BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoelh dari lapangan/objek penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 MOTEDI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penjelas (explanatory research) karena

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

PAPARAN BUPATI KATINGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. instrumen harus memenuhi persyaratan utama, yaitu valid dan reliabel Uji Angket Pengukur Dimensi Kepemimpinan.

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. antara dan bujur timur dengan luas 44,91 km². Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Letak Geografis Kota Palembang terletak pada posisi antara 2 52 sampai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia. Salam Sari dapat dilihat pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut :

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan responden dan berdasarkan jenis kelamin responden. Untuk lebih

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 6 PEMBAHASAN HASIL ANALISIS Pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, motivasi, pengalaman kerja, sikap

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI ANALISIS DATA Deskriptif Industri Gerabah di Desa Bangunjiwo. dilakukan berdasarkan hasil jawaban yang diperoleh dari responden yang

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kabupaten Bengkalis. Jl. Simp. Rangau Km.3 Duri. Sedangkan waktu penelitian. Jenis data dalam penelitian ini berupa :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nama awalnya Perum Pelabuhan Jakarta Cengkareng berdiri sejak tahun 1984.

Seuntai Kata. Kasongan, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Katingan. Agie, M.Hum.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha konveksi di

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Novotel Jakarta Mangga Dua Square, hotel bintang 4 yang didirikan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB IV PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 70 sampel/

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN Cabang Sukajadi Pekanbaru dan waktu penelitian ini direncanakan selama 3

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian ini akan dibahas antara lain (Noor, 2011:204)

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT KEWIRAUSAHAAN PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah PD.BPR Rokan Hilir Cabang Kubu, Kabupaten Rokan Hilir yang

Pada bagian ini dijelaskan mengenai hasil-hasil yang diperoleh setelah. melakukan penelitian yang meliputi karakteristik dari responden dan diskripsi

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

BAB IV ANALISIS DATA. valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. 27. Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel kekayaan (X 1 ) dan Moral (X 2 )

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitaif asosiatif. Kuantitatif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan 125 responden untuk menjelaskan pengaruh

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan terhadap Wajib Pajak yang berada di wilayah

BAB III METODE PENELITIAN. Koperasi Mahasiswa UMY. Subyek yang digunakan yaitu konsumen Koperasi

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Pasar Baru Wadungasri. transparan, maka seiring dengan perkembangan Kabupaten Sidoarjo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah karyawan yang dipilih sebagai responden sebanyak 100 orang

besar dari r tabel maka dinyatakan valid. Secara manual rumus uji tersebut adalah: n xy - xy r xy = n x 2- ( x)2 n y 2 - ( y)2

III. METODELOGI PENELITIAN. Lampung, Disperindag Provinsi Lampung, jurnal-jurnal ekonomi serta dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kabupaten Majalengka yang diambil dengan teknik Cluster Random Sampling.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

(TQS) yang terdiri dari: fokus pada pelanggan, keterkaitan total, sistem pengukuran, dukungan sistematis dan perbaikan berkesinambungan terhadap

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Geografis dan Keadaan Penduduk Liwa Lampung Barat. Kota Bandar Lampung nerupakan ibukota Provinsi Lampung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi.

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua

BAB III METODE PENELITIAN. satu variable dengan variable yang lain atau dengan istilah lain adalah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas. Variable Corrcted item total R tabel Keterangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT. GOLD COIN INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Thalabul Khair

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB V PEMBAHASAN. responden. Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi dari masing-masing klasifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

Berikut sebuah penelitian:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan masalah yang diteliti dalam suatu penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai teori yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sasaran penelitian ini berkaitan dengan obyek yang akan ditulis, maka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

Transkripsi:

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoelh dari lapangan/objek penelitian yang Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah yang merupakan salah satu di antara 1 Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Kalimanta Tengah dapat diuraikan sebagai berikut : 5.1.1. Letak Geografis Kabupaten Katingan berdasarkan Undang-Undang No. 27 tahun 1959 yang merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Propinsi Kalimantan Tengah dengan posisinya sebagai berikut : Letak : 111 0 0,18 113 0 0,6 Bujur Timur. 0 0 23,6 303 2,5 Lintang Selatan. Batas : Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Barat : Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa : Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Kapuas dan Kota P. Raya : Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ktawaringi Timur. Luas : 17780 Km 2. 56

57 5.1.2. Tofografi Secara umum keadaan Kabupataen Katingan ini bervariasi, sebagian besar merupakan daerah dataran rendah yang meliputi bagian selatan sempai tengah memanjang dari timur ke barat. Sedangkan bagian utara merupakan dataran tinggi yang berbukit-bukit dengan jenis tanah yang didominasi oleh jenis tanah podsolik merah kuning. Daerah ini pula dicirikan oleh adanya sungai-sungai besar dan kecil. Sungai-sungai tersebut merupakan saran atransportasi yang paling dominan bagi warga Desa dan Kecamatan di daerah ini. Sungai digunakan sebagai sarana perhubungan dikarenakan letak Kota Kecamatan dengan desa-desanya sebagian besar berada di pinggir sungai. Karena banyak menggunakan transport lewat sungai maka komunikasi lintas Kecamatan dan Desa sangat tergantung dengan keadaan alam disekitarnya. 5.1.3. Luas Wilayah, jarak tempuh dan jumlah Desa menurut Kecamatan 5.1.3.1.Luas Wilayah dan Jarak Tempuh Menurut Kecamatan Kabupaten Katingan memiliki luas Daerah yang besar yaitu 17800 (Km 2 ) dengan jarak tempuhnya adalah 1939 Km 2. Diantara Kecamatan terlihat bahwa Kecamatan Medawi yang mempunyai jarak tempuh paling luas yaitu 237 Km 2, kemudian disusul oleh Kecamatan Katingan Hulu dengan jarak tempuh seluas 235 Km 2, sementara luas daerah yang paling besar adalah Kecamatan Sanaman Matikei yaitu 3030 Km 2, dan disusul oleh Kecamatan Kamipang dan Kecamatan Katingan

