KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG TERHADAP HASIL BANTINGAN SASAE TSURI KOMI ASHI PADA CABANG OLAHRAGA JUDO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan atlet, baik

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga judo merupakan olahraga kompetitif yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi. Sejumlah atlet mampu memberikan prestasi optimal pada cabang. yang membuat dasar pelatihan menjadi lebih baik.

SURVEY KEKUATAN MENARIK DAN MENDORONG OTOT LENGAN ATLET JUDO PUTRA UPT SMANOR

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

, 2015 HASIL BANTINGAN TEKNIK TSURI GHOSI DIKAITKAN DENGAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG DAN OTOT TUNGKAI PADA CABANG OLAHRAGA JUDO

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kita sangat terbantu dalam

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga judo merupakan olahraga kompetitif yang memberikan kesempatan

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. olahraganya semakin tinggi juga derajat suatu daerah atau Negara. Begitu pun di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian, karena akan

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

terbentuknya perkumpulan-perkumpulan PENDAHULUAN bola atletik dari usia pemula/ dini sampai Atletik merupakan induk dari

KONTRIBUSI KELENTUKAN TUBUH, KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN KAYANG. (Skripsi) Oleh RESTU TRIWIJAYA

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang

PERBANDINGAN LATIHAN SPEED PLAY DAN LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER DI SMAN 4 TAMBUN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

BAB I PENDAHULUAN. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang berasal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kampus III Universitas Negeri Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode deskriptif korelasional, dengan tujuan ingin mengetahui ada

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet PPLP Panahan Jawa Barat sebanyak 12 orang atlet.

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

R3 : Koefisien regresi X3 terhadap Y

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pembangunan Surakarta pada tanggal April 2015 jam WIB selesai.

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

PERBANDINGAN ANTARA LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN GERAKAN BENCH PRESS DAN PUSH UP TERHADAP HASIL TEMBAKAN FREE THROW DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) DAN PEREGANGAN PASIF TERHADAP KELENTUKAN SENDI PANGGUL

KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN, POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG LENTANG LENGAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata (X) dan simpangan baku (s)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh.

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, TINGGI LONCATAN, DAN KECEPATAN REAKSI TERHADAP PUKULAN JUMPING SMASH ATLET PB TULUNGAGUNG

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

Oleh: MUHAMAD ALFIAN Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. ArdhiMardiyantoIndra. P, M.Or.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

Transkripsi:

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN DAN FLEKSIBILITAS PINGGANG TERHADAP HASIL BANTINGAN SASAE TSURI KOMI ASHI PADA CABANG OLAHRAGA JUDO Deni Mudian Pendidikan Jasmani Kesehatana dan Rekreasisi FKIP Universitas Subang A. PENDAHULUAN Olahraga Judo merupakan olahraga kompetitif yang memberikan kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan atlet, baik melalui latihan di klub-klub, maupun organisasi perkumpulan lainnya. Oleh karena itu, perlu ada upaya atau usaha pengembangan melalui berbagai kegiatan pembinaan dalam meningkatkan prestasi atlet. Terdapat 40 macam teknik dasar bantingan dalam judo, dari sekian banyak teknik tersebut penulis bermaksud meneliti salah satu teknik yaitu Sasae Tsuri Komi Ashi sebagai teknik andalan. Sasae Tsuri Komi Ashi merupakan teknik bantingan untuk menyerang lawan dengan cara menarik lawan kearah depan dengan mengganjal pada bagian punggung kaki agar lawan terlempar kedepan. Adapun dasar dari penelitian ini yaitu adanya teori tentang komponen fisik yang berperan besar atas keberhasilan untuk mencapai prestasi dalam olahraga, seperti yang dikemukakan oleh Harsono (1988:100) : Ada empat aspek yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu, latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental. Menurut pengamatan penulis dalam beberapa pertandingan judo teknik sasae tsuri komi ashi jarang digunakan dalam pertandingan, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti faktor apa yang menyebabkan para pejudo jarang menggunakan teknik tersebut. Mungkin jarang digunakannya teknik sasae tsuri komi ashi pada pertandingan judo disebabkan oleh faktor fisik.makadari itu, penulis mencoba meneliti faktor fisik pejudo khususnya terhadap pelaksanaan teknik sasae tsuri komi ashi. Bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi adalah bantingan yang dilakukan dengan menggunakan tarikan lengan yang kuat terhadap lawan dengan fleksibilitas pinggang yang baik, sambil mengganjal dengan telapak kaki pada bagian punggung kaki lawan akan menghasilkan teknik bantingan yang sempurna atau ippon. Menurut kadir (2008:31) : Sasae Tsuri Komi Ashi adalah ketika kaki kanan tori melangkah ke kanan ke sebelah luar kaki uke, tori menarik uke ke depan agar kaki kanan uke maju ke depan, saat kaki kanan uke melayang, kaki kiri tori maju kedepan menahan punggung kaki uke, tori menambahkan tarikan pada lengan kiri uke sambil kaki yang menahan punggung kaki kanan uke, sehingga uke hilang keseimbangan (jatuh). Pada teknik Sasae Tsuri Komi Ashi ini pejudo terlebih dahulu memegang baju dan lengan di dada lawan dengan Tori menarik sambil melangkahkan kaki kanan ke arah serong kanan belakang sehingga kaki Tori berada disebelah luar kaki kiri Uke, kemudian tarikan dilanjutkan sehingga kaki kanan Uke 1

