19 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Cabang Pembantu Gorontalo berada di Jl HB. Yasin No. 252 Kelurahan Libuo, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo yang berada di muka butik Yoe Collection dekat dengan simpang tiga Libuo. 3.1.1. Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Cabang Pembantu Gorontalo Bank Tabungan Pensiunan Nasional disingkat Bank BTPN terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di Bandung. Ketujuh serangkai tersebut kemudian mendirikan Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan Militer (selanjutnya disebut BAPEMIL ) dengan status usaha sebagai perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya. BAPEMIL memiliki tujuan yang mulia yakni membantu meringankan beban ekonomi para pensiunan, baik Angkatan Bersenjata Republik Indonesia maupun sipil, yang ketika itu pada umumnya sangat kesulitan bahkan banyak yang terjerat rentenir. Kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, pada tahun 1986 para anggota perkumpulan BAPEMIL membentuk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional dengan izin usaha sebagai Bank Tabungan dalam rangka memenuhi ketentuan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan untuk melanjutkan kegiatan usaha BAPEMIL. 19
20 Berlakunya Undang undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan (sebagaimana selanjutnya diubah dengan Undang undang Nomor 10 Tahun 1998) yang antara lain menetapkan bahwa status bank hanya ada dua yaitu: Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat, maka pada tahun 1993 status Bank BTPN diubah dari Bank Tabungan menjadi Bank Umum melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 055/KM.17/1993 tanggal 22 Maret 1993. Perubahan status Bank BTPN tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam surat Bank Indonesia No. 26/5/UPBD/PBD2/Bd tanggal 22 April 1993 yang menyatakan status Perseroan sebagai Bank Umum. Sebagai Bank Swasta Nasional yang semula memiliki status sebagai Bank Tabungan kemudian berganti menjadi Bank Umum pada tanggal 22 Maret 1993, Bank BTPN memiliki aktivitas pelayanan operasional kepada Nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Namun aktivitas utama Bank BTPN adalah tetap mengkhususkan kepada pelayanan bagi para pensiunan dan pegawai aktif, karena target market Bank BTPN adalah para pensiunan. Dalam rangka memperluas kegiatan usahanya, Bank BTPN bekerja sama dengan PT Taspen, sehingga Bank BTPN tidak saja dapat memberikan pinjaman dan pemotongan cicilan pinjaman, tetapi juga dapat melaksanakan Tri Program Taspen, yaitu Pembayaran Tabungan hari Tua, Pembayaran Jamsostek dan Pembayaran Uang Pensiun. Terhitung tanggal 12 Maret 2008 bank BTPN telah listing di Bursa efek Jakarta (BEJ) (sekarang Bursa Efek Indonesia) dan resmi menyandang gelar tbk
21 (terbuka). Dan pada tanggal 14 Maret 2008, Texas Pacific Group (TPG)resmi mengakuisisi saham bank BTPN sebesar 71,61%. 3.1.2. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai - Vision Menjadi Bank mass-market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia - Misi Bersama, kita ciptakan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti 3.1.3. Struktur Organisasi dan Penjabaran Tugas Struktur organisasi merupakan bagian dari manajemen perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang baik,maka akan memudahkan pemimpin dan para karyawan untuk mengetahui batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab, serta hubungan kerja setiap personilnya. Bentuk struktur organisasi BTPN (Tbk) adalah garis dan staf, dimana pimpinan berwenang memberikan tugas-tugas kepada bawahannya untuk semua bidang pekerjaan. Gambar 2: Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Cabang Pembantu Gorontalo
22 Adapun uraian tugas pokok dari masing-masing jabatan adalah sebagai berikut : 1. Branch Manager Merupakan penanggung jawab semua kegiatan keuangan dan perbankan pada kantornya, dan juga menandatangani berkas nasabah yang mengajukan kredit yang telah disetujui sebelumnya. 1) Tugas Melaksanakan kegiatan operasional cabang pembantu berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah direksi di daerah yang menjadi wilayah serta mengusulkan semua saran dan prasana yang dibutuhkan. 2) Tanggung Jawab Kepala cabang pembantu bertanggung jawab atas segala kegiatan operasional pada pimpinan cabang direksi. 3) Perincian Tugas dan Tanggung Jawab a) Intern ialah mewakili, mengkoordinir dan membina karyawan, mewakili dan mendatangani berkas-berkas atas nama Bank. b) Ekstern ialah memelihara hubungan baik dengan instansi lainnya seperti Kantor Pos Pembendaharaan Negara dan mewakili perusahaan kepengadilan berdasarkan surat kuasa direksi. 4) Wewenang a) Memutuskan plapon pinjaman b) Mendelegasikan wewenang pada staff c) Pengeluaran biaya-biaya yang sifatnya insidensil
