BAB I PENDAHULUAN. dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan dapat mengakomodasikan setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN STRUKTURAL PEGAWAI

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan kompleks dengan kegiatan. diantaranya mengalokasikan sumber daya manusia demi tercapai tujuan

-3- BAB IV FUNGSI BADAN Pasal 5 Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Badan mempunyai fungsi:

profesional, bersih dan berwibawa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 18 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 328 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

I. PENDAHULUAN. organisasi (Hasibuan, 2011:10). Walaupun suatu organisasi telah memiliki visi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

GUBERNUR BALI, Mengingat

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

I. PENDAHULUAN. kabupaten/kota dapat menata kembali perencanaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 559 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN KABUPATEN GARUT

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan daerah diselenggarakan sesuai dengan yang diamanatkan. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan manajemen sekolah baik yang konvensional maupun yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 43/KEP/2001 TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN STRUKTURAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi perguruan tinggi dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, sangat memerlukan sistem manajemen yang efektif artinya dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan dapat mengakomodasikan setiap perubahan baik yang sedang dan telah terjadi dengan cepat, tepat dan terarah. Dengan demikian, organisasi sudah tidak lagi dipandang sebagai sistem tertutup tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang harus dapat merespon dan mengakomodasikan berbagai perubahan ekternal dengan cepat dan efisien. Dalam penyelenggaraan manajemen diperguruan tinggi tidak hanya ditentukan dengan infrastruktur dan fasilitas yang memadai serta dukungan dana semata, tetapi juga ditentukan dari keberhasilan dalam mengelola sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian tindakan dimulai dari sistem seleksi, pengembangan karir, pendidikan dan latihan, dan proses penyiapan personel untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian, masalah sumber daya manusia merupakan masalah yang kompleks bagi organisasi.

2 Manajemen kepegawaian dan sumberdaya manusia sangat penting bagi organisasi dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan organisasi (Mangkunegara, 2011:1). Masalah yang ada dalam manajemen sumber daya manusia, merupakan masalah yang patut mendapat perhatian setiap organisasi adalah masalah kinerja pegawai, karena kinerja pegawai sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Salah satu unit kerja di lingkungan Universitas Lampung yang memiliki peran memberikan layanan adalah Biro Umum dan Keuangan Universitas Lampung selaku unsur pelaksana administrasi yang menyelenggarakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh unsur di lingkungan Unila, serta mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, kerumahtanggaan, hukum, ketatalaksanaan, dan pengelolaan barang milik negara, dituntut mampu memiliki kinerja yang baik dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada mahasiswa, masyarakat kampus dan stakeholder secara efektif dan efisien. Pelaksanaan layanan dan adminsitrasi yang berlangsung di Biro Umum dan Keuangan Universitas Lampung diperankan oleh tenaga kependidikan, dimana tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi, jadi tenaga kependidikan di Universitas Lampung adalah para Pegawai Negeri Sipil (PNS) bagian administrasi atau struktural. Tenaga kependidikan adalah sumber daya manusia dalam hal ini PNS dituntut untuk memiliki kualitas dan profesionalisme, sehingga dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara optimal, sebagaimana yang telah diatur dalam

