Analisis Kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dengan dan Tanpa Pinjaman Di Kabupaten Jember

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DENGAN DAN TANPA PINJAMAN DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

ABSTRAK. 1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember. 2 Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Determinan Pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Sektor Industri Pengolahan Di Kabupaten Jember

Telaah Penentu Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sektor Jasa dan Perdagangan di Kabupaten Jember

ANALISIS DAMPAK KREDIT MIKRO TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Nasabah Koperasi Enkas Mulia)

Kinerja Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Cirebon Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Pembiayaan Syariah ABSTRAK

ANALISIS PERAN KREDIT MIKRO DARI PD BPR BKK KEBUMEN CABANG KUTOWINANGUN DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO DI WILAYAH KERJANYA

Choirin et al., Analisis Implikasi Pembiayaan Syariah Pada Pedagang Kecil di Pasar Tanjung Jember...

PERAN KREDIT DARI KOPERASI SERBA USAHA (KSU) ARTHA SUKSES TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO YANG MENJADI ANGGOTANYA DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

PERAN KREDIT KOPERASI SERBA USAHA (KSU) NUANSA BARU TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DI KECAMATAN KARANGANYAR

SKRIPSI ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DI PERDANGAN KECAMATAN BANDAR (STUDI KASUS : DEBITUR BANK MESTIKA) OLEH

Putri dan Imam., Perbedaan Kinerja Keuangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sebelum Dan Sesudah...

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat yang Beroperasi di Wilayah Kota dan yang Beroperasi di Wilayah Kabupaten Bandung

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2

DAMPAK PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KABUPATEN KARANGANYAR

PENGARUH PEMBIAYAAN TERHADAP OMSET PENJUALAN, LABA USAHA, MODAL USAHA DAN TOTAL ASET UMKM (Studi Kasus PT. BPRS Dana Mulia Surakarta)

ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN PADA UMKM (USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH) KLASTER KONVEKSI DI WILAYAH KECAMATAN KOTA KABUPATEN KUDUS.

ISSN : AGRITEPA, Vol. II, No.2, Januari Juni 2016

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran inbal jasa penjaminan oleh Pemerintah. ini dapat tercermin dari eksistens UMKM yang cukup dominan di Indonesia.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BAGI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) BINAAN DINAS KOPERASI DAN UMKM KOTA KEDIRI

PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEBELUM DAN SESUDAH MENERIMA FASILITAS KREDIT PERBANKAN

Dampak Program Dana Bergulir Bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) The Impact of Revulving Fund Program To Small and Medium Enterprises

PENGARUH TAMBAHAN MODAL DARI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT (LKMM) TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO

COMPARASSION INCOME CREDIT BAKULAN RECEIVED BY MICRO BUSINESS IN THE BPR SARIMADU

Pengaruh Pelatihan Entrepreneurship dan Manajemen Usaha terhadap Pendapatan Usaha Mikro Makanan dan Minuman

John Henry Wijaya. Universitas Widyatama, Bandung,

(STUDI DESKRIPTIF USAHA KERAJINAN BINAAN DINAS KOPERASI PROVINSI JATIM)

PENGARUH SEMANGAT KERJA PEMILIK DAN PEKERJA TERHADAP KEWIRAUSAHAAN MORO ARTOS DI SALATIGA SKRIPSI

Oleh: ASRI WIYATI B

Kata Kunci: Penyaluran Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, Kredit Konsumtif, Pendapatan Operasional

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) INDUSTRI PENGOLAHAN DI KOTA TEGAL

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

PENGARUH RASIO CAR, NPL, ROA, dan BOPOTERHADAP JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN BPR di WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN

PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA TERHADAP PEMILIHAN KEPUTUSAN TERLIBAT SECARA INTERNASIONAL STUDI EMPIRIS

PENGARUH KUALITAS TENAGA KERJA, BANTUAN MODAL USAHA DAN TEKNOLOGI TERADAP PRODUKTIVITAS KERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI JIMBARAN

ABSTRACT. Keywords: Environmental Management Accounting, Product Quality, Environmental Performance, Financial Performance.

