ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT ALIRAN LAHAR DINGIN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI GENDOL KABUPATEN SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
Kemampuan Tampungan Sungai Code Terhadap Material Lahar Dingin Pascaerupsi Gunungapi Merapi Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta merupakan gunung paling aktif di dunia. Gunung Merapi

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

BAB I PENGANTAR. menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PREDIKSI KAPASITAS TAMPUNG SEDIMEN KALI GENDOL TERHADAP MATERIAL ERUPSI GUNUNG MERAPI 2006

PENGENDALIAN SEDIMEN. Aliran debris Banjir lahar Sabo works

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MIGRASI SEDIMEN AKIBAT PICUAN HUJAN ( KASUS KALI GENDOL GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB I PENDAHULUAN I - 1

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Peristiwa banjir lahar dingin biasanya mengancam daerah-daerah di. yang lalu Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus,

BAB I PENDAHULUAN. Erupsi Gunung Merapi merupakan fenomena alam yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERUBAHAN MORFOLOGI SUNGAI CODE AKIBAT ALIRAN LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN Dian Eva Solikha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDEKATAN MORFOLOGI SUNGAI UNTUK ANALISIS LUAPAN LAHAR AKIBAT ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 DI SUNGAI PUTIH, KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

KAJIAN MUATAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI SUNGAI CODE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Rutsasongko Juniar Manuhana

BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

Rapid Assessment Terhadap Kerusakan Bangunan Akibat Erupsi Merapi Tahun 2010

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan permukiman sehingga muncul larangan bermukim. Merapi terletak antara dua provinsi yakni Daerah Istimewa

PERUBAHAN KONDISI FISIK PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 DI DESA GLAGAHARJO PROVINSI DIY

EVALUASI JEMBATAN DI SUNGAI BOYONG YOGYAKARTA PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH LAHAR DINGIN PASCA ERUPSI MERAPI 2010 TERHADAP KONDISI FISIK SUNGAI PROGO BAGIAN TENGAH. Jazaul Ikhsan 1, Galih Wicaksono 2

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu fungsi pembangunan sabo dam adalah untuk

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. hujan setelah gunungapi meletus atau setelah lama meletus. Aliran dari lahar ini

PENGELOLAAN SEDIMEN KALI GENDOL PASCA ERUPSI MERAPI JUNI 2006

BAB III III - 1METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara dengan jumlah dan variasi bencana

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman 2013

BAB I PENDAHULUAN. Merapi ditingkatkan dari normal menjadi waspada, dan selanjutnya di tingkatkan

IDENTIFIKASI PERUBAHAN MORFOLOGI KUBAH LAVA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

dua benua dan dua samudera. Posisi unik tersebut menjadikan Indonesia sebagai

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 DI SUB DAS KALI PUTIH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki manfaat

JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 13 Nomor 1 Juni 2015

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DEBIT AIR LIMPASAN SEBAGAI RISIKO BENCANA PERUBAHAN LUAS SUNGAI TUGURARA DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Bakosurtanal, pulau di

STUDI KAPASITAS INFILTRASI SEDIMEN DI KAWASAN RAWAN BENCANA PADA DAS PABELAN PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010

STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daratan. Salah satu kenampakan alam yang meliputi wilayah perairan ialah sungai.

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemodelan Aliran Lahar Menggunakan Perangkat Lunak LAHARZ Di Gunung Semeru, Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BADAN GEOLOGI - ESDM

Transkripsi:

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT ALIRAN LAHAR DINGIN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI GENDOL KABUPATEN SLEMAN Aufa Khoironi Thuba Wibowo Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT Merapi's mountain constitute active utmost volcano at Indonesian. vulkanik's lurching potency locks-up Merapi one of it is lurching secondary as streaming as lava be chilled. One of river which have loss jeopardy outgrows is Gendol's River, since this river have sediment significant quite a lot vulkanik against which river which gets upstreams at Mountain Merapi. This research is done to do ability estimation keep all Gendol's River to lava volume is chilled and maximal time estimation for An River Gendol to keep all lava sediment is chilled and impact that gave by cold lava to facility and utility at along Gendol's River flow. Observational method to be done by field survey combine and analisis's method mathematical with volumed count. Usufruct sedimentary volumed estimation lava is chilled at River Gendol is as big as 4.340. 870 m 3. Estimations arithmetic result conclude that needs to be done by Gendol's River normalization as before erupsi 2010 to prevent facility and utility damage at along Gendol's River flow. Key word: secondary danger, cold lava ABSTRAK Gunungapi Merapi merupakan gunungapi paling aktif di Indonesia. Potensi bahaya vulkanik gunungapi Merapi salah satunya adalah bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin. Salah satu sungai yang memiliki resiko kerugian besar adalah Kali Gendol, karena sungai ini memiliki endapan material vulkanik yang cukup banyak dibanding dengan sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan estimasi kemampuan tampungan Kali Gendol terhadap volume lahar dingin serta estimasi waktu maksimal bagi Kali Gendol untuk menampung endapan lahar dingin serta dampak yang diberikan oleh lahar dingin terhadap fasilitas dan utilitas di sepanjang aliran Kali Gendol. Metode penelitian dilakukan dengan kombinasi survei lapangan dan metode analisis matematis dengan perhitungan volume. Hasil estimasi volume sedimen lahar dingin di Kali Gendol adalah sebesar 4.340.870 m 3. Hasil perhitungan estimasi menyimpulkan bahwa perlu dilakukan normalisasi Kali Gendol seperti sebelum erupsi 2010 untuk mencegah kerusakan fasilitas dan utilitas di sepanjang aliran Kali Gendol. Kata Kunci : bahaya sekunder, lahar dingin 1

