilaian hasil praktik public area pada peserta didik mencangkup tiga aspek, yaitu : persiapan, pelaksanaan, dan hasil praktik. 1. Aspek Persiapan Praktik Public Area Aspek persiapan adalah tahap pertama peserta didik dalam mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam praktik sebagai public area attendant yang terdiri dari menyiapkan pakaian kerja, kebersihan diri, dan menggunakan pakaian pelindung. Skor maksimal untuk aspek persiapan adalah

Kemampuan Praktik... 95 15 dan hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor keseluruhan peserta didik adalah 13,17. Aspek persiapan pada indikator menggunakan pakaian pelindung memilki skor maksimal 5 dan menunjukkan rata-rata skor tertinggi yaitu 5,0, jika dibandingkan dengan indikator pakaian kerja dan kebersihan diri, maka indikator pakaian pelindung menjadi skor paling tinggi. Rata-rata skor tertinggi ini dapat ditafsirkan bahwa peserta didik memiliki kesiapan dalam penggunaan pakaian kerja dan pihak sekolah juga telah memfasilitasi pakaian kerja yang harus digunakan ketika peserta didik melaksanakan praktik sebagai public area attendant. kesiapan, yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi, menjawab pertanyaan. Pakaian pelindung yang digunakan pada saat melaksanakan praktik sesuai dengan yang dikemukakan oleh Marliana (2010 : 58) diantaranya sepatu dengan ujung tertutup, jas pelindung, gogless/kacamata debu, masker, dan sarung tangan karet. Para peserta didik dengan mudah menyiapkan dan menggunakan pakaian pelindung karena memang sudah disediakan oleh pihak sekolah sehingga peserta didik hanya tinggal menyiapkan dan menggunakannya saja dengan baik. menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya (33,33%) responden mampu menguasai kemampuan praktik sebagai public area attendant pada aspek persiapan meliputi indikator menyiapkan pakaian kerja, kebersihan diri, dan pakaian pelindung, dan setengahnya (50%) responden berada pada kategori sedang, dan kurang dari setengahnya (16,67%) responden berada pada kategori rendah. 2. Aspek Pelaksanaan Identifikasi Tempat yang akan Dibersihkan Aspek identifikasi tempat yang akan dibersihkan merupakan aspek pertama atau kriteria pertama pada aspek pelaksanaan setelah aspek persiapan, meliputi, identifikasi koridor, identifikasi front office, identifikasi tangga, identifikasi toilet. Sepertia yang dikemukakan oleh Hakim (2010 : 16) bahwa sebelum melaksanakan pembersihan, maka lokasi yang akan dibersihkan harus diidentifikasi terlebih

96 Hidayah Armanda Sari Nasution, et al dahulu. Skor maksimal pada aspek ini adalah 18 dan hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor keseluruhan peserta didik adalah 16,60. Skor maksimal 5 dan menunjukkan rata-rata skor tertinggi yaitu 4,17 terdapat pada tiga indikator identifikasi koridor, identifikasi tangga, dan identfikasi toilet. Ketiga indikator tersebut memiliki tingkat kemudahan atau kerumitan yang sama, sehingga pemahaman peserta didik pada saat melaksanakan identifikasi pada tiga tempat menghasilkan penilaian rata-rata yang sama. meniru, yaitu kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang diamatinya walaupun belum mengerti hakikat atau makna dari keterampilan itu. Seperti anak yang baru belajar bahasa meniru kata-kata orang tanpa mengerti artinya. menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya (70%) responden mampu menguasai kemampuan praktik sebagai public area attendant pada aspek identifikasi lokasi yang akan dibersihkan meliputi indikator identifikasi koridor, identifikasi front office, identifikasi tangga, identifikasi toilet dan kurang dari setengahnya (23,33%) responden berada pada kategori sedang, dan kurang dari setengahnya (6,67%) responden berada pada kategori rendah. 3. Aspek Pelaksanaan Menyiapkan Peralatan Pembersih Aspek menyiapkan peralatan pembersih yaitu aspek selanjutnya setelah aspek identifikasi tempat yang akan dibersihkan, meliputi, menyiapkan peralatan pembersih koridor, peralatan pembersih front office, peralatan pembersih tangga dan peralatan pembersih toilet, seperti yang kemukakan oleh Suwithi (2008 : 197) bahwa ada beberapa jenis peralatan pembersih yang dipergunakan sebagai pendukung utama pada housekeeping departement pada saat melakukan perawatan dan pembersihan area hotel yang menjadi tanggung jawabnya, antara lain carry cady, container bin, cleaning cloth, scruber pad, pad scourer, pad boy red, wet coution, window washer, windowwipper, bottle sprayer, double bucket & trolley, floor maintenance machine, brush and long stic, hand brush, pail, toilet bowl brush, public area attendant trolley, lobby duster, floor squeegee dan dust pan and broom. Skor maksimal pada aspek ini adalah 18 dan hasil