ANALISIS KREDIT BERMASALAH USAHA DAN NON USAHA MIKRO KECIL MENENGAH PADA PERBANKAN INDONESIA. Nurul Khotimah

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BPR BALI HARTA SANTOSA DAN BPR MERTHA SEDANA

SKRIPSI PENGARUH ENTREPRENEURIAL MARKETING TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING (STUDI KASUS PADA PELAKU USAHA OLEH-OLEH DI JALAN MOJOPAHIT KOTA MEDAN) OLEH

SKRIPSI PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DAERAH NON PRIMER JAWA TIMUR

(juta rupiah). Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dunia usaha di Indonesia baik disektor pertanian, perindustrian, maupun disektor perdagangan yang secara umum tidak bisa

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT.

SKRIPSI STUDI KOMPARATIF PERAN KOPERASI SIMPAN PINJAM BINA BERSAMA DAN BMT INSANI DALAM PENGEMBANGAN UMK DI KOTA PADANGSIDIMPUAN OLEH

PENGARUH JUMLAH KREDIT, TABUNGAN, DEPOSITO DAN PENGALAMAN BADAN PENGAWAS PADA PROFITABILITAS

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Pasta Gigi Pepsodent di Wilayah Perkotaan Jember

2.5.5Kriteria UKM Kerangka Pemikiran... 25

ABSTRACT. Keywords: Internal Audit, Internal Control Effectiveness Lending. Universitas Kristen Maranatha

KESIAPAN IMPLEMENTASI SAK ETAP: STUDI KASUS PADA PENGUSAHAUMKM ROTI DAN KUE YANG TERDAFTAR PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DI SURABAYA

Vidya., Perbandingan Risk dan Return antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah

SKRIPSI. Disusun Oleh : KIKI MONICA DEWI NIM

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana pihak yang satu dengan yang

ANALISIS PROSPEK DAN PERKEMBANGAN USAHA MIKRO YANG MEMPEROLEH BANTUAN KREDIT BERGULIR DARI DINAS KOPERASI DAN UMKM KOTA SEMARANG

ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN PADA UMKM KLASTER JENANG DI WILAYAH KECAMATAN KOTA KABUPATEN KUDUS. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SIA, PEMANFAATAN, DAN KESESUAIAN TUGAS PADA KINERJA KARYAWAN

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

ANALISIS KARAKTERISTIK DEBITUR UMKM BIDANG PERTANIAN TERPADU BANK NTT KANTOR CABANG UTAMA KUPANG

ANALISIS KINERJAKEUANGAN PERBANKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN ROA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. Diyah Santi Hariyani 1 1 Universitas PGRI Madiun

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA GARUDA KECAMATAN RANDUDONGKAL PERIODE

Arief, Jenjang Pendidikan Terakhir, Ukuran Usaha, Lama Usaha Berdiri, dan Keikutsertaan

Strategi Bertahan Pelaku Usaha Kecil Tahu Cibuntu

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN

PENGARUH PROGRAM KEMITRAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN UMKM DI KECAMATAN BANGIL

PENGARUH KREDIT BANK TERHADAP PENDAPATAN PELAKU- PELAKU UMKM (KHUSUSNYA MEUBEL) DI DESA LEILEM, KEC. SONDER, KAB. MINAHASA

ANALYSIS OF THE PROFITABILITY OF DOMESTIC INDUSTRY CAP IKA CHIPS IN KOTA DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sedang menjadi sorotan publik di

BAB I PENDAHULUAN. teknologi di segala bidang yang semakin berkembang, menjadikan dunia usaha

PENGARUH VARIABEL RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR PERBANKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. nasional yang terdaftar di OJK (otoritas jasa keuangan) pada tahun

PENERAPAN AKUNTANSI DAN KESESUAIANNYA DENGAN SAK ETAP PADA UMKM KOTA TEGAL

KEBERADAAN PAJAK UMKM BAGI PEMBANGUNAN INDONESIA. Oleh : Rum Riyanto.S. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah penyumbang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

SKRIPSI ANALISIS KEBUTUHAN MODAL PADA UMKM SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN TEMBUNG) Oleh:

Hani Maulida Khoirunnisa 1, Rodhiyah 2, Saryadi 3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Jambi

THE INFLUENCE OF CAPITAL, LIQUIDITY AND EFFICIENCY TOWARDS CREDIT DISTRIBUTION RATE AT PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam hal penyediaan dana. Bank dalam bahasa itali adalah banca yang

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI DARI VARIABEL ENTREPRENEURSHIP. (Studi pada Usaha Mikro Kecil Menengah Daerah Surakarta) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada BPR yang ada di Propinsi Riau, baik yang berbentuk

DAMPAK PEMBIAYAAN UMKM OLEH BANK PERKREDITAN RAKYAT DI BALI TERHADAP KINERJA UMKM. Henny Nofianti

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

ANALISIS DAMPAK PEMBIAYAAN DANA BERGULIR KUR (KREDIT USAHA RAKYAT) TERHADAP KINERJA UMKM (Studi Kasus di Daerah Istimewa Yogyakarta)

PENGARUH PERTUMBUHAN AKTIVA PRODUKTIF, DANA PIHAK KETIGA, TINGKAT KREDIT BERMASALAH DAN UKURAN LPD PADA KINERJA OPERASIONAL

Pengaruh Literasi Keuangan dan Persyaratan Kredit terhadap Akses Kredit Formal pada UMKM di Surabaya

ANALISIS PENGARUH SIMPANAN WAJIB ANGGOTA DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA ANGGOTA

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maka pemerintah telah

Yuni Ratna Wulan Mahasiswa Progdi Manajemen Fakultas Ekonomi UNSA ABSTRACT

BAB III. Metode Penellitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat antar

ANALISA PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PENGUSAHA MIKRO DI SURAKARTA (PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM LUMBUNG ARTHA)

ANALISIS PERKEMBANGAN UNIT SIMPAN PINJAM (USP) PADA KUD SIDO MAKMUR KECAMATAN SUMBERSUKO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN BUKU

KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA SERTA PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR BARAT

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang-

Transkripsi:

1 Analisis Kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dengan dan Tanpa Pinjaman Di Kabupaten Jember (Analysis Performance of Micro, Small and Medium Enterprise (SMEs) With and Without Loans in Jember Region) Viki Nurfriani, Hadi Paramu, Elok Sri Utami Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail: vivifriani@gmail.com Abstrak Pada saat ini, UMKM memiliki jumlah yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi serta memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian negara. Namun, UMKM masih mengalami banyak hambatan dalam menjalankan usahanya. Salah satu yang paling menghambat adalah faktor permodalan. Beberapa UMKM modal awal yang digunakan berasal dari pemilik usaha itu sendiri ataupun berasal dari pinjaman. Keefektifan penggunaan modal, dapat tercermin dari kinerja usaha tersebut. Artikel ini mempunyai tujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja UMKM dengan dan tanpa pinjaman di Kabupaten Jember. Populasi dalam artikel ini adalah seluruh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jember. Sampel penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling dengan kriteria yaitu UMKM yang berada di Kota Jember meliputi Kecamatan Kaliwates, Sumbersari dan Patrang dan telah berusia minimal 3 tahun. Perbandingan tersebut dilihat dari variabel modal awal, laba, total assets serta orientasi entrepreneurship meliputi inovasi, proaktif dan risk taking. Untuk perbandingan variabel modal awal, laba dan total assets diukur dengan independent sample t test sedangkan orientasi entrepreneurship meliputi inovasi, proaktif dan risk taking diukur dengan uji Mann Whitney. Hasil dari artikel ini menyatakan bahwa modal awal dan proaktif UMKM dengan pinjaman tidak lebih besar atau sama dengan tanpa pinjaman. Namun laba, total assets, inovasi dan risk taking UMKM dengan pinjaman lebih besar daripada tanpa pinjaman. Kata Kunci: pinjaman, modal awal, laba, total assets, inovasi, proaktif, risk taking Abstract At this time, SMEs have a large amount and are in every sector of the economy and has contributed greatly to the economy of the country. However, SMEs still face many obstacles in running their business. One of the most inhibiting factor is capital. Some SMEs start-up capital is derived from the business owners themselves or from loans. The effectiveness of the use of capital, can be reflected in the performance of the business. This article aims to determine differences in the performance of SMEs with and without borrowing in Jember. Population in this article is the entire Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) registered in the Department of Cooperatives and SMEs Jember. The study sample was determined by purposive sampling method with criteria that SMEs in the city of Jember includes District Kaliwates, Sumbersari and Patrang and have at least 3 years old. The comparison is seen from variable initial capital, profits, total assets and entrepreneurial orientation include innovation, proactive and risk-taking. For comparison variable initial capital, profits and total assets measured by independent sample t test, while entrepreneurial orientation include innovativeness, proactiveness and risk-taking measured by Mann Whitney test. The results of this article stated that the initial capital and proactiveness SMEs with loans greater than or equal to without borrowing. However, profit, total assets, innovativeness and risk taking SMEs with loans greater than without borrowing. Keywords: loans, initial capital, profits, total assets, innovativeness, proactiveness, risk taking Pendahuluan Di Indonesia, usaha mikro, kecil dan menengah memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian negara. Data pada Badan Pusat Statistik (2012) menunjukkan bahwa jumlah UMKM di wilayah Jawa Timur hingga akhir tahun 2012 mencapai 6.825.931 unit usaha, dimana 85,09% merupakan usaha mikro, 14,19% merupakan usaha kecil, 0,57% usaha menengah dan hanya 0,15% berupa usaha skala besar. Usaha sektor UMKM telah membantu pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dengan menyumbang produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar 1.012 trilyun, oleh sebab itu sektor UMKM sangat berperan penting bagi perekonomian di Jawa Timur.

