SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING BERBASIS VISUAL BASIC

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR PENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA SISTEM ENDOKRIN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Iwan Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

PENERAPAN METODE CERTAINTY FACTOR DALAM MENDETEKSI DINI PENYAKIT TROPIS PADA BALITA

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya

SISTEM PAKAR DIAGNOSA DYSPEPSIA DENGAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (Study Kasus di Puskesmas Campurdarat Tulungagung) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

ANALISIS METODE SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN JENIS PENYAKIT DALAM DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

Feresi Daeli ( )

APLIKASI SISTEM PAKAR TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit yang Disebabkan Nyamuk dengan Metode Forward Chainning

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK USIA 0-36 BULAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (CF) Kunto Nashiruddin Ahmad ( ) 2

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN METODE CEERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA AWAL PENYAKIT THT

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT INFEKSI VIRUS PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU DENGAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL

BAB I PENDAHULUAN. akut, TBC, diare dan malaria (pidato pengukuhan guru besar fakultas

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS MENGGUNAKAN J2ME DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA JENIS DYSLEXIA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT UMUM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KANDUNGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Demam Typhoid dan Demam Berdarah Dengue dengan Metode Forward Chaining

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

SISTEM PAKAR KERUSAKAN MOTOR KENDARAAN RODA DUA JENIS YAMAHA MATIC PADA REZA JAYA MOTOR SAMARINDA

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN JENIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR HONDA MATIC DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT HEPATITIS UNTUK MOBILE DEVICES MENGGUNAKAN J2ME

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT.

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT MATA MANUSIA

SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN JENIS PERAWATAN WAJAH (STUDI KASUS RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA)

1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Uji coba perangkat lunak

SISTEM PENDIAGNOSA PENYAKIT ASMA PADA ANAK DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

BAB I PENDAHULUAN. dan kesetiaannya. Selain itu anjing dan kucing mempunyai kesamaan yaitu sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

ANALISIS METODE CERTAINTY FACTOR DALAM SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT SAPI PEDAGING

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

Implementasi Metode Certainty Factor pada Identifikasi Kerusakan Kendaraan Bermotor Roda Dua

KUANTIFIKASI PERTANYAAN UNTUK MENDAPATKAN CERTAINTY FACTOR PENGGUNA PADA APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak bisa menikmati hidup. Seiring perkembangan teknologi yang sangat

Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosa Hama Jeruk dan Pengobatannya Menggunakan Metode Certainty Factor

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA BURUNG MURAI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.2 Hal , Mei-September 2014, ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PAKAR DIAGNOSA GANGGUAN KEHAMILAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

APLIKASI PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS MOBILE

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KUCING MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CENGKEH BERBASIS WEBSITE

Implementasi Metode Forward Chaining untuk Mendiagnosa PenyebabPenyakit Tanaman Singkong

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN SPARE PARTS SAMARINDA

SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT PADA SAYUR SAYURAN

Implementasi Metode Certainty Factor Dalam Mendiagnosa Penyakit Kulit

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA MENDIAGNOSA DEMAM Shela Shelina Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 164

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT CAMPAK PADA ANAK NASKAH PUBLIKASI

SISTEM PAKAR UNTUK REKOMENDASI DINI DIAGNOSA PENYAKIT ASMA

BAB I PENDAHULUAN. membantu proses dan cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial

Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit ISPA Menggunakan Metode Faktor Kepastian

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN PADI ORGANIK VARIENTAS IR 64 DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

Transkripsi:

