PERSATUAN ISTRI ANGGOTA POLRI BHAYANGKARI PENGURUS PUSAT

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 51

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

Powered by TCPDF (

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 12 TAHUN 2010

MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG. PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN.

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

- 2 - Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pe

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

SALINAN. Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6,nomor 5494);

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2017

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

PROVINSI JAWA BARAT. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

W A L I K O T A M A T A R A M

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.16/MEN/2004 TENTANG

MODEL, ATRIBUT DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI MAJENE NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

2017, No Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasio

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Repu

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 72 TAHUN 2014 TENTANG

KETENTUAN PAKAIAN SERAGAM UNTUK SISWA SMK NEGERI 1 TANAH GROGOT TAHUN PELAJARAN 2016/2017

A. MODEL PAKAIAN DINAS. 1. PDH warna Khaki a. PDH warna khaki pria KETERANGAN :

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI.

PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2010

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

2 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2017, No Indonesia Tahun 2008, Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 32 Tah

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

//1 A \ DEMO : Purchase from to remove the watermark. 3. WANITA 2 Tampak depan Tampak belakang Keterangan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 47 SERI E

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

2016, No Indonesia Tahun 2006 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4658); 3. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 ten

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 226 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PAKAIAN SERAGAM ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

-2-3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : KM 6 Tahun 2004 TENTANG

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

Transkripsi:

PERSATUAN ISTRI ANGGOTA POLRI BHAYANGKARI PENGURUS PUSAT Jl. Sanjaya I No. 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Telp. 021 7261831 7218173 (1173)

1. KETENTUAN KEANGGOTAAN BHAYANGKARI BERDASARKAN ART BAB I PASAL 1 a. Anggota Biasa adalah Istri sah Anggota Polri sebagai pemilik Kartu Penunjukan Istri (KPI) dan Kartu Tanda Anggota Bhayangkari. b. Anggota luar biasa adalah : 1. Istri Purnawirawan Polri 2. Warakawuri Anggota Polri 3. Warakawuri Purnawirawan Polri 4. Istri Pegawai Negeri Sipil Polri 5. Istri Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Polri 6. Warakawuri Pegawai Negeri Sipil Polri 7. Warakawuri Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Polri 2. BERKEWAJIBAN : a. Memiliki kartu tanda anggota Bhayangkari dan KPI (Kartu Penunjukan Istri). b. Menjunjung tinggi nama baik organisasi Bhayangkari. c. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Bhayangkari. d. Membayar iuran Anggota 12 Anggaran Rumah Tangga Bhayangkari e. Secara aktif memberikan peranan yang positif, dengan rasa memiliki mematuhi dan melaksanakan keputusan organisasi. f. Menghadiri rapat atas undangan pengurus. 3. Visi dan Misi Bhayangkari Visi Bhayangkari adalah : menjadikan Bhayangkari yang mandiri dan profesional untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga Polri. Misi Bhayangkari Adalah : 1. Meningkatkan sumber daya manusia 2. Penggunaan dana yang efesien 3. Memajukan organisasi 4. Meningkatkan kesejahteraan keluarga 4. KETENTUAN ATRIBUT BHAYANGKARI : Untuk keseragaman penggunaan atribut pada semua tingkat kepengurusan perlu dikeluarkan Ketentuan Atribut Organisasi kemasyarakatan Bhayangkari. Ketentuan Atribut ini disusun berdasarkan : 1... 2.... 3. Usul dan saran Pengurus Gabungan, Cabang BS, dan Daerah 4. ATRIBUT BHAYANGKARI Atribut Bhayangkari terdiri atas: 1. Lambang 2. Panji 3. Vandel 4. Lencana 5. Pin 2

6. Kartu Tanda Anggota 7. Pakaian seragam 8. Papan nama kantor 9. Cap 10. Bendera Olahrga 11. Himme dan Mars 12. Kenang-kenangan 13. Tanda Penghargaan A. Lambang Bhayangkari Lambang Bhayangkari merupakan identitas Organisasi Bhayangkari yang mencerminkan azas, tujuan dan tugas pokok Bhayangkari. Dimana lambang tersebut memiliki nama Cupu Manik Astagina, yang artinya Cupu berarti tempat, manic berarti utama, Asta berarti bilangan delapan dan Gina berarti faedah atau manfaat sehingga sebagai anggota Bhayangkari harus mempunyai delapan sifat utama yang bermanfaat yaitu 1. Beriman 2. Adil 3. Jujur dan sederhana 4. Asah, asih dan asuh 5. Berjiwa besar 6. Bersemangat dan penuh daya cipta 7. Bertegguh hati dan rela berkorban 8. Mengabdi tanpa pamrih Pencipta makna lambing Bhayangkari adalah Prof. Dr. Prijono, sedangkan yang mewujudkan gagasan tersebut dalam bentuk lambing ialah Prof. Dr. Awaloedin Djamin. Ketentuan ini disahkan pada Kongres Bhayangkari II tanggal 21 sd 25 Februari 1956 di Bandung Jawa Barat. Bhayangkari yang dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1949 adalah adalah wadah dari Persatuan Istri Anggota Polri, yang berdasarkan jiwa Pancasila dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin anggota Polri. Cita-cita tersebut tercapai dengan setiap gerak langkah yang dapat menyinarkan hikmah kebijaksanaan sesuai hakikat kewanitaanya. Adapun pengertian dari lambing Bhayangkari : 1. Tulisan Bhayangkari pada bagian atas dengan warna putih perak didalam pita kuning berwarna emas merupakan sebuah nama organisasi yang berarti menyebabkan tidak ada bahaya. 2. Lukisan sebuah permata yang disimpan dalam sebuah cupu bersegi delapan, menyinarkan lima kilatan sinar serta Permata dan kilatan sinar berwarna putih dan cupu berwarna kuning telur merupakan lima kilatan sinar yang melukiskan Pancasila. 3

3. Setangkai kapas disebelah kanan permata, berbunga delapan kuntum, daunnya tujuh belas helai, warna kapas putih dan hijau, Setangkai padi disebelah kiri permata, berbunga empat puluh sembilan butir dan seluruhnya berwarna kuning emas. Merupakan rangkaian padai dan kapas yang berarti sandang pangan lambing kemakmuran, serta menunjukan hari lahir Bhayangkari 17 Agustus 1949. 4. Sehelai pita berwarna putih pada bagian bawah tertera kata Kemala Hikmah dengan huruf berwarna kuning emas merupakan semboyan Bhayangkari yang berarti Kemala adalah permata dan Hikmah adalah kebijaksanaan 5. Warna biru tua pada dasar lambing mencerminkan keabadian. Penggunaan Lambang Bhayangkari digunakan pada : 1. Panji 2. Vandel 3. Lencana 4. Pin 5. Kenang-kenangan (Seijin Pengurus Pusat Bhayangkari) 6. Papan nama kantor 7. Bendera olahraga 8. Tulisan organisasi yang bersifat mengatur, naskah (kecuali nota radiogram dan buku harian) sampul surat. 9. Kartu tanda anggota 10. Mimbar 11. Badge olah raga 12. tanda penghargaan 13. Berita acara B. Pakaian Seragam Bhayangkari 1. Pakaian Seragam Harian Bhayangkari (PSH) Bentuk, warna dan kelengkapan, terdiri atas dua bagian rok dan blus, dari bahan polyster rayon polos warna merah jambu, dengan ketentuan sebagai berikut: a) Blus bagian depan: 1) Model princess dengan jahitan mulai tengah bahu. 2) Lengan tangan pendek 5 cm diatas siku. 3) Kancing: (a) Berbentuk bulat pipih dengan ukuran garis tengah 2 cm dibungkus dengan bahan yang sama, jumlah kancing 4 buah 4

(b) Lubang kancing diveston /dibobok. (c) Kancing pertama 3 cm diatas lekuk dada. (d) Jarak kancing disesuaikan dan diantara 2 kancing diberi kancing jepret atau kaitan supaya rapih dan tidak terbuka. (e) Panjang blus diukur dari pinggang 22 cm - 26cm (f) Lipatan blus 4 cm (g) Untuk ukuran extra large dapat diberi kupnat samping b) Blus bagian belakang Model belakang tanpa potongan princess hanya kupnat saja.pada ukuran extra large (XL) dapat diberi kupnat pada bahu belakang. c) Model kerah setengah rebah /slyer (1) Lebar kerah belakang 7 cm (2) Lebar kerah bagian depan 6 cm (3) Seluruh tepi kerah ditindis kebawah dengan jarang 1/4 cm, dengan benang yang Rok bagian depan sama. d) Rok Bagian Depan (1) Memakai lipit hadap, dengan panjang jahitan sampai pinggul II + 6 cm. (2) Ukuran lipit hadap 36 cm, (dalamnya adalah 9 cm kiri kanan). (3) Lebar rok adalah pola dasar + 5 cm dan ditarik garis pinggul ke II. e) Rok bagian belakang Memakai kupnat tidak memakai lipit hadap Letak risluiting ditengah belakang menutup samping dengan ukuran 20 cm. Panjang rok 15 cm dibawah lutut. f) Kelengkapan (1) Lencana Bhayangkari disematkan tegak pada kerah bagian bawah sebelah kiri. (2) Sepatu warna hitam tertutup bertumit 5cm - 7cm, wedges 5 cm 7 cm (3) Tas warna hitam polos, tali panjang /pendek polos. (4) Asesoris yang digunakan, jam tangan dengan tali warna hitam polos, subang mutiara dan cincin mutiara berwarna putih (tidak mencolok) (5) Tata rias rambut serasi dan sederhana, apabila panjang rambut melebihi batas bahu agar diikat atau dicepol /sanggul. g) Penggunaan (1) Kegiatan organisasi (2) Menghadiri acara diluar Bhayangkari, sesuai ketentuan yang tercantum dalam undangan, kecuali ziarah ke Taman Makam Pahlawan 2. Seragam Harian Khusus Bhayangkari ( PSH Hamil ) a) Bentuk, warna dan kelengkapan, terdiri dari dua bagian rok dan blus warna merah jambu, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Blus bagian depan 5

(a) Model princes dengan jahitan mulai tengah-tengah bahu dan dibuka setelah 25cm dari bahu. (b) Lengan pendek (1) Panjang lengan diukur 7 cm diatas bahu bagian luar. (2) Lipatan lengan 4 cm (3) Lingkar lengan diukur pas, ditambah dengan 6 cm. (c) Kancing (1) Berbentuk bulat pipih dengan ukuran garis tengah 2 cm, dibungkus dengan bahan yang sama (2) Jumlah kancing 4 atau 5 buah (3) Lubang kancing melintang, lapisan tempat kancing 4 cm (4) Kancing pertama 3 cm diatas lekuk dada. (5) Jarak kancing disesuaikan dan diantara 2 kancing diberi kancing jepret atau kaitan supaya rapi dan tidak terbuka. (d) Panjang blus diukur dari pinggang 22 cm atau dari pinggul ditambah 3cm. (e) Lipatan blus 4 cm. 2) Blus bagian belakang Model belakang tanpa potongan princes hanya kupnat saja. 3) Model kerah slyer sama dengan kerah Pakaian Seragam Harian 4) Model rok bagian depan (a) Bagian depan tidak menggunakan ban (b) Panjang rok 15 cm 20 cm dibawah lutut, lipatan rok 4 cm. (c) Dibagian perut atas diberi dua lubang, untuk tali 5) Model rok bagian belakang (a) Memakai kupnat (b) Bagian pinggang kanan kiri ditambah lidah dengan diberi tali. (c) Letak resleting ditengah belakang menutup samping dengan ukuran 20cm (d) Memakai lipit hadap, panjang jahitan sampai pinggul II + 6 cm (e) Ukuran lipit hadap 36 cm (dalam adalah 9 cm kiri kanan) b) Penggunaan dan kelengkapan sama seperti Pakaian Seragan Harian Bhayangkari. 3. Pakain Seragam Bhayangkari Berjilbab. a) Bentuk, warna dan kelengkapan, terdiri dari dua bagian blus lengan panjang, dan rok panjang sampai mata kaki dari bahan polyster rayon warna merah jambu, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Blus model princes sama dengan pakaian seragam kerja, hanya berlengan panjang, panjang blus diukur dari pinggang 30 cm atau dari pinggul 8 cm 6

2) Jumlah kancing bisa berjumlah 4 buah atau 5 buah sesuai ukuran tinggi badan. 3) Model rok sama seperti pakaian seragam kerja, akan tetapi panjang rok sampai mata kaki b) Kelengkapan Sama seperti kelengkapan pakaian seragam Harian, ditambah dengan jilbab polos berwarna senada, dijepit dibagian belakang dengan bros kecil warna senada, pemakaian jilbab dimasukkan kedalam, lencana tetap terlihat. Catatan: Untuk Anggota Bhayangkari Daerah NAD khususnya kota Lhokseumawe dan Bireun pemakaian jilbab dapat dikeluarkan c) Penggunaan Untuk anggota yang berbusana muslim, penggunaan sama seperti Pakaian Seragam Harian untuk kegiatan Bhayangkari. 4. Pakaian Seragam Harian Khusus Bhayangkari Berjilbab (Hamil) a) Bentuk, warna dan kelengkapan, terdiri atas dua bagian, blus lengan panjang dan rok panjang sampai mata kaki. Ketentuan sama dengan Pakaian Seragam Resmi Khusus, perbedaan hanya pada panjang lengan dan panjang rok. Panjang blus diukur dari pinggang 30 cm atau dari pinggul 8 cm dan lipatan blus 4 cm. b) Kelengkapan Kelengkapan pakaian seragam Harian khusus berjilbab sama dengan pakaian seragam Harian Bhayangkari Berjilbab. 5. Pakaian Seragam Upacara Bhayangkari Gambar : 7

a. Pakaian seragam upacara adalah pakaian seragam Harian yang dilengkap dengan jas warna merah marun, dengan ketentuan jas adalah sebagai berikut: 1) Jas bagian depan (a) Model princess dengan jahitan mulai tengah-tengah bahu. (b) Panjang jas dari pinggang 25-30 cm atau lebih panjang dari pakaian seragam kerja 5-6 cm (c) Lengan: (1) Lengan biasa (2) Panjang lengan diukur sampai pergelangan tangan + 3cm (3) Lipatan lengan 4 cm (d) Kancing: (1) Kancing 2 buah dibungkus dengan bahan yang sama, bentuk kancing pipih ukuran garis tengan 2,5 cm (2) Kancing pertama pada tengah-tengah pinggang dan kancing yang kedua jaraknya 9 cm atau disesuaikan. (3) Lubang kancing melintang diveston. (e) Saku persegi lurus dengan ukuran panjang 20 cm lebar disesuaikan dengan garis kupnat jahitan samping. 2) Jas bagian belakang Kupnat dipindah ketengah 3) Kerah model Jas. (a) Ukuran kerah Bagian depan 4 cm dan bagian belakang 4,5 cm Jarak antara ujung atas dan bawah 4 cm (jarak antara a dan b adalah 4 cm). (b) Pinggiran kerah ditindis sampai kebawah dengan jarak ½ cm, mengunakan warna yang sama. b. Kelengkapan sama seperti pada Pakaian Seragam Harian Bhayangkari c. Penggunaan 1) Upacara serah terima jabatan pengurus, kecuali Ketua Umum Bhayangkari. 2) Ziarah ke Taman Makam Pahlawan. 3) Upacara pembukaan dan penutupan Musyawarah Bhayangkari Rapat Kerja Bhayangkari 4) Upacara pembentukan, perubahan, penghapusan tingkat kepengurusan. 5) Menghadiri acara diluar Bhayangkari sesuai ketentuan yang tercantum dalam undangan. 6) Menghadiri penutupan pendidikan (Tup dik). 6. Pakaian Seragam Upacara Khusus Bhayangkari (Hamil) Gambar : 8

a. Pakaian Seragam Upacara Khusus sama seperti Pakaian Seragam Upacara Bhayangkari, pemakaiannya tidak perlu dikancingkan. b. Kelengkapan dan penggunan: Sama seperti Pakaian Seragam Upacara Bhayangkari 7. Pakaian Seragam Upacara Bhayangkari berjilbab. Gambar : a. Pakaian seragam Upacara Bhayangkari berjilbab adalah Pakain seragam harian Bhayangkari berjilbab yang dilengkapi dengan jas berwarna merah marun dari bahan polyester rayon b. Ketentuan jas, kelengkapan, penggunaan dan pengadaan bahan pakaian seragam upacara berjilbab sama dengan pakaian seragam upacara. 9

8. Pakaian Seragam Upacara Khusus Bhayangkari Berjilbab (Hamil) a. Pakaian seragam upacara khusus berjilbab (hamil) adalah pakaian seragam Harian khusus Bhayangkari berjilbab (hamil) dilengkapi jas berwarna merah marun dari bahan polyster rayon. b. Ketentuan jas, kelengkapan, penggunaan dan pengadaan pakaian seragam upacara khusus hayangkari berjilbab sama dengan pakaian seragam upacara, ditambah dengan memakai jilbab berwarna merah jambu 9. Pakaian Seragam Resmi Bhayangkari a). Bentuk, warna dan kelengkapan 1) Kain lurik berwiron, warna merah marun, kebaya model Kartika berwarna merah jambu muda, dengan letak kutu baru bagian atas lebar 5 cm meruncing kebawah. 2) Angkin warna hitam. 3) Lencana Bhayangkari disematkan tegak dilipatan kebaya sebelah kiri, setinggi kutu baru. 4) Selop hitam bertumit setinggi 3 cm - 7 cm. 5) Tas berwarna hitam, tali pendek.(disarankan tas kecil) 10

b). 6) Perhiasan yang dikenakan, adalah jam tangan dengan tali warna hitam polos subang mutiara dan cincin kawin /cincin mutiara berwarna putih (tidak mencolok). 7) Tata rias rambut, sanggul jawa, sanggul nasional dan sund yang ukuran besarnya disesuaikan dengan sipemakai. Penggunaan 1) Upacara resmi dilingkungan Bhayangkari (a) Peringatan Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (b) Upacara serah terima jabatan Ketua Umum Bhayangkari 2) Menghadiri acara diluar Bhayangkari sesuai ketentuan yang tercantum dalam undangan. 10. Pakaian Seragam Resmi Khusus Bhayangkari (Hamil) a) Bentuk, warna dan kelengkapan : 1) Kain lurik warna merah marun dan dikenakan sebagai sarung dengan baju kurung dari bahan polyster rayon berwarna merah jambu muda berlengan panjang. 2) Lencana disematkan didada sebelah kiri. 3) Selop hitam bertumit pendek. 4) Tas warna hitam dan bertali pendek 5) Perhiasan yang dikenakan jam tangan tali hitam polos. b) Penggunaan sama seperti Pakain seragam resmi Bhayangkari 11. Pakaian seragam resmi Bhayangkari berjilbab. 11

a) Bentuk, warna dan kelengkapan terdiri atas Kain lurik berwiron, warna merah marun, kebaya model Kartika berwarna merah jambu muda, dengan letak kutu baru bagian atas lebar 17 cm dari bahudan kutu baru bagian atas lebar 5 cm meruncing kebawah kebaya pake puring. b) Kelengkapan, penggunaan dan pengadaan sama seperti Pakaian Seragam Resmi Bhayangkari 12. Pakaian Seragam Resmi Khusus Bhayangkari Berjilbab (Hamil) a) Pakaian seragam resmi khusus berjilbab adalah pakaian seragam resmi khusus yang dilengkapi dengan jilbab warna merah jambu. b) Kelengkapan, penggunaan dan pengadaan sama dengan pakaian seragam resmi khusus Bhayangkari (hamil) 13. Blazer Batik Bhayangkari & Lapangan dengan Batik Blazer a) Blazer batik tanpa kerah, tanpa kancing. Panjang blazer + 5 cm lebih panjang dari Pakaian Seragam Kerja. Bagian depan, model princess dengan jahitan mulai dari tengah - tengah bahu. Bagian belakang, kupnat dipindah ke samping kiri kanan (Seperti Jas Pakaian Seragam Upacara) 12

b) Penggunaan dipakai apabila dibutuhkan pada saat menggunakan Pakaian Seragam Harian atau Pakaian Seragam Lapangan Bhayangkari 14. Selendang Batik Bhayangkari Ukuran 2.00 mtr x 0,75 mtr dipergunakan apabila diperlukan (cuaca dingin, naik kapal, kendaraan/ untuk menutupi dada) 14. Pakaian Seragam Harian Lapangan Bhayangkari a) Bentuk, warna dan kelengkapan, terdiri dari dua bagian, Blus dan Celana panjang, warna merah jambu. 1) Blus lengan pendek sama dengan Pakaian Seragam Harian, dengan blus diukur dari pinggang 30 cm atau dari pinggul 8 cm lengan panjang untuk berjilbab /menutupi pinggul. 2) Celana panjang, tidak terlalu sempit atau lebar. 3) Sepatu warna hitam tertutup bertumit 3cm 7cm / boot hitam tingginya maksimal setengah betis untuk haknya maksimal 3 cm 5 cm atau hak Wedges b) Kelengkapan sama dengan Pakaian Seragam Harian Bhayangkari 13