58 Hulu yang masing-masing 2793 Km 2 dan 260 Km 2. Data tersebut terlihat pada tabel 5.1 berikut ini : TABEL : 5.1. Luas Kecamatan dan Jarak tempuh di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003 No Nama Kecamatan Luas Daerah (Km 2 ) Jarak Tempuh (Km 2 ) 1 Katingan Hulu 260 235 2 Marikit 2178 197 3 Sanaman Mantikei 3030 189 Katingan Tengah 1089 167 5 Pulan Malan 805 13 6 Tewang Sangalan Garing 568 15 7 Katingan Hilir 663 125 8 Tasik Piawan 80 136 9 Kamipang 2793 18 10 Katingan Kuala 10 217 11 Mendawai 1826 237 Jumlah 17800 1939 Sumber : BPS Kab. Kattingan 2001 Dari tabel 5.1 di atas terlihat bahwa Kecamatan yang mempunyai luas Daerahnya kecil adalah Kecamatan Tewang Sangalan Garing Yaitu seluas 568 Km 2, dengan jarak tempuh selus 15 Km 2, kemudian disusul oleh Kecamatan Katingan Hilir dan Kecamatan Tasik Piawan yang masing-masing luasnya adalah 663 Km 2 dan 80 Km 2 serta jarak tempuhnya adalah 125 Km 2 dan 136 Km 2.

59 5.1.3.2.Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan Adapun jumlah Desa/Kelurahan yang berstatus Pemerintah menurut Kecamatan di Kabupaten Katingan ini adalah sebanyak 150 yaitu terdiri dari 13 Desa dan 7 Kelurahan. Untuk lebih jelasnya jumlah Desa/Kelurahan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini : TABEL : 5.2. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kab. Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003 No Nama Kecamatan Luas Daerah (Km 2 ) Jarak Tempuh 1 Katingan Hulu 33 1 2 Marikit 18 0 3 Sanaman Mantikei 19 0 Katingan Tengah 1 1 5 Pulan Malan 1 0 6 Tewang Sangalan Garing 8 1 7 Katingan Hilir 6 2 8 Tasik Piawan 8 0 9 Kamipang 9 0 10 Katingan Kuala 7 0 11 Mendawai 10 2 (Km 2 ) Jumlah 13 7 Sumber : BPS Kab. Katingan 2001 Dari tabel 5.2. di atas terlihat bahwa Kecamatan yang mempunyai Desa terbanyak adalah Kecamatan Katingan Hulu yaitu 33 Desa dan 1 Kelurahan. Kemudian disusul oleh Kecamatan Sanaman Matikei dan Kecamatan Marikit yaitu masing-masing 19 dan 18 Desa namun tidak ada Kelurahannya. Selanjutnya

60 Kecamatan yang mempunyai jumlah Desa terkecil adalah kecamatan Katingan Hilir sebanyak 6 desa dan Kecamatan Mendawai sebanyak 7 Desa. 5.1.. Kepadatan Penduduk Berdasarkan haisl Sensus Penduduk 2000, jumlah penduduk Kabupaten Katingan telah mencapai 23951 yang terdiri dari laki-laki sebanyak 12576 dan Perempuan sebanyak 11375. Untuk lebih rincinya kepadatan Penduduk Kabupaten Katingan dengan Ratio jenis kelamin menurut Kecamatan dapat dilihat dalam tabel 5.3. berikut ini : TABEL 5.3 : Jumlah Penduduk dan Ratio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kab. Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003 No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Katingan Hulu 772 69 966 2 Marikit 2828 2663 591 3 Sanaman Mantikei 665 5931 12396 Katingan Tengah 963 872 19115 5 Pulan Malan 321 3203 617 6 Tewang Sangalan Garing 75 180 8655 7 Katingan Hilir 8817 8191 17008 8 Tasik Piawan 3111 2861 5972 9 Kamipang 3360 3161 6521 10 Katingan Kuala 01 3152 7166 11 Mendawai 12576 11375 23951 Sumber BPS Kab. Katingan 2001