melangkah kedepan dan saat melayang Tori menahan dengan telapak kaki kiri pada punggung kaki.pada saat itu Tori menarik lengan kanan baju Uke kearah samping depan sejauh mungkin sehingga Uke hilang keseimbangan danjatuh kedepan. Ketika posisi Uke sedang melayang, danjatuh dengan amankeposisi jatuh samping kiri, lengan baju sebelah kanan tetap di pegang atau ditarik oleh Tori sebagai kontrol. Penulis ingin mengetahui faktor komponen fisik apa saja yang mempengaruhi dan mendukung keberhasilan bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi tersebut. MenurutKadir faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam teknik sasae tsuri komi ashi adalah kekuatan lengan dan fleksibilitas pinggang (wawancara15 september 2011). Sedangan kekuatan menurut Harsono (1988:176) adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan, Sedangkan fleksibilitas menurut Harsono (1988:163) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Sedangkan, ketika pejudo berhasil melakukan teknik batingan Sasae Tsuri Komi Ashi dengan sempurna dan melayangakan mendapatkan point tinggi yang menghasilkan ippon (nilai tinggi / sempurna). Maka dari itu, penulis tertarik untuk meneliti faktor komponen fisik apa saja yang bisa mendukung keberhasilan menggunakan bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi tersebut. Untuk itu, penulis mencoba mengungkapkan teknik Sasae Tsuri Komi Ashi melalui penelitian yang berjudul Kontribusi Kekuatan Lengan dan Fleksibilitas Pinggang Terhadap Hasil Bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi pada Cabang Olahraga Judo. Pada teknik bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi dibutuhkan komponen fisik dasar yaitu kekuatan pada lengan dan fleksibilitas pada pinggang. Karena semakin baik kekuatan lengan dan fleksibilitas pinggang maka akan sangat berpengaruh pada hasil bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi. Mengenai kekuatan, Harsono (1998:176) menjelaskan bahwa : Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan lengan pejudo dapat membanting lawan, atau menahan apabila memiliki kemampuan untuk mengatasi dan bereaksi terhadap tekanan dari luar. Olahraga judo mengharuskan setiap otot tubuh beradadalamkondisi prima terutama bagian lengan, tungkai, perut dan otot punggung agar atlet dapat tampil secara maksimal. Bompa (1983) yang dikutip Harsono (1988:177) mengemukakan bahwa : strength isdefine as the ability to apply force against resistance. Yang artinya kekuatan didenifisikan sebagai suatu kemampuan otot untuk menerapkan kekuatan terhadap suatu tekanan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil suatu pengertian bahwa inti dari kekuatan adalah kemampuan otot untuk menghasilkan tegangan terhadap tekanan atau beban. Jadi dalam hal ini kekuatan penting sekali dalam cabang olahraga judo khususnya sesuai dengan materi penelitian yakni kekuatan otot lengan. Sebab dalam olahraga judo terdapat istilah menghilangkan keseimbangan dengan cara menarik dan mendorong tubuh lawan dengan tenaga maksimal. 2