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING BERBASIS VISUAL BASIC Heny Pratiwi 1), Siti Qomariah 2), Azahary 3) 1), 2) Teknik Informatika STMIK Widya Cipta Dharma 3) Sistem Informasi STMIK Widya Cipta Dharma Jl Prof M. Yamin No. 25 Samarinda Kalimantan Timur Email : henypratiwi@gmail.com 1), s_qom_ti@yahoo.com 2), p3m@wicida.ac.id 3) Abstrak Bidang perkembangan teknologi yang cukup pesat saat ini adalah Kecerdasan Buatan (Artificial Intellegence), yang merupakan bagian dari ilmu komputer. Kecerdasan buatan merupakan salah satu bagian dari ilmu komputer yang membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Agar komputer bisa bertindak seperti dan sebaik manusia, maka komputer juga harus diberikan pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menalar. Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya suatu pakar pada suatu bidang keahlian tertentu. Sistem pakar ini bukanlah untuk menggantikan fungsi dari seorang pakar, akan tetapi hanya diperuntukan sebagai perlengkapan dan alat bantu yang terbatas, karena sistem pakar ini hanya bersifat konsultatif dan tidak seperti halnya dokter spesialis yang dapat mengidentifikasi penyakit tertentu dengan suatu pemikirannya. Pada masa sekarang masyarakat awam khususnya para ibu masih sering mengalami kesulitan untuk mendiagnosis jenis penyakit demam balitanya karena keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki. Sedangkan untuk menemui ahli atau pakar dalam bidang tersebut dirasa cukup sulit. Oleh sebab itu, dibuat suatu aplikasi sistem yang dapat menampung pengetahuan dari para pakar tentang demam sehingga para ibu bisa lebih mandiri dan tanggap apabila balitanya terkena penyakit demam dan dapat memberikan solusi yang cepat dan tepat untuk mengobatinya. Kata kunci: Sistem Pakar, Demam, Balita 1. Pendahuluan Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam bidang kedokteran saat ini digunakan untuk membantu peningkatan pelayanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat, pekerja bidang kesehatan yang sangat sibuk apalagi kalau ia seorang dokter membuat bidang sistem pakar mulai dimanfaatkan untuk membantu seorang pakar atau ahli dalam mendiagnosa berbagai penyakit pada manusia dalam hal ini adalah penyakit demam pada balita. Dengan adanya sistem pakar ini dapat memudahkan para orang tua khususnya para ibu yang memiliki balita untuk dapat mendiagnosis dan melakukan tindakan yang tepat untuk menanggulanginya. Secara garis besar rumusan masalah yang akan dibahas adalah Bagaimana Membangun Suatu Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Demam Pada Balita Menggunakan metode Certainty Factor dan Forward Chaining berbasis Visual Basic?. Dalam penelitian ini batasan masalah mencakup: 1. Sistem ini hanya untuk mendiagnosa demam pada balita dari usia 1 tahun sampai dengan 5 tahun. 2. Metode pelacakan yang digunakan dalam diagnosa demam pada balita adalah metode pelacakan ke depan (Forward Chaining) dan menghasilkan nilai CF (Certainty Factor) atau nilai kepastian. Yaitu sistem akan menimbulkan Gejala / Ciri yang dialami untuk dipilih oleh user, yang pada akhirnya dapat menentukan jenis penyakitnya beserta nilai Certainty Factornya. 3. Identifikasi penyakit hanya penyakit demam pada balita saja. 4. Aplikasi ini sebagai diagnosa awal untuk penyakit demam pada balita, sebelum cek dokter. 5. Output berupa identifikasi kemungkinan penyakit demam pada balita dan solusi tentang tindakan yang dapat dilakukan. 6. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem pakar yang efektif dan dapat digunakan untuk melakukan diagnosa demam pada balita sehingga penyakit tersebut dapat diobati, dicegah serta dapat dilakukan penanggulangan secara dini. Adapun beberapa kajian teoritis yang digunakan dalam analisis penelitian ini adalah : Menurut Jogiyanto (2003) Artificial Intelligence adalah suatu studi khusus dimana tujuannya adalah membuat komputer berpikir dan bertindak seperti manusia. Menurut Suparman (2007) Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) merupakan subbidang pengetahuan komputer yang khusus ditujukan untuk membuat software dan hardware yang sepenuhnya bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia. Dengan 2.05-27

