BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikutip dari situs

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal juga tempat investasi yang sangat penting bagi investor. Investor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. yang bersumber dari investor ke berbagai pilihan sektor investasi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

I. PENDAHULUAN. indonesia yang mengalami peningkatan antara lain nilai Gross Domestic Product

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. negara tentunya memerlukan dana, salah satu altenatif yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

I. PENDAHULUAN. tren pertumbuhan yang membaik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kebijakan financial coorporate. Dalam kebijakan ini perusahaan. modal pinjaman atau kombinasi di antaranya.

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Secara teoritis pasar modal (capital market) didefinisikan sebagai perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar keuangan (Financial Market), di

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen untuk menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

) DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap perusahaan. Meskipun instrumen-instrumen yang

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. investasi bagi para pemilik modal atau investor (Adji, Suwerli dan Suratno,

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat dunia usaha menjadi lebih kompetitif. Sehingga dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. more assets that will be held over some future time period, sedangkan Jogiyanto

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu ataupun keluarga pasti menginginkan untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber pembiayaan yang lain, berasal

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sahamadalah memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. kerja, dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang dikutip dari situs http://bisniskeuangan.kompas.com, bahwa para investor Indonesia mulai tertarik untuk melakukan investasi dalam bentuk saham berdasarkan hasil survei yang dilakukan Manulife Asset Management bertajuk "Manulife Investor Sentiment Index" (MISI). Serta pernyataan yang dikemukan dalam situs http://ekbis.sindonews.com bahwa pencapaian perdagangan saham pada tahun 2011 sebesar 40,14% dan msih terus meningkat. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan masyarakat Indonesia untuk berinvestasi semakin meningkat, perilaku dan pola pikir masyarakat untuk melipatgandakan uang sudah mulai berubah, tidak hanya semata-mata mengharapkan bunga bank saja. Didukung pendidikan yang maju, masyarakat mulai sadar bahwa selama ini inflasi telah mempengaruhi nilai uang mereka dan nilai uang tersebut akan terus menurun dan tidak bernilai jika hanya diletakkan di bank. Pesatnya globalisasi, teknologi dan perekonomian juga turut mendorong kegiatan investasi untuk dikenal, di mana masyarakat akan mendapatkan return atas kegiatan investasinya tersebut. 1

Jika dilihat dari sisi perekonomian di Indonesia sampai tahun 2012 ini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia yang merupakan salah satu tolok ukur majunya suatu perekonomian, naik sebesar 6,17 % dibandingkan tahun 2011. Tingkat perekonomian yang semakin tinggi ini juga mengindikasikan bahwa masyarakat di Indonesia semakin leluasa dalam melakukan pengeluaran uang. Dengan kemampuan masyarakat untuk mengeluarkan uang semakin tinggi maka besar kesempatan untuk mulai melakukan investasi. Kemudian didukung juga dengan grafik 1.1 yang menampilkan GDP (Gross Domestic Product) atau PDB Indonesia per kapita, mulai pada tahun 2011 sampai tahun 2012, GDP Indonesia semakin meningkat mencapai $3.000. Hal ini yang kemudian mendorong para investor asing melirik perusahaan di Indonesia karenakan pasar di Indonesia yang besar, peningkatan konsumsi masyarakat Indonesia dan peningkatan kinerja perusahaan Indonesia. 2

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha Sumber: www.bps.go.id Grafik 1.1 Indonesia Gross Domestic Product per Capita (US$) Indonesia IDN GDP per capita (current US$) 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 3,472.02 3,557.39 2,946.97 2,178.27 2,272.04 1,871.29 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber: www.worldbank.org 3

