BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Disampaikan pada Seminar Nasional Restorasi DAS, 25 Agustus 2015


PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. manusia, hewan, dan tumbuhan. Tanpa adanya air, maka kita sulit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BATAM PADA TAHUN 2025

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Rencana pengembangan suatu kota pada dasarnya sangat erat kaitannya

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN I-1

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Sewon untuk diolah agar memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sebelum

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

2015 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH PENDUDUK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU SAMPAI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

VII. ESTIMASI NILAI KERUGIAN EKONOMI PENDUDUK AKIBAT PENCEMARAN AIR TANAH. air tanah dengan sumber air bersih lainnya yakni air PDAM.

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROFIL KABUPATEN / KOTA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kawasan konservasi tanah dan air bagi kawasan Bopunjur (Bogor,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

Kajian Pengenaan PPN atas Penyediaan Air Bersih dan Biaya Jasa Penggelolaan SDA (BPSDA)

BAB I PENDAHULUAN. air terbatas maka produksi pangan akan terhambat. Pada dasarnya permasalahan yang

POLA DAN PROSES KONSUMSI AIR MASYARAKAT PERMUKIMAN SEPANJANG SUNGAI JAJAR DI KABUPATEN DEMAK (Kecamatan Demak Kecamatan Kebonagung) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-157

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tradisi yang melekat dalam dinamika masyarakat. Air merupakan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan

BAB III. METODE PENELITIAN

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I. PENDAHULUAN. aktivitas mereka sehari-hari. Air memegang peranan penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang dapat memajukan kesejahteraan umum yang. kebutuhan hidup manusia sehari hari terhadap air berbeda beda untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk

STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG

1.1 Latar Belakang 1

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH IKK ALALAK

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Yogi S, dan M. Ikhsan. Standar Pelayanan Publik di Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

2016 TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, sehingga

Agung Witjaksono Dosen Perencanaan Kota dan Wilayah FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

I. PENDAHULUAN. meningkatkan lagi aktivitas penduduk serta penggunaan sumber daya air.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KAJIAN MANAJEMEN AIR BAKU STRATEGI ANTISIPATIF TERHADAP DAMPAK PERUBAHAN IKLIM GLOBAL ( STUDI KASUS KECAMATAN KOTABUNAN, SULAWESI UTARA)

PREVIEW III (AKHIR) TUGAS AKHIR-RP

BAB II TINJAUAN TEORI...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

Peningkatan Pelayanan Penyediaan Air Minum Kota Blitar

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Kota Malang merupakan salah

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat

Transkripsi:

160 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian sebelumnya telah dibahas berbagai temuan yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian akhir ini selanjutnya akan dibahas mengenai kesimpulan yang didapat dari hasil análisis mengenai Identifikasi Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Kecamatan Cianjur, dan beberapa temuan tersebut akan ditindaklanjuti dengan memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait yang akan diajukan untuk tindakan di lapangan. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan dari hasil studi tentang identifikasi pemenuhan kebutuhan air minum di Kecamatan Cianjur dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ketersediaan Air Minum Kecamatan Cianjur A. Ketersediaan Air Minum Eksisting Kecamatan Cianjur Penyediaan air minum eksisting pada wilayah perencanaan Kecamatan Cianjur dapat dikategorikan sebagai penyediaan air baku bukan jaringan perpipaan dan sistem penyediaan air melalui sistem jaringan perpipaan. a) Ketersediaan Air Minum Sistem Jaringan Perpipaan Penyediaan air dengan sistem perpipaan di wilayah Kecamatan Cianjur dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mukti Cabang Cianjur dengan jumlah pelanggan sebanyak 132.655 jiwa atau sebesar 80,13% dari jumlah penduduk Kecamatan Cianjur. Untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat Kecamatan Cianjur Perusahaan Daerah Air Minun (PDAM) Tirta Mukti Cabang Cianjur telah memanfaatkan 3 mata air dan 2 sumur bor. Untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat di Kecamatan Cianjur, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mukti Cabang Cianjur memanfaatkan lima sumber air yang digunakan yaitu Mata Air Cirumput, Mata