61 Dari tabel 5.3. diatas terlihat bahwa kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk yang banyak adalah : Pertama, Kecamatan Katingan Tengah sebanyak 18115 jiwa atau 76% dari total penduduk Kabupaten, yang terdiri dari laki-laki 963 orang atau 1% dari 23951 jiwa, dan perempuan 872 orang atau 35%. Kedua, Kecamatan Katingan Hilir sebanyak 17008 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 8817 orang dan perempuan sebanyak 8191 orang. Kemudian disusul oleh Kecamatan Sanaman Mantikei dan Kecamatan Katingan Hulu yang masing-masing sebanyak 12396 jiwa dengan laki-laki 665 orang, perempukan 5931 orang dan 966 jiwa dengan laki-laki sebanyak 772 orang, perempuan sebanyak 69 orang. Kemudian jumlah penduduk yang sedikit adalah kecamatan Marikit sebanyak 591 jiwa dengan laki-laki sebanyak 2828 orang dan perempuan sebanyak 2663 orang. Kecamatan Tasik Piawan sebanyak 5972 jiwa dengan laki-laki sebanyak 3111 orang dan perempuan sebanyak 2861 orang. 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil survei di lapangan diperoleh data responden mengenai tingkat umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah pelatihan dan lama bertugas/masa kerja Kepala Desa yang dapat dijadikan masukan bagi beberapa variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Data responden ini diperoleh dari data primer yang dapat dideskripsikan sebagai berikut :

62 5.2.1. Jumlah responden berdasarkan umur Kepala Desa sebagai pejabat pemerintahan Desa di Wilayah Kabupaten Katingan yang berumur 27 s/d 60 tahun ke atas dirincikan dalam tabel 5.. berikut ini: Tabel 5.. : Jumlah Responden berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003 No 1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Kelompok Umur (tahun) < 30 30-35 36-0 > 0 Jumlah Katingan Hulu 1 2-7 10 Marikit - - 1 5 6 Senaman Mantikei - - 1 5 Katingan Tengah - 1 2 7 Pulau Malan - - 3 3 6 Twg. Sngalang Garing - - - Katingan Hikir - - - Tasik Piawan 1 1-2 Kamipang - - 1 3 Mendawai - - 2 2 Katingan Kuala - - 2 6 Jumlah 2 16 38 60 Dilihat dari tabel diatas menurut Kecamatannya bahwa rata yang menjabat sebagai Kepala Desa di Kabupaten Katingan adalah mereka yang berumur 0 tahun keatas. Artinya Kepala Desa/Kelurahan di Kabupaten Katingan didominasi oleh orang yang sudah lanjut usia yaitu 38 orang atau 63,3% dari 60 Kades di 11 Kecamatan. Sementara dari mereka yang tergolong berumur muda hanya sebanyak 22 orang atau 37% dari 60 Kades di 11 Kecamatan Kabupaten Katingan.

63 5.2.2. Jumlah Responden berdasarkan Jenis Kelamin Melihat dari jumlah responden berdasarkan jenis kelaminnya ternyata jauh dari kesimbangan. Dari jumlah responden (Kades) yaitu 60 orang hanya ada satu orang yang berjenis kelamin perempuan atau 0,02% saja dari keseluruhan responden yang ada. Data selengkapnya tentang jumlah responden menurut jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel 5.5 berikut ini : Tabel 5.5 : Jumlah Responden menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003 No 1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Katingan Hulu 9 1 10 Marikit 6-6 Senaman Mantikei 5-5 Katingan Tengah 7-7 Pulau Malan 6-6 Twg. Sngalang Garing - Katingan Hikir - Tasik Piawan - Kamipang - Mendawai - Katingan Kuala 6-6 Jumlah 59 1 60 Dari tabel 5.5 diatas terlihat bahwa yang menjadi Kades di Kabupaten Katingan menurut Kecamatan di dominasi oleh jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 50 orang dari 60 responden atau 98%. Sementara yang perempuan hanyak sebanyak 1 orang atau 2% dari total responden.

6 5.2.3. Jumlah responden berdasarkan pendidikan Berdasarkan hasil survei di lapangan terdapat data responden mengenai tingkat pendidikan yang bervariasi yaitu dari tingkat SD sampai ke tingkat Perguruan Tinggi. Rincian data tingkat pendidikan responden (Kades) tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut : Tabel 5.6 : Jumlah responden berdasarkan pendidikan di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003. No 1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Tingkat pendidikan SD SLTP SLTA PT Jumlah Katingan Hulu 3 1 6-10 Marikit 2 3 - - 5 Senaman Mantikei - 1-5 Katingan Tengah - 1 5-6 Pulau Malan 1 2 2-5 Twg. Sngalang Garing - 1 2 2 5 Katingan Hikir 1 1 2 1 5 Tasik Piawan - 2 1 1 Kamipang - 2 2 - Mendawai - - - Katingan Kuala 2 2 2 1 7 Jumlah 9 16 30 5 60 Dari data pada tabel 5.6 diatas ternyata bahwa jumlah responden yang berpendidikan PT adalah sebanyak 5 orang dari 60 responden atau 8,33%, dan yang berpendidikan SLTA adalah sebanyak 30 orang dari 60 responden atau 51,7%, sementara yang berpendidikan SLTP dan SD/sederajat masing-masing 16 orang atau 27% dan 9 orang atau 15%. Jadi para Kades di Kabupaten Katingan menurut kecamatannya adalah sebagian besar berpendidikan SLTA.