3 organisasi tata kerja. Sehingga diharapkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dapat terlaksana seperti yang dicita-citakan bersama. Kenyataan terkait dengan kinerja tenaga kependidikan sendiri tidak terlepas sebagai Pegawai Negeri Sipil banyak disoroti dalam memberikan layanan. Seperti yang diungkapkan Djimanto bahwa kinerja dan produktifitas birokrat Indonesia (Pegawai Negeri Sipil) sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Hal inilah yang membuat daya saing Indonesia, terutama dalam bidang ekonomi selalu tertinggal. Menurut Djimanto, ada beberapa hal mengapa kinerja dan poduktivitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Indonesia rendah. Pertama, sistem rekrutmen PNS yang masih berkoluasi, korupsi dan nepotisme (KKN), bukan berdasarkan kompetensi. Kedua, kenaikan pangkat dan sistem penggajian PNS dilakukan secara berkala bukan berdasarkan prestasi kerja. Ketiga, sistem pengawasan internal PNS tidak berjalan.karena ketiga hal di ataslah, kata Djimanto jangan heran kalau kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Indonesia rendah seperti malas-malasan, sering bolos, tidak produktif dan apalagi kalo liburan hari raya, PNS masuk kerja tidak tepat tanggal yang ditetapkan. (Djimanto,http://sp.beritasatu.com/ekonomidanbisnis/kinerja-tgl7Pebruari 2015.) Berdasarkan prasurvai peneliti dengan melihat kondisi kerja yang terjadi diduga adanya indikasi rendahnya kinerja dapat dilihat masih terjadinya keterlambatan dalam pengurusan atau penyelesaian suatu berkas, pegawai tidak berada ditempat kerjanya, dan kurang cepatnya pelayanan yang diberikan pegawai. Hal ini merupakan indikasi masih kurangnya motivasi mereka bekerja dengan adanya fenomena tersebut dimana para pegawai cenderung mengalami penurunan

Jumlah Tenaga Non Pendidik (orang) 4 kinerja.selanjutnya data dalam Rencana Strategis (Renstra) Universitas Lampung Tahun 2011-2015 jumlah tenaga kependidikan di Unila pada tahun 2011 sebanyak 741 orang, jumlah ini masih belum ideal untuk melayani dosen dan mahasiswa dengan tingkat perbandingan sebesar 1:27. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas layanan yang diberikan. Selanjutnya Tingkat pertumbuhan tenaga kependidikan selama 5 tahun (2007-2011) juga mengalami penurunan rata-rata sebesar 12,5 %. (Renstra Unila Tahun 2011-2015). Dari data di atas, maka dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kependidikan, rasionya masih belum cukup untuk melayani mahasiswa dan dosen sebagai pelanggan utama. Gambar. 1.1. Jumlah Tenaga Kependidikan Universitas Lampung dari Tahun 2007-2011. 860 840 820 800 780 760 740 720 700 680 847 761 v =- 16.4x - 828 p 2 = 0.294 736 809 741 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun Sumber : Rentra Unila 2011-2015 (data diolah) Untuk mewujudkan kinerja organisasi yang optimal, salah satunya adalah dengan mengoptimalkan sumber manusia yang ada, menggerakkan, memberikan motivasi atau dorongan, berkoordinasi dan berkomunikasi kepada staf sehingga diharapkan akan tercipta suasana dan hubungan kerja yang baik.

5 Salah satu permasalahan pokok dalam setiap organisasi ialah bagaimana memberi motivasi kepada bawahan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Pemimpin harus dapat memahami perilaku bawahan, artinya seorang pemimpin dalam tugas keseluruhan hendaknya dapat memperhatikan, mengamati perilaku para bawahan masing-masing, dengan memahami perilaku mereka akan lebih memudahkan tugasnya memberikan motivasi. Berdasarkanobservasi peneliti, rendahnya motivasi pegawai dalam melakukan kerjanya dapat dilihat dari tingginya tingkat ketidakdisiplinan pegawai, seperti terlihat ketika jam kerja tidak berada ditempat, tidak mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, dan kurang bergairah dalam bekerja. Hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan. Motivasi mempunyai peranan penting bagi pimpinan, sebab pimpinan dikatakan berhasil dalam menggerakkan bawahannya apabila dapat memberikan motivasi yang tepat. Peranan pimpinan sangat strategis dalam peningkatan motivasi kerja pegawainya agar mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, bergairah dalam bekerja dengan mendayagunakan sarana dan prasarana, menerapkan fungsi-fungsi manajemen, terutama fungsi motivasi dalam organisasi sehingga dapat menciptakan kondisi dan lingkungan yang nyaman dalam bekerja. Motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Robbins (2009:222). Selain faktor motivasi, kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan yang ada dalam suatu organisasi.yusmalinda (2012:4). Setiap organisasi pemerintah maupun swasta, dalam mencapai tujuan