23 d) Menyetujui dan menolak permohonan menjadi nasabah dan menolak cuti para karyawan. 2. Operation Supervisor Mengawasi kegiatan operasional pada kantor cabang, seperti mengawasi karyawannya dalam melayani nasabah. 1) Tugas Mengkoordinasikan tugas-tugas dibidang umum yang membawahi langsung kepada kepala urusan personalia dan akuntansi serta mengadakan pengawasan kesemua kepala urusan, dalam hal ini membantu kepala dalam pengawasan umum. 2) Tanggung Jawab Operation supervisor bertanggung Jawab kepada kepala cabang pembantu, 3) Perincian Tugas dan Tanggung Jawab a) Intern ialah menyusun perencanaan dibidang umum, mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas dibidang umum, membimbing dan memberikan pengarahan kepada karyawan. b) Ekstern ialah mengadakan kunjungan tugas pada instansi yang bekerjasama pada BTPN, diantaranya Kantor Pos, pembendaharaan dan instansi lainnya. 4) Wewenang a) Operation Supervisor berwenang memutuskan pembiayaan rutin yang jumlah dan jadwal pembayarannya telah ada dari direksi.
24 b) Mengadakan perlengkapan dan pembiayaan insidensil dalam jumlah relative kecil. c) Pembuatan rencana kerja, perawatan inventaris dan perawatan kendaraan lainnya. 3. Sales & Marketing Supervisor/Marketing Officer Mempunyai tugas dalam hal mempromosikan kegiatan yang terjadi,dalam hal ini Promosi tentang pengkreditan,agar lebih dikenal oleh banyak orang terutama para Pensiunan. 4. Teller Bertugas di bagian depan sebuah bank yang pekerjaannya melayani transaksi keuangan nasabah seperti setor tunai, pengambilan tunai, print out, ataupun transaksi keuangan lainnya. Sering pula disebut ujung tombak dari sebuah bank karena berhadapan langsung dengan nasabah. 1) Tugas Menjaga keamanan uang perusahaan, menjaga rahasia Bank dan melaksanakan intruksi kepala cabang, kepala bagian umum dan operasi. 2) Perincian Tugas dan Tanggung Jawab a) Intern ialah menerima dan mengeluarkan alat-alat pembayaran yang sah setelah mendapat persetujuan kepala dan menerima bukti dari penerima. b) Ekstern ialah mengambil uang muka tagihan dari kantor pos.
25 3) Wewenang Dapat membayar dan menerima setiap transaksi apabila telah mendapat persetujuan kepala dan telah sesuai dengan kebenaran formil, dapat menolak atau menangguhkan pembayaran apabila menurut bukti-bukti tidak sesuai dengan kebenaran formal maupun kebenaran material. 5. Operation Officer Bertugas dalam hal operasional kantor. 1) Tugas Menyusun rencana kerja dengan anggaran kredit. 2) Perencanaan Tugas dan Tanggung Jawab a) Intern ialah bekerjasama dengan tata usaha mengenai keanggotaan atau nasabah. b) Ekstern ialah mengirimkan daftar tagihan ke Kantor Pos dan bekerjasama dengan PT. Taspen dan Perum Asuransi ABRI (ASABRI). 6. Credit Acceptance Supervisor/Credit Acceptance Officer Mempunyai tugas dalam hal pelayanan nasabah yang ingin melakukan kedit dibank tersebut dan melayani pertanyaan ataupun keluhan-keluhan dari nasabah baik yang datang langsung maupun lewat telepon. Juga bertugas melayani orang yang akan membuka rekening di bank tersebut. 1) Tugas Menyusun rencana kerja dengan anggaran kredit.
26 2) Perencanaan Tugas dan Tanggung Jawab b) Intern ialah bekerjasama dengan tata usaha mengenai keanggotaan atau nasabah. c) Ekstern ialah mengirimkan daftar tagihan ke Kantor Pos dan bekerjasama dengan PT. Taspen dan Perum Asuransi ABRI (ASABRI). 3) Wewenang Kepala Urusan Kredit berwenang memutuskan pemberian pinjaman sesuai dengan ketentuan yang berlaku 7. Direct Sales Mempunyai tugas melayani nasabah yang memerlukan panduan khusus untuk menjadi nasabah ataupun dalam membuka rekening. 8. Back Office Bertugas menganalisis dan mengelola berkas-berkas nasabah lalu memasukannya dalam database bank, juga bekerja sama dengan bagian kredit dalam menganalisa tingkat kelancaran pembayaran kredit nasabah. 1) Tugas Memberikan informasi sebagai jembatan karyawan dengan karyawan, kepala dan karyawan. 2) Perincian Tugas dan Tanggung Jawab a) Intern ialah membuat daftar hadir karyawan, dan golongan karyawan.