Kebutuhan yang demikian besar mendorong kesempatan untuk berinvestasi di Indonesia. Seorang calon investor dapat melakukan investasi melalui alternatif-alternatif investasi yang tersedia baik di bank melalui deposito, investasi berupa emas, property ataupun tanah. Selain beberapa alternatif yang sudah dijabarkan sebelumnya, investor juga dapat melakukan investasi di pasar modal. Dalam pasar modal tersebut, terdapat dua pelaku bisnis yang menjalankan transaksi yaitu investor dan emiten dari perusahaan go public. Bagi investor, pasar modal merupakan tempat untuk menyalurkan dananya dalam bentuk berupa saham. Darmadji dan Fakhruddin (2006, 115) dalam Hadianto Bram dan Lauw Tjun Tjun (2009, 1) investasi pada saham bukanlah merupakan investasi yang terbebas dari risiko. Walaupun demikian, investasi saham cukup menjadi produk investasi favorit karena seorang investor dapat mempunyai harapan untuk memperoleh keuntungan berupa capital gain ataupun dividen saham yang tinggi. Dengan risiko yang relatif cukup tinggi, investor saham pun juga akhirnya mengharapkan tingkat pengembalian yang relatif tinggi. Di lain pihak, bagi emiten dari perusahaan go public pasar modal merupakan tempat untuk memperoleh tambahan dana untuk kegiatan operasional perusahaan agar perusahaan dapat bertahan dan mampu bersaing dengan perusahaan lain. Dalam investasi saham, risiko dan return tidak akan pernah lepas dan akan selalu berhubungan. Menurut Tandelilin (2007) dalam Kusnandar 4

(2012), investasi saham memiliki berbagai macam risiko seperti risiko suku bunga, risiko pasar, risiko inflasi, risiko bisnis, risiko finansial, risiko likuiditas, risiko nilai tukar mata uang dan risiko negara. Namun sekarang risiko dibedakan menjadi dua tipe yang mempengaruhi seluruh perusahaan yaitu diversifiable risk atau risiko tidak sistematis atau unsystematic risk dan nondiversifiable risk atau risiko sistematis atau systematic risk. Menurut Gitman (2009, 250) tentang risiko sistematis bahwa nondiversifiable risk atau risiko sistematis disebabkan faktor pasar seperti perang, inflasi, insiden internasional dan peristiwa politik yang mempengaruhi semua perusahaan, tetapi tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Sedangkan mengenai risiko tidak sistematis, Gitman (2009, 250) mengatakan bahwa diversifiable risk atau risiko tidak sistematis merupakan bagian dari risiko aset yang berhubungan dengan penyebab acak dari kejadian spesifik perusahaan yang dapat dihilangkan melalui diversifikasi, kejadian spesifik perusahaan tersebut seperti pemogokan, tuntutan hukum, tindakan regulasi, dan hilangnya key account. Seperti pendapat Gitman demikian, risiko sistematis dipengaruhi faktor diluar perusahaan dan tidak dapat dieliminasi melalui diversifikasi saham, oleh karena itu, setiap investor perlu memperhatikan risiko sistematis tersebut untuk menilai return saham yang diharapkannya. Gitman (2009, 250) juga mengatakan bahwa setiap investor dapat membuat portofolio aset yang akan menghilangkan hampir semua diversifiable risk, dan satu-satunya risiko yang relevan adalah nondiversifiable risk serta pengukuran nondiversifiable 5

risk tersebut menjadi kepentingan utama dalam memilih aset dengan karakteristik risk-return yang paling diinginkan. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang dibahas dalam mempengaruhi risiko sistematis adalah operating leverage, financial leverage dan karakteristik saham. Penggunaan leverage baik operating leverage dan financial leverage dalam perusahaan dapat memperbesar risiko dan return yang diterima oleh investor. Oktiyatun (2012, 2-3) mengemukan bahwa operating leverage menggambarkan struktur biaya perusahaan yang dikaitkan dengan keputusan manajemen dalam menentukan kombinasi asset perusahaan dan analisa operating leverage tersebut digunakan untuk mengukur tingkat kepekaan penjualan (sales) terhadap earning before interest and taxes (EBIT). Dengan penggunaan asset atau fixed cost, perusahaan dapat memperbesar EBIT yang dihasikan dengan peningkatan penjualan tertentu dan sebaliknya jika terjadi penurunan pada penjualan tertentu, maka akan memperkecil EBIT yang dihasilkan. Kondisi yang demikian, maka akan memperbesar risiko dan return yang diterima investor karena perubahan penjualan akan berakibat peningkatan dan penurunan EBIT yang besar. Financial leverage berhubungan dengan penggunaan debt atau utang dari suatu perusahaan. Semakin besar perusahaan menggunakan debt atau utang maka semakin besar pula financial leverage perusahaan tersebut. Gitman (2009, 554) mengemukakan financial leverage merupakan 6