65 5.2.. Jumlah responden berdasarkan Masa Kerja/jabatan Dilihat dari masa kerja Kades di Kabupaten Katingan ini sangat bervariasi, muai dari 3 tahun kebawah sampai kepada 16 tahun keatas. Masa kerja responden menurut Kecamatan tempat ia bekerja terdapat datanya seperti pada tabel 5.7 berikut ini : Tabel 5.7 : Jumlah responden berdasarkan masa kerja Kades di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003. No 1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Masa Kerja (tahun) < 5 5-10 11-15 16 Jumlah Katingan Hulu 3 1 1 9 Marikit 2 - - 6 Senaman Mantikei 1 2 2-5 Katingan Tengah 2 5 - - 7 Pulau Malan - 5-1 6 Twg. Sngalang Garing 1 2 2-5 Katingan Hikir - 3 1 - Tasik Piawan 1 1 2 1 5 Kamipang - 1 2-3 Mendawai 3-1 - Katingan Kuala 2 3-1 6 Jumlah 15 30 11 60 Dilihat dari tabel 5.7 diatas ternyata bahwa jumlah Kades yang mempunyai masa kerja < 5 tahun adalah sebanyak 15 orang dari total 60 responden atau 25% dan jumlah responden yang bekerja selama 5 sampai 10 tahun adalah sebesar 30 orang atau 50%, juga yang bekerja selama 11 sampai 15 tahun adalah 11 orang atau 18,33% serta yang bekerja diatas 15 tahun hanya orang atau 7% saja.

66 5.2.5. Jumlah Responden berdasarkan Pelatihan Dilihat dari jumlah responden (Kades) yang pernah mengikuti pelatihan untuk keperluan kepemerintahan desanya ternyata sangat bervariasi. Jumlah pelatihan yang diikuti oleh Kepala Desa dari masing-masing Kecamatan tidak merata dan ini akan berpengaruh terhadap kinerja para Kades. Pelatihan yang pernah diikuti menunjukkan frekuensi yang berbeda sebagai dapat dilihat dalam tabel 5.8 dibawah ini. Responden yang banyak mengikuti Pelatihan hanya di Kecamatan Katingan Hulu yaitu 5 orang yang pernah sampai 5 kali pelatihan dan 5 orang juga yang pernah mengikuti pelatihan diatas 5 kali. Sedangkan Kecamatan lainnya hanya kecamatan Sanaman Matikei dan Kecamatan Katingan Kuala yang bisa mencapai diatas 5 kali pelatihan yaitu masing-masing responden. Tabel 5.8 : Jumlah responden dan jenis pelatihan yang pernah diikuti di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003. No 1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Jenis pelatihan Jumlah < 5 5-10 > 10 responden % Katingan Hulu 5 5-10 17 Marikit 5 1-6 10 Senaman Mantikei 1-5 8,33 Katingan Tengah 5 2-7 11,8 Pulau Malan 3 3-6 10 Twg. Sngalang Garing - - 7 Katingan Hikir - - 7 Tasik Piawan 2 2-7 Kamipang 2 2-7 Mendawai 2 2-7 Katingan Kuala 2-6 10 Jumlah 35 25-60 100

67 Dari tabel 5.8 diatas terlihat bahwa data jumlah Pelatihan yang pernah diikuti oleh responden dibawah 5 kali adalah sebanyak 35 orang atau 58,33% dari jumlah responden. Selanjutnya yang pernah mengikuti pelatihan 5 sampai 10 kali adalah sebanyak 25 orang atau 2% dari 60 responden, sedangkan diatas 10 kali tidak ada. Data ini menunjukkan bahwa tingkat pelatihan yang diikuti oleh Kades kurang memadai. 5.3. Deskripsi Penelitian Setelah melakukan penelitian di Kabupaten Katingan 1 hari kerja dari tanggal 2 Juli s/d 11 Agustus 2003 telah diperoleh data primer dan data sekunder yang diperlukan sebagai informasi yang akurat dan faktual tentang variabel-variabel penelitian yaitu kinerja Kades, pendidikan, pelatihan, motivasi, pengalaman kerja, sikap loyal dan Budaya Kerja. 5.3.1. Variabel kinerja Kepala Desa (Y) Berdasarkan definisi operasional bahwa yang disebut dengan kinerja (prestasi kerja) adalah rata-rata hasil kerja yang dicapai oleh Kades selama satu tahun terakhir yaitu Juni 2001 s/d Mei 2002 dibandingkan dengan perkiraan harapan pemerintah Desa. Berdasarkan data lapangan yang diperoleh peneliti, maka prestasi kerja (kinerja) Kepala Desa dapat diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Katingan menjadi 5 kategori yaitu : sangat memuaskan, memuaskan, cukup memuaskan, kurang memuaskan, sangat kurang memuaskan seperti yang dirincikan pada tabel berikut ini :