161 Air Cilembang, Mata Air Selakawung, Sumur Bor Gombong I dan Sumur Bor Gombong II dengan jumlah total debit air yang dapat dimanfaatkan dari lima sumber air tersebut sebesar 273 liter/detik. b) Ketersediaan Air Baku Bukan Jaringan Perpipaan Dalam memenuhi kebutuhan air baku tidak semua masyarakat di Kecamatan Cianjur menggunakan sistem perpipaan yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mukti Cabang Cianjur, bagi masyarakat di Kecamatan Cianjur yang tidak menggunakan sistem perpipaan dari PDAM Tirta Mukti menggunakan air permukaan dan air tanah sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Air Permukaan Potensi air permukaan di Wilayah Kecamatan Cianjur adalah adanya sungai-sungai yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku, sebagian besar merupakan sungai tadah hujan dan umumnya dengan pola aliran memancar. Kuantitas debit air sungai di Kabupaten Cianjur relatif cukup besar, seperti dalam data Percepatan Pembangunan Sistem Permukiman (PPSP) Kabupaten Cianjur Tahun 2013 bahwa debit air sungai rata-rata yang ada di Kabupaten Cianjur yaitu sebesar 1.195 m³/detik sehinga memungkinkan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan domestik masyarakat Kecamatan Cianjur khususnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi air sungai di Kecamatan Cianjur masih layak digunakan peruntukkan pertanian, usaha industri dan pembangkit tenaga listrik. Air Tanah Untuk masyarakat Kecamatan Cianjur yang tidak menggunakan pelayanan Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Mukti tentunya memanfaatkan air tanah sebagai air baku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain dilihat dari potensi air tanah yang terdapat dalam dokumen RTRW Kabupaten Cianjur, menurut hasil wawancara dan observasi lapangan masyarakat Kecamatan Cianjur lebih banyak

162 memanfaatkan air tanah yaitu sumur gali/pompa untuk memenuhi kebutuhan air baku daripada air sungai. Berdasarkan data pada PPSP Kabupaten Cianjur Tahun 2013 potensi debit air tanah di Kabupaten Cianjur yaitu sebesar 12 m 3 /detik dengan kualitas air relatif masih baik. Mata Air Kabupaten Cianjur memiliki 503 buah mata air yang dapat dimanfaatkan dengan debit air sebesar 1,65 m³, untuk wilayah Kecamatan Cianjur tidak memiliki mata air yang dapat dimanfatkan langsung untuk kebutuhan masyrakat wilayah Kecamatan Cainjur maka dalam pemanfaatan sumber air baku yang berasal dari mata air untuk wilayah Kecamatan Cianjur harus menggunakan sistem air minum perpipaan yang dikelola oleh PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur. c) Analisis Kualitas Air Berdasarkan hasil analisis kualitas air baku yang dikelola oleh PDAM Tirta Mukti sudah dikategorikan baik dan telah memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan yang menggambarkan mutu kualitas air minum yaitu menurut persyaratan fisik, kimia dan biologi. Semua persyaratan tersebut menunjukan kualiatas air yang digunakan baik yang telah memenuhi standar yang ditentukan. 2. Analisis Kebutuhan Air Minum Kecamatan Cianjur A. Proyeksi Penduduk Kecamatan Cianjur Tahun 2013-2030 Berdasarkan hasil analisis dalam RDTR Kota Cianjur Tahun 2010-2030 diketahui pertambahan jumlah penduduk Kecamatan Cianjur pada tahun 2015 sebanyak 176.203 jiwa, tahun 2020 sebanyak 195.115 jiwa, tahun 2025 sebanyak 216.057 dan pada tahun 2030 sebanyak 239.247 jiwa. Dengan jumlah penduduk paling tinggi pada tahun 2030 terdapat di Kelurahan Muka dengan jumlah penduduk sebanyak 39.607 jiwa dan jumlah penduduk paling rendah sebanyak 12.215 jiwa