demikian, komputer bisa membantu memecahkan berbagai masalah yang lebih rumit. Menurut Arhami (2005), sistem pakar ada lah suatu cabang artificialintelligence yang membuat penggunaan secara luas knowledge yang khusus untuk menyelesaikan suatu masalah tingkat manusia yang pakar. Menurut Kusrini (2006), sistem pakar (expert system) adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Menurut Jogiyanto (2005), ada berbagai karakteristik yang membedakan sistem pakar dengan sistem yang lain. Ciri dan karakteristik ini menjadi pedoman utama dalam pengembangan sistem pakar. Ciri dan karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Pengetahuan sistem pakar merupakan suatu konsep, bukan berbentuk numeris. Hal ini dikarenakan komputer melakukan proses pengolahan data secara numerik sedangkan keahlian dari seorang pakar adalah fakta dan aturan-aturan, bukan numerik. 2. Informasi sistem pakar tidak selalu lengkap, subyektif, tidak konsisten, subyek terus berubah dan tergantung pada kondisi lingkungan sehingga keputusan yang diambil bersifat tidak pasti dan tidak mutlak ya atau tidak akan tetapi menurut ukuran kebenaran tertentu. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan sistem untuk belajar secara mandiri dalam menyelesaiakan masalah-masalah dan pertimbangan-pertimbangan khusus. 3. Kemungkinan solusi sistem pakar terhadap suatu permasalahan adalah bervariasi dan mempunyai banyak pilihan jawaban yang dapat diterima, semua faktor yang ditelusuri memiliki ruang masalah yang luas dan tidak pasti. Oleh karena itu diperlukan fleksibilitas sistem dalam menangani kemungkinan solusi dari berbagai permasalan. 4. Perubahan atau pengembangan pengetahuan dalam sistem pakar dapat terjadi setiap saat bahkan sepanjang waktu sehingga diperlukan kemudahan dalam modifikasi sistem untuk menampung jumlah pengetahuanyang semakin besar dan semakin bervariasi. 5. Pandangan dan pendapat setiap pakar tidaklah semua sama, yang oleh karena itu tidak ada jaminan bahwa solusi sistem pakar merupakan jawaban yang pasti benar. Setiap pakar pasti akan memberikan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan faktor subyektif. 6. Keputusan merupakan bagian terpenting dari sistem pakar. Sistem pakar harus memberikan solusi yang akurat berdasarkan masukkan pengetahuan meskipun solusinya sulit sehingga fasilitas informasi sistem harus selalu diperlukan. Menurut Erinika (2007), demam biasanya terjadi akibat tubuh terpapar infeksi mikroorganisme (virus, bakteri, parasit). Demam juga bisa disebabkan oleh faktor non infeksi seperti kompleks imun, atau inflamasi (peradangan) lainnya. Ketika virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih atau leukosit melepaskan zat penyebab demam (pirogen endogen) yang selanjutnya memicu produksi prostaglandin E2 di hipotalamus anterior, yang kemudian meningkatkan nilai ambang temperatur dan terjadilah demam. Selama demam, hipotalamus cermat mengendalikan kenaikan suhu sehingga suhu tubuh jarang sekali melebihi 38,5 derajat celsius. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), Balita mempunyai arti usia balita masih dibawah 5 tahun. Menurut Turban (2001) Mesin Inferensi merupakan otak dari sebuah sistem pakar dan dkenal juga dengan sebutan control structure (Struktur Kontrol) atau rule interpreter (dalam sistem pakar bebasis kaidah). Menurut Kusrini (2006), Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (Logical Conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference Engine (Mesin Inferensi). Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin Inferensi adalah bagian yang mengandung mekanisme fungsi berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Mekanisme ini akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace dan untuk memformulasikan kesimpulan. Terdapat dua metode umum penalaran yang dapat digunakan apabila pengetahuan dipresentasikan untuk mengikuti aturan-aturan dalam sistem pakar yaitu : Pelacakan kedepan (Forward Chaining) dan pelacakan kebelakang (Backward Chaining). Menurut Jay (2005), Forward Chaining adalah metode pencarian atau penarikan kesimpulan berdasarkan pada data (fakta) menuju ke kesimpulan. Untuk melakukan proses Forward Chaining, perlu suatu kumpulan aturan (rules), aturan yang ada ditelusuri satu persatu hingga penelusuran dihentikan karena kondisi terakhir telah terpenuhi. Pada teknik Forward Chaining, fakta diperoleh dari database, sensor atau dengan menanyakannya kepada user. Kemudian sistem akan membaca aturan-aturan untuk mencari aturan yang cocok dengan informasi yang telah diperoleh. Dari hasil pencocokan tersebut akan dihasilkan suatu kesimpulan. Menurut Kusrini (2008), Faktor kepastian merupakan cara dari penggabungan kepercayaan dan ketidakpercayaan dalam bilangan yang tunggal. Dalam certainty theory, data-data kualitatif dipresentasikan sebagai derajat keyakinan (degree of belief). Ada dua 2.05-28

