BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bank syariah di Indonesia diawali dengan munculnya kesadaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah di Indonesia telah hadir sejak lebih dari lima belas tahun, yakni

BAB I PENDAHULUAN. Telah menjadi pengetahuan umum bahwa perkembangan ekonomi Islam

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah pada dasamya merupakan suatu industri keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan bunga. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat pada tahun Setelah terbukti mampu bertahan pada masa krisis

BAB I PENDAHULUAN. Rakyat Syariah (BPRS). Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun dalam lalu lintas pembayaran.(salman, 2012:8).

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah di Indonesia pertama didirikan tahun 1992 meskipun

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghimpun maupun menyalurkan dana, hal ini terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Bank Umum Syariah Sumber: Statistik Perbankan Syariah (data diolah)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Praktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil, dilakukan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Rajagrafindo Persada, 2009, hlm.9. http/ pada 1 November 2014, 09.

I. PENDAHULUAN. sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasional

I. PENDAHULUAN. Fenomena perekonomian dunia telah berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Khairunisa, 2001)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mulai mengalami goncangan saat terjadinya krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bank terdiri atas bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagimana keinginan masyarakat indonesia akan hadirnya ke giatan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. aspek keadilan dalam bertransaksi. Bank berdasarkan prinsip syariah atau

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan era globalisasi, perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor yang mempengaruhi..., Ellyn Herlia Nur Hidayah, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kejadian krisis ekonomi pada tahun 1998, mengakibatkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal

PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA, LIKUIDITAS, DAN BAGI HASIL TERHADAP SIMPANAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran. penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pensiun, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

I.PENDAHULUAN. Perkembangan sektor ekonomi di Indonesia saat ini sangat pesat yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara, seperti dalam hal penciptaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sarana untuk mengelola dananya. Adapun pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa keberadaannya dapat melayani kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Objek dan Metode Penelitian Yang Digunakan. suku bunga sebagai variabel independen dan simpanan deposito mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

BAB V PEMBAHASAN. secara parsial jumlah nominal deposito ib hasanah di PT. Bank BNI Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

BAB V PEMBAHASAN. penelitian yaitu Bank BRI Syariah Cabang Surabaya Gubeng. Peneliti memilih

BAB I PENDAHULUAN. Bank yang mencerminkan pada Bank-bank Timur Tengah, bank yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. diantara prinsip-prinsip tersebut yang paling utama adalah tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kelahiran bank syariah di Indonesia diawali dengan munculnya kesadaran untuk menjalankan prinsip syariah di dalam kehidupan masyarakat yang mayoritas beragama Islam, kesadaran menjalankan syariah ini tentunya harus diterapkan juga dalam sistem perekonomian, dan bank syariah merupakan bagian dari sistem perekonomian tersebut. Kesadaran untuk mendirikan lembaga keuangan syariah tersebut diimplementasikan dengan mendirikannya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Dengan dasar hukum UU No. 7 Tahun 1992. Dalam undang-undang tersebut prinsip syariah masih samar, yang dinyatakan sebagai prinsip bagi hasil. Prinsip perbankan syariah secara tegas baru dinyatakan dalam UU No. 10 Tahun 1998. Namun demikian dalam perkembangannya bank syariah tidak dapat hanya berlandaskan pada aspek legalitas melalui keberadaan undang-undang, aspek religius, dan keunggulan nilai-nilai moral semata, yang diaplikasikan dalam jasa layanan operasionalnya, namun juga harus berdasarkan pada market driven. Bank syariah dapat berkembang dengan baik apabila mengacu pada demand masyarakat akan produk dan jasa perbankan syariah. UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan dan UU No. 3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia menjadi landasan hukum bagi perbankkan nasional untuk 1

