TINJAUAN ATAS SANKSI DAFTAR HITAM TERHADAP PENYEDIA BARANG/JASA PEMERINTAH

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BLACKLIST KONTRAKTOR NAKAL

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG DALAM PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 129 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG

PENAYANGAN DAFTAR HITAM PADA DAFTAR HITAM NASIONAL

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

MANUAL PROCEDURE. Pelaksanaan Daftar Hitam (Blacklist)

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN BLACKLIST 5 PERUSAHAAN

MODUL 2: KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK (Perpres 54/2010 jo Perpres 04/2015)

8. SELEKSI GAGAL DAN TINDAK LANJUT SELEKSI GAGAL

14. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

9. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL. 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Pelelangan gagal, apabila :

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

5. PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN LANGSUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

6. SELEKSI GAGAL DAN TINDAK LANJUT SELEKSI GAGAL

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

D O K U M E N K U A L I F I K A S I

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

REPUBLIK INDONESIA DOKUMEN SAYEMBARA LOGO KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

Walikota Tasikmalaya

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

MANUAL PROCEDURE. Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal

D O K U M E N K U A L I F I K A S I BAHAN DAN ALAT KEBERSIHAN

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG

12. PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG ATAU PENGADAAN LANGSUNG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan,

FORMAT SURAT USULAN PENETAPAN SANKSI PENCANTUMAN DALAM DAFTAR HITAM

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BERITA NEGARA. No.1412, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. ULP. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

GUBERNUR JAWA TENGAH

A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N. Nomor: ADD. II-2/DOK-DPU/ULP-KONSTRUKSI/2013. Tanggal: 24 Mei untuk Pengadaan

- 1 - B U P A T I K A R O PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 292 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

UNIT LAYANAN PENGADAAN IPB MAKALAH [MATRIKS PERUBAHAN PERPRES NO.4 TAHUN PEMERINTAH] Di Susun oleh : Anwar Syam

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNIT LAYANAN PENGADAAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5655); 2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG,

MATERI 1 PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA. PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya. versi_9.1 1

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2015

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PARA PIHAK DALAM PROSES PENGADAAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PROVINSI BANTEN BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-1- LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

-2- MEMUTUSKAN : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KOMISI PEMILIHAN UMUM.

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta

D O K U M E N P E N G A D A A N

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Republik Indonesia. Pengadaan Barang. [Dokumen Kualifikasi] - dengan Prakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya

2 Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembara

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

Transkripsi:

TINJAUAN ATAS SANKSI DAFTAR HITAM TERHADAP PENYEDIA BARANG/JASA PEMERINTAH Sumber ilustrasi: http://www.misykona.com A. PENDAHULUAN Percepatan pelaksanaan pembangunan yang menjadi tanggung jawab pemerintah perlu didukung oleh percepatan pelaksanaan belanja negara, yang dilaksanakan melalui pengadaan barang/jasa pemerintah. Sementara itu pengadaan barang/jasa pemerintah yang transparan dan akuntabel menjadi salah satu tuntutan masyarakat bagi terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik atau good governance. Pada prakteknya, proses pengadaan barang/jasa pemerintah seringkali menimbulkan polemik akibat berbagai penyimpangan dalam proses pengadaan barang.jasa pemerintah baik oleh pengguna barang/jasa, penyedia barang/jasa pemerintah maupun yang berawal dari kesalahan penerbitan jaminan. Penyimpangan atas proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat di proses secara hukum pidana, hukum perdata maupun hukum administrasi negara. Untuk menghindari dan menciptakan efek jera atas terjadinya penyimpangan pengadaan barang/jasa pemerintah yang dilakukan oleh penyedia barang/jasa pemerintah maupun penerbit jaminan, pemerintah dapat memuat penyedia barang/jasa pemerintah dan penerbit jaminan ke dalam suatu daftar hitam. Namun demikian dalam prakteknya seringkali seorang pemilik perusahaan memiliki beberapa perusahaan penyedia barang/jasa. Salah satu aturan pelaksana dari Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya mengenai penetapan daftar hitam, yakni Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah Nomor 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 1