Kemampuan Praktik... 97 penelitian menunjukkan rata-rata skor keseluruhan peserta didik adalah 16,23. Aspek pelaksanaan menyiapkan peralatan pembersih koridor memiliki skor maksimal 5 dan menunjukkan ratarata skor tertinggi yaitu 4,17, jika dibandingkan dengan indikator menyiapkan peralatan pembersih front office, tangga dan toilet, maka indikator menyiapkan peralatan pembersih koridor menjadi skor tertinggi. Ini dapat ditafsirkan bahwa peserta didik memiliki kesiapan dan pemahaman dalam menyiapkan peralatan pembersih koridor dengan baik, selain itu sedikitnya peralatan yang harus disiapkan membantu peserta didik dalam menghafal dan menentukan peralatan yang akan digunakan. Dikemukakan oleh Rumekso (204 : 119) bahwa peralatan yang harus disiapkan ketika akan membersihkan koridor yaitu sapu (broom), pengki (dust pan), alat pel (mop), ember (bucket), cleaning cloth, dan sponge. kesiapan yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi, menjawab pertanyaan. menunjukkan bahwa setengahnya (50%) responden mampu menguasai kemampuan praktik sebagai public area attendant pada aspek menyiapkan peralatan meliputi menyiapkan peralatan pembersih koridor, menyiapkan peralatan pembersih front office, menyiapkan peralatan pembersih tangga, menyiapkan peralatan pembersih toilet dan kurang dari setengahnya (20%) responden berada pada kategori sedang, dan kurang dari setengahnya (30%) responden berada pada kategori rendah. 4. Aspek Pelaksanaan Menyiapkan Bahan Pembersih Aspek menyiapkan bahan pembersih yaitu aspek selanjutnya setelah aspek menyiapkan peralatan pembersih, meliputi, menyiapkan bahan pembersih koridor, bahan pembersih front office, bahan pembersih tangga dan bahan pembersih toilet. Skor maksimal pada aspek ini adalah 18 dan hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor keseluruhan peserta didik adalah 15,90. Aspek menyiapkan bahan pembersih tangga memiliki skor maksimal 5 dan menunjukkan rata-rata skor tertinggi yaitu 4,10, jika

98 Hidayah Armanda Sari Nasution, et al dibandingkan dengan indikator menyiapkan bahan pembersih front office, tangga dan toilet, maka aspek menyiapkan pembersih tangga memiliki skor tertinggi. Ini dapat ditafsirkan bahwa peserta didik memiliki kesiapan dan pemahaman dalam menyiapkan bahan pembersih tangga dengan baik, selain itu, sedikitnya bahan yang harus disiapkan membantu peserta didik dalam menghafal dan menentukan bahan yang akan digunakan. Seperti yang dikemukakan oleh Darsono (211 : 41) bahwa pembersih yang digunakan untuk membersihkan lantai tangga yaitu pembersih lantai (Floor cleaner) dan satu ember berisi air sabun (liquid soap). kesiapan yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi, menjawab pertanyaan. menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya yaitu (30%) responden mampu menguasai kemampuan praktik sebagai public area attendant pada aspek menyiapkan bahan meliputi menyiapkan bahan pembersih koridor, menyiapkan bahan pembersih front office, menyiapkan bahan pembersih tangga, menyiapkan bahan pembersih toilet dan kurang dari setengahnya (26,67%) responden berada pada kategori sedang, dan kurang dari setengahnya (43,33%) responden berada pada kategori rendah. 5. Aspek Proses Pelaksanaan Pembersihan Aspek proses pelaksanaan pembersihan yaitu aspek terakhir, meliputi, menyiapkan proses pelaksanaan pembersihan koridor, proses pelaksanaan pembersihan front office, proses pelaksanaan pembersihan tangga dan proses pelaksanaan pembersihan toilet. Skor maksimal pada aspek ini adalah 18 dan hasil penelitian menunjukkan ratarata skor keseluruhan peserta didik adalah 16,23. Aspek pelaksanaan pada indikator proses pembersihan koridor memiliki skor maksimal 5 dan menunjukkan ratarata skor tertinggi yaitu 4,23, jika dibandingkan dengan indikator proses pembersihan front office, tangga dan toilet, maka indikator proses pembersihan koridor memiliki skor paling tinggi. Ini dapat ditafsirkan bahwa peserta didik memiliki kesiapan dan pemahaman dalam melaksanakan