2 menerapkan sistem perbankan ganda atau yang lebih dikenal dengan Dual Banking System yaitu penggunaan bank konvensional dan bank Syariah secara paralel. Dengan diterapkannya dual banking system di Indonesia maka terdapat dua sistem perbankan yang beroperasi baik secara teori maupun prakteknya berbeda. Meskipun terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara bank syariah dengan bank konvensional, namun dalam prakteknya bank syariah merupakan pesaing utama bank konvensional seperti dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana. Salah satu bentuk persaingan itu dapat secara nyata dilihat dari pengalihan dana nasabah akibat kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga dan tingkat bagi hasil. Apabila tingkat bagi hasil lebih tinggi daripada tingkat suku bunga maka nasabah lebih tertarik menyimpan dananya di bank syariah, sebaliknya apabila tingkat suku bunga lebih menguntungkan daripada tingkat bagi hasil maka nasabah akan memindahkan dananya ke bank konvensional. Naiknya suku bunga bank konvensional berakibat langsung terhadap sumber dana pihak ketiga (DPK) bank syariah, penurunan DPK pada bank syariah akibat pemindahan dana tersebut tentunya sangat mempengaruhi kegiatan operasional bank syariah dalam hal pembiayaan dan penyaluran dana, hal ini dikarenakan sebagian besar sumber dana bank syariah berasal dari simpanan DPK yang bersumber dari masyarakat. Fenomena pengalihan dana akibat kenaikan tingkat bunga telah di waspadai oleh para bankir syariah pada pertengahan tahun 2005, sebagai mana yang di ungkapkan oleh Senior Vice President Syariah Banking Goup Head Bank Niaga Syariah pada tabloit ekonomi KONTAN No. 1, Tahun X, 3 Oktober 2005, Halaman 20. Sebagai berikut :

3 Sebelum bunga SBI dan penjaminan dinaikkan, imbas hasil nasabah bank syariah bisa mencapai 8,5%, lebih tinggi dari bunga bank konvensional hanya sekitar 7%, namun setelah di naikan, deposito konvensional dengan pokok di atas 500.000 juta sudah bisa mendapat bunga 10%, sehingga kecenderungan kenaikan bunga bank tersebut mengakibatkan imbal hasil yang diberikan perbankan syariah menjadi kurang menarik. (Tn., 2005: 20) Kenaikan suku bunga ini masih terus terjadi pada April 2006, sebagaimana yang diungkapkan oleh Pemimpin Kantor Cabang BRI Syariah Bandung, Sutrisno (Republika: 2006), bahwa nasabah yang loyal pada sistem syariah di tempatnya hanya sekitar 20 persen, total dana pihak ketiga (DPK) di BRI Syariah hingga Desember 2005 masih mencapai 40 miliar. Namun, pada posisi April 2006 Dana masyarakat tinggal 10 miliar. Sisa dana yang lain telah dialihkan pemiliknya ke lembaga konvensional dikarenakan tingkat suku bunga di anggap lebih menguntungkan. Fenomena pengaliahan dana tersebut juga terjadi secara nasional sebagaimana diungkapkan Bank Indonesia (BI) dalam Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2006 menyebutkan bahwa: Perkembangan DPK perbankan syariah pada tahun 2006 diwarnai kondisi persaingan penghimpunan dana yang semakin ketat pada industri perbankan secara umum... Pertumbuhan DPK perbankan syariah mengalami tekanan dalam kondisi suku bunga perbankan yang tinggi di awal 2006, namun seiring dengan penurunan suku bunga sejak semester kedua, DPK yang dihimpun perbankan syariah meningkat secara signifikan sehingga mampu mencapai pertumbuhan sebesar 32,7%, atau lebih tinggi dari laju pertumbuhan tahun 2005 sebesar 31,4%. Peningkatan tersebut menyebabkan share DPK perbankan syariah terhadap perbankan nasional meningkat dari 1,4% (2005) menjadi 1,6%. (BI: 2006)

4 Perkembangan DPK tersebut dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 1.1 Perkembangan DPK Bank Syariah, Tingkat Bagi hasil dan Suku Bunga Sumber: Bank Indonesia. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2006 Fenomena pengalihan dana akibat kenaikan tingkat suku bunga juga terjadi di Bank Syariah Mandiri (BSM). Fenomena ini dapat diamati pada grafik di bawah ini: Grafik 1.2 Perkembangan DPK Deposito BSM Sumber: Laporan distribusi pendapatan BSM/data diolah