langkah dalam perepresentasian data-data kualitatif. Langkah pertama adalah kemampuan untuk mgekspresikan derajat keyakinan sesuai dengan metodenya. Langkah kedua adalah mampu untuk menempatkan data mengkombinasikan derajat keyakinan tersebut dalam sistem pakar. Dalam mengekspresikan derajat keyakinan, certainty theory menggunakan suatu nilai yang disebut certainty factor (CF) untuk mengasumsikan derajat keyakinan seorang pakar terhadap suatu data. Certainty factor memperkenalkan konsep belief atau keyakinan dan disbelief atau ketidakyakinan. Konsep ini kemudian diformulasikan dalam rumus dasar sebagai berikut: CF(HE) = MB(H,E) (MD(H,E) MB [h,e1 ^ e2] = MB [h,e1] + MB [h,e2]. (1 - MB [h,e1] MD[h,e1 ^ e2] = MD [h,e1] + MD[h,e2]. (1 MD [h,e1]) CF = MB MD 1 Min (MB,MD) Keterangan : CF(H,E) : Certainty factor dari hipotesis yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E. Besarnya CF berkisar antara 1 sampai dengan 1. Nilai 1 menunjukkan ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjukkan kerpercayaan mutlak. MB(H,E) : ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E. MD(H,E): ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E. 2. Pembahasan Perancangan penyakit demam dapat dilakukan sebagai berikut : 2.1 Jenis Penyakit Demam Pada rancangan identifikasi ini akan memaparkan tabel nama penyakit yang akan menjelaskan nama jenis-jenis penyakit demam. Dimana setiap penyakit diberi kode penyakit P001 untuk urutan jenis penyakit urutan pertama, P002 untuk urutan jenis penyakit kedua, P003 untuk urutan jenis penyakit ketiga, P004 untuk urutan jenis penyakit keempat dan P005 untuk urutan jenis penyakit ke lima. Daftar nama-nama penyakit dapat dilihat tabel berikut : Tabel 1. Tabel Daftar Nama Penyakit Penyakit P001 P002 P003 P004 P005 Nama Penyakit Demam Berdarah Demam Malaria Campak Demam Tipoid Meningitis 2.2 Gejala Penyakit Demam Pada bagian ini merupakan daftar tabel gejalagejala penyakit demam yang menjelaskan semua gejalagejala yang terjadi saat mengalami penyakit demam berdasarkan data penyakit. Pada gejala penyakit demam ini, menggunakan kode G001 untuk nama urutan gejala pertama, untuk urutan nama gejala kedua, G003 untuk urutan nama gejala ketiga, G004 untuk urutan nama gejala keempat, dan seterusnya sampai kode G017 untuk gejala terakhir. Tabel gejala ini nantinya akan diklasifikasikan kedalam jenis-jenis penyakit demam berdasarkan gejala-gejala yang terjadi. Berikut ini adalah daftar gejala-gejala penyakit demam. Tabel 2. Tabel Gejala Penyakit Demam Gejala Nama Gejala G001 Ada tanda-tanda syok G003 Mual G004 Nyeri kepala G005 Nyeri perut G006 Lemah G007 Bercak bintik-bintik merah dibadan yang tidak hilang waktu ditekan G008 Pendarahan dari gusi / mimisan G009 Kulit teraba dingin, terutama diujung jari tangan dan kaki G010 Nyeri pada sendi-sendi tubuh G011 Timbul bintik-bintik merah kecoklatan pada kulit G012 Nyeri tenggorokan G013 Mata merah silau bila kena cahaya G014 Diare G015 Lidah tampak kotor G016 Kaku kuduk G017 Kesadaran menurun Setelah mengetahui daftar gejala penyakit demam yang dialami oleh pasien pada tabel diatas, maka pada bagian ini akan mengklasifikasikan jenis-jenis penyakit demam berdasarkan gejala-gejala yang terjadi pada pasien. Berikut ini adalah tabel klasifikasi jenis-jenis penyakit demam berdasarkan atas gejala yang terjadi : Tabel 3. Tabel Jenis-jenis penyakit demam berdasarkan gejala yang terjadi P001 Nama Penyakit Demam Berdarah Gejala G001 G003 G004 G005 Nama Gejala Ada tandatanda syok Mual Nyeri kepala Nyeri perut 2.05-29

