PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB. Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB (Permenperin No.87/M- IND/PER/12/2013 dan Revisinya)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DRAFT PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM SURVEILEN DAN PENGAWASAN PPSP MINYAK GORENG SAWIT

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

2015, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

2 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

, No.1781 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

, No.1780 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peruba

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.26, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Tepung Terigu. Standar Nasional. Makanan. Pemberlakuan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

Penerapan skema sertifikasi produk Kakao Bubuk (15.05)

Air demineral SNI 6241:2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KACA LEMBARAN SECARA WAJIB

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 73/M-DAG/ PER/9/2015 tentang Kewajiban Pencantuman Label Dalam Bahasa Indonesia Pada

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA NOMOR : 21/IATT/PER/10/2007 TENTANG

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DIREKTORAT JENDERAL INOUSTRI A6RO DAN HlMlA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KALSIUM KARBIDA (CaC 2 ) SECARA WAJIB

2014, No Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Ke

, No Undang-undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 N

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOPI INSTAN SECARA WAJIB

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

2015, No Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menteri Perindustrian Repuhlik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20,2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Pupuk. Pemberlakuan. SNI. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu mengatur kembali penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PELUMAS SECARA WAJIB

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

SKEMA SERTIFIKASI PIPA BAJA SALURAN AIR DENGAN ATAU TANPA LAPISAN SENG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN I. SELEKSI

Air mineral SNI 3553:2015

2016, No Pengawasan Standar Nasional Indonesia Baterai Primer secara Wajib; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustr

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG

Kebijakan Pengawasan Produk SNI Wajib

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN SNI SEBAGIAN PARAMETER UNTUK HANDUK SECARA WAJIB

, No.1750 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.369, 2010 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Standar Nasional Indonesia. Tangki Air Silinder.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN GARAM KONSUMSI BERIODIUM

2016, No Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Pendingin Ruangan, Lemari Pendingin, dan Mes

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 69/M-IND/PER/7/2009 TENTANG

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Skema sertifikasi produk

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Orga

BAB I KETENTUAN UMUM Menteri adalah Menteri Perindustrian.

2015, No Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

Air mineral alami SNI 6242:2015

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 02/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KAWAT BAN (BEAD WIRE/KB) SECARA WAJIB

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NOMOR : 63/IAK/Per/8/2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PEMBERLAKUAN SNI MINYAK GORENG SAWIT SECARA WAJIB Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian

I. LATAR BELAKANG 1. Masyarakat Indonesia khususnya golongan ekonomi menengah ke bawah pada umumnya kekurangan zat gizi mikro antara lain vitamin A yang berdampak tidak hanya pada kesehatan mata tetapi juga berpengaruh terhadap kecerdasan dan daya tahan tubuh. Kekurangan zat gizi mikrovitamin A khususnya banyak terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun yang sangat mempengaruhi ketahanan tubuh. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 25 30 % kematian bayi dan balita disebabkan kekurangan vitamin A. Sedangkan di Indonesia > 50% ibu hamil dan anak usia pra sekolah menderita kekurangan vitamin A. 2. Fortifikasi dapat diartikan sebagai penambahan nutrisi pada pangan untuk mencegah atau memperbaiki kondisi kurang gizi pada masyarakat. Fortifikasi pada prinsipnya adalah upaya meningkatkan kualitas pangan dengan menambahkan zat gizi mikro tertentu. 3. Minyak Goreng Sawit banyak dikonsumsi masyarakat dan dianggap sebagai media pengantar vitamin A yang baik. Hal ini dibuktikan di beberapa negara seperti Filipina dan Pakistan yang juga menggunakan MGS sebagai media fortifikasi vitamin A

Latar (Lanjutan) TUJUAN PEMBERLAKUAN SNI 1.Memperlancar arus perdagangan. 2.Menjaga konsistensi produk, memberikan perlindungan bagi konsumen, pelaku usaha, masyarakat dalam aspek kesehatan, keselamatan dan keamanan serta pelestarian lingkungan hidup. 3.Mengefisiensikan industri dalam negeri, sehingga mempunyai daya saing yang kuat di pasar dalam negeri maupun luar negeri. 4.Menciptakan persaingan usaha yang sehat, transparan, memacu kemampuan inovasi, serta meningkatkan kepastian usaha.

