BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. agar bisa memenuhi kebutuhan pendidikan di masa sekarang dan yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial. dalam masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal.

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang bersumber. dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya kebutuhan akan pendidikan sebagai suatu investasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini mengenai implementasi KTSP dalam pemanfaatan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Melalui pendidikan akan melahirkan generasi-generasi

BAB I PENDAHULUAN. mengintegrasikan disiplin ilmu-ilmu sosial ke dalam satu bidang studi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan dan perubahan secara terus-menerus sebagai akumulasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dan strategi pembangunan pendidikan nasional. berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals,

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal merupakan salah satu solusi utama untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman langsung dan nyata. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN IPS TERPADU PADA SMP KRISTEN ABDI WACANA PONTIANAK. Oleh Aminuyati, Sri Zulhartati, F.Y. Khosmas

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semuannya dirumuskan oleh Pemerintah. perencana tentang keberadaan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

Penerapan KTSP Sekolah Dasar di Wilayah Jakarta Timur. Sukiniarti

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari maupun dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan berbahasa Inggris adalah kemampuan dasar yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. program pendidikan juga sudah dilaksanakan diantaranya adalah. kependidikan yang lainnya melalui berbagai pelatihan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

2015 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PPKN UNTUK PEMBINAAN KARAKTER SISWA

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia,

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar merupakan jenjang terbawah dari sistem pendidikan

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan masyarakat yang begitu cepat sebagai dampak dari kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi, membawa akibat positif dan sekaligus akibat negatifnya bagi kehidupan. Peningkatan sumber daya manusia merupakan kebutuhan mutlak, terutama dalam menghadapi perubahan dan perkembangan dalam segala bidang kehidupan yang mempersyaratkan pengetahuan dan ketrampilan yang memadahi. Dalam masalah peningkatan sumber daya manusia, pendidikan merupakan aspek penting, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial dalam masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal. Di era globalisasi dewasa ini, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas 1

digilib.uns.ac.id 2 pendidikan suatu bangsa. Kemajuan Bangsa Indonesia hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikan harkat dan martabat manusia Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, sekarang pemerintah telah mempercepat perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi 2015. Millenium Development Goals (MDGS) adalah era pasar bebas atau era globalisasi, sebagai era persaingan mutu kualitas, siapa yang berkualitas dialah yang akan maju dan mampu mempertahankan eksistensinya. Oleh karena itu, pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi (E. Mulyasa, 2006: 2). Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strateginya agar sesuai dengan kebutuhan, dan tidak ketinggalan zaman. Penyesuaian tersebut secara langsung mengubah tatanan dalam sistem makro, maupun mikro, demikian halnya dalam sistem pendidikan. Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal, nasional, maupun global (E. Mulyasa, 2006: 4). Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara; khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu, sejak Indonesia memiliki

digilib.uns.ac.id 3 kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak bangsanya, sejak saat itu pula pemerintah menyusun kurikulum (E. Mulyasa, 2006: 4). Masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda. Mutu bangsa dikemudian hari bergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak-anak sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Apa yang akan dicapai di sekolah, ditentukan oleh kurikulum sekolah tersebut. Maka dapat dipahami bahwa kurikulum sebagai alat yang sangat vital bagi perkembangan suatu bangsa. Dapat pula dipahami betapa pentingnya usaha mengembangkan kurikulum tersebut. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Dengan kurikulum yang sesuai dan tepat, maka dapat diharapkan sasaran dan tujuan pendidikan akan dapat tercapai secara maksimal. Salah satu inovasi pemerintah adalah dengan menyempurnakan kualitas kurikulum yang lama, dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan yang mengamanatkan kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh satuan pendidikan dengan

digilib.uns.ac.id 4 mengacu kepada SI (Standar Isi) dan SKL (Standar Kompetensi Lulusan). Selain itu, juga berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) serta penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005. Pada dasarnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini tidak ada perubahan dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diolah berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan produk Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tersebut mengakomodir kepentingan daerah. Guru dan sekolah diberikan otonomi untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi sekolah, permasalahan sekolah dan kebutuhan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut adanya kesanggupan guru untuk membuat kurikulum yang mendasarkan pada kebolehan, kemampuan dan kebutuhan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini berarti satuan-satuan pendidikan harus mampu mengembangkan komponen-komponen dalam kurikulum KTSP. Komponen yang dimaksud mencakup visi, misi, dan tujuan tingkat satuan pendidikan; struktur dan muatan; kalender pendidikan; silabus sampai pada rencana pelaksanaan pembelajaran. KTSP memiliki beberapa karakteristik yang secara umum yaitu, adanya partisipasi guru; partisipasi keseluruhan atau sebagian staf sekolah; rentang aktivitasnya mencakup seleksi (pilihan dari sejumlah alternatif kurikulum), adaptasi (modifikasi kurikulum yang ada), dan kreasi (mendesain kurikulum baru); perpindahan tanggung jawab dari pemerintah pusat (bukan pemutusan tanggung jawab); proses berkelanjutan yang