68 Tabel 5.9 : Klasifikasi kinerja Kepala Desa di Kab. Katingan Propinsi Kalimatnan Tengah tahun 2003. No Indikator Kategori Jumlah SM M CM KM SKM 1 Kepemimpinan - 36 2 - - 60 2 Tanggung jawab - 1 19 - - 60 3 Kesetiaan - 35 25 - - 60 Ketaatan - 22 36 2-60 5 Kejujuran - 37 21 2-60 6 Inisiatif/prakarsa - 3 25 1-60 7 Kersajasama 1 15 37 7-60 Ketentuan : < 50 % = Sangat Memuaskan; 30 0 % = Memuaskan; 20 30 % = Cukup Memuaskan; 10 20 % = Kurang Memuaskan 0 10 % = Sangat Kurang Memuaskan Dari tabel 5.9 diatas terlihat bahwa kepemimpinan seorang kades adalah 0% cukup memuaskan, 60% memuaskan dan sangat memuaskan tidak ada. Tanggung jawab seorang kades adalah 68,33% memuaskan, 32% cukup memuaskan dan sangat memuaskan, kurang memuaskan, sangat kurang memuaskan semua ada. Kesetiaan memuaskan 58,33% dan cukup memuaskan 2%, sangat memuaskan tidak ada, kurang memuaskan tidak ada, dan sangat kurang memuaskan tidak ada. Ketaatan adalah 37% memuaskan, 60% cukup memuaskan, sangat memuaskan tidak ada, dan kurang memuaskan 3,33%, sangat kurang memuaskan tidak ada. Kejujuran adalah 62% memuaskan, 35% cukup memuaskan, 3,33% kurang memuaskan, sedangkan sangat memuaskan dan sangat kurang memuaskan tidak ada. Inisiatif adalah 57% memuaskan, 2 cukup memuaskan, 2% kurang memuaskan, sedangkan yang sangat memuaskan dan sangat kurang memuaskan tidak ada. Kerja sama adalah 2% sangat

69 memuaskan, 25% memuaskan, 62% cukup memuaskan, 12% kurang memuaskan, dan yang sangat kurang memuaskan tidak ada. 5.3.2. Variabel Tingkat Pendidikan (X 1 ) Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mulai dari tingkat SD, SMP/SLTP, SMA/SLTA, Diploma dan S1. dalam definisi operasional tingkat pendidikan yang pernah ditempuh oleh responden berdasarkan standar formal yang telah ditetapkan oleh pemerintah adalah SD/sederajat, SLTP/sederajat, SLTA/sederajat, Diploma/sederajat dan Sarjana (S1). Menurut hasil penelitian dilapangan ternyata bahwa data responden yang berpendidikan setingkat SD, SLTP, SLTA, Diploma dan S1 cukup bervariasi, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut ini : Tabel 5.10 : Jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003. Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase SD 11 18,33 SLTP 1 23,33 SLTA 31 51,67 Perguruan Tinggi 6,67 Jumlah 60 100,00 Dari tabel 5.10 diketahui bahwa responden penelitian yang berpendidikan SD/sederajat berjumlah 11 orang atau 18,33% dari 60% responden yang ada; yang berpendidikan SLTP sejumlah 1 orang atau 23,33% dari jumlah responden yang ada; yang berpendidikan SLTA sejumlah 31 orang atau 51,67% dari 60 responden;

70 dan yang berpendidikan PT berjumlah orang atau 6,67% dari 60 responden penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, mayoritas responden adalah mereka yang berpendidikan SLTA dan disusul oleh mereka yang berpendidikan SLTP dari total responden. 5.3.3. Variabel Pelatihan (X 2 ) Tabel 5.11 : Nilai jawaban responden terhadap pelatihan di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003 No Batas Kelas Kategori Frekuensi % 1 3,2,0 Sangat memuaskan 12 20,0 2 2, < 3,2 Memuaskan 3 56,7 3 1,6 < 2, Cukup memuaskan 10 16,7 0,8 < 1,6 Kurang memuaskan 6,7 5 0 < 0,8 Sangat kurang memuaskan - - Jumlah 60 100 Dari tabel 5.11 diatas diketahui bahwa tanggapan responden penelitian yang terbanyak adalah kategori memuaskan yaitu sebanyak 3 orang atau 56,% dari jumlah responden yang ada. Peringkat kedua adalah ketegori sangat memuaskan yaitu 12 orang atau 20% dari 60 responden. Dan 10 orang yang menilai cukup memuaskan atau 16,7% dari total responden yang ada, selanjutnya hanya orang yang menganggap kurang memuaskan atau 6,7% dari total responden penelitian.

71 5.3.. Variabel Motivasi (X 3 ) Tabel 5.12 : Nilai jawaban responden terhadap variabel motivasi di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003 No Batas Kelas Kategori Frekuensi % 1 3,2,0 Sangat memuaskan 8 13,3 2 2, < 3,2 Memuaskan 30 50,0 3 1,6 < 2, Cukup memuaskan 19 31,7 0,8 < 1,6 Kurang memuaskan 3 5,0 5 0 < 0,8 Sangat kurang memuaskan - - Jumlah 60 100 Dari tabel 5.12 diatas menunjukkan bahwa tanggapan terhadap variabel motivasi sebanyak 30 orang pada kategori memuaskan atau 50% dari total responden penelitian, sebanyak 19 orang pada kategori cukup memuaskan atau 31,7% dari total responden penelitian, dan selanjutnya kategori sangat memuaskan sebanyak 8 orang atau 13,3% dari total responden penelitian dan pada kategori kurang memuaskan hanya 3 orang atau 5% dari 60 responden penelitian. 5.3.5. Variabel Pengalaman Kerja (X ) Tabel 5.13 : Nilai jawaban responden terhadap variabel pengalaman kerja di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003 No Batas Kelas Kategori Frekuensi % 1 3,2,0 Sangat memuaskan 7 11,7 2 2, < 3,2 Memuaskan 32 53,3 3 1,6 < 2, Cukup memuaskan 18 30,0 0,8 < 1,6 Kurang memuaskan 3 5,0 5 0 < 0,8 Sangat kurang memuaskan - - Jumlah 60 100