penggunaan potensial atas biaya keuangan tetap untuk memperbesar efek perubahan EBIT terhadap earnings per share (EPS) suatu perusahaan. Konsepnya masih sama dengan operating leverage di mana penggunaan fixed financial cost seperti bunga atau interest karena penggunaan debt dan dividend dari preffered stock untuk memperbesar nilai earnings per share (EPS) dari efek perubahan EBIT yang terjadi. Pembayaran bunga karena penggunaan debt dan pembayaran dividen atas saham preferen merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh perusahaan setiap periodenya sehingga biaya-biaya tersebut merupakan biaya tetap. Semakin besar utang perusahaan maka perusahaan akan semakin berisiko tidak dapat membayar kewajibannya tersebut walaupun untuk jangka pendek dapat memperbesar nilai EPS. Oleh sebab itu, semakin tinggi financial leverage, maka risiko saham tersebut semakin besar. Pada dasarnya, leverage berhubungan dengan nilai perusahaan dan peningkatan leverage dapat mengoptimalkan return sampai pada tingkat tertentu. Namun pada tingkat tertentu, peningkatan utang atau leverage akan menurunkan nilai perusahaan karena biaya yang ditimbulkan atas utang akan lebih besar daripada manfaat leverage tersebut. Oleh karena itu, bagi perusahaan, penting untuk mengukur penggunaan leverage perusahaan. Dan sebagai investor juga penting untuk memahami faktor-faktor yang 7

mempengaruhi risiko karena pada dasarnya investor selalu menginginkan return yang besar dengan risiko yang kecil. Selain dari data faktor fundamental seperti leverage, karakteristik suatu perusahaan juga dibahas dalam penelitian ini sebagai salah satu variabel independen. Karakteristik perusahaan tersebut membedakan antara perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan perusahaan bukan BUMN atau BUMS (Badan Usaha Milik Swasta). Menurut Joko Salim (2010, 110) dalam bukunya 108 Tanya Jawab Tentang Investasi mengatakan bahwa, beberapa investor lebih banyak memilih saham perusahaan BUMN karena asumsi bahwa lebih aman untuk berinvestasi dengan perusahaan milik pemerintah. Di samping itu, alasan lainnya adalah bahwa biasanya perusahaan BUMN membagikan dividen dalam jumlah yang besar secara rutin. Kemudian menyinggung masalah semakin kuatnya mata uang Amerika yaitu Dollar terhadap Rupiah dari tahun ke tahun, pemerintah menggunakan saham BUMN dalam membantu menstabilkan keadaan indeks saham yang semakin melemah, seperti yang dikutip dalam website www.hukumonline.com bahwa untuk mengantisipasi semakin terpuruknya rupiah dan indeks saham, maka pemerintah melakukan sejumlah langkah seperti peningkatan suku bunga acuan atau BI Rate, pembelian kembali atau buy back saham BUMN, termasuk hedging. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa saham perusahaan 8

BUMN memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan saham perusahaan bukan BUMN atau BUMS. Indeks harga saham berdasarkan situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id merupakan salah satu indikator utama pergerakan harga saham. Dalam penelitian ini, obyek penelitian yang digunakan adalah saham-saham perusahaan yang terdaftar di indeks LQ45. Bursa Efek Indonesia (2010, 11) menjelaskan bahwa indeks LQ45 terdiri dari 45 emiten dengan likuiditas (LiQuid) tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas emiten-emiten tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Dalam pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 merupakan perusahaan-perusahaan besar sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut sudah mapan dan tentu memiliki sistem yang sudah stabil. Keadaan yang demikian memungkinkan bahwa saham-saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan saham-saham perusahaan diluar indeks LQ45. 1.2 Rumusan Masalah Saham atau surat berharga merupakan cara pendanaan yang banyak diminati bagi perusahaan yang membutuhkan dana, serta juga merupakan obyek investasi yang diminati pula oleh investor. Perusahaan yang membutuhkan dana akan menerbitkan saham sebagai alternatif pendanaan. Investor baik 9