P002 P003 P004 P005 Demam Malaria Campak Demam Tipoid Meningitis G006 Lemah G007 Bercak bintikbintik merah dibadan yang tidak hilang waktu ditekan G008 Pendarahan dari gusi / mimisan G009 Kulit teraba dingin, terutama diujung jari tangan dan kaki G010 Nyeri pada sendi-sensi tubuh G004 Nyeri kepala G005 G003 G006 G011 Nyeri perut Mual Lemah Timbul bintikbintik merah kecoklatan pada kulit G012 Nyeri tenggorokan G013 Mata merah silau bila kena cahaya G014 Diare G014 Diare G003 Mual G015 Lidah tampak kotor G013 Mata merah silau bila kena cahaya G003 Nyeri kepala G016 Kaku kuduk G017 Kesadaran menurun Flowchart Sistem Gambar 1 Flowchart Sistem Gambar 1 menjelaskan proses jalannya program. Dimulai dari pilihan, jika memilih masuk sebagai admin, harus melakukan login terlebih dahulu dengan masukkan username dan password, jika benar maka akan masuk ke halaman administrator, jika salah akan input login username dan password lagi. Selanjutnya jika tidak masuk sebagai admin maka akan melakukan konsultasi dimulai dari input data pasien menginputkan gejala yang diderita, keproses mesin inferensi certainty factor dan forward chaining sampai menghasilkan hasil diagnosa. 3. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem pakar diagnosa penyakit demam pada balita ini dibuat sebagai alat bantu untuk menentukan resiko terbesar penyakit demam yang diderita berdasarkan gejala-gejala fisik yang dirasakan. 2. Masyarakat awam dapat memanfaatkan sistem ini dengan mudah untuk mengetahui kemungkinan penyakit demam yang diderita oleh balita. 3. Sistem pakar demam ini dapat dengan mudah ditambah atau diupdate datanya berdasarkan pengetahuan dari seorang pakar, sehingga knowledge yang terdapat dalam sistem pakar dapat bertambah sejalan dengan perkembangan penyakit pada demam dan cara penanganannya 2.05-30

Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Sistem pakar diagnosa penyakit demam pada balita dengan menggunakan metode Forward Chaining dan Certainty Factor untuk menentukan jenis penyakit demam pada balita ini masih bisa dikembangkan lagi untuk mencapai keakuratan data. 2. Diharapkan sistem pakar ini dapat dikembangkan lebih lanjut, dengan menambahkan output detail perhitungan beserta grafik tingkat stadium penyakit. 3. Untuk menjaga dan memelihara keakuratan data maka perlu dilakukan proses update data dan diharapkan dapat menemukan serta menambah penyakit demam baru pada balita. 4. Dengan adanya sistem pakar diagnosa penyakit demam pada balita yang telah dibuat, diharapkan dapat disosialisasikan kepada masyarakat luas agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Daftar Pustaka [1] Arhami, Muhammad, 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar, Yogyakarta: Andi offset. [2] A.S. Rosa, 2011 Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan berorientasi objek), Bandung : Modula. [3] Fathansyah, 2004, Basis Data. Bandung: Informatika. [4] Jogiyanto, HM, 2005, Analisis & Desain Sistem Informasi, Yogyakarta: Andi Offset. [5] Kusrini, 2006, Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi, Yogyakarta : Andi Offset. Biodata Penulis Heny Pratiwi, S.Kom., M.Pd, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK Widya Cipta Dharma, lulus tahun 2008. Memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Program Pasca Sarjana Magister Teknologi Pendidikan Universitas Mulawarman, lulus tahun 2011. Saat ini sedang menempuh studi S3 Doktor Jurusan Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta dan menjadi Dosen di STMIK Widya Cipta Dharma, Samarinda, Kaltim. Siti Qomariah, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK Widya Cipta Dharma Samarinda, lulus tahun 2010. Tahun ini dalam masa studi pasca sarjana S2 di STMIK Eresha Jakarta. Saat ini sedang tugas kuliah. Azahari, memperoleh gelar Drs (doktorandus) di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Samarinda tahun 1993. Tahun 2011 Memperoleh gelar M.Kom dari STMIK Eresha Jakarta. 2.05-31

2.05-32