Tulisan hukum mengenai Tinjauan atas Pengenaan Sanksi Daftar Hitam Terhadap Penyedia Barang/Jasa Pemerintah ini dibuat berdasarkan peraturan perundang-undangan, sebagai berikut. 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. 3. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. B. PERMASALAHAN Apakah identitas penyedia barang/jasa pemerintah yang dimuat dalam daftar hitam hanya berupa identitas perusahaan penyedia barang/jasa atau termasuk juga identitas pemilik perusahaan penyedia barang/jasa? C. PEMBAHASAN Salah satu persyaratan wajib penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah yaitu tidak masuk daftar hitam. 1. Pengertian Daftar Hitam adalah daftar yang dibuat oleh K/L/D/I yang memuat identitas Penyedia Barang/Jasa yang dikenakan sanksi oleh PA/KPA berupa larangan mengikuti Pengadaan Barang/Jasa pada K/L/D/I dan/atau yang dikenakan sanksi oleh Negara/Lembaga Pemberi Pinjaman/Hibah pada kegiatan yang termasuk dalam ruang lingkup Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 1) 2. Penyedia barang/jasa Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya. 2) 3. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden

Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 3) 4. Perbuatan yang dikenakan sanksi pencantuman dalam daftar hitam Pengenaan sanksi penantuman dalam daftar hitan diberikan kepada penyedia barang/jasa saat proses pemilihan dan/atau pelaksanaan kontrak. Penyedia barang/jasa dikenakan sanksi pencantuman dalam daftar hitam apabila: 4) a. berusaha mempengaruhi Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan/pihak lain yang berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung guna memenuhi keinginannya yang bertentangan dengan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan/Kontrak dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan; b. melakukan persekongkolan dengan Penyedia Barang/Jasa lainnya untuk mengatur Harga Penawaran di luar prosedur pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa, sehingga mengurangi/menghambat/memperkecil dan/atau meniadakan persaingan yang sehat dan/atau merugikan orang lain; c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan Pengadaan Barang/Jasa yang ditentukan dalam Dokumen Pengadaan; d. mengundurkan diri setelah batas akhir pemasukan penawaran dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan/atau tidak dapat diterima oleh Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan; e. mengundurkan diri dari pelaksanaan kontrak dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan/atau tidak dapat diterima oleh PPK; f. tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak secara bertanggung jawab; g. berdasarkan hasil pemeriksaan APIP terhadap pemenuhan penggunaan produksi dalam negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa, ditemukan adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan Barang/Jasa produksi dalam negeri; h. ditemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan Penyedia Barang/Jasa; i. dilakukan pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia Barang/Jasa; j. tidak bersedia menandatangani Berita Acara Serah Terima akhir pekerjaan; k. terbukti terlibat kecurangan dalam pengumuman pelelangan; 3

l. dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) antar peserta, dan/atau peserta dengan Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan/PPK; m. dalam klarifikasi kewajaran harga, Penyedia Barang/Jasa menolak menaikkan nilai jaminan pelaksanaan untuk penawaran di bawah 80% HPS; n. hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data; o. menolak Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dengan alasan yang tidak dapat diterima secara objektif oleh PPK; p. mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku dengan alasan yang tidak dapat diterima secara objektif oleh PPK; q. menawarkan, menerima, atau menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja atau melakukan tindakan lainnya untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa; r. tidak memperbaiki atau mengganti barang akibat cacat mutu dalam jangka waktu yang ditentukan; s. tidak menindaklanjuti hasil rekomendasi audit Badan Pemeriksa Keuangan/APIP yang mengakibatkan timbulnya kerugian keuangan Negara; dan/atau t. terbukti melakukan penyimpangan prosedur, KKN, dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. Penyedia barang/jasa yang melakukan perbuatan di atas dikenakan sanksi pencantuan dalam daftar hitam selama 2 (dua) tahun. 5) Sanksi pencantuman dalam daftar hitam dikenakan pada kantor pusat perusahaan dan seluruh kantor cabang/perwakilan perusahaan, kantor cabang/perwakilan perusahaan dan kantor cabang/perwakilan lainnya dan kantor pusat perusahaan. Sanksi pencantuman dalam daftar hitam yang dikenakan kepada anak perusahaan tidak berlaku untuk perusahaan induk. 6) PA/KPA berwenang menetapkan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam kepada Penyedia Barang/Jasa melalui Surat Keputusan Penetapan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam. 5. Tata Cara Pengenaan Sanksi Tata cara pengenaan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam dilakukan melalui tahapan yang meliputi: a. pengusulan; b. pemberitahuan;