digilib.uns.ac.id 5 melibatkan masyarakat; dan ketersediaan struktur pendukung (untuk membantu guru maupun sekolah). Pada dasarnya, tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah bagaimana membuat peserta didik dan guru lebih aktif dalam pembelajaran. Selain peserta didik harus aktif dalam kegiatan belajar dan mengajar, guru juga harus aktif dalam memancing kreativitas peserta didiknya sehingga dialog dua arah terjadi dengan dinamis. Kelebihan lain KTSP adalah memberi alokasi waktu pada kegiatan pengembangan diri peserta didik. Peserta didik tidak melulu mengenal teori, tetapi diajak terlibat dalam sebuah proses pengalaman belajar. Kurikulum ini nantinya menuntut setiap sekolah membuat kurikulum yang berbeda-beda. Namun, dalam penyusunannya harus memperhatikan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang sudah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas). KTSP, guru diberi otonomi dalam menjabarkan kurikulum, dan peserta didik sebagai subyek dalam proses belajar mengajar. Dari situlah diharapkan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dapat memenuhi standardisasi evaluasi belajar peserta didik. Kecenderungan selama ini, terutama ketika muncul tanda-tanda pergantian kurikulum, selalu tidak diperhitungkan dengan matang. Di sejumlah sekolah saat ini nantinya akan diuji coba kurikulum 2013. Dengan adanya satu atau dua kurikulum berbeda untuk generasi yang hampir seangkatan, bisa dibayangkan bagaimana gamangnya arah dan visi pendidikan nasional kita. SMP Negeri 3 Kudus, sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan lulusan,

digilib.uns.ac.id 6 sekolahan ini telah menerapkan konsep KTSP dalam pembelajaran di semua mata pelajaran, termasuk IPS Terpadu. Upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menghadapi tantangan yang cukup besar, bahkan semakin besar bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Melihat kondisi yang dihadapi pendidikan IPS yang bergelut dengan epistemologi di satu sisi dan di sisi lain perlu juga memberikan upaya inovasi dan solusi pada tataran praktis. Menurut Nursid Sumaatmaja dalam Pusat Kurikulum (2007: 2), mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan utama pendidikan IPS, yakni mempersiapkan warga negara yang dapat membuat keputusan reflektif dan berpartisipasi dengan suskses dalam kehidupan kewarganegaraan di lingkungan masyarakat, bangsa, dan dunia (Sapriya, 2009: 3). Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3).

digilib.uns.ac.id 7 Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik (Trianto, 2007: 7). Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu jenjang SMP, telah digulirkan oleh Pusat Kurikulum Depdiknas dengan hasil berupa pola pikir dalam pembelajaran terpadu sehingga lebih memudahkan dan mempercepat guru-guru untuk melaksanakanya dengan beberapa referensi yang dapat dirujuk. Sehingga untuk pengertian IPS terpadu, karakteristik, tujuan, konsep pembelajaran, strategi pelaksanaan, peta kompetensi dasar yang berpotensi IPS terpadu, penentuan topik dan penjabaran kompetensi dasar ke dalam indikator merupakan bahan yang sumber/referensinya diperoleh dari Pusat Kurikulum. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kajian konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga peserta didik akan memeperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya

digilib.uns.ac.id 8 dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu (Pusat Kurikulum Depdiknas, 2007: 2) Dengan demikian walaupun akan beranjak ke kurikulum 2013, KTSP tentunya masih diterapkan di SMP Negeri 3 Kudus ini. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat masalah mengenai implementasi KTSP pada pembelajaran IPS Terpadu dan peneliti mengambil judul tentang Implementasi Pembelajaran IPS Terpadu Mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Kudus B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran guru IPS Terpadu mengacu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Kelas VIII di SMP Negeri 3 Kudus? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu mengacu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada pada Kelas VIII di SMP Negeri 3 Kudus? 3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penerapan KTSP pada pembelajaran IPS Terpadu pada Kelas VIII di SMP Negeri 3 Kudus? 4. Bagaimana efektifitas hasil pembelajaran IPS terpadu mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Kudus?

digilib.uns.ac.id 9 C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memiliki tujuan : 1. Mengetahui perencanaan pembelajaran guru IPS Terpadu mengacu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Kelas VIII di SMP Negeri 3 Kudus. 2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu mengacu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Kelas VIII di SMP Negeri 3 Kudus. 3. Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penerapan KTSP pada pembelajaran IPS Terpadu pada Kelas VIII di SMP Negeri 3 Kudus. 4. Mengetahui efektifitas hasil pembelajaran IPS terpadu mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Kudus. D. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta menambah pemahaman dan wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran terpadu, khususnya paduan pembelajaran IPS pada tingkat SMP. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru : Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk;

digilib.uns.ac.id 10 1) Meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dalam mata pelajaran IPS Terpadu, dalam pencapaian tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2) Mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat serta upaya mengatasi hambatan di dalam pelaksanaan KTSP. 3) Menganalisis sejauhmana optimalisasi KTSP pada pembelajaran IPS Terpadu dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta pengalaman dalam ruang lingkup yang lebih luas guna menunjang profesinya sebagai guru. b. Bagi Peserta didik 1) Meningkatkan minat belajar IPS Terpadu. 2) Meningkatkan kepekaan peserta didik terhadap perkembangan IPTEK. c. Bagi SMP Negeri 3 Kudus 1) Sebagai studi banding pelaksanaan KTSP pada pembelajaran IPS Terpadu di SMP. 2) Pengembangan jaringan dan kerjasama strategis antara sekolah dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengembangan sekolah. d. Bagi Peneliti Memperoleh wawasan dan pemahaman baru mengenai salah satu aspek yang penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan demikian, diharapkan peneliti sebagai guru IPS siap melaksanakan tugas sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman.