PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT TROPIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan perencanaan layar

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Defenisi Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

P14 FMADM Dengan Pengembangan. A. Sidiq P.

MODEL FUZZY MADM METODE AHP SEBAGAI MEDIA MENENTUKAN JENIS SAKIT KEPALA BERDASARKAN GEJALANYA

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BEASISWA DENGAN FUZZY MULTICRITERIA DECISION MAKING (STUDI KASUS : SMA NEGERI 2 DENPASAR)

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) UNTUK MENENTUKAN JENIS KAYU SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI MEBEL

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN NASABAH YANG BERPOTENSI MEMBUKA SIMPANAN DEPOSITO DENGAN FUZZY MCDM

Perbandingan Metode AHP-SAW Dengan FMCDM-SAW Pada Pemberian Pinjaman Modal Usaha Pertanian

SISTEM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY MULTICRITERIA DECISION MAKING (Studi Kasus : PT. PANCA ARNYS)

Implementasi FMCDM Sebagai Alternatif Penentuan Dalam Pemilihan Lokasi Perumahan

PENGGUNAAN METODE FUZZY MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH PROGRAM STUDI

Analisis Sistem Pendukung Keputusan Dalam Memilih Program Studi Menggunakan Metode Logika Fuzzy

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

JURNAL EMPLOYEE ASSESSMENT DECISION SUPPORT SYSTEM USING FUZZY BEST MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) CASE STUDY CUSTOM CAPS KEDIRI

ISSN : MODEL PENENTUAN MUTU SEKOLAH MENGGUNAKAN METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING. Adi Suwondo

P13 Fuzzy MCDM. A. Sidiq P.

Proses Pendiagnosaan Penyakit Menggunakan Logika Fuzzy Dengan Metode Mamdani

Aplikasi Tablet Pc Untuk Mendeteksi Penyakit Kulit Menggunakan Metode Fuzzy Decision Making (FDM)

ANALISIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE LOGIKA FUZZY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

Penerapan Algoritma Fuzzy Multi-Attribute Decision Making pada Penjadwalan Ujian Skripsi

PEMODELAN KEMISKINAN DAERAH MENGGUNAKAN METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) (STUDI KASUS : PROPINSI JAWA TENGAH)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMILIHAN PEGAWAI BERPRESTASI BERDASAR EVALUASI KINERJA PEGAWAI DENGAN METODE SAW

3. Fungsi Keanggotaan Himpunan Fuzzy Operator Operator Fuzzy Logika Fuzzy D. Sistem Pendukung Keputusan

Bab 3 Metodologi Penelitian dan Percobaan Pendahuluan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING (FMADM) DENGAN METODE SAW

APLIKASI DIAGNOSIS PENYAKIT DIABETES MELITUS MENGGUNAKAN METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

Seleksi Penerima Dana Bantuan Modal Usaha KUPP Berbasis Fuzzy MCDM

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pernah mengalami sakit. Penyakit yang diderita oleh setiap

Optimalisasi Pemilihan Jalur Peminatan Mahasiswa Dengan Menggunakan Metode Multi Inferensi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Penentuan Lokasi Usaha Percetakan Menggunakan Metode FMCDM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI MENARA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) DENGAN METODE FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING (FMADM)

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PRODUK LAPTOP MENGGUNAKAN METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA AKSELERASI PADA SMA NEGERI 1 SEMARANG MENGGUNAKAN FUZZY MADM

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

Sistem Pendukung Keputusan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS

SPK Evaluasi Kinerja Dosen Berdasarkan Penilaian Mahasiswa dengan Metode FMCDM

IMPLEMENTASI FUZZY MAMDANI DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KESESUAIAN BIDANG PEMINATAN MAHASISWA (STUDI KASUS : UNIVERSITAS POTENSI UTAMA)

Jurnal Informasi Volume VII No.1 / Februari / 2015

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY-MADM DALAM MENENTUKAN TANAMAN PANGAN STUDI KASUS KABUPATEN JEPARA

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING METHOD UNTUK MENENTUKAN SEKOLAH DASAR

MODEL SISTEM PENENTUAN PRIORITAS PENERIMA BEASISWA BERBASIS MULTI CRITERIA DECISION MAKING

Muhammad Imran Hasanuddin Mahasiswa Prodi Matematika FST-UINAM

PENERAPAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM MENENTUKAN SUPPLIER OBAT

PENENTUAN SISWA BERPRESTASI PADA SMK WIDYA YAHYA GADINGREJO DENGAN METODE SAW

APLIKASI FUZZY DECISION MAKING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT TROPIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI DI STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN KUALITAS KULIT ULAR UNTUK KERAJINAN TANGAN (STUDI KASUS : CV. ASIA EXOTICA MEDAN)

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi**

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) ISBN

Choosing a Major in Senior High School System with Fuzzy Multi Criteria Decision Making (FMCDM)

PEDEKATAN MODEL FUZZY TIME SERIES DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PERAMALAN MAHASISWA BERPRESTASI

SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR OTHERS REFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 2 PEMALANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PEGAWAI DENGAN METODE FUZZY MADM

KOMBINASI ALGORITMA PERAMALAN INDEKS MUSIM DAN PENGEMBANGAN FUZZY-MCDM DALAM MEMPREDIKSI KECOCOKAN TANAMAN PANGAN DI SALATIGA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN PINJAMAN TERHADAP NASABAH DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS: PT. BPR LAKSANA GUNA PERCUT

KORELASI NORMATIF PEMILIHAN JURUSAN DI SMK BERBASIS WEB

PENERAPAN MULTIMETODE BERBASIS MATRIKS PADA SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN LABOR.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

MENENTUKAN PRIORITAS PENILAIAN MICROTEACHING INSTRUKTUR KURSUS MENGGUNAKAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (STUDI KASUS LPK ALFABANK SEMARANG)

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PEMILIHAN LAPTOP

SISTEM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENERAPKAN FMADM (FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING) DAN SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) Delpiah Wahyuningsih

Desain Model Fuzzy Gejala Penyakit Untuk Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Anak

APLIKASI UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA BUAH MANGGA MENGGUNAKAN METODE FUZZY MULTIPLE CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA SMA NEGERI 1 SINGKIL

IMPLEMENTASI METODE FUZZY MAMDANI DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN POSISI GURU IDEAL MENGGUNAKAN METODE FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (STUDI KASUS DI SMP MONDIAL BATAM)

FUZZY MADM DALAM EVALUASI PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIF WEIGHTING

APLIKASI METODE TOPSIS FUZZY DALAM MENENTUKAN PRIORITAS KAWASAN PERUMAHAN DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

IMPLEMENTASI FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN PEMBELIAN CAT (STUDI KASUS PT. XYZ)

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

OPTIMASI TEKNIK MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING PADA E-VOTING PENENTUAN PRESIDEN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM) DENGAN MIKROKONTROLER BERBASIS RFID

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Menggunakan Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENERAPAN METODE FUZZY SAW UNTUK PENYELEKSIAN BEASISWA BIDIKMISI (STUDI KASUS : UNIVERSITAS POTENSI UTAMA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA TELADAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (STUDI KASUS : DI SMP NEGERI 3 TASIKMALAYA)

APLIKASI METODE FUZZY TOPSIS DALAM PERMASALAHAN PEMILIHAN SUPPLIER

1 BAB I PENDAHULUAN. Dibutuhkan mata yang berfungsi dengan baik agar aktivitas tidak terganggu.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI MITRA MANDIRI SEJAHTERA KOTA SEMARANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ARTIKEL SKRIPSI

Aplikasi Pemilihan Tenaga Kerja Untuk Penempatan

Transkripsi:

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING (FMCDM) UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT TROPIS Rika Rosnelly 1, Retantyo Wardoyo 2 STMIK Potensi Utama 1 Jl. KL. Yos Sudarso Km. 6,5 No. 3A Tj. Mulia Medan 1 rika@potensi-utama.ac.id 1 Program Pascasarjana Ilmu Komputer UGM 2 FMIPA UGM Sekip Utara Bulaksumur Yogyakarta 55281 2 rw@ugm.ac.id 2 Abstrak Diagnosis penyakit tropis yang dilakukan oleh seorang dokter dan penentuan tindakan medis terhadap pasien harus dilakukan secara cermat dan berhati-hati. Kesalahan diagnosis dan tindakan medis bisa berakibat fatal dan bisa membahayakan nyawa pasien. Diagnosis dan pengobatan terhadap beberapa penyakit bahkan membutuhkan keahlian seorang dokter spesialis. Permasalahan saat ini adalah penyebaran dokter spesialis yang belum merata di Indonesia. Petugas medis yang ada di daerah mungkin hanya mantri, bidan, atau dokter umum yang kurang ahli dalam menangani penyakitpenyakit khusus, sehingga perawatan dan pengobatan pasien kurang optimal. Makalah ini menerapkan fuzzy multi criteria decision making (FMCDM) yang merupakan salah satu metode yang bisa membantu pengambil keputusan dalam melakukan pengambilan keputusan terhadap beberapa alternatif keputusan yang harus diambil dengan beberapa kriteria yang akan menjadi bahan pertimbangan. Makalah ini menggunakan bilangan triangular fuzzy untuk menentukan diagnosa penyakit tropis berdasarkan data gejala, hasil akuisisi pengetahuan dari dokter dimana ada beberapa gejala yang sama. Penyakit yang digunakan sebagai alternatif pada makalah ini adalah penyakit malaria, demam berdarah dan demam tifoid. Penerapan fuzzy dengan menggunakan bilangan triangular fuzzy dilanjutkan dalam sebuah implementasi sistem dengan menggunakan matlab versi 7 yang dapat mendukung diagnosis penyakit tropis di daerah. Kata kunci : kriteria, alternatif, fuzzy multi criteria decision making, matlab,penyakit malaria, demam berdarah, demam tifoid 1. PENDAHULUAN Masalah pengambilan keputusan, memegang peranan yang sangat penting di berbagai segi kehidupan [3]. Ada beberapa keadaan yang mungkin dialami oleh pengambil keputusan ketika mengambil keputusan, yaitu [2] : 1. pengambilan keputusan dalam kepastian, semua alternative diketahui secara pasti 2. pengambilan keputusan dalam berbagai tingkat risiko yang dipilih 3. pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian, ada alternatif yang tidak diketahui dengan jelas Ada beberapa metode yang telah digunakan sebagai alat bantu dalam pendukung keputusan. Multicriteria Decision Making Methods (MCDM) adalah sebuah metode yang mengacu pada proses screening, prioritizing, ranking, atau memilih set alternatif (dalam hal ini dapat berupa candidate atau action ) dengan kriteria yang bersifat independent, incommensurate atau conflicting [6]. MCDM sangat tepat untuk diimplementasikan pada kasus semua alternatif memiliki sejumlah kriteria yang masing-masing memiliki nilai nominal dan masingmasing kriteria memiliki bobot yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana perbandingan. MCDM berasumsi bahwa rating alternatif dan bobot dari criteria bersifat crips. Namun tidak semua kasus memenuhi asumsi tersebut, sehingga pemikiran MCDM kurang tepat dan diperlukan sejumlah pemikiran baru. Pemikiran tersebut tertuang dalam konsep FMCDM adalah sebuah metode pengambilan keputusan yang mempertimbangkan beberapa alternatif dan kriteria pada sebuah situasi yang bersifat fuzzy [5]. Kasus yang akan diselesaikan pada makalah ini adalah mendiagnosis penyakit tropis. Ada tiga penyakit yang akan menjadi alternatif yaitu penyakit malaria, demam berdarah dan demam tifoid. Diagnosis penyakit dilakukan dengan mempertimbangkan 10 gejala (kriteria) yaitu : splenomegali, hepatomegali, suhu tubuh, mual/muntah, keadaan air seni, mimisan, pendarahan gusi, muntah darah, bercak merah, buang air besar. Dalam kasus mendiagnosis penyakit tropis ini ada beberapa gejala yang mempunyai latar belakang yang beragam, antara lain : suhu tubuh (36 o C s.d 44 o C), splenomegali (tidak bengkak, agak bengkak, bengkak, sangat bengkak) dan lain-lain. Hal ini sangat sulit bagi pakar untuk menentukan sebuah solusi karena ada beberapa gejala yang mirip dan mempunyai latar belakang yang beragam. Alternatif solusi yang diharapkan adalah sebuah keputusan rangking penyakit tropis dapat diperoleh dengan waktu yang relatif cepat dengan mempertimbangkan kriteria dan bobot. D-21

2. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian adalah untuk mendiagnosis penyakit tropis yaitu penyakit malaria, demam berdarah, demam tifoid dengan beberapa kriteria, menggunakan Fuzzy Multi Criteria Decision Making (FMCDM) dan menggunakan bilangan triangular fuzzy dalam sebuah implementasi sistem dengan menggunakan matlab versi 7. 3. DASAR TEORI Dari beberapa literatur yang mengindikasikan bahwa terdapat sejumlah langkah yang harus ditempuh untuk mengaplikasikan FMCDM, yang diungkapkan oleh Joo (2004), Wang and Lee (2005), Wang (2005), Kusumadewi (2004) yang sependapat dengan Joo (2004), Winda Nur Cahyo dan Wahyuni R (2009) yang sependapat dengan ketiganya. Ketiganya menyampaikan langkah-langkah yang serupa dengan Fauziati (2004). Ketiga artikel tersebut menyampaikan angkah-langkah penyelesaian FMCDM yang juga mirip antara satu dengan lainnya. Dengan mengadaptasi ketiga artikel tersebut ada tiga langkah dalam proses FMCDM yang harus dilakukan : representasi masalah, evaluasi himpunan fuzzy pada setiap alternatif keputusan, dan melakukan seleksi terhadap alternatif yang optimal [4]. 3.1. Representasi Masalah Pada bagian ini ada 3 aktivitas yang harus dilakukan, yaitu : a. Identifikasi Tujuan dan kumpulan alternative keputusannya; Tujuan keputusan dapat direpresentasikan dengan menggunakan bahasa alami atau nilai numeris sesuai dengan karakteristik dari masalah tersebut. Jika ada n alternative keputusan dari masalah, maka alternative-alternatif keputusan dari suatu masalah, maka alternative-alternatif tersebut dapat ditulis sebagai A = {A i I i=1,2,,n} b. Identifikasi kumpulan kriteria; Jika k kriteria, maka dapat dituliskan C = {C t I t=1,2,,k}. c. Membangun struktur hirarki dari masalah tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. 3.2. Evaluasi Himpunan Fuzzy Pada bagian ini, ada 3 aktivitas yang harus dilakukan, yaitu : a. Memilih himpunan rating untuk bobot kriteria, derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya. Secara umum, himpunan-himpunan rating terdiri atas 3 elemen, yaitu : variable linguistik (x) yang merepresentasikan bobot kriteria, dan derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya ; T(x) yang merepresentasikan rating dari variabel linguistik; dan fungsi keanggotaan yang berhubungan dengan setiap elemen dari T(x). Misal, rating untuk bobot pada Variabel Penting untuk suatu kriteria didefinisikan sebagai: T(penting) = {SANGAT RENDAH, RENDAH, CUKUP, TINGGI, SANGAT TINGGI}. Sesudah himpunan rating ini ditentukan, maka kita harus menentukan fungsi keanggotaan untuk setiap rating. Biasanya digunakan fungsi segitiga. Misal, W t adalah bobot untuk kriteria C t; dan S it adalah rating fuzzy untuk derajat kecocokan alternatif keputusan Ai dengan kriteria Ct; dan Fi adalah indeks kecocokan fuzzy dari alternatif Ai yang merepresentasikan derajat kecocokan alternatif keputusan dengan kriteria keputusan yang diperoleh dari hasil agregasi Sit dan Wt. b. Mengevaluasi bobot-bobot kriteria, dan derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya; c. Mengagregasikan bobot-bobot kriteria, dan derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterinya. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan agregasi terhadap hasil keputusan para pengambil keputusan, antara lain : mean, median, max, min, dan operator campuran. Dari beberapa metode tersebut, metode mean yang paling banyak digunakan. Operator dan adalah operator yang digunakan untuk penjumlahan dan perkalian fuzzy. Dengan menggunakan operator mean, F i dirumuskan sebagai : Dengan cara mensubstitusikan Sit dan Wt dengan bilangan fuzzy segitiga, yaitu Sit = (o it, p it, q it ); dan W it = a t,b t,c t ); maka F t dapat didekati sebagai : (1) (2) D-22

dengan (3) (4) (5) 3.3. Seleksi Alternatif yang Optimal Pada bagian ini, ada 2 aktivitas yang dilakukan, yaitu: a. Memprioritaskan alternatif keputusan berdasarkan hasil agregasi. Prioritas dari hasil agregasi dibutuhkan dalam rangka proses perangkingan alternatif keputusan. Karena hasil agregasi ini direpresentasikan dengan menggunakan bilangan fuzzy segitiga, maka dibutuhkan metode perangkingan untuk bilangan fuzzy segitiga. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode nilai total integral. Misalkan F adalah bilangan fuzzy segitiga, F = (a, b, c), maka nilai total integral dapat dirumuskan sebagai berikut : Nilai α adalah indeks keoptimisan yang merepresentasikan derajat keoptimisan bagi pengambil keputusan (0 α 1). Apabila nilai α semakin besar mengindikasikan bahwa derajat keoptimisannya semakin besar. b. Memilih alternatif keputusan dengan prioritas tertinggi sebagai alternatif yang optimal. Semakin besar nilai F i berarti kecocokan terbesar dari alternatif keputusan untuk kriteria keputusan, dan nilai inilah yang akan menjadi tujuannya. 4. METODOLOGI PENELITIAN Fuzzy Multi Criteria Decion Making (FMCDM) adalah salah satu metode yang bisa membantu pengambil keputusan dalam melakukan pengambilan keputusan terhadap beberapa alternatif keputusan yang harus diambil dengan beberapa kriteria yang menjadi bahan pertimbangan [1]. Penelitian dilakukan melalui langkah-langkah [3] : 1. Representasi masalah, meliputi : penetapan tujuan keputusan, identifikasi alternatif, identifikasi kriteria, dan membangun struktur hirarki keputusan. 2. Evaluasi himpunan fuzzydari alternatif-alternatif keputusan, meliputi : menetapkan variabel linguistik dan fungsi keanggotaan, menetapkan rating untuk setiap kriteria, dan menghitung indeks kecocokan fuzzy pada setiap alternatif. 3. Melakukan defuzzy dalam rangka mencari nilai alternatif yang optimal. 5. HASIL PENGUJIAN Ada 3 penyakit tropis yang akan menjadi alternatif, yaitu S1= penyakit malaria, S2= penyakit demam berdarah, S3= penyakit demam tifoid. Ada 10 kriteria (gejala) pengambilan keputusan yaitu : C1=splenomegali; C2=hepatomegali; C3=suhu tubuh, C4= mual/muntah; C5=keadaan air seni; C6=mimisan; C7=pendarahan gusi; C8=muntah darah; C9=bercak merah; C10=buang air besar. Langkah 1: Representasi Masalah a. Tujuan keputusan ini adalah mendapatkan hasil penyakit tropis (malaria, demam berdarah atau demam tifoid) yang muncul sebagai ranking 1, 2, dan 3 berdasarkan gejala dimana ada beberapa gejala yang sama. Ada 3 alternatif penyakit yang diberikan yaitu A = {A1,A2,A3}, dengan A1= penyakit malaria, A2= penyakit demam berdarah, A3= penyakit demam tifoid. b. Ada 10 kriteria (gejala) keputusan yaitu : C ={C1,C2,C3,C4,C5,C6,C7,C8,C9,C10} c. Struktur hirarki masalah tersebut terlihat pada Gambar 1. (6) D-23

Memilih penyakit tropis yang tepat splenomegali hepatomegali suhu tubuh mual/muntah k. air seni mimisan pendarahan gusi muntah darah bercak merah buang air besar C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 penyakit malaria A1 penyakit demam berdarah A2 penyakit demam tifoid A3 Gambar 1. Struktur Hirarki Kasus Langkah 2: Evaluasi himpunan fuzzy dari alternatif-alternatif keputusan a. Variabel-variabel linguistik yang merepresentasikan bobot kepentingan untuk setiap kriteria, adalah T(kepentingan) W 1 = {TB, AB, B, SB, Suhu 1, Suhu 2, Suhu 3, Suhu 4, TP, JRG, P, SRG, JNH, K, E, HP, TA, SDK, SDG, BYK, N, M,SS} dengan TB = Tidak Bengkak; AB = Agak Bengkak; B = Bengkak; SB = Sangat Bengkak; Suhu1 = 36-38; Suhu 2 = 38-40; Suhu 3 = 40-42; Suhu 4 = 42-44; TP = Tidak Pernah; JRG = Jarang; P = Pernah; SRG = Sering; JNH = Jernih; K = Keruh; E = Endapan; HP = Hitam Pekat; TA = Tidak Ada; SDK = Sedikit; SDG = Sedang; BYK = Banyak; N = Normal; M = Mencret; SS = Susah BAB; yang masing-masing direpresentasikan dengan bilangan fuzzy segitiga sebagai berikut : TB = (0, 0.1, 0.2) Suhu 1 = (0.1, 0.2, 0.3) TP = (0, 0.1, 0.2) AB = (0.3, 0.4, 0.5) Suhu 2 = (0.4, 0.5, 0.7) JRG = (0.6, 0.7, 0.8) BK = (0.6, 0.7, 0.8) Suhu 3 = (0.8, 0.8, 0.9) P = (0.3,0.4,0.5) SB = (0.8, 0.9, 1) Suhu 4 = (1, 1, 1) SRG = (0.9, 0.9, 1) JNH = (0, 0, 0.1) TA = (0, 0, 0.1) N = (0, 0.1, 0.2) K = (0.2, 0.3, 0.4) SDK = (0.2, 0.3, 0.4) M = (0.3, 0.4, 0.5) E = (0.5, 0.6, 0.7) SDG = (0.5, 0.6, 0.7) SS = (0.6, 0.7, 0.8) HP = (0.8, 0.9, 1) BYK = (0.8, 0.9, 1) b. Derajat kecocokan alternatif-alternatif dengan kriteria keputusan adalah : T(kecocokan) S= {SK, K, C, B, SB}, dengan SK = Sangat Kurang; K = Kurang; C = Cukup; B = Baik; SB = Sangat Baik; yang masingmasing direpresentasikan dengan bilangan fuzzy segitiga sebagai berikut : SK = (0, 0.1, 0.2) K = (0.3, 0.4, 0.5) C = (0.4, 0.5, 0.6) B = (0.5, 0.6, 0.7) SB = (0.7, 0.8, 1) c. Rating untuk setiap kriteria keputusan seperti terlihat pada Tabel 1. Sedangkan derajat kecocokan kriteria keputusan dan alternatif seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 1. Rating kepentingan untuk setiap kriteria Kriteria C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6 C 7 C 8 C 9 C 10 Rating Kepentingan AB BK Suhu2 JRG JNH JRG P P SDK M D-24

Tabel 2. Rating kecocokan setiap alternatif terhadap setiap kriteria Alternatif Rating Kecocokan C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6 C 7 C 8 C 9 C 10 A 1 SB B SB C C SK SK SK SK SK A 2 C C B C SK B C C SB C A 3 SK C B SB SK SK SK SK SK SK d. Dengan mensubstitusikan bilangan fuzzy segitiga ke setiap variabel linguistik ke dalam persamaan, diperoleh nilai kecocokan fuzzy seperti pada Tabel 3, dengan detail perhitungan sebagai berikut : Pada Alternatif A 1 : Y 1 = (0,3*0,7)+(0,6*0,5)+(0,4*0,7)+(0,6*0,4)+(0*0,4)+(0,6*0)+(0,3*0)+(0,3*0)+(0,2*0)+(0,3*0)/10 = 0,103 Q 1 = (0,4*0,8)+(0,7*0,6)+(0,5*0,8)+(0,7*0,5)+(0*0,5)+(0,7*0,1)+(0,4*0,1)+(0,4*0,1)+(0,3*0,1)+ (0,4*0,1)/10 = 0,171 Z 1 =(0,5*1)+(0,8*0,7)+(0,7*1)+(0,8*0,6)+(0,1*0,6)+(0,8*0,2)+(0,5*0,2)+(0,5*0,2)+(0,4*0,2)+ (0,5*0,2)/10 = 0,284 Pada Alternatif A 2 : Y 2 = (0,3*0,4)+(0,6*0,4)+(0,4*0,5)+(0,6*0,4)+(0*0)+(0,6*0,5)+(0,3*0,4)+(0,3*0,4)+(0,2*0,7)+ (0,3*0,4)/10 = 0,160 Q 2 = (0,4*0,5)+(0,7*0,5)+(0,5*0,6)+(0,7*0,5)+(0*0,1)+(0,7*0,6)+(0,4*0,5)+(0,4*0,5)+(0,3*0,8)+ (0,4*0,5)/10=0,246 Z 2 = (0,5*0,6)+(0,8*0,6)+(0,7*0,7)+(0,8*0,6)+(0,1*0,2)+(0,8*0,7)+(0,5*0,6)+(0,5*0,6)+(0,4*1)+ (0,5*0,6)/10=0,363 Pada Alternatif A 3 : Y 3 = (0,3*0)+(0,6*0,4)+(0,4*0,5)+(0,6*0,7)+(0*0)+(0,6*0)+(0,3*0)+(0,3*0)+(0,2*0)+ (0,3*0)/10=0,086 Q 3 = (0,4*0,1)+(0,7*0,5)+(0,5*0,6)+(0,7*0,8)+(0*0,1)+(0,7*0,1)+(0,4*0,1)+(0,4*0,1)+(0,3*0,1)+ (0,4*0,1)/10=0,147 Z 3 = (0,5*0,2)+(0,8*0,6)+(0,7*0,7)+(0,8*1)+(0,1*0,2)+(0,8*0,2)+(0,5*0,2)+(0,5*0,2)+(0,4*0,2)+ (0,5*0,2)/10=0,243 Alternatif Tabel 3. Rating kecocokan setiap alternatif Rating Kecocokan C 1 C 2 C 3 C 4 C 5 C 6 C 7 C 8 C 9 C 10 Indeks kecocokan fuzzy A 1 SB B SB C C SK SK SK SK SK 0,103 0,171 0,284 A 2 C C B C SK B C C SB C 0,160 0,246 0,363 A 3 SK C B SB SK SK SK SK SK SK 0,086 0,147 0,243 Langkah 3: Menyeleksi alternatif yang optimal a. Dengan mensubstitusikan indeks kecocokan fuzzy pada Tabel 3. ke persamaan 6, dan dengan mengambil derajat keoptimisan (α ) = 0 (tidak optimis), α = 0,5 dan α = 1 (sangat optimis), maka akan diperoleh nilai total integral untuk setiap alternatif seperti terlihat pada Tabel 4. Sebagai contoh perhitungan untuk nilai α = 1 adalah : I 1 1 (0,5)*((1)+(0,284)+0,171+(1-1)*(0,103)) = 0,2275 I 1 2 I 1 3 (0,5)*((1)+(0,363)+0,246+(1-1)*(0,160)) = 0,3045 (0,5)*((1)+(0,243)+0,147+(1-1)*(0,086)) = 0,195 Tabel 4. Nilai Total Integral setiap alternatif Alternatif Nilai Total Integral α = 0 α = 0,5 α = 1 A 1 0,279 0,503 0,2275 A 2 0,3845 0,595 0,3045 A 3 0,238 0,467 0,195 D-25