LATAR BELAKANG Peristiwa erupsi Gunung Merapi pada bulan November 2010 yang tidak hanya mengeluarkan awan panas tetapi juga mengeluarkan material-material vulkanik dimana material-material tersebut mengalir di beberapa daerah aliran sungai (DAS) yang sekarang mengalami pengendapan di DAS yang berhulu di puncak Gunung Merapi yang cenderung sebarannya mengarah ke tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut, adapun beberapa DAS yang terjadi pengendapan material vulkanik tersebut antara lain : Kali. Woro (Kabupaten Klaten), Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Krasak (Kabupaten Sleman), Kali Bedog, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Trising (Kabupaten Magelang), dan Kali Apu (Kabupaten Boyolali). (Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010). Adapun resiko atau bahaya yang terjadi akibat pengendapan material vulkanik ini selain menutup aliran sungai adalah bahaya terjadinya lahar dingin yang terpicu dari curah hujan tinggi di kawasan tersebut, dimana pada beberapa wilayah yang berada di DAS mempunyai ancaman terdampak dari lahar dingin yang mengakibatkan kerusakan di sekitar DAS terutama pada fasilitas-fasilitas seperti bangunan-bangunan rumah, jembatan, jalan. Beberapa dampak lahar dingin seperti pada DAS di Kali Putih dimana lahar dingin ini telah menutup jalur utama dari Kota Yogyakarta menuju Kota Magelang. Pada penelitian ini akan dilakukan di daerah aliran sungai (DAS) Kali Gendol, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, dimana pada lokasi ini potensi untuk mengalami tingkatan bahaya akibat lahar dingin lebih besar dibandingkan dengan DAS di beberapa tempat yang lain dikarenakan beberapa faktor, antara lain : Volume endapan material vulkanik di Kali Gendol lebih besar dibandingkan dengan beberapa DAS yang terdapat endapan material vulkanik karena selama erupsi sebagian besar arah awanpanas mengalir ke Kali Gendol. (Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010) Endapan material vulkanik pada Kali Gendol mempunyai ketebalan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa DAS yang terdapat endapan material vulkanik, sehingga untuk jangka panjang lebih mempunyai potensi bahaya yang lebih besar untuk terjadi lahar dingin karena lahar dingin yang terjadi saat ini pada kali Gendol masih tahap relatif belum tinggi (namun cenderung lebih besar bila dibandingkan dengan di Kali Putih) dan dikhawatirkan jika terjadi curah hujan yang cukup tinggi dan terjadi secara terus-menerus (secara kontinyu) akan mengakibatkan endapan material vulkanik ini menjadi jenuh dan bisa berpotensi terjadi lahar dingin dengan volume yang lebih besar. (Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010) Diharapkan dalam penelitian yang dilakukan di daerah tersebut dapat diperoleh besaran cakupan wilayah yang akan terkena dampak dari lahar dingin sehingga bisa segera dilakukan tindakan antisipasi oleh para stakeholder semisal, relokasi pemukiman penduduk yang termasuk kategori sangat rawan ke tempat yang lebih aman. 2