163 B. Analisis Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan air minum untuk kebutuhan domestik dan kebutuhan non domestik di Kecamatan Cianjur pada tahun 2013 sebesar 215,759 liter/detik, dengan jumlah kebutuhan air domestik sebesar 179,799 liter/detik dan kebutuhan non domestik 35,959 liter/detik. Jumlah kebutuhan air paling tinggi terdapat di Kelurahan Sayang sebesar 53,084 liter/detik dan jumlah kebutuhan air paling rendah terdapat di Desa Sukamaju sebesar 8,675 liter/detik. C. Tingkat Kehilangan Air Tingkat kehilangan air minum di Kecamatan Cianjur pada tahun 2013 sebesar 14,58% yaitu sebesar 31,296 liter/detik, tingkat kehilangan air minum tersebut dinilai rendah mengingat tingkat kehilangan air maksimal sebesar 20%- 30% menurut Permen PU No.18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM. D. Fluktuasi Kebutuhan Air Jumlah kebutuhan air minum pada tiap tahun terus meningkat apalagi pada saat hari maksimum dan jam puncak yang jumlah besarnya kebutuhan air yang harus dipenuhi PDAM Tirta Mukti Cabang Cianjur lebih besar pada saat jam normal. Menurut perhitungan jumlah kebutuhan air nomal yang harus dipenuhi pada tahun 2013 yaitu 215,759 liter/detik sedangkan jumlah kebutuhan menurut faktor harian maksimum (FHM) dan faktor jam puncak (FJP) sebesar 248,123 liter/detik dan 366,790 liter/detik. E. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Cianjur 2013-2030 Kebutuhan air minum di Kecamatan Cianjur pada tahun 2013-2030 dibedakan antara kebutuhan domestik dan kebutuhan non domestik. Dari hasil perhitungan jumlah kebutuhan air di Kecamatan Cianjur pada tahun 2013 sampai tahun 2030 dapat diketahui terjadi peningkatan kebutuhan air dan membutuhkan pasokan air minum yang cukup besar, besarnya jumlah kebutuhan air minum di

164 Kecamatan Cianjur dipengaruhi oleh banyaknya jumlah penduduk dan besarnya cakupan pelayanannya. Kebutuhan domestik dan non domestik di Kecamatan Cianjur pada tahun 2013 dilihat dari jumlah penduduk sebesar 165.553 jiwa, dan mengalami peningkatan pada tiap 5 (lima) periode hingga pada tahun 2030 jumlah penduduk Kecamatan Cianjur mencapai 239.247 jiwa. Total kebutuhan domestik di Kecamatan Cianjur pada tahun 2013 sebesar 15.534.660 liter/hari hingga tahun 2030 mencapai 22.489.124 liter/hari, sedangkan total kebutuhan non domestik pada tahun 2013 dengan jumlah 3.106.932 liter/hari hingga tahun 2030 sebesar 4.497.825 liter/hari. Total kebutuhan debit air minum di Kecamatan Cianjur kebutuhan air minum domestik dan non domestik untuk tahun 2013 sebesar 26.986.949 liter/hari dan tahun akhir 2030 ialah sebesar 18.641.592 liter/hari atau jika dirubah dalam satuan liter/detik untuk tahun 2013 memiliki kebutuhan debit air minum 215,759 liter/detik dan pada tahun 2030 sebesar 312,349 liter/detik. Kebutuhan air minum menurut Faktor Harian Maksimum di Kecamatan Cianjur pada tahun 2013 sebesar 248,123 liter/detik dan menurut Faktor Jam Puncak sebesar 359,201 liter/detik hingga tahun 2030 fluktuasi kebutuhan air menurut Faktor Harian Maksimum sebesar 377,579 liter/detik dan menurut Faktor Jam Puncak sebesar 546,611 liter/detik. Untuk debit kebocoran pada tahun 2013 di Kecamatan Cianjur sebesar 3.728.318 liter/hari atau jika diubah dalam satuan liter/detik sebesar 43,152 liter/detik hingga pada tahun 2030 debit kecoran di Kecamatan Cianjur yaitu sebesar 5.397.390 liter/hari atau jika diubah dalam satuan liter/detik sebesar 62,470 liter/detik. Total kebutuhan debit air merupakan penjumlahan dari jumlah kebutuhan air domestik dan non domestik dan tingkat kebocoran, sehingga didapat total kebutuhan debit air pada tahun 2013 sebesar 22.369.910 liter/hari atau jika diubah dalam satuan liter/detik sebesar 258.911 liter/detik hingga pada tahun 2030 total kebutuhan debit air di Kecamatan Cianjur sebesar 32.384.339 liter/hari atau jika diubah dalam satuan liter/detik sebesar 374.819 liter/detik.