5 Berdasarkan grafik 1.2 di atas terlihat bahwa tingkat bagi hasil deposito BSM pada bulan September 2004 hingga bulan juni 2005 lebih besar atau minimal sama dengan tingkat suku bunga, pada periode ini dana DPK deposito tidak begitu mengalami penurunan walaupun sedikit berfluktuasi. Pada bulan Juli 2004 suku bunga bank konvensional mengalami kenaikan hingga melebihi tingkat bagi hasil hingga mencapai puncaknya pada bulan Januari 2006 yaitu sebesar 12,01% dan kemudian mengalami penurunan perlahan-lahan hingga bulan Maret 2007, pada periode ini DPK deposito bank syariah terus mengalami penurunan hingga titik terendah pada bulan April 2006 dan kemudian perlahan-lahan mengalami kenaikan seiring dengan penurunan tingkat suku bunga. Data diatas menggambarkan fenomena bahwa DPK BSM di pengaruhi oleh tingkat suku bunga yang berlaku pada bank konvensional. Pengalihan dana akibat fluktuasi tingkat bunga dan tingkat bagi hasil salah satunya disebabkan oleh sebagian nasabah memilih bank dikarenakan motif keuntungan. Adiwarman Karim (2005) membagi nasabah pasar perbankan Indonesia menjadi beberapa segmen, yaitu: 1. Conventional Market Segmen Nasabah akan memilih bunga karena bunga dianggap lebih menguntungkan dari segi pembiayaan atau return yang menguntungkan dari segi pendanaan. 2. Floating Market Nasabah pada segmen ini cenderung memilih bank yang memberikan return yang besar dan servis baik, dan tidak memperhitungkan apakah bank syariah atau bank konvensional.

6 3. Syariah loyalis Market Nasabah pada segmen ini merupakan nasabah yang loyal atas prinsip syariah dan cenderung berdasarkan keyakinan atas prinsip syariah. Segmentasi nasabah perbankan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.1 Segmen Nasabah Bank Convenience Service Conventional Floating Market Less Sharia Floating Market More Sharia Sharia Loyalis Conventional Floating Market Less Sharia Floating Market More Sharia Sharia Loyalis Sumber: Adiwarman 2005 Analisis yang dilakukan oleh Malia Rochma (2002) terhadap Hasil survei Bank Indonesia di beberapa propinsi di Jawa dan Sumatra pada tahun 2000-2001 menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap perbankan syariah cukup tinggi. dari survei ini dapat disimpulkan bahwa nasabah potensial bank syariah mencapai 78% dengan perincian 11% merupakan syariah loyalis, yaitu nasabah yang akan beralih ke bank syariah terdekat dan 67% merupakan floating customer yaitu nasabah yang akan beralih ke bank syariah jika infrastruktur dan pelayanan yang ditawarkan perbankan syariah tidak berbeda dengan bank konvensional. Di

7 luar 78% merupakan konvensional loyalis yang tidak terlalu terpengaruh dengan keberadaan bank syariah, dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1.2 Segmentasi Nasabah Perbankan di Indonesia Sumber: Mulia Rochman Penelitian yang dilakukan oleh Irbid dan Zarka (dalam Harif Amali Rivai, 2005) memberikan kesimpulan tentang faktor yang mendorong nasabah memilih bank konvensional atau bank syariah. Hasil penelitian tersebut mendukung bahwa motivasi nasabah dalam memilih bank syariah cenderung didasarkan kepada motif keuntungan, bukan kepada motif keagamaan. Dengan kata lain, nasabah lebih mengutamakan economic rationale dalam keputusan memilih bank syariah dibandingkan dengan lembaga perbankan non syariah atau bank konvensional. Fenomena di atas menggambarkan bahwa kesetiaan atau loyalitas nasabah bank syariah perlu dipertanyakan. Sebagian besar nasabah memilih bank syariah karena keuntungannya saja. Adanya Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Bunga (Interes/Fa idah) Bank Haram, seharusnya menjadi pegangan dasar bagi nasabah bank syariah yang sebagian besar beragama Islam sehingga fenomena pengalihan dana tersebut tidak perlu terjadi.

8 Berdasarkan fenomena yang telah di jelaskan maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah (Studi Pada Bank Syariah Mandiri) 1.2 Rumusan Masalah Untuk memudahkan mengkaji masalah-masalah di atas maka perlu dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh tingkat bagi hasil terhadap dana pihak ketiga deposito mudharabah di Bank Syariah Mandiri. 2. Bagaimanakah pengaruh tingkat suku bunga bank konvensional terhadap dana pihak ketiga deposito mudharabah di Bank Syariah Mandiri. 3. Bagaimanakah hubungan tingkat bagi hasil dan tingkat suku bunga terhadap dana pihak ketiga deposito mudharabah Bank Syariah Mandiri secara simultan.. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pengolahan data tingkat suku bunga dan data keuangan bank umum syariah sehingga didapatkan kesimpulan mengenai pengaruh tingkat suku bunga dan bagi hasil terhadap dana pihak ketiga mudharabah berupa deposito 1 bulan di Bank Syariah Mandiri.