METODOLOGI PENELITIAN Data yang diperlukan dalam penelitian ini dibedakan dalam bentuk data primer serta data sekunder. Data primer yang diperlukan antara lain : Data hasil pengukuran fisik Kali Gendol, dan Data foto lapangan. Data sekunder yang juga diperlukan antara lain : Peta RBI Kaliurang, Peta RBI Pakem, Peta Geologi DIY, Peta Utilitas dan Fasilitas, Peta Tata Guna Lahan, Citra SPOT5, Data Sabo Dam, dan Data Curah Hujan. Survei lapangan dilakukan untuk checking dan mengetahui secara langsung kondisi endapan material Gunungapi Merapi di Kali Gendol. Survei dan pengukuran dilakukan dengan metode sampling pada 13 titik di sepanjang Kali Gendol dengan jarak antar titik + 1 Km dimulai dari Hilir Kali Gendol yaitu pertemuan Kali Gendol dengan Kali Opak di Desa Sindumartani sampai dengan Sabo Dam GE-D7 Desa Kepuharjo. (Gambar 1) Analisis data dilakukan pada tiga aspek, yaitu Analisis volume endapan vulkanis di Kali Gendol, Analisis volume daya tampung endapan vulkanis Kali Gendol, dan Analisis pengaruh lahar dingin terhadap fasilitas dan utilitas di sepanjang aliran Kali Gendol. Analisis volume endapan vulkanis di Kali Gendol digunakan untuk mengantisipasi bencana sekunder erupsi Gunungapi Merapi yang disebabkan aliran lahar dingin, maka diperlukan informasi volume endapan material tujuan dilakukan analisis ini untuk melakukan estimasi besaran volume endapan material vulkanis yang berpotensi menjadi lahar dingin yang mengalir di sepanjang Kali Gendol. Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari instansi berupa kajian pustaka. Teknik analisis yang digunakan adalah secara kuantitatif. Analisis volume daya tampung endapan vulkanis Kali Gendol dilakukan karena perlu adanya data dan informasi volume tampung terhadap endapan material vulkanis pada lembah dan sabo Dam yang terdapat di sepanjang Kali Gendol sehingga yang dilakukan adalah melakukan estimasi volume tampung Kali Gendol terhadap material vulkanis yang terbawa dari hulu. Data yang digunakan berupa data primer yaitu hasil pengukuran kondisi fisik di lapangan dan data sekunder yang diperoleh dari instansi berupa kajian pustaka. Teknik analisis yang digunakan adalah secara kuantitatif. Analisis terakhir adalah Analisis pengaruh lahar dingin terhadap fasilitas dan utilitas di sepanjang aliran Kali Gendol, Analisis ini dilakukan karena terbatasnya data dan informasi fasilitas dan utilitas yang terdapat di sepanjang Kali Gendol sehingga perlu dilakukan inventarisasi kondisi fasilitas dan utilitas di sepanjang Kali Gendol yang kemudian hasil analisis dapat diperoleh seberapa besar pengaruh lahar dingin terhadap kondisi fisik di sepanjang aliran kali Gendol. Data yang digunakan berupa data primer yaitu hasil observasi terhadap kondisi fisik fasilitas dan utilitas di lapangan dan data sekunder yang diperoleh dari instansi berupa kajian pustaka. Teknik analisis yang digunakan adalah secara kuantitatif. 3

Gambar 1 Peta Titik Pengamatan Lahar Dingin Kawasan Aliran Kali Gendol Kab. Sleman. Sumber : Observasi Lapangan (2011) 4

HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI Perhitungan mengenai volume sedimen hasil erupsi Merapi Tahun 2010 dan juga estimasi kapasitas/daya tampung sedimen, serta estimasi waktu maksimal daya tampung Kali Gendol dilakukan berdasarkan data pengukuran di titik sampling. Data hasil estimasi yang dihasilkan adalah data ketebalan sedimen material lahar dingin di Kali Gendol dari Titik sampel 1 (Hilir Kali Gendol Desa Sindumartani) sampai Titik sampel 13 (Sabo Dam GE-D7 Desa Kepuharjo). Hasil estimasinya adalah dalam perekaman sesaat pada waktu pengambilan sampel dengan tidak memperhatikan debit aliran harian dan penambahan sedimen harian. Metode yang digunakan dalam estimasi dengan pendekatan logika matematis yaitu dengan menggunakan asumsi bahwa setiap Sabo Dam yang ada merupakan titik tertinggi sedimen yang terkumpul dan ditunjang data pengukuran lapangan dengan metode Tachymetri dengan alat Theodolit T0 untuk mengetahui nilai elevasi dari endapan material vulkanis dan profil melintang di Kali Gendol pada titik-titik sampel, kemudian hasil pengukuran ini diinterpolasi dari arah hilir ke hulu. Ilustrasi interpolasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. Titik 1 Titik 2 Titik 2 Titik 1 Profil Memanjang Sungai Gambar 2 Ilustrasi interpolasi penampang sungai Kali Gendol Sumber : Hasil Analisa (2011) Penampang Sungai 5