Harsono (1988:177) memaparkan tentang kekuatan otot lengan yaitu : kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, disebabkan : 1. Oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. 2. Kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi otot/orang dari kemungkinan cedera. 3. Dengan kekuatan, atlet akan dapat lebih cepat memukul lebih keras, melempar dan membanting lebih efesien, membantu memperkuat fleksibilitas sendi-sendi. Dalam olahraga judo kekuatan lengan sangatlah penting, karena fungsinya untuk menarik dan mendorong, menghilangkan keseimbangan lawan (kuzushi), juga memindahkan atau menarik sebagian atau seluruh tubuh dari satu tempat ke tempat lain. Dengan demikian latihan yang bisa dikembangkan untuk dapat menarik atau mendorong ialah dengan mengontraksikan otot-otot yang berada di sekitar lengan. Untuk melatih kekuatan yang baik maka seorang atlet judo harus meningkatkan kekuatan otot lengannya dengan cara melatih kekuatannya. Harsono, (1988:178) menjelaskan bahwa latihan-latihan yang cocok untuk mengembangkan kekuatan adalah : latihan tahanan (resistence exercise) dimana kita harus mengangkat, mendorong beban atau bobot dari luar (external exercise). Selain kekuatan lengan yang dalam melakukan teknik bantingan dibutuhkan fleksibilitas pinggang yang baik, terutama dalam menunjang bantingan teknik Sasae Tsuri Komi Ashi. Fleksibilitas menurut Harsono (1988:163) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang sendi. Sedangkan menurut Matjan (2005 : 28) adalah Tingkat ruang gerak suatu persendian. Fleksibilitas atau kelenturan menurut Nurhasan dan Cholil (2007:176) adalah kemampuan seseorang untuk menggerakan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam suatu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami atau menimbulkan cedera pada persendian dan otot di sekitar persendian itu. Fleksibilitas pinggang adalah kemampuan otot pinggang untuk melakukan gerakan dalam ruang sendi yang seluas-luasnya. B. METODE PENELITIAN Metode penulis yang digunkan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode tersebut digunakan karena penelitian ini berkaitan dengan perumpamaan informasi yang menggambarkan gejala-gejala yang ada, terutama berkenaan dengan berapa besar kontribusi power tungkai dan kekuatan lengan terhadap hasil bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi pada cabang olahraga judo. Mengenai metode deskriptif oleh Surachmand (1990:131) yaitu : Penelitian bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Karena banyak sekali ragam penelitian demikian, metode deskriptif merupakan istilah umum yang mencangkup teknik deskriptif. 3

Diantara penyelidikan dengan teknik survey, angket, interview, observasi, atau teknik tes, studi kasus, studi komprehensif atau operasional. Pendapat di atas menggambarkan sifat dari metode deskriptif selain untuk mengumpulkan informasi atau juga data deskriptif bertujuan pada pemecahan masalah yang ada masa sekarang dan pada masalah yang aktual. Oleh karena itu, metode pada penelitian ini adalah deskriptif dengan korelasional. Mengenai langkah pelaksanaan metode deskriptif, Surachmad (1985) mengatakan: tidak terbatas hanya sampai pengumpulan dan pengolahan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, maka berikut ini terdapat langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengukuran kekuatan lengan sampel 2. Pengukuran fleksibilitas pinggang sampel 3. Melakukan tes bantingan Data yang diperoleh dari hasil tes masih merupakan data mentah yang harus diolah sehingga data tersebut mempunyai arti. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1. Mengumpulkan data 2. Menyusun dan mengolah data 3. Menganalisa data 4. Menafsirkan data 5. Menyusun kesimpulan C. POPULASI DAN SAMPEL Sebagai fakta yang akan diteliti, maka dalam penelitian ini penulis melibatkan populasi dan sampel. Dari populasi dan sampel inilah penulis selanjutnya akan mendapatkan data serta keterangan yang akan dijadikan sebagai informasi jawaban terhadap permasalahan penelitian. Populasi penelitian merupakan seluruh objek penelitian atau keseluruhan dari objek yang diselidiki, yang dapat memberikan informasi atau fakta yang dihadapi, Sudjana (2005: 6) menjelaskan bahwa : Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukiran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan suatu keseluruhan objek penelitian baik yang berupa benda hidup, seperti manusia, benda mati, atau berupa gejala maupun peristiwa-peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data dengan memiliki berbagai karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan cabang olahraga judo FPOK UPI Bandung. Agar penelitian menjadi lebih efektif dan efisien, jika jumlah populasi 4

