BAB IV MELIPAT KERTAS UNTUK ANAK USIA DINI. Kata origami berasal dari bahasa Jepang, dari kata oru yang berarti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suryohadiprojo (1982: ), rakyat Jepang pada dasarnya

BAB VII MENEMPEL UNTUK ANAK USIA DINI. Menempel merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk

BAB VI MENGANYAM UNTUK ANAK USIA DINI. menggunakan teknik anyaman sebagai pelengkap kebutuhan. Hal ini tidak

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Produk Buku

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

BAB II SENI MELIPAT KERTAS (ORIGAMI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak. Anak-anak rela menghabiskan waktu berjam-jam demi memainkan

PELUANG BISNIS (ORIGAMI)

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI. di masyarakat luas. Seni kerajinan ini berasal dari Negeri Matahari, Jepang.

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet)

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

LAMPIRAN A. CARA PEMBUATAN KIRIGAMI BENTUK BINTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ORIGAMI. origami berasal dari bahasa Jepang, yakni gabungan dari kata ori yang berarti melipat

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. peneliti merumuskan beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari

Origami, Folding, Topologi

Gambar 2.4. Eksplorasi langsung melihat kegiatan di tempat pembuangan sampah Koleksi : Program nstudi Pendidikan Tari Tari FBS UNJ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB 1 PENDAHULUAN. komoditas terbesar dari budaya Indonesia, karena batik mewariskan suatu nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

1. Mengamati tari Nasional yang ditampilkan oleh seorang penari

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Seni Budaya merupakan satu diantara mata pelajaran yang ada di

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendukung karya ( Van De Ven, 1995:102 ) seperti figure manusia, tokoh

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Anak Tunagrahita Sedang

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D.

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN KREATIVITAS SENI MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) PADA ANAK TK AL-KHAIRAAT BOBO KECAMATAN DOLO BARAT

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Judul : Kreatifitas Desain Kaos dan Baju

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam rangka. manusia suatu bangsa tidak akan dapat membangun negaranya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013

2014 SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

Proses Penciptaan Tari. Oleh : Joko Pamungkas, M.Pd.

III. METODE PENCIPTAAN

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan

CREATIVE INOVATIVE EDUCATIVE

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, yang sampai sekarang masih banyak anak-anak yang belum tahu

: Rukun dalam Perbedaan.

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

diinginkan ke dalam kain strimin semakin beraneka ragam. Sedangkan motif yang

Transkripsi:

BAB IV MELIPAT KERTAS UNTUK ANAK USIA DINI A. Sejarah Origami Kata origami berasal dari bahasa Jepang, dari kata oru yang berarti melipat dan kami berarti kertas. Penggabungan kata tersebut mengubah kata kami menjadi gami, sehingga bukan orikami tetapi origami, artinya sama yaitu melipat kertas. Meskipun origami lebih dikenal di Jepang, namun lahirnya origami berasal dari negeri Cina. Berawal dari kain perca serta aneka ragam tumbuhtumbuhan, maka dibuatlah kertas yang nantinya digunakan sebagai bahan pembuatan origami. Baru pada abad 16, Origami berkembang di Spanyol, daratan Arab dan semakin populer di Jepang. Di Jepang origami diperkenalkan oleh seorang dokter pribadi kaisar Jepang, dr. Dokkyo. Ia mengenalkannya kepada Ratu Shotoku. Kemudian 56

Ratu tertarik untuk menghias kerajaan serta kuil dengan gantungan origami, sebagai simbol agama Shinto (agamanya orang Jepang). Bertepatan dengan bulan itu pula dirayakan Tanabana, Ratu meminta setiap orang wajib untuk membuat origami sebanyak mungkin untuk digantungkan pada pohon keberuntungan. Sekarang origami menjadi salah satu seni yang disukai berbagai kalangan masyarakat. Seni origami menjadi semakin berkembang dan semakin diminati karena bahan origami tersebut sangat mudah didapatkan dan tersedia dengan berbagai bentuk dipasaran. B. Paperfolder Orang yang membuat origami disebut sebagai paperfolder (pelipat kertas). Kumpulan paperfolder berasal dari berbagai kumpulan orang-orang dengan latar belakang yang sangat berbeda seperti seniman, ilmuwan, atau juga para pencinta seperti ibu-ibu/orang dewasa, anak-anak dan remaja, bahkan para pendidik hingga ahli terapi. C. Bahan origami Bahan dasar origami adalah kertas dan memang asal origami itu sendiri memang dari satu lembar kertas saja. Bahan dasar pembuatan origami sangat mudah diperoleh. Hal ini menjadikan origami sebagai seni yang dapat di akses oleh semua kalangan. 57