165 F. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air Minum Kecamatan Cianjur Pada tahun 2013 kebutuhan domestik hasil proyeksi kebutuhan sebesar 177,799 liter/detik, dan pada tahun berikutnya mengalami peningkatan hingga tahun 2030 sebesar 276,713 liter/detik. Begitu pula dengan kebutuhan nondomestik, dari hasil proyeksi kebutuhan air minum di Kecamatan Cianjur dari tahun 2013 sebesar 40,759 liter/detik mengalami peningkatan pada tahun 2030 sebesar 55,343 liter/detik dan dapat di simpulkan bahwa kebutuhan air minum di Kecamatan Cianjur baik kebutuhan domestik dan non-domestik dalam tabel diatas terus mengalami peningkatan sedangkan ketersediaan di Kecamatan Cianjur dari tabel di atas mengalami penurunan yang signifikan sebesar 59,241 liter/detik dari tahun 2013 dan pada tahun 2030 ketersediaan eksisting tidak dapat mencukupi kebutuhan air minum Kecamatan Cianjur. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air minum Kecamatan Cianjur PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur telah melakukan rencana penambahan sumber air baku baru sebesar 70 liter/detik, sehingga jumlah debir air yang dapat dimanfaatkan menjadi 343 liter/detik. Dengan penambahan air baku tersebut dapat memenuhi kebutuhan air minum Kecamatan Cianjur sampai tahun 2030. 3. Persepsi Masyarakat Terhadap Layanan Air Minum Kecamatan Cianjur A. Persepsi Pelanggan PDAM Survey ini mengambil sampel respon dari masyarakat Kecamatan Cianjur yang berlangganan PDAM dan yang tidak berlanggan PDAM Tirta Mukti Cabang Cianjur, yang bertujuan untuk melihat persepsi masyarakat terhadap layanan yang telah diberikan yang dilihat pada aspek kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada analisis deskripsi sebagai berikut : a. Aspek pelayanan kualitas air minum PDAM merupakan aspek pelayanan yang vitas melihat jumlah responden pelanggan PDAM Tirta Mukti sebesar 84% menggunakan air PDAM sebagai sumber air utama untuk untuk berbagai keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan minum. Pada kualitar kejernihan air PDAM, sebanyak 92% menyatakan bahwa

166 kondisi air yang digunakan selalu dalam keadaan jernih sehingga dapat disimpulkan prosentase jumlah response menurut sumber air utama dan kondisi kejernihan air yang digunakan oleh masyarakat yang dilayani tinggi. b. Dari sisi kuantitas, survey menunjukkan sebanyak 88% responden menyatakan cukup memuaskan dan memuaskan terhadap kuantitas air PDAM. Dari proporsi tersebut, 52% pelanggan menyatakan cukup memuaskan, dan 36% pelanggan merasa memuaskan. Sementara itu, masih cukup banyak jumlah pelanggan yang merasa kuantitas air PDAM tidak memuaskan, yaitu 12%. c. Aspek kontinuitas air mengukur kemampuan PDAM dalam menyediakan air bagi pelanggannya secara berkesinambungan. Dari aspek jam pengairan menunjukan masih ada pelanggan yang tidak menikmati air PDAM Tirta Mukti selama 24 jam, hal tersebut ditunjukan dari jumlah responden sebsanyak 12% yang menyatakan bahwa air yang dilayani PDAM Tirta Mukti kadang-kadang tidak mengalir, melihat kuantitas air pada saat musim kemarau yaitu 86% responden menyatakan bahwa air tetap mengalir pada saat musim kemarau menyatakan bahwa pada saat musim kemarau kontinuitas air relatif baik masih dapat memenuhi kebutuhan pelanggan PDAM Tirta Mukti. B Persepsi Non Pelanggan PDAM Selain kepada pelanggan PDAM, survey ini juga mengambil sampel respon dari masyarakat Kecamatan Cianjur yang bukan pelanggan PDAM. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengukur keinginan para non-pelanggan untuk menjadi pelanggan PDAM. Survey ini juga mencoba melihat alasan mengapa mereka saat ini tidak menerima pelayanan dari PDAM. a Hasil Survey Hasil Survey terhadap sumber air utama yang digunakan oleh non pelanggan menunjukkan bahwa sebagian besar responden, sebanyak 68%, menggunakan sumur (gali/bor) sebagai sumber air utamanya. Selebihnya, menggunakan air yang berasal dari air sungai dan