2 Meskipun demikian, UMKM masih mengalami banyak hambatan. Hambatan yang dihadapi antara lain dari rendahnya pengetahuan tentang teknologi, rendahnya kemampuan dalam mengakses sumber permodalan, rendahnya daya saing. Beragamnya hambatan yang dihadapi oleh UMKM, nampaknya permodalan tetap menjadi salah satu kebutuhan penting guna menjalankan usahanya, baik kebutuhan modal kerja maupun investasi. Pelaku UMKM harus dapat mengambil keputusan bagi permodalan usahanya agar usahanya dapat berkembang. UMKM yang dalam menjalankan kegiatan usahanya menggunakan modal sendiri beserta pinjaman akan memiliki modal yang besar dan dapat memudahkan dalam membiayai segala kebutuhan usahanya serta dapat meningkatkan hasil produksinya. Namun, UMKM tersebut memiliki kewajiban yang lebih besar dibandingkan dengan UMKM yang dalam menjalankan usahanya hanya menggunakan modal sendiri, karena UMKM harus mengembalikan dana yang dipinjam beserta beban bunga yang sudah ditetapkan. Hal ini menyebabkan pendapatan UMKM tersebut berkurang. Keefektifan penggunaan dana yang dimiliki UMKM akan tercermin pada kinerja yang dihasilkan. Kinerja UMKM tersebut dapat dilihat dari besarnya modal, laba yang dihasilkan, total assets yang dimiliki serta orientasi entrepreneurshipnya. Orientasi entrepreneurship meliputi kemampuan dari pelaku UMKM menciptakan produk atau jasa baru, kemampuan dalam melihat peluang di masa yang akan datang serta kemampuan dalam pengambilan keputusan. Penelitian tentang dampak dari pinjaman telah dilakukan. Ayu (2012), Achma (2009), Dimas (2008), Henny (2012) dan Cahyo (2013) dalam penelitiannya menyatakan kinerja UMKM sebelum dan sesudah memperoleh pinjaman mengalami peningkatan yang berarti dilihat dari beberapa aspek yaitu modal, produksi, omset penjualan, tenaga kerja, keuntungan dan jumlah aset. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya permodalan tambahan berupa pinjaman, UMKM dapat mengembangkan usaha serta meningkatkan kinerjanya dengan maksimal. Pendanaan yang berbeda maka kinerja yang dihasilkan tiap tiap UMKM pun berbeda. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja UMKM di Kabupaten Jember dengan dan tanpa pinjaman ditinjau dari modal, laba, total assets dan orientasi entrepreneurship meliputi inovasi, proaktif dan risk taking. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jember. Sampel penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling dengan kriteria yaitu UMKM yang berada di Kota Jember meliputi Kecamatan Kaliwates, Sumbersari dan Patrang dan telah berusia minimal 3 tahun, karena UMKM yang sudah berusia 3 tahun dapat dilihat perkembangan kinerjanya. Dalam penelitian ini, sampel yang sudah terkumpul, dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok UMKM dengan pinjaman dan kelompok UMKM tanpa pinjaman. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer berasal dari hasil wawancara dan jawaban kuesioner dari pemilik atau pengelola UMKM. Data yang diperoleh adalah data mengenai modal awal, laba, total asssets dan orientasi entrepreneurship meliputi inovasi, proaktif dan risk taking. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan dua metode analisis. Pertama, dengan menggunakan independent sample t test. Pengujian ini digunakan untuk membandingkan modal awal, laba dan total assets antara UMKM dengan dan tanpa pinjaman. Kedua, dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Pengujian ini digunakan untuk membandingkan inovasi, proaktif dan risk taking antara UMKM dengan dan tanpa pinjaman. Independent Sample t Test Hasil Penelitian Sebelum dilakukan analisis independent sample t test, data diklasifikasikan berdasarkan kelompok dengan dan tanpa pinjaman. Hasil independent sample t test modal awal, laba dan total assets dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Independent Sample t Test t hitung signifikansi hasil Modal Awal -1,123 0,132 H0 diterima Laba -1,573 0,060 Ha diterima Total Assets -3,349 0,001 Ha diterima Rancangan Penelitian Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan dari data yang sudah terkumpul dan dianalisis hasilnya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinerja UMKM di Kabupaten Jember dengan dan tanpa pinjaman ditinjau dari modal awal, laba, total assets dan orientasi entrepreneurship yang meliputi inovasi, proaktif dan risk taking. Pada Tabel 4.10 di atas diketahui bahwa hasil independent sample t test untuk modal awal menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,123 dengan tingkat signifikansi 0,132 yang lebih besar dari tingkat α = 10%. Dengan hasil tersebut, maka H0 diterima yang berarti bahwa modal awal untuk UMKM dengan pinjaman tidak lebih besar atau sama dengan Hasil independent sample t test untuk laba menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,573 dengan tingkat signifikansi 0,060 yang lebih kecil dari tingkat α = 10%. Dengan hasil

3 tersebut, maka H0 ditolak yang berarti bahwa laba UMKM dengan pinjaman lebih besar Total assets hasil independent sample t test menunjukkan nilai t hitung sebesar -3,349 dengan tingkat signifikansi 0,001 yang lebih kecil dari tingkat α = 5%. Dengan hasil tersebut, maka H0 ditolak yang berarti bahwa total assets UMKM dengan pinjaman lebih besar dibandingkan tanpa pinjaman. Uji Mann Whitney Sebelum dilakukan uji Mann Whitney, data diklasifikasikan berdasarkan kelompok dengan dan tanpa pinjaman. Hasil Uji Mann Whitney inovasi, proaktif dan risk taking dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Uji Mann Whitney Z hitung Signifikansi Hasil Inovasi -1,291 0,098 H0 ditolak Proaktif -0,818 0,206 Ha diterima Risk Taking -2,242 0,013 Ha diterima Pada Tabel 2 di atas diketahui bahwa hasil uji Mann Whitney untuk inovasi menunjukkan nilai Zhitung sebesar -1,291 dengan tingkat signifikansi 0,098 yang lebih kecil dari tingkat α = 10%. Dengan hasil tersebut, maka H0 ditolak yang berarti bahwa UMKM dengan pinjaman lebih inovatif Hasil uji Mann Whitney untuk proaktif menunjukkan nilai Zhitung sebesar 0,818 dengan tingkat signifikansi 0,413 yang lebih besar dari tingkat α = 10%. Dengan hasil tersebut, maka H0 diterima yang berarti bahwa UMKM dengan pinjaman tidak lebih proaktif atau sama Risk taking hasil Mann Whitney menunjukkan nilai Zhitung sebesar -2,242 dengan tingkat signifikansi 0,013 yang lebih kecil dari tingkat α = 5%. Dengan hasil tersebut, maka H0 ditolak yang berarti bahwa UMKM dengan pinjaman memiliki risk taking yang tinggi dibandingkan tanpa pinjaman Pembahasan Modal Awal Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Berdasarkan hasil pengujian, diketahui bahwa modal awal UMKM dengan pinjaman tidak lebih besar dibandingkan tanpa pinjaman. Artinya, modal awal baik yang diperoleh dari pinjaman maupun tanpa pinjaman jumlahnya sama. Artinya kebutuhan modal awal yang digunakan UMKM tidak berbeda, baik yang menggunakan pinjaman ataupun tanpa pinjaman. Penelitian yang dilakukan Achma (2009) menunjukkan bahwa modal awal UKM yang memperoleh dana bergulir jumlahnya semakin bertambah besar. Hasil tersebut sangat berlawanan dengan hasil penelitian ini. Disinyalir perbedaan hasil tersebut disebabkan oleh karakterisktik UMKM yang menjadi sampel pada masing-masing penelitian berbeda. Pada penelitian Achma (2009), objek yang diteliti merupakan usaha mikro kecil dan bergerak disektor produksi saja. Sedangkan pada penelitian ini meneliti usaha mikro, kecil dan menengah yang tidak dibedakan skala usahanya. Selain itu sektor yang diteliti antara lain perdagangan, industri bangunan, industri kreatif, konveksi, koperasi, jasa, meubel, pertanian, percetakan serta makanan dan minuman. Menindaklanjuti hasil penelitian tersebut, pelaku UMKM yang akan memulai suatu usaha dapat menggunakan modal awal yang berasal hanya dari pemilik usaha ataupun dengan pinjaman. Karena dengan ataupun tanpa pinjaman menunjukkan jumlah modal awal yang sama. Laba Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Berdasarkan hasil pengujian, diketahui bahwa laba UMKM dengan pinjaman lebih besar UMKM dengan dan tanpa pinjaman menghasilkan laba yang berbeda. UMKM dengan pinjaman memiliki kewajiban yang lebih besar UMKM dengan pinjaman memiliki motivasi yang tinggi untuk menghasilkan laba yang besar guna memenuhi kewajiban dalaam pengembalian pinjamannya. Dengan motivasi inilah UMKM dengan pinjaman mampu menghasilkan laba yang lebih besar Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ayu (2012) dan Cahyo (2013) yang menyatakan bahwa laba UKM setelah memperoleh kredit lebih besar dibandingkan sebelum memperoleh kredit. UMKM yang menggunakan pinjaman memiliki kewajiban yang lebih besar, sehingga membuat UMKM tersebut berusaha untuk meningkatkan labanya. Menindaklanjuti hasil penelitian ini, bagi pelaku UMKM dapat mencari sumber modal lain lebih banyak. Modal lain tersebut dapat berasal dari pihak lain atau lembaga keuangan sehingga dapat mendorong usaha tersebut untuk menghasilkan laba yang lebih besar. Total Assets Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Berdasarkan hasil pengujian, diketahui bahwa total assets UMKM dengan pinjaman lebih besar dibandingkan tanpa pinjaman. UMKM dengan dan tanpa pinjaman menghasilkan laba yang berbeda. UMKM yang menggunakan pinjaman mampu menghasilkan total assets yang cenderung lebih besar UMKM tanpa pinjaman. Pinjaman yang diperoleh UMKM diinvestasikan dalam bentuk aset. Total assets yang besar diharapkan akan dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan hasil produksi. Semakin efektif penggunaan total assets maka usaha dapat semakin berkembang menyebabkan UMKM mampu menghasilkan keuntungan yang besar pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Henny (2012) yang menyatakan bahwa total assets UMKM meningkat setelah memperoleh pembiayaan. Menyikapi hasil penelitian ini, pelaku UMKM dapat menggunakan pinjaman dari pihak lain atau lembaga