terlalu besar, maka kita dapat mengambil sebagian dari populasi itu yang dapat mewakili keseluruhan populasi dan kemudian disebut sampel. Untuk mendapatkan suatu fakta yang akurat, maka diperlukan adanya sumber data yang sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Sumber data tersebut merupakan populasi dan sampel yang sifat dan karakteristiknya sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Adapun pengertian sampel menurut Arikunto (2006:131) menjelaskan bahwa : Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Untuk mengetahui besar kecilnya sampel penelitian, Arikunto (2006:134) menjelaskan sebagai berikut : Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari seratus orang lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, dana, dan tenaga. Jumlah sampel yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu sebanyak 20 orang yang diambil dengan teknik purposive sampel. Kaitannya dengan sampel tersebut, Arikunto (2006: 139-140) menjelaskan bahwa: Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Jadi purposive sampel adalah suatu metode pengambilan sampel yang tidak acak, akan tetapi sampel dipilih berdasarkan tujuan dan dilakukan karena adanya pertimbangan tertentu. Adapun tujuannya yaitu sampel adalah mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan cabang olahraga judo yang menguasai bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi. Sedangkan yang menjadi pertimbangannya dalam penelitian ini yaitu berdasarkan petimbangan keterbatasan waktu, tenaga dan dana. D. INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen yang digunakan harus sesuai dengan pertanyaan penelitian. Artinya instrumen yang digunakan harus dapat mengukur sesuatu yang ingin diukur. Tentang hal tersebut oleh Nurhasan dan Cholil (2007: 6) dikatakan Dengan alat ukur ini kita akan memperoleh data dari suatu objek tertentu, sehingga kita dapat mengungkapkan tentang keadaan objek tersebut secara objektif Sesuai dengan konsep penelitian yaitu Kontribusi Kekuatan Lengan dan Fleksibilitas Pinggang terhadap Hasil Bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi pada Cabang Olahraga Judo. Maka penulis memakai instrumen hand dynamometer untuk mengukur kekuatan lengan, lucky meter untuk mengukur fleksibilitas pinggang, dan hasil bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi menggunakan video kecepatan. 5

E. PENGOLAHAN DATA Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dan muthlak dilakukan. Data yang terkumpul dari lapangan, selanjutnya diolah dengan menggunakan pendekatan statistik yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Tujuan dari pengolahan tersebut adalah supaya data yang sudah terkumpul mempunyai makna dan bisa menarik kesimpulan. Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi penghitungan nilai rata-rata, standar deviasi, uji hipotesi dan uji signifikansi. Semuanya itu merupakan prasyarat utama dalam menarik kesimpulan dalam penelitian ini.. Dari hasil tes dan pengukuran yang telah dilakukan penulis menghasilkan tiga data, yaitu hasil tes kekuatan otot lengan, hasil tes fleksibilitas pinggang dan tes kecepatan bantingan dari 20 sampel. Tes fleksibilitas pinggang menggunakan alat ukur lucky meter, sampel diberi tiga kali kesempatan dan diambil nilai terbesar. Tes kekuatan lengan menggunakan alat hand dynamometer terdiri dari tes pull dan push sampel diberi tiga kali kesempatan dan diambil nilai terbesar kemudian dijumlahkan. Selanjutnya tes kecepatan bantingan diukur dengan video hidh speed, sample diberi tiga kali kesempatan dan diambil video yang kecepatan bantingannya paling cepat. Berikut penulis uraikan data tersebut ke dalam bentuk tabel dibawah ini : Tabel 1 Data Hasil Tes Fleksibilitas Panggul, Kekuatan Lengan dan Kecepatan Bantingan No Kekuatan Fleksibilitas Kecepatan Sampel Lengan Pinggang Bantingan 1 53 15.5 1.40 2 74 17.5 1.33 3 46 11.5 1.40 4 62 17.5 1.17 5 61 12 1.37 6 56 17.5 1.25 7 67 17.5 1.20 8 65 9.7 1.45 9 57 15.5 1.35 10 79 17.5 1.10 11 51 12 1.41 12 65 8.5 1.34 13 45 23 1.38 14 96 22 1.07 6