Beberapa karakteristik kertas yang digunakan untuk origami, antara lain; tipis, kuat, tidak mudah robek, dan tidak sulit untuk dilipat. Kertas origami sebaiknya tidak terlalu tipis dan tidak terlalu lentur seperti kertas tissue, juga tidak terlalu tebal seperti kertas karton. Kertas origami di Jepang disebut Chiyogami. Chiyogami tersedia dalam berbagai bahan, corak, pola, tekstur, dan warna. Ada juga jenis kertas untuk origami yang sangat menarik namun juga sangat mahal, yakni washi, asli dibuat dengan tangan (handmade / original). Kertas washi aslinya dipakai untuk pembatas ruangan rumah tradisional di Jepang. Seni origami semakin berkembang dan beberapa orang tidak hanya menggunakan kertas sebagai bahan untuk origami namun diambil juga dari bahan-bahan lain. Beberapa seniman dan profesional origami menggunakan bahan-bahan seperti cardboard, beragam tipe kain, kawat berlubang, lembaran besi, dan lembaran-lembaran pasta untuk membuat origami. D. Model origami Origami terdiri atas dua jenis model yaitu model tradisional dan model orisinal. Model tradisional merupakan model yang umum/popular dan biasanya tidak dikenal lagi siapa yang mendesain pertama kalinya, dan jumlahnya sangat banyak. Sementara model orisinal, merupakan karya-karya kontemporer buatan para pelipat kertas dan dicantumkan namanya sebagai hak cipta. 58

Model tradisional diajarkan turun-temurun secara lisan sesuai dengan ingatan dan pengalaman. Perkembangan model-model baru yang kompleks dan beragam, disajikan dalam bentuk set diagram yang bertujuan untuk memberi petunjuk, instruksi selangkah demi selangkah. Bentuk dan metode melipat disebut sebagai desain origami. Beberapa seniman origami banyak menuangkan desainnya dalam bentuk diagram setelah model origaminya selesai. Jadi ide, gagasan, lalu desain hingga model sudah jadi lebih dulu, sedangkan satu set diagramnya dibuat belakangan. Model yang banyak digemari dalam origami adalah binatang, dan banyak model diambil dari hampir seluruh obyek fisik seperti manusia, wajahwajah, tumbuh-tumbuhan/tanaman/bunga, alat-alat transportasi, tulisan/huruf, alat-alat rumah tangga dan bangunan-bangunan. Ada pula para pelipat kertas yang senang melipat bentuk abstrak atau bentuk matematikal. Bahkan ada juga yang mengkhususkan diri pada origami modular, di mana banyak pengulangan dari suatu lipatan yang sederhana yang dirangkai sedemikian rupa hingga membentuk struktur besar dengan komposisi yang menarik. E. Teknik origami Teknik dasar origami adalah melipat. Lipatan yang paling sederhana adalah lipatan valley (lembah), di mana sepotong kertas rata dilipat dengan ciri jika dikembalikan lagi (tidak dilipat lagi) garis lipatan akan membentuk suatu sungai/lembah. Lipatan dasar lainnya adalah lipatan mountain 59

(gunung), di mana jika kertas dikembalikan lagi akan membentuk suatu bubungan yang terangkat atau bentukan gunung. Lipatan mountain (gunung) ini jelas berkebalikan dengan lipatan valley (lembah). Kombinasi-kombinasi dari lipatan-lipatan dasar ini membentuk dasar-dasar dan permulaan bentuk yang dapat digunakan untuk melipat berbagai model sehingga menjadi model yang kompleks. Berikut ini merupakan gambar bentuk valley dan mountain. Lipatan Mountain Lipatan Valley F. Manfaat origami Beberapa orang yang tergabung dalam kumpulan pecinta origami menggunakan origami sebagai jalan untuk mengekspresikan kreativitas. Para ilmuwan, arsitek-arsitek, dan matematikawan mengeksplorasi geometri origami untuk keindahannya tersendiri dan aplikasi-aplikasi lainnya dalam bidang mereka. Para pencinta dari kalangan usia dewasa memanfaatan 60