4 keuangan. Pinjaman tersebut dapat dimanfaatkan guna pembelian atau pengadaan aset yang akan digunakan UMKM dalam meningkatkan hasil produksinya sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Inovasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan pinjaman lebih inovatif dibandingkan tanpa pinjaman. UMKM yang menggunakan pinjaman relatif memiliki tingkat inovasi yang lebih tinggi dibandingkan UMKM tanpa pinjaman. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dimas (2008) yaitu dengan adanya fasilitas kredit mengakibatkan inovasi meningkat. UMKM dengan atau tanpa pinjaman sama-sama melakukan kegiatan inovasi. Namun, UMKM dengan pinjaman lebih berorientasi menggunakan pinjamannya untuk berinovasi dengan leluasa. Pinjaman tersebut dimanfaatkan UMKM guna menciptakan produk-produk baru yang belum ada di pasar atau memodifikasi yang sudah ada menjadi lebih baik. Pinjaman sangat membantu bagi suatu usaha dalam meningkatkan hasil produksi produkproduk baru yang diciptakan. UMKM tanpa pinjaman lebih berorientasi untuk meningkatkan hasil produksi dan penjualannya saja. Hal itulah yang menyebabkan perbedaan inovasi yang dihasilkan UMKM dengan dan tanpa pinjaman. Menindaklanjuti hasil penelitian ini, UMKM dapat menggunakan pinjaman dari pihak lain ataupun hanya menggunakan modal dari pemilik usaha. Dengan pinjaman, UMKM mampu melakukan kegiatan inovasi yang lebih banyak dan leluasa bagi produk atau jasa yang dihasilkan. Namun, jika UMKM lebih memilih untuk tidak menggunakan pinjaman, kegiatan inovasi yang dilakukan terbatas dan lebih mengutamakan untuk meningkatkan hasil produksi dan laba yang dihasilkan. Proaktif Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan pinjaman tidak lebih proaktif dibandingkan tanpa pinjaman. UMKM yang menggunakan pinjaman memiliki tingkat proaktif yang relatif sama dengan UMKM tanpa pinjaman. Artinya, UMKM dengan dan tanpa pinjaman tidak menghasilkan proaktif yang berbeda. Selain untuk meningkatkan hasil produksi, meningkatkan aset yang dimiliki serta menghasilkan laba yang sebesar-besarnya, UMKM juga meningkatkan keproaktifannya. Baik UMKM dengan ataupun tanpa pinjaman sama-sama berusaha untuk menjadi pelopor dibidangnya dalam memperkenalkan produk/jasa baru, teknologi baru dan berusaha untuk melakukan inisiatif awal untuk mengantisipasi persaingan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Dimas (2008). Penelitian Dimas (2008) menyatakan bahwa dengan adanya fasilitas kredit mengakibatkan proaktif meningkat. Perbedaan hasil penelitian tersebut disebabkan oleh objek penelitian yang dilakukan berbeda dengan penelitian ini. Pada penelitian Dimas (2008), objek yang diteliti merupakan usaha mikro kecil, sedangkan pada penelitian ini objek yang diteliti merupakan usaha mikro, kecil dan menengah yang tidak membedakan skala usahanya. Menindaklanjuti hasil penelitian ini, bagi UMKM dapat menjalankan usahanya dengan ataupun tanpa pinjaman. UMKM dengan ataupun tanpa pinjaman tidak hanya berusaha menghasilkan laba yang besar melainkan juga berusaha untuk menjadi proaktif, baik menjadi pelopor di pasar maupun melakukan kegiatan guna mengantisipasi persaingan yang ada. Risk Taking Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan pinjaman memiliki risk taking yang tinggi Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dimas (2008) yaitu dengan adanya fasilitas kredit mengakibatkan risk taking meningkat. UMKM dengan pinjaman menunjukkan bahwa UMKM tersebut menyukai kegiatan yang berisiko tinggi demi mendapatkan return yang tinggi. Risiko penggunaan pinjaman apabila UMKM tersebut tidak mampu memgembalikan pinjaman beserta bunganya. Selain itu, UMKM tersebut berani melakukan tindakan nyata yaitu dengan menggunakan pinjaman karena dianggap dapat membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan pada situasi ketidakpastian. Berbeda halnya dengan UMKM tanpa pinjaman, hanya menyukai kegiatan yang dirasa aman dan tidak berisiko dalam menjalankan usahanya, meskipun pendapatan yang diperoleh tidak besar. Menindaklanjuti hasil penelitian ini, UMKM dapat menggunakan pinjaman ataupun tanpa pinjaman dalam menjalankan usahanya. Dengan menggunakan pinjaman UMKM dikatakan lebih memiliki risk taking yang tinggi, karena berani mengambil tindakan nyata bagi usahanya dengan harapan mendapatkan return yang tinggi pula. Kesimpulan Kesimpulan dan Keterbatasan Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan pinjaman memiliki laba, total assets, inovasi dan risk taking yang lebih tinggi daripada UMKM tanpa pinjaman. UMKM dengan pinjaman memiliki modal awal dan proaktif yan tidak lebih besar atau sama dengan UMKM tanpa pinjaman. Keterbatasan Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak dikelompokkannya UMKM sesuai dengan skala usahanya. Kriteria tiap skala usaha seperti usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah berbeda satu sama lain. Selain itu, data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data cross section yang hanya melihat pada satu tahun., sehingga tidak dapat dilihat perkembangan dari UMKM tersebut tiap tahunnya.