72 Dari tabel 5.13 diatas ternyata frekuensi penilai responden pada variabel pengalaman kerja adalah 32 orang menganggap memuaskan atau 53% dari total responden penelitian, 18 orang menanggap cukup memuaskan atau 30% dari total responden penelitian, 7 orang yang menanggap sangat memuaskan atau 12% dari total responden penelitian dan hanya 3 orang yang menganggap kurang memuaskan atau 5% dari total responden penelitian, sedangkan pada karegori sangat kurang memuaskan tidak ada. 5.3.6. Variabel Sikap Loyal (X 5 ) Tabel 5.1 : Nilai jawaban responden terhadap variabel sikap loyal di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003. No Batas Kelas Kategori Frekuensi % 1 3,2,0 Sangat memuaskan 6 10,0 2 2, < 3,2 Memuaskan 36 60,0 3 1,6 < 2, Cukup memuaskan 16 26,7 0,8 < 1,6 Kurang memuaskan 2 3,3 5 0 < 0,8 Sangat kurang memuaskan - - Jumlah 60 100 Dari tabel 5.1 diatas terlihat bahwa tanggapan terhadap variabel sikap loyal bervariasi yaitu 36 orang yang menganggap memuaskan atau 60% dari total responden penelitian, 16 orang yang menganggap cukup memuaskan atau 27% dari total responden penelitian, 6 orang mengatakan sangat memuaskan atau 10% dari total responden penelitian, dan hanya 2 orang yang menganggap kurang memuaskan, sedangkan yang menganggap sangat kurang memuaskan tidak ada.

73 5.3.7. Variabel Budaya Kerja (X 6 ) Tabel 5.15 : Nilai jawaban responden terhadap variabel budaya kerja di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2003. No Batas Kelas Kategori Frekuensi % 1 3,2,0 Sangat memuaskan 1 1,7 2 2, < 3,2 Memuaskan 22 36,7 3 1,6 < 2, Cukup memuaskan 23 38,3 0,8 < 1,6 Kurang memuaskan 13 21,7 5 0 < 0,8 Sangat kurang memuaskan 1 1,7 Jumlah 60 100 Dari tabel 5.15 diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden terhadap variabel budaya kerja adalah 23 orang yang menganggap cukup memuaskan atau 38% dari total responden penelitian, 22 orang yang menganggap memuaskan atau 37% dari total responden penelitian, 13 orang yang menganggap kurang memuaskan atau 22% dari total responden penelitian, sedangkan kategori sangat memuaskan dan sangat kurang memuaskan masing-masing adalah 1 orang atau 2% dari total responden penelitian. 5.. Uji Syarat Regresi Berdasarkan pengujian statistik, model persamaan regresi yang diajukan sudah memenuhi syarat, ini terbukti dengan eratnya hubungan variabel bebas dengan variabel tidak bebasnya yang ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien korelasi (Multiple R = 0,92). Agar model persamaan tersebut dapat diterima, harus memenuhi syarat antara lain Multikolinearitas, Heteroskedastisitas dan Autokorelasi.

7 5..1. Uji Multikollinearitas Salah satu asumsi model regresi linear klasik ialah tidak adanya multikoliniearitas antara sesama variabel bebas yang ada dalam model. Indikator untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah dari nilai VIF (Variance Influence Factor)(Slomun 2002 : 36). Jika nilai VIF berada pada nilai 1-5, maka variabel dinyatakan tidak terkena multikolinearitas. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh variabel mempunyai nilai antara 1-5, sehingga variabel-variabel penelitian, bebas multikolinearitas (lampiran V). 5..2. Uji Heterokedastisitas Untuk menentukan ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas dilakukan pengujian dengan metode Spearman Rank Correlation yaitu mengkorelasikan variabel-variabel bebas dengan Residual. Penggunaan metode ini variabel-variabel bebas dan residual terlebih dahulu di rangking sesuai dengan urutan yang meningkat. Kriteria pengujiannya, apabila (P) Sig < 0,05 berarti ada gejala heterokedastisitas dan sebaliknya apabilai nilai (P) Sig > 0,05 maka tidak ada gejala heterokestisitas. Hasil perhitungan korelasi Rank Spearman dimaksud dapat diliihat pada tabel 5.16 dibawah ini :