b. Dari Tabel 4, terlihat bahwa A 2 memiliki nilai total integral terbesar berapapun derajat keoptimisannya, sehingga penyakit demam berdarah terpilih sebagai penyakit optimal untuk diagnosis penyakit tropis. Dalam makalah ini juga mencoba untuk mengimplementasikan sistem FMCDM untuk diagnosis penyakit tropis dengan menggunakan matlab versi 7. Berikut uji coba FMCDM untuk diagnosis penyakit tropis ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2. Form Hasil Diagnosis Penyakit Tropis 6. SIMPULAN Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Fuzzy Multi Criteria Decision Making dapat ditetapkan penyakit demam berdarah sebagai diagnosis penyakit tropis dari 3 alternatif penyakit tropis. Penyakit demam berdarah merupakan hasil diagnosis penyakit optimal yang diperoleh, baik dengan derajat keoptimisan 0;0,5 dan 1 Dari kasus pada makalah ini akan dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan jaringan saraf tiruan algoritma Adaptive Resonance Theory 2, melakukan penambahan data gejala dan menelaah lebih jauh sistem penilaian terhadap gejala dari suatu penyakit. DAFTAR PUSTAKA [1] Chen, Mei-Fang, Tzeng, Gwo Hshiung, Tang, Tzung-I, 2005, Fuzzy MCDM Approach For Evaluation Of ExpratiateAssignments, International Journal of Information Technology & Decision Making, Vol. 4 No.2, 277-296 [2] Kusrini, 2007, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi Yogyakarta [3] Kusumadewi, Sri, 2004, Penetuan Lokasi Pemancar Televisi Menggunakan Fuzzy Multi Criteria Decision Making, Media Informatika Vol. 2 Desember 2004 ISSN : 0854-4743 [4] Kusumadewi, Sri, Guswaludin Idham, 2005, Fuzzy Multi-Criteria Decision Making, Media Informatika Vol. 3 No.1 Juni 2005, 25-38, ISSN : 0854-4743 [5] Nur Cahyo, Winda, Wahyuni R., 2009, Implementasi Fuzzy Multicriteria Decision Making untuk Menentukan Peringkat Calon Penerima Beasiswa, Seminar Nasional Electrical, Informatics, and It s Education. [6] Wang S., Lee C., Tzeng G., 2005, Fuzzy Multi Criteria Decision Making For Evaluating The Performance of Mutual Funds. D-26