27 b) Ekstern ialah membuat surat pengantar, mengirim surat Kesehatan (ASKES) dan iuran pajak. 3) Wewenang Mengabsensi karyawan dan memberi tugas pada pesuruh. 9. Security Bertugas menjaga keamanan operasional bank. 10. Cleaning Service Bertugas membersihkan seluruh ruangan yang ada diperusahaan dan menjaga kebersihan. 3.1.4. Keadaan Karyawan Karyawan adalah pelaksanan pekrjaan pada suatu organisasi dengan adanya pegawai maka suatu organisasi dapat mencapai tujuan dengan baik. Karyawan yang ada pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Cabang Pembantu Gorontalo memiliki latar belakang yang berbeda seperti Pendidikan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 1. Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki-Laki 17 2 Perempuan 11 Jumlah 28 Sumber Data: BTPN KCP Gorontalo 2013
28 Tabel 2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Status Karyawan No Tingkat Pendidikan Tetap Status Kontrak Jumlah 1 SMA 11 2 13 2 D3 2 1 3 3 S1 12-12 Total 28 Sumber Data: BTPN KCP Gorontalo 2013 3.2. Deskripsi Hasil Penelitian Disiplin kerja merupakan sikap, perilaku, maupun nilai yang sudah tertanam dalam diri karyawan yang ada di PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Cabang Pembantu Gorontalo. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hasil penelitian disiplin kerja karyawan di PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Cabang Pembantu Gorontalo berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di lapangan selama 2 bulan, yaitu: - Ketepatan waktu dalam menjalankan tugas yang diberikan - Memberikan kejelasan tentang metode melakukan pekerjaan yang benar. - Dapat memotivasi karyawan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan dan mencapai hasil prestasi yang diinginkan. - Dapat memberikan kemampuan kompetitif untuk bersaing dengan sehat sesame karyawan.
29 - Perumusan tujuan dan arah organisasi secara bersama, dan memberikan kejelasan tujuan dan arah organisasi. 3.3. Pembahasan Disiplin Kerja adalah ketaatan dan kepatuhan seseorang karyawan terhadap semua peraturan dan prosedur kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan, serta bertanggung jawab terhadap hasil kerjanya. Disiplin Kerja yang baik mencerminkan rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang telah diberikan kepada seseorang tersebut. Adanya Disiplin Kerja diharapkan dapat menjaga mekanisme kerja yang selaras dan harmonis karena antara masingmasing karyawan memahami akan hak dan kewajiban berupa tugas yang harus dilaksanakan dengan baik. Mekanisme kerja yang lancar akan mendorong seseorang berkonsentrasi sehingga dapat mencapai hasil kerja yang sesuai dengan yang diharapkan. Karyawan yang taat peraturan serta prosedur kerja yang telah ditetapkan, cenderung memanfaatkan kemampuan baik fisik maupun mental secara maksimal, hal ini berarti akan berdampak pada tercapainya suatu produktivitas yang tinggi atau dapat dikatakan terdapat pengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan. 3.3.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Karyawan Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dakam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan. Dengan
30 tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektifitas kerja karyawan akan meningkat. Di PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Cabang Pembantu Gorontalo, dalam penelitian yang sudah dilakukan terdapat beberapa faktor-faktor yang mepengaruhi Disiplin kerja karyawan, yaitu tanggung jawab, ketegasan, dan sanksi hukuman. 1. Tanggung jawab Tanggung jawab adalah perilaku yang berkaitan erat dalam melaksanakan tugas sebagai implementasi dari pengabdian. Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Dalam penelitian yang dilakukan di PT. Bank Tabuungan Pensiunan Nasional (BTPN) Cabang Pembantu Gorontalo, masih adanya karyawan yang masih kurang kesadaran terhadap tanggung jawab yang diberikan oleh atasan maupun sesama karyawan. Hal ini dapat dilihat ketika karyawan yang datang terlambat dari waktu yang telah ditetapkan perusahaan. Sehingga mengakibatkan pekerjaannya menumpuk dan tidak dapat diselasaikan tepat waktu. Hal ini menjadi salah satu dari contoh kasus karyawan yang tidak memiliki tanggung jawab dalam pekerjaan yang ditemukan di lapangan.