75 Tabel 5.16 : Ringkatan hasil Uji Heterokedastisitas No Variabel r Spearman Sig Keterangan 1 Pendidikan 0,07 0,001 < 0,05 Terjadi Heterokedastisitas 2 Pelatihan 0,056 0,66 < 0,05 Homokeastisitas 3 Motivasi -0,122 0,352 < 0,05 Homokeastisitas Pengalaman Kerja 0,13 0,307 < 0,05 Homokeastisitas 5 Sikap Loyal 0,15 0,20 < 0,05 Homokeastisitas 6 Budaya Kerja 0,233 0,073 < 0,05 Homokeastisitas Dari tabel 5.16 diatas menunjukkan bahwa semua variabel kecuali variabel pendidikan menunjukkan bahwa nilai kritiknya sebesar 0,05 untuk dua sisi, dan ternyata nilai r dari semua variabel lebih kecil dari nilai kritisnya. Mengingat nilai r kritis untuk semua variabel bebas lbeih kecil dari nilai kritisnya (r < nilai kritis), maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda ini tidak mengandung gejala Heteroskedastik. 5.5. Pengujian Hipotesis Untuk menguji kebenaran Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini digunakan model analisis linier berganda melalui uji serentak (Uji-F) untuk hipotesis pertama dan uji parsial (Uji-t) untuk hipotesis kedua serta uji beda dua rata-rata untuk hipotesis ketiga. 5.5.1. Pengujian Hipotesis Pertama Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, motivasi, pengalaman kerja, sikap loyal kerja dan budaya kerja terhadap kinerja kepala Desa dalam melaksanakan tugas kepemerintahan Desanya dilakukan uji serentak (Uji-F).

76 berdasarkan hasil perhitungan analisis kuantitatif dengan bantuan komputer melalui program SPSS 10.01 dapat dilihat dalam tabel 5.17 berikut ini : Tabel 5.17 : Ringkasan hasil regresi linear berganda pengaruh faktor-faktor pendidikan, pelatihan, motivasi, pengalaman kerja, sikap loyal dan budaya kerja terhadap kinerja No Variabel-variabel Koefisien Regresi 1 2 3 5 6 X1 (Pendidikan) X2 (Pelatihan) X3 (Motivasi) X (Pengalaman Kerja) X5 (Sikap Loyal Kerja) X6 (Budaya Kerja) R Square = 0,858 Ajusted R Square = 0,838 Multiple R = 0,92,233 0,193 0,189 0,181 0,1 0,122 F Ratio = 51,802 Probabilitas = 0,000 Konstanta = -,953 Berdasarkan tabel 5.17 diatas dapatlah dibuat persamaan regresinya sebagai berikut : Y = -,953 +,233x1 + 0,193x2 + 0,189x3 + 0,181x + 0,1x5 + 0,122x6 Dari persamaan tersebut diatas, bahwa koefisien regresi linier dari ke enam variabel bertanda positif yang berarti variabel-variabel bebasnya mempunyai hubungan pengaruh yang searah dengan variabel tidak bebas. Jadi jika tingkat pendidikan (x1), pelatihan (x2), motivasi (x3), pengalaman kerj (x), sikap loyal kerja (x5), dan buidaya kerja (x6) meningkatkan akan berpengaruh terhadap prestasi kerja (kinerja) Kepala Desa.

77 Untuk membuktikan kebenaran hipotesis pertama, yaitu tingkat pendidikan, pelatihan, motivasi, pengalaman kerja, sikap loyal kerja dan budaya kerja berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja kepala Desa, maka digunakan Uji-F pada level of significant (α) = 0,05. Menurut tabel 5.17 diatas diketahui besar F hitung = 51,802, dengan probabilitas = 0,000 < α = 0,05 yang berarti bahwa tingkat pendidikan, pelatihan, motivasi, pengalaman kerja, sikap loyal dan budaya kerja berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja kepala Desa, sehingga hipotesis pertama ini dapat diterima. Untuk mengetahui besarnya kemampuan variabel-variabel bebas secara serentak dalam menerangkan variasi variabel tidak bebasnya dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi R 2. Pada tabel 5.17 menunjukkan besarnya nilai R 2 = 0,858 atau 85,8%, artinya model regresi linier berganda ini secara bersama-sama variabel bebas mampu menerangkan variasi variabel tidak bebasnya sebesar 85,8%, dan sisanya 1,2% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. 5.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua Untuk membuktikan hipotesis kedua yang menyatakan variabel motivasi (x3) mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja kepala Desa dilakukan melalui Uji-t, yaitu untuk menguji besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas (x1, x2, x3, x, x5, x6) terhadap variabel tidak bebas (Y). pengujian hipotesis kedua

78 ini dilakukan dengan membandingkan antara α dan P pada tingkat significant untuk tes dua sisi 5% (0,05). Hasil analisis statistiknya terlihat dalam tabel 5.18 berikut ini : Tabel 5.18 : Analisis regresi linear berganda pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, motivasi, pengalaman kerja, sikap loyal dan budaya kerja secara partial terhadap kinerja Kades Variabel Koefisien Regresi Koefisien Beta Prob X1,233 0,35 0,000 X2 0,193 0,32 0,000 X3 0,189 0,366 0,000 X 0,181 0,31 0,000 X5 0,1 0,235 0,003 X6 0,122 0,22 0,000 Dari tabel 5.18 diatas ternyata keenam variabel bebas yaitu x1, x2, x3, x, x5, x6, semuanya mempunyai nilai P < α, yang berarti variabel-variabel bebas tersebut pada tarap signifikan 5% mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Kades di Kabupaten Katingan. Dari nilai α dari masing-masing variabel ternyata motivasi (x3) memiliki niai terbesar yaitu α = 0,05 dengan nilai probabilitas 0,000 yang berarti hipotesis kedua yang menyatakan motivasi mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja kepala Desa diterima. 5.5.2.1. Pengaruh tingkat pendidikan (x1) terhadap kinerja kepala Desa (Y) Dari tabel 5.18 diketahui besarnya koefisien regresi tingkat pendidikan adalah,233, yang menunjukkan adanya pengaruh positif atau searah dengan prestasi kerja para Kepala Desa. Berdasarkan nilai α sebesar = 0,05 lebih besar dari P = 0,000, yang