15 45 14.5 1.37 16 67 14.5 1.36 17 63 16.5 1.25 18 53 12.5 1.32 19 73 20 1.13 20 89 11 1.24 Rata-Rata 63,35 15.31 1.29 Standar Deviasi 13.861 3.930 0.112 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata rata kekuatan lengan adalah 63,35 rata-rata flesibilitas panggul 15,31 dan kecepatan bantingan teknik sasae tsuri komi ashi adalah 1,29 detik. F. HASIL PENGOLAHAN ANALISIS DATA Setelah dilakukan perhitungan rata-rata dan standar deviasi pada data yang telah dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah mencari hubungan/korelasi antara variabel Fleksibilitas Panggul (X 1 ) dan Variabel Kecepatan Bantingan (Y), kemudian variabel Kekuatan lengan (X 2 ) dan variabel Kecepatan Bantingan (Y), selanjutnya variabel Fleksibilitas panggul (X 1 ), Kekuatan Lengan (X 2 ) dan Kecepatan Bantingan (Y). Namun sebelum itu terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan bantuan SPSS. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal untuk mencari hubungan/ korelasi antara variabel tersebut maka menggunakan teknik korelasi Product Moment yang dibantu dengan program SPSS for Window, namun apabila data berdistribusi tidak normal untuk mencari hubungan/ korelasi antara kedua variabel maka teknik yang digunakan adalah korelasi Rank Spearmen tahapannya sebagai berikut : 1. HASIL PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA Sebelum data benar-benar diolah untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu apakah data tersebut menyebar secara normal atau tidak. Untuk mengetahui normalitas data dalam hal ini dilakukan pengujian dengan bantuan program SPSS for Window dengan kriteria pengujian sebagai berikut : Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika signifikansi < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada tabel 2. 7

Tabel 2 Hasil Pengujian Normalitas Data Berdasarkan hasil perhitungan, didapat signifikan dari ketiga variabel. Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, penulis sajikan dalam tabel berikut : Tabel 3 Normalitas Data Variabel Sig. α Keterangan Kekuatan Lengan 0,200 0,05 Normal Fleksibilitas Pinggang 0,200 0,05 Normal Kecepatan Bantingan 0,056 0,05 Normal Berdasarkan tabel diatas ketiga data berdistribusi normal oleh karena itu penulis dalam menganalisa korelasi antara variabel mengunakan statistik parametrik yaitu dengan analisis Product momen. 2. HASIL PENGHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI VARIABEL KEKUATAN LENGAN DENGAN KECEPATAN BANTINGAN Koefisien Korelasi Untuk mengetahui hubungan antara variabel Kekuatan Lengan dengan kecepatan bantingan maka dilakukan penghitungan koefisien korelasi. Pendekatan yang digunakan dalam penghitungan ini adalah dengan koefisien korelasi product momen/ pearson correlation bivariate yang dihitung dengan bantuan program SPSS for Window dengan hasil sebagai berikut : 8