II. REGULASI PEMBERLAKUAN SNI MGS SECARA WAJIB SNI 7709:2012 MINYAK GORENG SAWIT A. DEFINISI Minyak Goreng Sawit (MGS) adalah bahan pangan dengan komposisi utama trigliserida berasal dari minyak sawit, dengan atau tanpa perubahan kimiawi, termasuk hidrogenasi, pendinginan dan telah melalui proses pemurnian dengan penambahan vitamin A. B. SYARAT MUTU No Kriteria Uji Satuan Syarat Mutu 1 Keadaan 1.1 Bau - Normal 1.2 Rasa - Normal 1.3 Warna (lovibond 5,25 cell) Merah/kuning Maks. 5,0/50 2 Kadar air dan bahan menguap (b/b) % Maks. 0,1 3 As.lemak bebas (dihitung sbg as.palmitat) % Maks. 0,3 4 Bilangan Peroksida mek O2/kg Maks. 10* 5 Vitamin A IU/g Min. 45* 6 Minyak Pelikan Negatif 7 Cemaran Logam 7.1 Kadmium (Cd) mg/kg Maks. 0,2 7.2 Timbal (Pb) mg/kg Maks 0,1 7.3 Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0/250,0** 7.4 Merkuri (Hg) mg/kg Maks. 0,05 8 Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks 0,1 CATATAN: * Pengambilan contoh di pabrik ** Dalam kemasan kaleng

Surat Menteri Kesehatan kepada Menteri Perindustrian No. GK/Menkes/280/VIII/2012 Regulasi (Lanjutan) REGULASI PEMBERLAKUAN SNI MGS SECARA WAJIB Permenperin No. 87/M-IND/PER/12/2013 Tentang Pemberlakuan SNI MGS Secara Wajib Permenperin No. 53/M-IND/PER/12/2013 Tentang Pemberlakuan SNI MGS Secara Wajib Peraturan Dirjen Industri Agro No. 14/IA/PER/4/2014 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan dan Pengawasan SNI MGS Secara Wajib

1. PELAKU USAHA Definisi Pelaku Usaha dan Peralatan minimal yang harus dimiliki Produsen Minyak Goreng Sawit (MGS) adalah : a. Pabrikan Regulasi (Lanjutan) Definisi perusahaan yang memproduksi Minyak Goreng Sawit, dengan proses pemurnian, fraksinasi, dengan atau tanpa pencampuran vitamin A atau pengemasan. Minimal memiliki unit pemurnian, unit fraksinasi, unit pencampur vitamin A, mesin pengemas atau tanpa mesin pengemas, gudang penyimpanan, dan peralatan uji mutu bagi Pabrikan Minyak Goreng Sawit. b. Pengemas Definisi perusahaan yang melakukan kegiatan usaha pengemasan Minyak Goreng Sawit dengan atau tanpa pencampuran vitamin A. Minimal memiliki Tangki penyimpanan, unit pencampur vitamin A, mesin pengemas, tempat penyimpanan, dan peralatan uji mutu bagi Pengemas Minyak Goreng Sawit.

2. PENANGGUNGJAWAB MUTU Pihak yang bertanggung jawab terhadap mutu MGS wajib memiliki SPPT SNI, yaitu : a. Pabrikan, apabila MGS : 1) Diproduksi dan dikemas oleh pabrikan MGS dengan merek pabrikan; 2) Diproduksi dan dikemas oleh pabrikan atas permintaan dan merek badan usaha lain yang dibuktikan dengan kontrak kerjasama antara pabrikan dengan badan usaha lain yang dimaksud; dan atau 3) Diproduksi oleh pabrikan dan dikemas oleh pengemas atas permintaan dan merek pabrikan MGS yang dibuktikan dengan kontrak kerjasama antara pabrikan dan perusahaan pengemas. b. Pengemas, apabila MGS 1) Dikemas dengan merek sendiri; dan/atau 2) Dikemas dengan merek badan usaha lain sesuai dengan kontrak kerjasama. c. Importir, apabila MGS berasal dari luar negeri Regulasi (Lanjutan)

Regulasi (Lanjutan) 3. Tata Cara Memperoleh SPPT SNI MGS : a. Jenis Sertifikasi Sertifikasi Sistem 5 b. Pemohon SPPT-SNI 1) Permohonan kepada LSPro yang ditunjuk Menteri dengan tembusan Dir. Pembina Industri. 2) Pemohon Produsen MGS dalam dan luar negeri 3) Produsen luar negeri wajib menunjukkan perusahan perwakilan atau importir di dalam negeri c. Proses Sertifikasi SPPT-SNI 1) Pemohon/Produsen MGS wajib memenuhi persyaratan administrasi (dokumen perizinan dll) 2) Pemohon telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dibuktikan dengan Sertifikat atau Surat Pernyataan Diri telah menerapkan SMM 3) Audit SMM dilakukan secara (1) Penuh Jika Produsen hanya melakukan Pernyataan Diri (2) Pada titik kritis jika Produsen telah memiliki Sertifikat SMM 4) Pemohon telah memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU)

Regulasi (Lanjutan) 4. Tata Cara Pengambilan Contoh : a. Pengambilan contoh oleh PPC (pada aliran produksi atau gudang secara acak) b. Contoh uji diambil setiap merek dan kemasan 1) Masing-masing 3 paket contoh (Uji Laboratorium, Arsip Pabrik, Arsip laboratorium) 2) Dilakukan pada aliran produksi atau gudang produksi