9 1.3.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengukur: 1. Pengaruh tingkat bagi hasil terhadap dana pihak ketiga deposito mudharabah di Bank Syariah Mandiri. 2. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap dana pihak ketiga deposito mudharabah di Bank Syariah Mandiri. 3. Hubungan tingkat bagi hasil dan tingkat suku bunga terhadap dana pihak ketiga deposito mudharabah Bank Syariah Mandiri secara simultan. Dengan mengetahui pengaruh dan hubungan antar variabel maka dapat dilakukan pendugaan suatu variabel berdasarkan variabel lain melalui persamaan yang dibuat atas hubungan tersebut. Pendugaan ini penting untuk mengetahui dampak yang terjadi akibat perubahan suatu variabel terhadap variabel lain, sehingga dapat dilakukan antisipasi dalam menghadapi dampak dari perubahan variabel tersebut. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi dunia akademis terutama dalam bidang akuntansi syariah khususnya dalam pengembangan ilmu akuntansi perbankan syariah, dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

10 1.4.2 Kegunaan praktis Bank konvensional dan bank syariah saling bersaing untuk memperoleh dana dari nasabah. Perubahan kebijakan manajemen dan kondisi ekonomi tentunya akan menimbulkan penarikan dan pemindahan dana nasabah ke pihak yang dianggap lebih menguntungkan. Dengan dirumuskannya persamaan hubungan tingkat bagi hasil dan suku bunga sebagai variabel bebas, dan pengaruhnya terhadap DPK deposito mudharabah sebagai variabel terikat, maka bank syariah akan dapat memperhitungkan kebijakan manajemen yang akan diambil apabila menghadapi kasus kenaikan suku bunga bank konvensional, seperti dengan menaikkan nisbah atau melakukan kebijakan lain guna mencegah pemindahan dana nasabah. Selain itu penelitian ini juga dapat menggambarkan perilaku nasabah bank syariah terhadap sistem bunga dan sistem bagi hasil sehingga dapat di jadikan salah satu bahan pertimbangan bagi bank syariah dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan. 1.5 Kerangka Pemikiran, Asumsi dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Untuk menciptakan demand masyarakat tentunya bank syariah harus mampu bersaing dengan bank konvensional sehingga Market share-nya meningkat. Salah satu faktor penentu persaingan tersebut dapat dilihat dari keuntungan yang ditawarkan oleh masing-masing bank, untuk dapat menarik nasabah tentunya bank syariah harus dapat menawarkan bagi hasil yang lebih menguntungkan daripada sistem bunga, begitu juga sebaliknya berlaku pada bank konvensional.

11 Dana yang dikumpulkan oleh bank syariah dari para nasabahnya haruslah dikelola dengan penuh amanah. Dengan harapan bahwa dana tersebut dapat mendatangkan keuntungan yang besar, baik untuk nasabah maupun bank. Muhammad (2005: 111) menyatakan bahwa prinsip utama yang harus dikembangkan bank syariah dalam manajemen dana agar dapat menarik dana dari nasabah adalah bank syariah harus mampu memberikan bagi hasil pada nasabah minimal sama dengan atau lebih besar dari suku bunga yang berlaku di bank konvensional. Untuk lebih menjelaskan hubungan antar variable dapat dijabarkan dengan teori dan penelitian sebagai berikut: a. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Terhadap dana pihak ketiga Tingkat bagi hasil merupakan salah satu faktor yang di pertimbangkan oleh nasabah dalam memilih bank syariah sebagaimana penelitian Mulyani (1998) dalam ada 2 faktor nasabah memilih bank Islam: Pertama, faktor agama dan kedua bagi hasil. Karim (2005) menyatakan bahwa potensi terbesar bank syariah terdapat pada segmen floating market yang mempunyai ciri lebih menunjukkan aspek financial benefit dibandingkan aspek syariah. Bagi aspek floating market, ketertarikan dan kemauan untuk bertransaksi dengan bank syariah sangat ditentukan oleh layanan dan keuntungan yang ditawarkan. Segmen pasar ini akan berinteraksi dengan bank syariah jika bank syariah memberikan layanan dan keuntungan minimal sama atau bahkan lebih dengan bank konvensional.