5 Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak / Ibu responden yang bersedia meluangkan waktunya dalam wawancara guna pemerolehan data bagi penelitian ini. Daftar Pustaka Achma, Hendra Setiawan. 2009. Dampak Dana Bergulir bagi Usaha Mikro Kecil. Jurnal Aset. Vol. 11 (2): 109-115 Ayu, Linda Marcellina. 2012. Analisis Dampak Kredit Mikro Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Di Kota Semarang (Studi Kasus : Nasabah Koperasi Enkas Mulia). Diponegoro Journal Of Economics.Vol. 1: 1-7 Cahyo, Trio Utomo. Achma, Setiawan Hendra. 2013. Analisis Peran Kredit Mikro Dari Pd Bpr Bkk Kebumen Cabang Kutowinangun Dalam Upaya Mengembangkan Usaha Mikro Di Wilayah Kerjanya. Diponegoro Journal Of Economics. Vol. 2 (1): 1-10 Dimas, Bayu Respati. 2013. Membangun Strategi Bisnis Melalui Fasilitas Kredit Bank Dan Lingkungan Usaha Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Studi Pada Usaha Mikro Kecil Sebagai Nasabah Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Purwodadi). Diponegoro Journal Of Economics. Vol. 1(1) Henny, Nofianti. 2013. Dampak Pembiayaan UMKM oleh Bank Perkreditan Rakyat di Bali terhadap Kinerja UMKM. E Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Vol. 02 (2)