Tabel 4 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Indikator Variabel Fleksibilitas Panggul dengan Variabel kecepatan bantingan Berdasarkan tabel di atas, didapat bahwa koefisien korelasi antara kekuatan lengan dengan kecepatan bantingan sebesar -0,692 dan signifikansi 0,001. Ini berarti berdasarkan tabel criteria yang dicantumkan pada BAB III variabel fleksibilitas panggul memiliki hubungan yang kuat dengan variabel kecepatan bantingan. Tanda negative (-) menunjukan hubungan diantaranya keduanya berbanding terbalik, artinya apabila kekuatan lengan bertambah maka waktu kecepatan bantingan berkurang atau bantingan semakin cepat. 3. HASIL PENGHITUNGAN UJI SIGNIFIKANSI KORELASI Pengujian signifikansi korelasi dilakukan untuk mengetahui berarti ada atau tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti. Langkah pertama adalah merumuskan hipotesis sebagai berikut : H o : r = 0 artinya tidak terdapat hubungan antara variabel yang dikorelasikan. H i : r 0 artinya terdapat hubungan antara variabel yang dikorelasikan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : Jika signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima artinya tidak terdapat hubungan antara variabel yang dikorelasikan. Jika signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak artinya terdapat hubungan antara variabel yang dikorelasikan. Dari hasil penghitungan dengan SPSS for Window didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,001 Ini berarti signifikansi (0,001) < 0,05, maka H 0 ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Fleksibilitas dan kecepatan bantingan. 4. HASIL PENGHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI FLEKSIBILITAS PINGGANG DENGAN KECEPATAN BANTINGAN Untuk mengetahui hubungan antara variable Fleksibilitas Pinggang dengan kecepatan bantingan, langkahnya sama seperti pada perhitungan korelasi antara variabel Kekuatan Lengan dengan kecepatan bantingan yaitu 9

dengan koefisien korelasi product momen/ pearson correlation bivariate yang dihitung dengan bantuan program SPSS for Window dengan hasil sebagai berikut : Tabel 5 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Indikator Variabel Kekuatan Lengan dengan Variabel Kecepatan Bantingan Berdasarkan tabel diatas, didapat bahwa koefisien korelasi antara fleksibilitas pinggang dengan kecepatan bantingan adalah sebesar -0,568 dan signifikansi 0,009. Ini berarti berdasarkan tabel kriteria yang dicantumkan pada BAB III variabel fleksibilitas pinggang memiliki hubungan yang sedang dengan variabel kevepatan bantingan. Tanda negative (-) menunjukan hubungan diantaranya keduanya berbanding terbalik, artinya apabila kekuatan lengan bertambah maka waktu kecepatan bantingan berkurang atau bantingan semakin cepat. 5. HASIL PENGHITUNGAN UJI SIGNIFIKANSI KORELASI Pengujian signifikansi korelasi dilakukan untuk mengetahui berarti atau tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti. Langkah pertama adalah merumuskan hipotesis sebagai berikut : H o : r = 0 artinya tidak terdapat hubungan antara variabel yang dikorelasikan. H i : r 0 artinya terdapat hubungan antara variabel yang dikorelasikan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : Jika signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima artinya tidak terdapat hubungan antara variabel yang dikorelasikan. Jika signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak artinya terdapat hubungan antara variabel yang dikorelasikan. Dari hasil penghitungan dengan SPSS for Window didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,009. Ini berarti signifikansi (0,009) < 0,05, maka H 0 ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Kekuatan Lengan dan kecepatan bantingan. 10

6. HASIL PENGHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI ANTARA VARIABEL FLEKSIBILITAS PINGANG, KEKUATAN LENGAN DENGAN KECEPATAN BANTINGAN Koefisien Korelasi Untuk mengetahui hubungan antara variabel fleksibilitas pinggang, kekuatan lengan dengan kecepatan bantingan, maka dilakukan penghitungan koefisien korelasi. Pendekatan yang digunakan dalam penghitungan ini adalah dengan koefisien korelasi product momen/ pearson correlation partial yang dihitung dengan bantuan program SPSS for Window dengan hasil sebagai berikut: Tabel 6 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Variabel Fleksibilitas Panggul, Kekuatan Lengan dengan Kecepatan Bantingan Berdasarkan tabel di atas, didapat bahwa koefisien korelasi kekuatan lengan, fleksibilitas pinggang dengan kecepatan bantingan sebesar -0,727 dan signifikansi sebesar 0,000. Ini berarti berdasarkan tabel kriteria yang dicantumkan pada BAB III variabel kekuatan lengan dan fleksibilitas pinggang secara bersamaan memiliki hubungan yang kuat dan negatif dengan variabel kecepatan bantingan. Tanda negative (-) menunjukan hubungan diantaranya keduanya berbanding terbalik, artinya apabila kekuatan lengan bertambah maka waktu kecepatan bantingan berkurang atau bantingan semakin cepat. 7. HASIL PENGHITUNGAN UJI SIGNIFIKANSI KORELASI Pengujian signifikansi korelasi dilakukan untuk mengetahui berarti atau tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti. Langkah pertama adalah merumuskan hipotesis sebagai berikut : H o : r = 0 artinya tidak terdapat hubungan antara variabel yang dikorelasikan. H i : r 0 artinya terdapat hubungan antara variabel yang dikorelasikan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : Jika signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima artinya tidak terdapat hubungan antara variabel yang dikorelasikan. Jika signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak artinya terdapat hubungan antara variabel yang dikorelasikan. 11