origami untuk hobi, mengisi waktu luang, keindahan, dan lain sebagainya. Ibu-ibu atau orang tua mengajarkan origami pada anak-anak sebagai cara untuk mendekatkan anak dengan orang tua. Para pendidik menggunakan origami untuk membantu murid-murid mereka belajar. Sementara para ahli terapi menggunakan origami sebagai suatu alat untuk membantu pasien dalam memulihkan (recovery) dari penyakit. Bahkan origami sebagai sarana untuk mempelajari matematika seperti teori angka, kalkulus, kombinasi, analisis masalah, trigonometri, dan aljabar abstrak. G. Origami untuk anak usia dini Origami untuk anak-anak merupakan bentuk aktivitas yang sangat menyenangkan. Keberhasilan melipat kertas terpancar dalam ekspresi anak saat mampu menyelesaikan lipatannya. Tidak hanya rasa senang yang didapatkan dari bermain origami namun juga penyaluran kreativitas dan imajinasi anak, dan yang terpenting adalah keterampilan dalam mengontrol dan melatih motorik halus. Belajar untuk tetap konsentrasi dan fokus dalam mengikuti langkah-langkah pembuatan suatu model origami adalah bentuk belajar sambil bermain. Semua hal tersebut diatas sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan anak memasuki usia sekolah. Untuk anak usia dini bentuk lipatan masih berupa bentuk objek yang sederhana. Anak-anak belum dapat mengikuti tahapan lipatan yang 61

kompleks. Belajar melipat pada anak dilakukan dengan beberapa tahap. Berdasarkan menu pembelajaran bagi AUD tingkat kesulitan melipat dikelompokkan berdasarkan usia. Untuk usia 2-3 tahun anak diharapkan dapat melipat kertas sembarangan. Usia 3 4 tahun, anak diharapkan dapat melipat kertas dengan berbagai bentuk (tidak beraturan). Pada tahap ini anak diberi kebebasan untuk melipat dengan sesuka hati mereka. Pada usia 4 5 tahun, anak diharapkan dapat melipat kertas lebih dari satu lipatan. Pada usia ini anak sudah mampu mengikuti petunjuk sederhana. Dan untuk usia 5 6 tahun, anak diharapkan dapat melipat kertas sampai menjadi suatu bentuk (origami). Penilaian untuk anak usia dini menekankan pada proses daripada produk. Hasil evaluasi yang diberikan oleh pendidik AUD sebaiknya tidak hanya dinilai dari karya anak namun lebih kepada bagaimana anak tersebut berusaha untuk menghasilkan karyanya. Bagaimana jika anak tidak mau melipat? Kebanyakan anak-anak tidak menyukai aktivitas melipat kertas. Salah satu kesalahan yang dilakukan para pendidik adalah dalam memilih model lipatan. Kesalahan tersebut dapat berdampak pada anak. Jika model lipatan yang dipilih berada dalam tingkatan melipat bukan untuk pemula maka anak akan merasa tidak mampu. Dan pengalaman pertama dengan aktivitas tersebut akan membuat anak beranggapan bahwa melipat adalah aktivitas 62

yang sulit dikerjakan. Anak akan mulai belajar melipat kembali setelah orang dewasa mengajarkannya untuk melipat dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah dan dengan cara yang lebih menarik. Kesalahan yang lain adalah dalam cara pendidik mengajarkan melipat tersebut. Anak tidak mau melipat kertas karena cara pendidik mengajarkan dan memberi media kurang menarik. Bagi guru kegiatan melipat kertas dapat sekaligus digunakan sebagai media untuk pembelajaran terpadu. Melipat dapat disesuaikan dengan tema besar kegiatan pembelajaran. Mengawali kegiatan dengan bercerita adalah awalan yang sangat baik jika ingin mengajak anak berkreasi dengan melipat kertas. Pemberian reinforcement pada saat anak sedang mengerjakan sampai selesai mengerjakan lipatan adalah hal yang sangat penting dan berpengaruh pada anak. Kebanyakan anak dalam proses melipat tidak mampu melakukannya dengan sempurna. Hal itu tidak menjadi masalah karena konsep mengajarkan seni untuk anak bukan berpatokan pada hasil yang diharapkan tapi lebih kepada proses bagaimana anak mengerjakannya. H. Beberapa contoh origami untuk anak-anak a. Origami orisinal 63