c. keberatan; d. permintaan rekomendasi; e. pemeriksaan usulan; f. penetapan; g. pencantuman/pemasukan dalam Daftar Hitam; dan h. pencantuman/pemasukan dalam Daftar Hitam Nasional. 7) PPK/Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan menyampaikan usulan penetapan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam kepada PA/KPA paling lambat 3 (tiga) hari setelah Berita Acara Pemeriksaan ditandatangani. 8) Usulan PPK/Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan disampaikan kepada PA/KPA melalui surat usulan penetapan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam yang sekurang-kurangnya memuat: a. identitas Penyedia Barang/Jasa, antara lain: 1) nama Penyedia Barang/Jasa (nama perusahaan apabila berbentuk badan usaha atau nama yang menandatangani surat penawaran/surat perjanjian apabila berbentuk orang perseorangan); 2) alamat Penyedia Barang/Jasa; 3) nomor izin usaha (untuk Penyedia Barang/Jasa yang memiliki izin usaha); 4) NPWP Penyedia Barang/Jasa; b. nama paket pekerjaan; c. nilai total HPS; d. perbuatan yang dilakukan oleh Penyedia Barang/Jasa; e. Berita Acara Pemeriksaan; dan f. bukti pendukung (surat pemutusan kontrak, foto, rekaman). 9) PA/KPA mencantumkan/memasukkan Penyedia Barang/Jasa yang dikenakan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam berdasarkan Surat Keputusan Penetapan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam ke dalam Daftar Hitam. PA/KPA menyampaikan surat kepada LKPP untuk mencantumkan/memasukkan Daftar Hitam ke dalam Daftar Hitam Nasional dan dimuat dalam Portal Pengadaan Nasional dengan melampirkan Surat Keputusan Penetapan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam paling lambat 5 (lima) hari sejak tanggal Surat Keputusan Penetapan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam ditetapkan. 10) LKPP mencantumkan/memasukkan Daftar Hitam ke dalam Daftar Hitam Nasional berdasarkan surat penyampaian Daftar Hitam dari PA/KPA setelah dilakukan 5

penelitian terhadap kelengkapan Surat Keputusan Penetapan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam dan dokumen pendukung. Dokumen pendukung terdiri atas: a. surat usulan penetapan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam dari PPK/Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan; b. surat keberatan Penyedia Barang/Jasa (apabila ada keberatan); c. surat rekomendasi APIP. 11) Kebenaran atas isi Surat Keputusan Penetapan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam dan dokumen pendukung adalah menjadi tanggung jawab PA/KPA, sehingga LKPP tidak bertanggung jawab terhadap keabsahan Surat Keputusan Penetapan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam dan dokumen pendukung. 12) Daftar Hitam Nasional dimutakhirkan setiap saat oleh LKPP dan dimuat dalam Portal Pengadaan Nasional. LKPP mencantumkan/memasukkan Penyedia Barang/Jasa yang terbukti melakukan tindakan persekongkolan, penipuan, pemalsuan, Korupsi, Kolusi dan/atau Nepotisme di bidang Pengadaan Barang/Jasa ke dalam Daftar Hitam Nasional berdasarkan penyampaian salinan putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap dari Pengadilan dan/atau PA/KPA. 13) Surat Keputusan Penetapan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam oleh PA/KPA tetap berlaku sejak tanggal penetapan. 14) Daftar hitam yang sudah ditetapkan hanya dapat dibatalkan melalui keputusan pengadilan. D. PENUTUP Pengusulan dan penetapan sanksi daftar hitam harus memuat identitas detil dari peserta/penyedia barang/jasa orang perseorangan, peserta/penyedia barang/jasa badan usaha, dan/atau individu yang menandatangani surat penawaran/surat perjanjian atau surat jaminan. Artinya selain identitas perusahaan penyedia barang/jasa, identitas dari pemilik perusahaan penyedia barang/jasa juga dicantumkan dalam daftar hitam LKPP.

Catatan : 1) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 1 angka 6 2) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 1 angka 12 3) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 1 angka 2 4) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 3 5) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 4 ayat (1) 6) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 4 ayat (3), (4), dan (5) 7) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 6 8) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 7 ayat (5) 9) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 7 ayat (6) 10) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 14 11) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 15 ayat (1) dan (2) 12) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 15 ayat (5) dan (6) 13) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 16 14) Perka LKPP No. 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 17 7

DAFTAR PERATURAN Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 18 Tahun 2014 tentang Daftar Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.