167 lainnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan responden memilih sumber air utama selain air PDAM. Pertama, bahwa kontinuitas air lain lebih baik daripada air PDAM, selanjutnya alasan kuantitas dan kualitas menggunakan sumber lain selain PDAM dirasa masyarakat masih baik dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setiap harinya. b Dari aspek kualitas air minum, menurut hasil survey jumlah responden sebesar 100% menyatakan air yang digunakan tidak dapat langsung diminum sehingga jika untuk diminum, air harus melalui pengolahan terlebih dahulu (seperti dimasak). c Selanjutnya dari aspek kuantitas dan kontinuitas air baku yang digunakan masyarakat yang tidak dilayani oleh PDAM Tirta Mukti melihat dari jumlah pemakain air yang digunakan dalam sehari, rata-rata penggunaan air dalam 1 keluarga ditentukan oleh banyaknya anggota keluarga dalam 1 keluarga, sebesar 76% menghabiskan sebanyak 21-40 ember atau sebesar 420 sampai 800 liter air dalam 1 hari dan 24% sebanyak >40 ember atau lebih dari 800 liter air dalam satu hari. Pada musim kemarau sumber air yang digunakan masrakat tetap masih dapat digunakan. Sehingga dapat disimpulkan dilihat dari jumlah pemakaian air dan kondisi sumber air pada saat musim kemarau bahwa kuantitas dan kontinuitas sumber air yang digunakan masyrakat di Kecamatan Cianjur dinilai masih baik sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. d Proporsi keinginan untuk menjadi pelanggan PDAM yang menyatakan tidak berminat untuk menjadi pelanggan ternyata lebih banyak, Menurut hasil survey yang menyebabkan masih banyaknya masyarakat yang tidak berminat untuk berlangganan PDAM karena sumber air yang digunakan telah memenuhi kebutuhan sehari-hari serta masyarakat sudah merasa puas dengan sumber air yang telah digunakan.

168 4. Pengembangan Pelayanan Air Minum Berdasarkan Pengembangan di yaitu : Kecamatan Cianjur Arahan Pengembangan Pelayanan PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur a. Kebutuhan air minum di wilayah perencanaan secara umum belum terlayani 100% oleh PDAM, hal ini disebabkan oleh karena belum maksimalnya sumber-sumber air potensial yang ada. Terdapat sebagian kecil penduduk masih memanfaatkan air minum yang bersumber dari air tanah dan sungai. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air minum hingga tahun 2030, diharapkan pihak PDAM dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk memperkirakan kebutuhan pelayanan air minum dilakukan pendekatan/asumsi sebagai berikut : Target pelayanan air bersih sampai akhir tahun perencanaan sebesar 80%. Pelayanan kebutuhan air minum yang dibutuhkan terdiri dari :Pelayanan sambungan langsung, yaitu pelayanan yang diberikan kepada konsumen langsung menuju Fixure Unit yang berada di rumah. Dan pelayanan kran umum, yaitu pelayanan yang ditujukan kepada konsumen yang tidak dapat dilayani dengan pelayanan sambungan langsung. b. Agar kebutuhan air minum tetap tercukupi sampai pada akhir tahun perencanaan tahun 2030, PDAM Tirta Mukti Cabang Cianjur merealisasikan rencana penambahan sumber air yaitu Sumur Bor Kantor Cabang dan WTP Gasol sebesar 70 liter/detik. c. Menjaga, menggunakan dan mengelola sumber daya air secara efektif dan efisien demi keterlanjutan sumber daya air dimasa mendatang. d. Pengadaan sistem penyediaan air minum yang memenuhi standar baik secara kualitas yaitu tidak menimbulkan dampak negatif dan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat maupun secara kuantitas yaitu tersedia dalam jumlah yang cukup merupakan faktor yang penting untuk mendorong peningkatan kesehatan masyarakat. Dalam perencanaan