Dari hasil penghitungan dengan SPSS for Window didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,000 Ini berarti signifikansi (0,000) < 0,05, maka H 0 ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel fleksibilitas pinggang, kekuatan lengan dan kecepatan bantingan. 8. HASIL PENGHITUNGAN KOEFISIEN DETERMINAN Penghitungan koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi hubungan antara variabel yang dikorelasikan, penghitungannya dilakukan dengan rumus sebagai berikut : K d = r 2 x 100% Dari hasil penghitungan didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 7 Persentasi Kontribusi Variabel Kekuatan Lengan, Fleksibilitas Panggul Dengan Kecepatan Bantingan Korelasi Koefisien r 2 x 100% K d Fleksibilitas Panggul Dengan Kecepatan Bantingan Kekuatan Lengan Dengan Kecepatan Bantingan Fleksibilitas Pinggang, Kekuatan Lengan Dengan Kecepatan Bantingan -0,692-0,692 2 x100% 47,8% -0,568-0,568 2 x100% 32,3% -0,727-0,727 2 x100% 52,8% Untuk mempermudah pemahaman tentang tabel di atas, maka peneliti menyajikan grafik sebagai berikut : 80% 60% 40% 20% 0% 47,80% 52,80% 32,3% Persentase Fleksibilitas Pinggull Dengan Kecepatan Bantingan kekuatan Lengan Dengan Kecepatan Bantingan Grafik kontribusi variabel fleksibilitas panggul, kekuatan lengan terhadap kecepatan bantingan Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa kontribusi variabel kekuatan lengan dan fleksibitas pinggang secara bersamaan yang dominan mempengaruhi kecepatan bantingan sebesar 52,80%. 12

9. DISKUSI TEMUAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan pendekatan korelasional yang telah dilakukan penulis, maka diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan diskusi penemuan yaitu diawal penelitian ini sudah diungkapkan mengenai hubungan fleksibilitas panggul, kekuatan lengan dengan kecepatan bantingan teknik Sasae Tsuri Komi Ashi dalam judo, berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi kekuatan lengan dengan kecepatan bantingan sebesar (-0,692) menunjukan bahwa hubungan antara kekuatan lengan dengan kecepatan bantingan kuat. Sedangkan tanda negatif (-) menunjukan hubungan diantara keduanya berbanding terbalik, artinya apabila fleksibilitas pinggang bertambah maka waktu kecepatan bantingan berkurang atau bantingan semakin cepat. Kemudian dilihat dari hasil uji signifikansi antara kekuatan lengan dengan kecepatan bantingan sebesar (0,001) < (0,05) maka H o ditolak ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fleksibilitas pinggang dengan kecepatan bantingan teknik Sasae Tsuri Komi Ashi. Selanjutnya diungkap pula mengenai kontribusi Fleksibilitas Pingang dengan kecepatan bantingan sebesar (-0,568) menunjukan bahwa hubungan antara kekuatan lengan dengan kecepatan bantingan kuat. Sedangkan tanda negatif (-) menunjukan hubungan diantara keduanya berbanding terbalik, artinya apabila kekuatan lengan bertambah maka waktu kecepatan bantingan berkurang atau bantingan semakin cepat. Kemudian dilihat dari hasil uji signifikansi antara kekuatan lengan dengan kecepatan bantingan sebesar (0,009) < (0,05) maka H o ditolak ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fleksibilitas panggul dengan kecepatan bantingan teknik Sasae Tsuri Komi Ashi. Kemudian kontribusi kekuatan lengan, fleksibilitas pinggang dengan kecepatan bantingan teknik Sasae Tsuri Komi Ashi dalam judo, berdasarkan hasil perhitungan koefisien sebesar (-0,727) menunjukan bahwa hubungan antara fleksibilitas panggul, kekuatan lengan dengan kecepatan bantingan kuat. Sedangkan tanda negatif (-) menunjukan hubungan diantara keduanya berbanding terbalik, artinya apabila fleksibilitas sendi panggul dengan kekuatan lengan bertambah maka waktu kecepatan bantingan berkurang atau bantingan semakin cepat. Kemudian dilihat dari hasil uji signifikansi antara kekuatan lengan dengan kecepatan bantingan sebesar (0,000) < (0,05) maka H o ditolak ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan lengan, fleksibilitas pinggang dengan kecepatan bantingan teknik Sasae Tsuri Komi Ashi. Berdasarkan pengolahan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pejudo yang memiliki fleksibilitas pinggang dengan kekuatan lengan yang baik maka dapat melakukan bantingan secara eksplosit, yaitu dapat mengerahkan kekuatan secara maksimum dalam waktu yang singkat. Kekuatan lengan akan menghasilkan suatu beban atau tekanan. Kekuatan lengan mempunyai peranan yang penting seperti dijelaskan oleh Harsono (1988 : 177) bahwa, kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, oleh karena itu kekuatan merupakan daya penggerak setiap 13