c) Penggunaan (a) Kegiatan sosial Bhayangkari (b) Kunjungan/perjalanan jauh, melalui perairan, pegunungan atau dengan memakai kendaraan roda dua. (c) Pada dasarnya Pakaian Seragam Lapangan tidak dibenarkan pada acara-acara resmi. 16. Pakaian Seragam Olah Raga Bhayangkari a) Pakaian seragam olah raga untuk pertandingan antar tingkat kepengurusan Bhayangkari, dengan ketentuan diserahkan kepada tingkat kepengurusan yang bersangkutan. b) Pakaian seragam olah raga Bhayangkari juga digunakan untuk pertandingan bersama dengan organisasi lain, Dengan ketentuan: (1) Atasan berbahan kaos (2) Badge olah raga ditempelkan di dada sebelah kiri. (3) Bagian bawah mengenakan rok seragam kerja /celana panjang /training (4) Topi jika perlu (5) Sepatu olah raga dan kaos kaki. (6) Selain ketentuan diatas, seragam olah raga dapat disesuaikan dengan jenis olah raganya. (7) Bagi anggota yang berbusana muslim, diizinkan memakai atasan kaos putih lengan panjang, bawah celana panjang /training. c) Pakaian Seragam Defile Bhayangkari (1) Pakain seragam Delfi Bhayangkari digunakan untuk pertandingan antara Bhayangkari atau tingkat kepengurusan Bhayangkari, ketentuan diserahkan kepada tingkat kepengurusan yang bersangkutan. (2) Untuk pertandingan dengan organisasi lain menggunakan kaos dengan tulisan Bhayangkari, bawah celana panjang warna hitam. d) Ketentuan jas sebagai berikut: (1) Model jas pria dari bahan katun polyster berwarna biru benhur, dengan 2 buah kancing garis tengah 2 cm dibungkus dengan bahan yang sama. (2) Dua buah saku dalam dengan memakai klep. (3) Tiga buah kancing dengan garis tengah 1 cm pada pergelangan tangan, dibungkus dengan bahan yang sama. (4) Kerah slyer (5) Bagde olah raga ditempelkan di dada sebelah kiri. 14

18. Bagde Olah Raga Bhayangkari a) Bentuk, warna dan isi: Bentuk kapak dibuat dari kain berwarna biru tua, didalamnya terdapat lambang Bhayangkari sama seperti yang tertera pada bendera olah raga. b) Ukuran : - Panjang isi : 8,5 cm - Lebar : 7 cm - Panjang Tengah : 10 cm - Tinggi lambang : 5.5 cm - Lebar lambang : 4 cm C. Kartu Tanda Anggota Bhayangkari (KTA) PENGURUS CABANG KARTU TANDA ANGGOTA BHAYANGKARI 2 x 2,5 Nomor Nama Tmp/tgl. Lahir Alamat Nama Suami Nrp. Suami : : : : : : K E T U A TANDA TANGAN PEMEGANG 1) Ketentuan (a) Kartu tanda anggota hanya dimiliki oleh anggota biasa, dikeluarkan dan ditandatangani oleh Ketua Bhayangkari Cabang dimana anggota tersebut terdaftar, dan berlaku untuk seterusnya selama yang bersangkutan masih terdaftar menjadi anggota biasa Bhayangkari. (b) Bagi anggota yang KTA nya hilang, diwajibkan melapor ke Pengurus Cabang dimana anggota tersebut terakhir terdaftar untuk mendapatkan KTA baru. 2) Kartu tanda anggota ditanda tangani oleh ; (a) Ketua ditanda tangani oleh satu tingkat diatasnya (b) Anggota ditanda tangani Ketua Bhayangkari Cabang, Cabang Pim Staff dan Cabang BS dimana yang bersangkutan terdaftar dan berlaku selama menjadi anggota Bhayangkari. (c) KTA berlaku sampai Suami Purna tugas. 15