individu maupun manajer atau perusahaan juga lebih banyak memilih saham sebagai alternatif investasi. Saham menjadi pilihan karena instrumen investasi ini memberikan imbal hasil atau return yang cukup besar, namun juga berisiko. Total risiko atau risk pada saham dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu risiko sistematis atau nondiversifiable risk dan risiko tidak sistematis atau diversifiable risk. Kedua tipe risiko tersebut berpengaruh pada seluruh perusahaan. Risiko tidak sistematis yang disebabkan risiko perusahaan serta dapat dieliminasi dengan cara melakukan diversifikasi pada portfolio saham. Namun yang menjadi permasalahan adalah risiko sistematis yang disebabkan faktor pasar dan tidak dapat dieliminasi dengan cara melakukan diversifikasi. Oleh karena itu, penting bagi para investor untuk mengukur risiko sistematis tersebut dan mengetahui faktor apa yang mempengaruhinya. Berdasarkan permasalahan tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah operating leverage memiliki pengaruh terhadap risiko sistematis pada saham perusahaan yang terdaftar di LQ45? 2) Apakah financial leverage memiliki pengaruh terhadap risiko sistematis pada saham perusahaan yang terdaftar di LQ45? 3) Apakah karakteristik perusahaan yaitu perusahaan BUMN memiliki pengaruh terhadap risiko sistematis pada saham perusahaan yang terdaftar di LQ45? 10

4) Apakah operating leverage, financial leverage dan karakteristik perusahaan secara simultan memiliki pengaruh terhadap risiko sistematis pada saham perusahaan yang terdaftar di LQ45? 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk menegetahui pengaruh operating leverage, financial leverage dan karakteristik perusahaan secara simultan terhadap risiko sistematis pada saham perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode tahun 2011 2012. Secara khusus, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui pengaruh operating leverage terhadap risiko sistematis pada saham perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode tahun 2011 2012. 2) Mengetahui pengaruh financial leverage terhadap risiko sistematis pada saham perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode tahun 2011 2012. 3) Mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan yaitu perusahaan BUMN terhadap risiko sistematis pada saham perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode tahun 2011 2012. 4) Mengetahui pengaruh operating leverage, financial leverage dan karakteristik perusahaan secara simultan terhadap risiko sistematis pada saham perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode tahun 2011 2012. 11

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi berbagai pihak sebagai berikut: 1) Bagi investor Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para investor dalam memilih perusahaan yang ingin diinvestasi. Melalui penelitian ini, investor dapat lebih memperhatikan mengenai risk dan return dari setiap obyek investasi terutama saham serta juga melihat faktor fundamental sebagai bahan pertimbangan. 2) Bagi manajemen perusahaan Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan dapat membantu memberikan informasi terhadap perusahaan, serta dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 3) Bagi penulis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bukti empiris mengenai kemampuan variabel operating leverage, financial leverage dan karakteristik perusahaan dalam menjelaskan perubahan risiko sistematis saham. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian ini, sistematika penulisan disusun berdasarkan bab demi bab yang akan diuraikan seperti dibawah ini: 12

BAB I PENDAHULUAN Merupakan bentuk ringkas dari penjelasan mengenai keseluruhan penelitian yang diangkat. Bab pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan penelitian. BAB II TELAAH LITERATUR Berisi penjelasan dari keseluruhan landasan teori yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan penelitian serta landasan teori penelitian terdahulu yang akan dijadikan acuan dasar teori dan analisis penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Merupakan penjelasan dari penggunaan desain penelitian, bagaimana metode dalam melakukan penelitian, metode pengumpulan data yang dipilih, serta metode analisis data untuk menyelesaikan penelitian. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berisi hasil penelitian dari topik yang dibahas, mulai dari tahap analisis, hasil pengujian dan implementasinya yang dijelaskan secara teoritis baik secara kuantitatif maupun kualitatif. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berisi simpulan mengenai jawaban atas masalah yang dibahas dalam penelitian, serta memaparkan saran dari penulis mengenai sesuatu yang layak untuk dilakukan dalam penelitian selanjutnya. 13