169 penyediaan air minum, harus diperhitungkan peningkatan terhadap kebutuhan dimasa yang akan datang sesuai dengan pertumbuhan wilayah perencanaan. Sasaran pelayanan air minum Kecamatan Cianjur adalah sebesar 100% pada tahun 2013 2030 yang dipenuhi dari sistem perpipaan maupun non perpipaan. 2). Target Pelayanan PDAM Pengembangan Pelayanan PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur yaitu : a. Kondisi eksisting pelayanan air minum di Kecamatan Cianjur tahun 2013 ialah 80,13% penduduk di Kecamatan Cianjur dilayani PDAM Tirta Mukti Cabang Cianjur dengan jumlah pelanggan yang terlayani sebanyak 132.655 jiwa dari jumlah penduduk sebanyak 156.665 jiwa. Dalam pemenuhan kebutuhan air minum yang dilayani oleh PDAM Tirta Mukti Cabang Cianjur, ketersediaan air baku yang tersedia untuk memenuhi pelanggan sebesar 273 liter/detik berasal dari 5 sumber air (3 mata air dan 2 sumur bor) dan rencana penambahan air baku sebesar 70 liter/detik. Sedangkan bagi penduduk yang tidak terlayani oleh PDAM Tirta Mukti memanfaatkan air tanah dan air permukaan seperti sungai dalam memenuhi kebutuhan air untuk kegiatan domestik. b. Pada periode tahun 2015 cakupan pelayanan air minum di Kecamatan Cianjur 100% telah terlayani dengan baik secara kualitas maupun kuantitas, dengan target pelayanan 80% dari jumlah penduduk menggunakan sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan 20% penduduk menggunankan non perpipaan, berdasarkan hasil analisis Cianjur ketersediaan air minum sebesar 273 liter/detik tidak dapat memenuhi kebutuhan air minum penduduk di Kecamatan Cianjur sampai akhir tahun perencaan sehingga pada tahun 2020 rencana penambahan sumber air baku baru yang berseumber dari SB Kantor Cabang dan WTP Gasol sebesar 70 liter/detik sudah dapat direalisasikan.

170 c. Selama periode tahun 2020 dan tahun 2025 Pemerintah Kabupaten Cianjur maupun pengelola air minum PDAM Tirta Mukti melakukan peningkatan pengembangan pelayanan air minum sesuai dengan arah pengembangan wilayah dan pertumbuhan penduduk di Kecamatan Cianjur. Untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang menggunakan sistem perpipaan, PDAM Tirta Mukti melakukan pengembangan pelayanan air minum dengan meningkatkan pelayanan secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang dilakukan dengan peningkatan kualitas mutu air sehingga setara dengan air minum, peningkatan debit air baku dengan memanfaatkan potensi-potensi sumber daya dari mata air di Kabupaten Cianjur serta peningkatan kualitas kinerja PDAM agar aliran air selalu mengalir 24 jam untuk masyarakat yang dilayani oleh PDAM Tirta Mukti Cabang Cianjur tersebut. Sedangkan bagi penduduk yang menggunakan sistem non perpipaan, Pemerintah Daerah menerapkan kebijakan maupun himbauwan untuk menjaga dan meningkatkan agar kualitas dan kuantitas air yang berasal dari air tanah dan air permukaan tetap terjaga sehingga kualitas air tanah dan khususnya air permukaan setara dengan air bersih dan dapat digunakan sebagai air baku untuk memenuhi kebutuhan air domestik di Kecamatan Cianjur. Pada periode tahun ini arahan terhadap pengembangan pelayanan PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur harus terealisasi agar pada akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2030 kebutuhan air minum masyarakat di Kecamatan Cianjur dapat terpenuhi. d. Tahun 2030 merupakan akhir periode perencanaan, dimana pada tahun 2030 kebutuhan air minum di Kecamatan Cianjur telah terlayani 100%, yaitu sebesar 80% dari jumlah penduduk tahun 2030 telah dilayani dengan sistem jaringan perpipaan oleh PDAM dengan kualitas air setara dengan air minum, kuantitas dan kontinuitas telah sesuai dengan target dan arahan yang telat direncanakan, serta 20% masyarakat yang memanfaatkan air tanah maupun air permukaan telah memenuhi standar secara kualitas dengan kualitas air setara dengan air bersih maupun kuantitas.

171 5.2 Rekomendasi Rekomendasi yang akan diberikan merupakan masukan-masukan atau saran dalam perbaikan terhadap ketersediaan air minum yang menurut hasil survey sekunder berdasarkan data dari PDAM Tirta Mukti Kabupaten Cianjur, dan sebagai upaya dalam mengantisipasi kekurangan air untuk jangka waktu kedepan akibat adanya pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah di Kecamatan Cianjur dimana keadaan air minum di Kecamatan Cianjur akan mengalami kritis air yang tidak baik untuk jangka waktu kedepan di karenakan tidak dapat memenuhi kebutuhan air minum bagi masyarakat Kecamatan Cianjur yaitu : Peran serta pemerintah daerah dalam melakukan penataan pembuangan limbah dan septik tank yang memperhatikan tatanan yang ada khususnya di Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur agar kondisi ketersediaan air minum yang bersumber dari air tanah dalam tidak terganggu oleh pencemarannya, karena dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota Cianjur Kecamatan Cianjur memiliki potensi sumber air yaitu Sungai Cianjur yang cukup potensial untuk dimanfaatkan dalam penyediaan air minum, namun terdapat permasalahan karena kondisinya tidak ada kantong-kantong tampung air karena di bawahnya dan dicemari oleh sampah rumah tangga dan sering terjadi erosi dan menyebabkan longsor. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peranan ketersediaan air minum baik itu yang bersumber dari air tanah dalam maupun air tanah permukaan, oleh karena itu pemerintah daerah Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur mempunyai peranan penting dalam mensosialisasikan tentang pentingnya keberadaan ketersediaan air minum yang sangat penting bagi perkembangan serta kesejahtraan daerah Kecamatan Cianjur maupun wilayah sekitarnya untuk saat ini dan massa yang akan datang sebagai mana yang telah di jelaskan dalam peraturan pemerintah No. 16 Tahun 2005 mengenai pengembangan sistem penyediaan air minum.