79 berarti pengaruh antara tingkat pendidikan (x1) dengan kinerja Kades (Y) cukup signifikan. 5.5.2.2. Pengaruh Pelatihan (x2) terhadap kinerja Kades (Y) Dari tabel 5.18 menunjukkan nilai koefisien regresi pelatihan (x2) sebesar 0,193 yang berarti adanya hubungan yang searah dengan kinerja (Y), sehingga jika nilai variabel pelatihan ditingkatkan maka kinerja Kades akan meningkat. Dengan nilai α sebesar 0,05 lebih besar dari P = 0,000, ini menunjukkan bahwa pelatihan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Kades di Kabupaten Katingan. 5.5.2.3. Pengaruh Motivasi (x3) terhadap kinerja Kades (Y) Mengacu pada tabel 5.18 koefisien regresi motivasi (x3) menunjukkan angka positif sebesar 0,189 yang berarti menunjukkan pengaruh yang searah dengan variabel kinerja (Y). Artinya bila variabel motivasi ditingkatkan, maka prestasi kerja Kades akan meningkat pula. Besarnya α dari faktor motivasi sebesar 0,05 lebih besar dari nilai P sebesar 0,000, ini berarti bahwa variabel motivasi memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja Kades di Kabupaten Katingan. 5.5.2.. Pengaruh pengalaman kerja (x) terhadap kinerja (Y) Dari tabel 5.18 terlihat koefisien regresi variabel pengalaman kerja (x) menunjukkan angka koefisien regresi sebesar 0,181 atau 18,1% yang berarti bahwa

80 ada pengaruh yang positif terhadap variabel kinerja (Y). Artinya bila variabel pengalaman kerja dinaikkan sebesar 1% maka kinerja Kades akan naik pula sebesar 18,1%. Besarnya nilai α = 0,05 > P = 0,000 yang berarti bahwa pengaruh antara pengalaman kerja (x) dengan variabel kinerja (Y) adalah signifikan. 5.5.2.5. Pengaruh sikap loyal terhadap kinerja (Y) Berdasarkan hasil pengujian statistik yang terlihat pada tabel 5.18 diatas diketahui bahwa nilai koefisien regresi variabel sikap loyal adalah sebesar 0,1 yang berarti ada hubungan yang positif terhadap variabel kinerja. Artinya bila variabel sikap loyal dinaikkan atau dikurang, maka variabel kinerja juga akan naik atau berkurang. Berdasarkan nilai α = 0,05 lebih besar dari nilai P = 0,003 yang berarti pengaruh antara sikap loyal dengan kinerja adalah cukup signifikan. 5.5.2.6. Pengaruh budaya kerja terhadap kinerja (Y) Dari hasil uji statistik yang terlihat dalam tabel 5.18 diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel budaya kerja adalah sebesar 0,122 atau 12,2%, yang berarti bahwa terjadi pengaruh yang positif antara variabel budaya kerja (x6) dengan variabel kinerja (Y). Artinya bila variabel budaya kerja bertambah atau berkurang, maka variabel kinerja Kades juga akan bertambah atau berkurang.

81 Dari hasil uji statistik t menunjukkan nilai α = 0,05 lebih besar dari nilai P = 0,000, ini menunjukkan bahwa budaya kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja Kades di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah. 5.5.3. Pengujian Hipotesis Ketiga Uji kesamaan dua rata-rata ini untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan prestasi kerja (kinerja) antara Kades yang berpendidikan SLTP kebawah dengan Kades yang berpendidikan diatas SLTP di Kabupaten Katingan. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Uji-t, diperoleh hasil uji kesamaan dua rata-rata seperti terlihat dalam tabel 5.19 berikut ini : Tabel 5.19 : Hasil perhitungan kinerja antara Kades pendidikan SLTP kebawah dan Kades yang pendidikan diatas SLTP di Kabupaten Katingan tahun 2003 No Pendidikan Rata-rata Prestasi Kerja (kinerja) 1 SLTP kebawah 1,3200 2 Diatas SLTP 16,0571 Beda rata-rata kinerja = -1,7371 Probabilitas = 0,001 Dari tabel 5.19 diatas menunjukkan bahwa rata-rata prestasi kerja (kinerja) Kades yang berpendidikan SLTP kebawah adalah sebesar 1,320, dan kinerja Kades

82 yang berpendidikan diatas SLTP sebesar 16,0571 serta hasil beda rata-rata kinerja adalah = -1,7371. Dengan uji dua sisi pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasannya 95% adalah sebesar = 2 dengan probabilitas adalah sebesar 0,001 (P<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang mengatakan ada perbedaan Kinerja antara Kades yang berpendidikan SLTP kebawah dengan Kades yang berpendidikan diatas SLTP terbukti benar.