5. Pencantuman Tanda SNI Regulasi (Lanjutan) Pada kemasan Minyak Goreng Sawit sekurang-kurangnya wajib dicantumkan informasi: a. nama dan alamat: Pabrikan Minyak Goreng Sawit apabila pengemasan dilakukan oleh pabrikan; Pabrikan Minyak Goreng Sawit apabila pengemasan dilakukan atas permintaan badan usaha lain sesuai kontrak kerjasama; Pabrikan dan Pengemas Minyak Goreng Sawit apabila Minyak Goreng Sawit yang dikemas oleh Pengemas menggunakan merek pabrikan; Pengemas Minyak Goreng Sawit apabila pengemas menggunakan merk sendiri; Pengemas Minyak Goreng Sawit berdasarkan permintaan badan usaha lain sesuai kontrak kerjasama; atau Pabrikan dan importir bagi Minyak Goreng Sawit yang berasal dari luar negeri;

Pada kemasan Minyak Goreng Sawit sekurang-kurangnya wajib dicantumkan informasi (lanjutan) : b. merek; c. logo tara pangan; d. kode daur ulang; e. nomor dan logo SNI; dan f. jenis produk Regulasi (Lanjutan)

6. Pembinaan dan Pengawasan Regulasi (Lanjutan) a. Pembinaan dan Pengawasan penerapan SNI MGS di Pabrik dilakukan oleh Direktorat IMHLP, Ditjen Industri Agro melalui PPSP (Petugas Pengawas Standard Produk) paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun. Dalam melakukan pengawasan, Direktorat IMHLP, Ditjen Industri Agro dapat berkoordinasi dengan Dinas Propinsi atau Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perindustrian. b. Pengawasan produk MGS di pasar (di luar pabrik) dilakukan oleh : Kementerian Perdagangan dan atau Badan POM. c. Pengawasan penerapan SNI Wajib, disamping dilakukan oleh instansi terkait tersebut diatas, juga ada surveilance dari LSPro yang menerbitkan SPPT SNI, paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.

Regulasi (Lanjutan) 7. Sanksi Pelaku usaha, LS Pro dan atau Laboratorium Penguji yang melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8. Waktu Pemberlakuan Pemberlakuan ketentuan wajib SNI MGS secara efektif : Lima belas bulan sejak Permenperin No. 87/2013 diundangkan (per 27 Desember 2013) atau akan mulai berlaku 27 Maret 2015.

9. Ketentuan-Ketentuan Lain a)minyak Goreng Sawit wajib dikemas dengan kemasan. b)kemasan yang kontak langsung dengan Minyak Goreng Sawit harus tara pangan, kecuali kemasan dalam bentuk truk tangki dan kapal tanker. Kemasan dimaksud merupakan kemasan dengan kapasitas sampai dengan 1.000 (seribu) kg. c)kandungan Vitamin A Minyak Goreng Sawit dengan kemasan : - di pabrik minimal : 45 IU - di peredaran minimal : 40 IU. d) Produsen (pabrikan, pengemas) dan importir MGS wajib menerapkan ketentuan SNI : a. Memiliki SPPT-SNI MGS b. Membubuhkan tanda SNI pada kemasan MGS Regulasi (Lanjutan)

III. KESIAPAN PEMBERLAKUAN SNI MGS SECARA WAJIB 1. RAPAT KOORDINASI/KONSINYERING Pembahasan persiapan Sosialisasi Pemberlakuan SNI MGS Secara Wajib di Hotel Bidakara pada tanggal 11 Februari 2014 Dihadiri stakeholder dari instansi-instansi terkait antara lain Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan, Kementeraian Perdagangan, BSN, BPOM dan KFI 2. SOSIALISASI Surabaya : 25 April 2014 Medan : 14 Mei 2014 Manado : 05 Juni 2014 Jabar dan DKI Jakarta : 17 Juli 2014 Semarang : 18 September 2014 Banjarmasin : 29 Oktober 2014 3. EVALUASI KESIAPAN INDUSTRI MGS Menindaklanjuti Surat dari Asosiasi MGS yaitu GIMNI dan AIMMI perihal Permohonan Peninjauan Kembali Batas Waktu Pemberlakuan SNI MGS Evaluasi dilaksanakan bersama-sama dengan instansi terkait dengan melaksanakan kunjungan perusahaan di wilayah Sumut, Jatim, Jabar dan DKI Jakarta

IV. PERMASALAHAN-PERMASALAHAN PEMBERLAKUAN SNI MGS SECARA WAJIB 1. PERSIAPAN Kesiapan Pelaku Usaha Kesiapan Mesin Pengemas Kesiapan Pemasok Vit. A Kesiapan Mesin Pencampur Vit. A Kesiapan LS-Pro dan Lab. Uji Pengurusan SPPT_SNI Pengurusan Izin Edar, dll 2. PELAKSANAAN Kestabilan kandungan Vitamin A pada MGS Penerapan SNI MGS untuk Repacker 3. PENGAWASAN DAN MONITORING Produk MGS Curah di Pasaran Produk MGS yang telah beredar di pasaran (Tanpa Vitamin A)