Baby Honu Origami Langkah-langkah : 64

65

Origami ini merupakan salah satu contoh origami jenis orisinil. Origami ini mencantumkan nama pencipta sebagai hak cipta. Dapat dilihat pada contoh yang lain yaitu origami kucing di bawah ini. Cat Origami Langkah-langkah : 66

67

Sama halnya dengan origami kura-kura, jenis ini tergolong origami orisinil karena mencantumkan nama pembuat origami pada lembar origami. Pada origami orisinal biasanya pada lembar kertas yang akan dilipat sudah tersedia gambar yang dapat dicetak dan diperbanyak. Langkah-langkah 68

pembuatan sudah disediakan. Petunjuk pembuatan disajikan dengan sangat jelas. Pelipat kertas hanya tinggal mengikuti langkah-langkahnya. Origami orisinal lebih mudah karena pelipat kertas sudah dapat melihat gambaran hasil lipatan. B. Origami Tradisional Dog origami 69

Rabbit Origami 70

Space ship Origami 71

Envelope Origami Star Origami 72

Beberapa contoh origami tersebut merupakan bentuk dari origami tradisional. Origami tradisional seperti telah dikemukakan sebelumnya, adalah bentuk origami yang diajarkan turun temurun tanpa diketahui siapa yang menciptakan pertama kali. Origami jenis ini lebih mengembangkan kreativitas karena bentuk origami dapat diciptakan sendiri, tidak ada gambar dan bentuk yang baku sehingga masing-masing orang dapat mengkreasikan lipatannya sendiri. Bentuk kreativitas dan imajinasi lebih dikembangkan pada jenis origami tradisional. 73

I. Rangkuman Seni origami adalah seni melipat kertas yang dipopulerkan dari Jepang. Seni ini berkembang semakin pesat karena bahan pembuatan yang mudah didapat dimanapun. Seni origami semakin berkembang menyebabkan seni ini tidak hanya menggunakan kertas sebagai bahan pembuat origami tetapi juga dari bahan-bahan lain yang mampu dilipat. Origami bagi anak usia dini merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik dan disukai. Kegiatan ini seperti sebuah pertunjukan sulap yang dapat mengubah selembar kertas menjadi benda yang anak-anak inginkan. Pendidik dapat menggunakan kegiatan melipat sebagai salah satu pilihan untuk mengajarkan sesuatu kepada anak karena melalui melipat banyak manfaat yang akan didapatkan oleh anak. Kegiatan melipat akan semakin menarik jika dikaitkan dengan tema pembelajaran harian dan diawali dengan bercerita. Penilaian untuk kegiatan melipat pada anak tidak berdasarkan hasil lipatan tapi lebih kepada proses anak pada saat anak melipat kertas. Anak perlu dukungan penguatan untuk mengerjakan lipatannya sampai selesai. Jumlah lipatan yang diberikan kepada anak-anak harus disesuaikan dengan tingkatan usia. Semakin besar usia anak maka jumlah lipatan semakin banyak. J. Referensi www.sanggar-origami.com/data/kelas/cerita/museum-2.htm - 28k - http://www.wgn.net/~nienhuis/#originals 74

http://www.tammyyee.com http://foldy.blogspot.com/2006/07/soi-on-supercamp-v-rzi-i.html http://www.yasutomo.com/project/origamicard.htm http://www.planetpals.com/ppcraft2.html http://encarta.msn.com/media_461543414/origami.html Beal, Nancy. Rahasia mengajarkan seni pada anak. Yogyakarta:Pripoenbooks, 2003. K. Evaluasi 1. Sebutkan model-model origami? 2. Sebutkan teknik dasar melipat kertas? 3. Jelaskan manfaat melipat kertas untuk anak? 4. Jelaskan konsep melipat untuk anak usia dini? 5. Jelaskan pentingnya reinforcement dalam mengajarkan keterampilan melipat kertas? 75