A. Estimasi Total Volume Sedimen Berdasarkan penerapan metode yang sudah dijelaskan di atas diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Ketebalan sedimen terendah berada di titik-titik sampel yang berada di daerah hilir Kali Gendol Desa Sindumartani Kabupaten Sleman yang ketebalannya berkisar antara 0,5 1 m, serta lebar sungainya berkisar antara 7-14 m. 2. Ketebalan sedimen tertinggi berada di Sabo Dam yang terutama di daerah hulu Desa Kepuharjo Kabupaten Sleman yang ketebalannya berkisar 7,76 19,93 m, serta lebar sungainya antara 25-65 m. 3. Hasil estimasi volume sedimen lahar dingin di Kali Gendol dari titik sampel 1-13 dengan perhitungan volume hasil metode interpolasi sebesar 4.340.870 m 3. Hasil ini merupakan hasil perekaman sesaat pada waktu pengambilan sampel dengan tanpa mempertimbangkan debit aliran air dan penambahan sedimen dalam skala harian. B. Estimasi Kapasitas Tampungan Sedimen Kali Gendol Berdasarkan penerapan metode di atas diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Berdasarkan data hasil sampel antara jarak penampang satu dengan penampang yang lain di Kali Gendol diperoleh hasil berkisar antara 0,7 1 Km. 2. Luas penampang rata-rata Kali Gendol dari titik sampel 1-13 adalah 220,39-612 m 2. 3. Hasil estimasi kapasitas/daya tampung sedimen lahar dingin di Kali Gendol dari titik 1-13 dengan metode perhitungan volume adalah sebesar 4.538.082 m 3. C. Estimasi Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Lahar Dingin Berdasarkan analisa estimasi daya tampung dengan memperhatikan bentuk penampang Kali Gendol diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Hasil estimasi volume daya tampung lahar dingin di daerah hulu aliran Kali Gendol (Desa Kepuharjo) sebesar 2.192.503 m 3. 2. Hasil estimasi volume daya tampung lahar dingin di daerah tengah aliran Kali Gendol (Desa Argomulyo) sebesar 1.568.313 m 3. 3. Hasil estimasi volume daya tampung lahar dingin di daerah hilir aliran Kali Gendol sebesar 777.266 m 3. Dengan memperhatikan hasil estimasi volume daya tampung lahar dingin pada 3 (tiga) daerah sepanjang aliran Kali Gendol, yang memiliki daya tampung rendah adalah daerah di bagian hilir dari Kali Gendol yaitu di desa Sindumartani. Adapun berdasarkan analisis penggunaan lahan di sepanjang aliran Kali Gendol dapat dilihat pada Gambar 3. 6

Gambar 3. Peta Penggunaan Lahan Kawasan Aliran Kali Gendol Kabupaten Sleman. Sumber : Hasil Analisa (2011) 7

Gambar 4. Peta Perkiraan Dampak Lahar Dingin Kawasan Aliran Kali Gendol Kabupaten Sleman. Sumber : Hasil Analisa (2011) 8

KESIMPULAN 1. Estimasi volume sedimen lahar dingin di Kali Gendol pada titik sampel dengan metode perhitungan matematis sebesar 4.340.870 m 3 2. Estimasi kapasitas tampungan sedimen lahar dingin di Kali Gendol dari titik sampel 1-13 dengan metode perhitungan matematis sebesar 4.538.082 m 3 3. Berdasarkan waktu perekaman sesaat maka Kali Gendol masih mampu menampung lebih banyak sedimen lahar dingin Gunungapi Merapi, yaitu sebanyak 197.212 m 3 4. Adapun daerah aliran Kali Gendol yang berpotensi terkena dampak lahar dingin adalah daerah di hilir. DAFTAR PUSTAKA Noor, Djauhari. 2008. Perencanaan Tata Guna Lahan Berbasis Mitigasi Bencana Geologi. Saptadi, Benyamin. 2004. Pembuatan Peta Zonasi Daerah Bahaya Gerakan Tanah Berdasarkan Analisis Kestabilan Lereng Dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan (Ruas Jalan Tanjung Sari Sumedang Kabupaten Sumedang Jawa Barat). Tesis. Program Pasca Sarjana Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang. Suranto, Joko. 2008. Kajian Pemanfaatan Lahan Pada Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Gununglurah, Cilongok, Banyumas. Tesis. Program Pasca Sarjana Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro, Semarang Suyitno, Putro.. Dampak Bencana Aliran Lahar Dingin Gunung Merapi Pasca Erupsi Di Kali Putih. Jurnal. Program Doktor Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang Widodo B, Ribut L, dan Hamidin. 2010. Kemampuan Tampungan Sungai Code Terhadap Material Lahar Dingin Pascaerupsi Gunung Merapi Tahun 2010. Jurusan Teknik Lingkunga FTSP UII Pusat Studi Lingkungan (PSL) UII. 9