6 yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku, tercapainya tujuan organisasi tidak dapat dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digunakan atau dijalankan oleh pegawainya yang berperan aktif sebagaipelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut. Gaya kepemimpinan berhubungan dengan ketenangan dalam melaksanakan tugas, peran kepemimpinan menjadi sangat penting untuk menentukan arah dan pencapaian tujuan organisasi. Seorang pemimpin akan memainkan peranan yang sangat dominan dalam kehidupan organisasinya, pemimpin dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan dalam bekerja, kualitas kehidupan kerja dan tingkat prestasi suatu organisasi. Pimpinan harus mampu memberikan arah dan petunjuk kerja yang jelas kepada pegawai agar sesuai dengan tujuan organisasi. Pemimpin dituntut untuk mampu mengatur, mengarahkan, menggerakkan, memotivasi bawahannya serta mendelegasikan wewenang secara tepat, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara optimal. Menurut Thoha (1993:265) Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha menselaraskan persepsi diantara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengetahui kesuksesan pemimpin ialah dengan mempelajari gayanya, karena gaya kepemimpinan banyak mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahannya. Gaya kepemimpinan yang

7 dilakukan oleh atasan akan mempengaruhi kenyamanan pegawai dalam bekerja, dan mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai. Peran vital dan strategis kepala Biro Umum dan Keuangan Universitas Lampung selaku pimpinan organisasi dalam membangun semangat dan motivasi dilakukan dengan memadukan pendekatan persuasif dan profesionalisme. Konsep tersebut diawali dengan membuka komunikasi dengan seluruh pegawai dan mendengarkan berbagai saran dan keluhan yang disampaikan baik secara lisan maupun secara tertulis. Langkah ini dimaksudkan untuk dapat memetakan seluruh harapan dan keinginan dari para pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Keberadaan seorang pimpinan bukan sebagai penguasa yang dilayani, namun kehadirannya lebih sebagai pengarah dan penyusun strategi kerja yang profesional. Hal ini dapat dilakukan oleh seorang pimpinan manakala ia mengedepankan fungsi mata, hati, telinga, pikiran, dan perasaan secara objektif, namun tidak semua pimpinan mampu bersikap seperti apa yang tertuang dalam teori kepemimpinan. Hal ini dikarenakan setiap pimpinan adalah manusia biasa yang memiliki, sifat, karakter dan gaya tersendiri dalam memimpin. Berdasarkan uraian di atas, dan latar belakang masalah maka peran pemimpin sangat menentukan dalam memotivasi dan kinerja pegawai sehingga tujuan Biro Umum dan Keuangan Universitas Lampung dapat tercapai dengan baik, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BIRO UMUM DAN KEUANGAN UNIVERSITAS LAMPUNG.

8 1.2 Perumusan Masalah Berdasar latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Biro Umum dan Keuangan Universitas Lampung. 2. Seberapa besar motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Biro Umum dan Keuangan Universitas Lampung. 3. Seberapa besar gaya kepemimpinan dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Biro Umum dan Keuangan Universitas Lampung. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis besanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Biro Umum dan Keuangan Universitas Lampung. 2. Untukmengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis besanya pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai Biro Umum dan Keuangan Universitas Lampung. 3. Untukmengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis besarnya pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawai Biro Umum dan Keuangan Universitas Lampung.

9 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi para pimpinan di lingkungan Biro Umum dan Keuangan Universitas Lampung dalam rangka perbaikan kedepan sebagai upaya untuk mewujudkan kinerja pegawai kearah yang baik. 2. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan sumber daya manusia keterkaitannya dengan upaya pengambilan kebijakan baik sekarang maupun yang akan datang dalam rangka peningkatan kinerja pegawai.