12 Metawa dan Almossawi (1998) melakukan identifikasi perilaku nasabah bank syariah di Bahrain. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa keputusan nasabah dalam memilih bank didorong faktor agama, keuntungan (tingkat bagi hasil). Dan status bank. Jika faktor tersebut di hubungkan dengan tingkat pendapatan responden ternyata hasilnya menunjukkan bahwa hanya agama dan status bank yang secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan responden dalam memilih bank sedangkan bagi hasil tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan responden. Hasil penelitian di atas jelas menunjukkan bahwa tingkat bagi hasil dan motif mencari keuntungan masih menjadi pertimbangan oleh nasabah dalam menyimpan dana mereka. b. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap dana pihak ketiga Bank syariah dan bank konvensional saling bersaing dalam hal penyaluran dana dan penghimpunan dana. Adiwarman (2004: 272) menyebutkan bahwa bank syariah akan menghadapi risiko pasar di antaranya risiko tingkat bunga dan risiko nilai bagi hasil bank syariah lain yang menjadi pesaing, risiko tingkat bunga adalah risiko yang timbul sebagai akibat dari fluktuasi tingkat bunga, meskipun bank syariah tidak menetapkan tingkat bunga, baik dari sisi pendanaan maupun sisi pembiayaan. Hal ini disebabkan pasar yang dijangkau bank syariah tidak hanya untuk nasabah yang loyal penuh terhadap syariah. Apabila tingkat bagi hasil lebih menguntungkan daripada tingkat bunga maka nasabah lebih tertarik menyimpan dananya di bank syariah, sebaliknya apabila tingkat bunga lebih menguntungkan daripada bagi hasil maka nasabah yang tidak loyal akan

13 memindahkan dananya ke bank konvensional, dalam hal ini bank konvensional beperan sebagai indirect compotitor market rate. Pada kasus ini fluktuasi tingkat bunga secara langsung akan mempengaruhi DPK bank syariah. Penelitian yang dilakukan oleh Haron dan Ahmad (2000) bertujuan untuk melihat hubungan yang terjadi antara simpanan yang ada di bank syariah dan tingkat keuntungannya, juga untuk meneliti apakah tingkat bunga bank konvensional mempunyai hubungan langsung dengan simpanan di bank syariah. Alat yang digunakan dalam penelitian itu adalah Adaptive Expectation Model dengan data sekunder runtun waktu pada bank negara Malaysia. Kesimpulan dalam penelitian tersebut adalah hubungan antara tingkat bagi hasil dan dana simpanan adalah positif, dimana jika terjadi kenaikan tingkat bagi hasil maka dana simpanan akan naik. Hubungan tingkat bunga dan simpanan negatif dimana apabila terjadi kenaikan suku bunga maka dana simpanan akan menurun. Hasil penelitian di atas jelas menunjukkan bahwa tingkat suku bunga masih menjadi pertimbangan oleh nasabah dalam menyimpan dana mereka Hubungan antar variabel tersebut dapat di gambarkan dengan kerangka penelitian sebagai berikut:

14 Gambar 1.3 Kerangka Penelitian Polling Dana, Penyaluran Dana dan Kegiatan Operasional Bank Syariah Perhitungan Distribusi Bagi Hasil Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah β 1 U t R Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah Tingkat Suku Bunga Deposito β 2 Perhitungan Bunga Simpanan Penghimpunan, Penyaluran Dana dan Kegiatan Operasional Bank Konvensional Keterangan: Lingkup Penelitian 1.5.2 Asumsi Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian maka ditetapkan asumsi sebagai berikut: Jumlah DPKM pada bank umum syariah di sebabkan oleh bayak faktor, di antaranya faktor pendapatan perkapita, demografi, tingkat SBI dan faktor lainnya.

15 Namun dalam penelitian ini hanya memperhitungkan variabel tingkat suku bunga dan tingkat bagi hasil saja. Oleh karena itu variabel lain di anggap konstan. Nasabah bank syariah di asumsikan sebagai nasabah yang rasional dan menggunakan maximizion theory atas return yang di hasilkan dari simpanan mereka pada prinsip bagi hasil di bank syariah maupun prinsip bunga di bank konvensional. 1.5.3 Hipotesis Hipotesis menurut Sugiyono (2006: 51), merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktafakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Hipotesis pada penelitian ini terbagi dua yaitu yaitu: 1. Tingkat bagi hasil berpengaruh positif terhadap dana pihak ketiga deposito mudharabah di Bank Syariah Mandiri. 2. Tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap dana pihak ketiga deposito mudharabah di Bank Syariah Mandiri. 3. Terdapat hubungan yang kuat antara tingkat bagi hasil dan tingkat suku bunga terhadap dana pihak ketiga deposito mudharabah Bank Syariah Mandiri.