aktivitas fisik. Hal tersebut terbukti bahwa kekuatan lengan dan fleksibilitas pinggang memiliki peranan penting dalam menghasilkan bantingan yang sempurna pada cabang olahraga judo. Secara teoritis benar, bahwa fleksibilitas pinggang dan kekuatan lengan memegang peranan penting pada hasil bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi dilihat dari persentase hasil perhitungan koefisien determinasi. G. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka penulis memberikan beberapa kesimpulan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan kekuatan lengan terhadap hasil bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi dalam olahraga judo, terdapat kontribusi yang signifikan fleksibilitas pinggang terhadap hasil bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi dalam olahraga judo, dan terdapat kontribusi yang signifikan kekuatan lengan dan fleksibilitas pinggang secara bersama-sama terhadap hasil bantingan Sasae Tsuri Komi Ashi dalam olahraga judo. Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan dan guna penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis juga mengemukakan beberapa saran bagi para Pembina dan pelatih cabang olahraga judo, dalam proses pembinaan atlet judo terutama untuk meningkatkan kemampuan teknik, khususnya teknik bantingan maka sebaiknya memperhatikan komponenkomponen fisik yang berpengaruh terhadap teknik bantingan itu sendiri. Seperti halnya kekuatan lengan dan fleksibilitas pinggang harus lebih diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap hasil bantingan dan juga bagi para peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh komponen-komponen dasar fisik terhadap kemampuan teknik, penulis menganjurkan untuk mencoba komponen fisik lainnya terhadap cabang olahraga judo maupun cabang olahraga lain. DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir. (1985).Dasar-dasar Judo.FPOK UPI Bandung:Tidak diterbitkan Arikunto,Suharsini. (2006). ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Harsono. (1988). Coaching: Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta. CV. TambakKusuma. Hidayat, Imam (1998). Biomekanika. Bandung : CV. Andira Inokuma,S Dan Sato, N,(1980). The Best Judo. Kodansha International Ltd. Japan Jigoro, Kano.(1989).Illustrated Kodokan Judo. Japan. Kodansha Internasional Ltd. Kadir, Abdul.A.A(2008). Teknik judo.bandung : FPOK UPI. 14

Lutan, Rusli.(2007). Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Madjid, Nasruddin (1985). Dasar-dasarlengkapteknik judo.jakarta : LPB. Matjan, Bastinus. (2005). Olahraga dan Cedera. FPOK UPI. : Bandung M. Noors,A (2000). Dasar-dasar Judo. Jakarta. Dian Rakyat Nurhasan (2007).Tesdan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Poerwadinata, W.J.S (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka Sudjana.(2005). Metoda Statistika.Bandung :Tarsito. Teguh W. (2008). Cara Mudah Melakukan Analisa Statistik dengan SPSS.Yogyakarta : Gava Media Universitas Pendidikan indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung 15