31 2. Ketegasan Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Ketegasan, dalam menegur dan menghukum setiap karyawan yang indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik pada perusahaan tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan di PT. Bank Tabuungan Pensiunan Nasional (BTPN) Cabang Pembantu Gorontalo, pimpinan belum tegas dalam menegur karyawannya yang dating terlambat pada hari kerja, yang mengakibatkan pekerjaan yang dilakukan menumpuk dan mempengaruhi prestasi kerjanya dan membuat karyawan tersebut terus melakukan pelanggaran yang sama. 3. Sanksi Hukuman Siswanto Sastrohadiwiryo (2003: 291) Disiplin kerja dapat didefinisikan sabagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi- sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, maka karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.
32 Dalam penelitian yang dilakukan di PT. Bank Tabuungan Pensiunan Nasional (BTPN) Cabang Pembantu Gorontalo, belum tegasnya sanksisanksi yang diberikan kepada karyawan-karyawan yang melanggar disiplin kerja membuat karyawan sering melakukan pelanggaran-pelanggaran ringan dalam pelaksanaan tugas. Tetapi jika sudah mendapat 3 kali peringatan akan dikenakan sanksi sesuai pelanggaran yang dilakukan. 3.3.2. Cara Menegakkan Disiplin Kerja Salah satu tugas yang paling sulit bagi seorang atasan adalah bagaimana menegakkan disiplin kerja secara tepat. Jika karyawan melanggar aturan tata tertib, seperti terlalu sering terlambat atau membolos kerja, berkelahi, tidak jujur atau bertingkah laku lain yang dapat merusak kelancaran kerja suatu bagian, atasan harus turun tangan. Kesalahan semacam itu harus dihukum dan atasan harus mengusahakan agar tingkah laku seperti itu tidak terulang. Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan: a. Disiplin Harus Ditegakkan Seketika Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran Jangan sampai terlambat, karena jika terlambat akan kurang efektif. b. Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan hams benarbenar tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.
33 c. Disiplin Harus Konsisten Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan diganjar hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian, mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu sendiri. d. Disiplin Harus Impersonal Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya diberikan suatu pengarahan yang positif guna memperkuat jalinan hubungan antara karyawan dan atasan. e. Disiplin Harus Setimpal Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi. Disiplin yang paling baik adalah disiplin diri. Kecenderungan orang normal adalah melakukan apa yang menjadi kewajibannya dan menepati aturan permainan. Organisasi atau perusahaan yang baik harus berupaya menciptakan peraturan atau tata tertib yang akan menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi
34 oleh seluruh karyawan dalam organisasi. Peraturan-peraturan yang akan berkaitan dengan disiplin itu antara lain: 1. Peraturan jam masuk, pulang,dan jam istirahat 2. Peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkahlaku dalam pekerjaan 3. Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan hubungan dengan unit kerja lain 4. Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh di lakukan oleh para karyawan selama dalam organisasi dan sebagainya. (Singodimedjo, 2000) 3.3.3. Hal-Hal yang Menunjang Kedisiplinan Menurut Alex S. Nitisemito (1984: 119-123) ada beberapa hal yang dapat menunjang keberhasilan dalam pendisiplinan karyawan yaitu: a. Ancaman Dalam rangka menegakkan kedisiplinan kadang kala perlu adanya ancaman meskipun ancaman yang diberikan tidak bertujuan untuk menghukum, tetapi lebih bertujuan untuk mendidik supaya bertingkah laku sesuai dengan yang kita harapkan. b. Kesejahteraan Untuk menegakkan kedisiplinan maka tidak cukup dengan ancaman saja, tetapi perlu kesejahteraan yang cukup yaitu besarnya upah yang mereka terima, sehingga minimal mereka dapat hidup secara layak.
35 c. Ketegasan Jangan sampai kita membiarkan suatu pelanggaran yang kita ketahui tanpa tindakan atau membiarkan pelanggaran tersebut berlarut-larut tanpa tindakan yang tegas. d. Partisipasi Dengan jalan memasukkan unsur partisipasi maka para karyawan akan merasa bahwa peraturan tentang ancaman hukuman adalah hasil persetujuan bersama. e. Tujuan dan Kemampuan Agar kedisiplinan dapat dilaksanakan dalam praktek, maka kedisiplinan hendaknya dapat menunjang tujuan perusahaan serta sesuai dengan kemampuan dari karyawan. f. Keteladanan Pimpinan Mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan sehingga keteladanan pimpinan harus diperhatikan.