Kemampuan Praktik... 99 pembersihan di koridor, karena kesiapan bahan pembersih dan peralatan pembersih sangat membantu peserta didik dalam pembersihan koridor. adaptasi yaitu seseorang sudah mampu melakukan modifikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan atau situasi tempat keterampilan itu dilaksanakan. menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya (46,66%) responden mampu menguasai kemampuan praktik sebagai public area attendant pada aspek pelaksanaan proses pembersihan lokasi, meliputi pelaksanaan proses pembersihan koridor, pelaksanaan proses pembersihan front office, pelaksanaan proses pembersihan tangga, pelaksanaan proses pembersihan toilet dan kurang dari setengahnya (46,66%) responden berada pada kategori sedang, dan kurang dari setengahnya (6,67%) responden berada pada kategori rendah. 6. Hasil Praktik Aspek terakhir yaitu hasil praktik, aspek ini hanya memiliki satu indicator yaitu bersih, rapi dan wangi menjadi satu indikator. Skor maksimal pada aspek ini adalah 5 dan hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor keseluruhan peserta didik adalah 4,33. Aspek hasil praktik indikator bersih, rapi dan wangi memiliki skor maksimal 5 dan menunjukkan rata-rata skor tertinggi yaitu 4,33, karena hanya ada satu indikator, maka tidak ada perbandingan. Jika dilihat dari skor hasil praktik, sebagian peserta didik telah berhasil mendapatkan skor tinggi pada aspek ini, didukung dari aspek persiapan, pelaksanaan dan akhirnya mendapat nilai baik diaspek hasil praktik. Beberapa peserta didik juga ada yang mendapat nilai lebih rendah karena pada aspek sebelumnya tidak memiliki kesiapan yang baik. menciptakan (origination) di mana seseorang sudah mampu menciptakan sendiri suatu karya. menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya (36,66%) responden berada pada kategori tinggi dan (3,34%) responden yang berada pada kategori rendah, dan lebih dari setengahnya (60%) responden berada pada kategori sedang.

100 Hidayah Armanda Sari Nasution, et al KESIMPULAN Simpulan penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian, hasil pengolahan data dan pembahasan. Kesimpulan umum dari penelitian ini yaitu seluruh peserta didik sudah berada pada kategori tinggi dan di atas KKM dalam pelaksanaan praktik sebagai public area attedant. Dari kesimpulan umum di atas maka terdapat beberapa simpulan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan praktik peserta didik sebagai public area attendant pada aspek persiapan berkaitan dengan menyiapkan pakaian kerja, kebersihan diri, dan menggunakan pakaian pelindung menunjukkan bahwa kurang dari setengah peserta didik berada pada kategori tinggi. Capaian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik masih memiliki kekurangan dalam mempersiapkan praktik dengan baik, sehingga sebagian besar peserta didik berada pada kategori sedang. 2. Kemampuan praktik peserta didik sebagai public area attendant pada aspek pelaksanaan berkaitan dengan mengidentifikasi daerah yang akan dibersihkan, menyiapkan jenis jenis peralatan dan bahan pembersihan, serta proses membersihkan area kering dan basah menunjukkan bahwa setengahnya peserta didik berada pada kategori tinggi. Capaian tersebut menunjukkan bahwa peserta didik telah mampu melaksanakan praktik public area sesuai dengan indikator yang telah ditentukan dengan baik. 3. Kemampuan praktik peserta didik sebagai public area attendant pada aspek hasil praktik berkaitan dengan hasil yang bersih, rapi dan wangi menunjukkan bahwa lebih dari setengah peserta didik berada pada kategori tinggi. Capaian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik menyelesaikan praktik public area cukup baik dan sesuai dengan indikator yang ada. DAFTAR PUSTAKA Ali, M. (1995). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa. Alwi, H. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Amien, M. (1988). Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum Pendidikan IPA Umum Untuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: P2LPTK Depdikbud. Bagyono. (2009). Manajemen Housekeeping Hotel. Bandung: Alfabeta Bloom (1956). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing. New York Darsono, A. (2011). Housekeeping Hotel. Jakarta: PT Grasindo Hakim, L. R. (2010). Modul Public Area. Tidak Diterbitkan. Kurikulum SMK. (2006). DEPDIKBUD. Tidak diterbitkan. Marlina, E. (2010). Modul Housekeeping. Bogor : Yudistira.

Kemampuan Praktik... 101 Rumekso. (2004) Housekeeping Hotel. Yogyakarta: Andi Sardiman, A.M. (2007) Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Karya. Silabus Housekeeping. (2013). SMK Negeri 15. Bandung : Tidak diterbitkan. Sofriyanti, dkk. (2009). Membersihkan Lokasi/Area dan Peralatan. Bekasi : PT Galaxy Puspa Mega. Sudarwan, D. (1994). Transformasi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sulastiyono, A. (2008). Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung: Alfabeta Suwithi, N. W. (2008) Akomodasi perhotelan Jilid 2. Direktorat Sekolah Mengah Kejuruan. Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Tidak diterbitkan.