172 Dalam rangka terjaganya keseimbangan ekosistem kawasan sekitar mata air. Pemerintah melakukan pengelolaan yang meliputi kegiatan penguasaan lahan dan pengawasan serta pengendalian pada kawasan sekitar mata air. Kegiatan konservasi daerah kawasan lindung maupun kegiatan-kegiatan yang berada di Kabupaten Cianjur seperti tertulis dalam RTRW Kabupaten Cianjur harus dilaksanakan oleh pihak pemerintah daerah sebagai salah satu upaya menjaga potensi ketersediaan air minum yang bersumber dari air tanah dalam maupun permukaan akan tetap terjaga kelestariannya. Kegiatan kinerja pemerintah perlu di tingkatkan mengenai himbauwan terhadap masyarakat khususnya masyarakat Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur terhadap pentingnya melakukan pembuatan sumur resapan agar terlaksana upanya menjaga debit keseimbangan ketersediaan air minum baik bersumber dari air tanah dalam maupun air tanah permukaan. Untuk memenuhi kebutuhan ideal berdasarkan standar/peraturan yang berlaku, maka setidaknya pemerintah setempat yang dalam hal ini adalah pemerintah daerah Kabupaten Cianjur dan lebih khususnya di Kecamatan Cianjur melestarikan serta melakukan kebijakan-kebijakan yang sangat berpengaruh terhadap sumber-sumber daya air (sumber mata air maupun gali bor) dengan memperhatikan keberadaan dan tata air tanahnya, serta pengaruh kegiatan manusia, baik berupa ancaman pencemaran atau polusi air tanah, maupun penggunaan air. 5.3 Kelemahan Studi Adapun beberapa kelemahan yang terdapat di dalam studi ini terkait dengan pemenuhan kebutuhan air minum di Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur, adalah sebagai berikut:

173 Tidak memperhatikaan secara lebih detail mengenai isu-isu permasalahan apresiasi masyarakat terhadap ketersediaan air minum dan kebutuhan air minum di Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur. Kurangnya pendalaman terhadap aspek teknis mengenai analisis ketersediaan air minum, karena keterbatasan pengetahuan penulis dan jangka waktu studi lapangan maupun penulisan yang dilakukan. Pada studi ini tidak menghitung analisis kebutuhan air non domestik persektor kegiatan sehingga tidak diketahui kebutuhan air non domestik di Kecamatan Cianjur secara detail. 5.4 Saran Studi Lanjutan Studi lanjutan yang dapat dilakukan oleh para calon penulis tugas akhir untuk dapat melengkapi dan menambahkan secara lebih baik agar permasalahan yang di dapat oleh penulis agar tercapai, adalah sebagai berikut: Perlunya studi mengenai manfaat biaya dari adanya ketersediaan air minum secara fisik, sosial, dan ekonomi sehingga dapat memberikan suatu gambaran keuntungan dan kerugian dengan adanya debit ketersediaan air minum khususnya di wilayah Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur. Dibutuhkannya studi tentang aspek pengelolaan, kelembagaan, pembiayaan dalam menangai, mengawasi, serta menyeimbangkan isu-isu permasalahan terhadap ketersediaan air minum di Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur maupun wilayah sekitarnya. Perlu adanya pembahasan lebih dalam terhadap persespsi dan apresiasi masyarakat terhadap keberadaan sumber ketersediaan air minum baik air tanah dalam maupun air tanah permukaan. Studi ini dapat menjadi suatu masukan dalam upaya pengembangan Ketersediaan Air Minum berbasiskan masyarakat (public).