Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PEMANFAATAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRESTASI PEGAWAI NAKERTRANS SUMBA BARAT DI WAIKABUBAK ABSTRAK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRESTASI PEGAWAI NAKERTRANS SUMBA BARAT DI WAIKABUBAK

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU BERPRESTASI BERDASARKAN KINERJA (STUDI KASUS : SMK Ma arif 1 Kalirejo)

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih berarti bagi yang menerimanya. Definisi atau pengertian sistem secara

Kata Kunci : AHP (Analytical Hierarchy Process), SPK, seleksi, bobot, calon karyawan.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

Freza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEKOLAH

P11 AHP. A. Sidiq P.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PENGANGKATAN KARYAWAN PESERTA TRAINING MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BARU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : PT. BTN)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Aan Jaelani. Kata Kunci :Analytical Hierarchy Prosess (AHP), Pemilihan siswa berprestasi, sistem pengambilan keputusan.

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Studi Kasus : RB. Nilam Sari Tembilahan

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU

Titis Handayani Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang. Abstract

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

IMPLEMENTASI SPK UNTUK SELEKSI CALON GURU DI SMK BINA MARTA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENYELEKSI CALON SISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Aplikasi Metode Analitical Hierarchy Proces (AHP) Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh Abulwafa Muhammad, S.Kom, M.

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMILIHAN PROGRAM STUDI BAGI CALON MAHASISWA BARU DI STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA, SEBUAH MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

PENERAPAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN SCOOTER MATIC

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V2.i1( )

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN LOKASI CABANG BARU USAHA CLOTHING MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROMOSI KARYAWAN DENGAN METODE "MATCHING PROFILE"

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AHP (Analytical Hierarchy Process)

IMPLEMENTASI SISTEM METODE AHP SEBAGAI ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN CALON TENAGA KERJA DI PT. DANAGUNG RAMULTI.

SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LOKASI DAN EVALUASI LOKASI PEMASARAN PRODUK (GULA) MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : PT.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

SISTEM BANTU PEMILIHAN PAGAR MENGGUNAKAN AHP PADA UD.ADI PUTRA ARTIKEL SKRIPSI

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI SISWA BERPRESTASI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KALIREJO MENGGUNAKAN METODE AHP

BAB 3 METODE PENELITIAN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROGRAM STUDI PERGURUAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

IMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN FOTO BERDASARKAN TUJUAN PEROLEHAN FOTO

Teknik Informatika, Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang. Abstrak

DECISION SUPPORT SYSTEMS IN THE ADMISSION SELECTION OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENT Case Study: SMK Pelita Pesawaran. Abstract

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU MA ARRAHMAH MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) ARTIKEL SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKRUTMEN GURU DENGAN METODE TOPSIS

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERRARCHI PROCESS (AHP) UNTUK MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Pengertian Keputusan. Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN PEMBERIAN BEASISWA BIDIKMISI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

IMPLEMENTASI METODE TOPSIS DALAM PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KARYAWAN BERPRESTASI

Transkripsi:

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan Kusrini dan Ester Sulistyawati STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl.Ringroad Utara Condong Catur, Depok, Sleman 55283 Email: kusrini@amikom.ac.id, diesdoes@yahoo.com Abstraks Penelitian memanfaatkan Analytical Hierarchi Process (AHP) sebagai model Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dalam proses seleksi penerimaan karyawan. Dalam proses seleksi digunakan beberapa kriteria(multikriteria) untuk memilih pelamar mana yang akan diterima. SPK ini membantu manager sumber daya manusia (SDM) dalam memutuskan pelamar yang akan dipilih. Penelitian ini menitik beratkan pada perancangan basisdata dan antarmuka untuk implementasi. AHP digunakan sebagai model untuk pembobotan multikriteria dalam seleksi. Kata kunci: SPK, AHP, seleksi, kriteria, bobot, SDM Abstract This paper uses Analytical Hierarchi Process (AHP) Decision Support Systems (DSS) s model in the selection process of human resource recruitment. Selection process has multi criteria to choose applicant s accepting. This DSS help human resource manager to decide approving applicant. This paper has followed the designing of database and user interface for implementation. AHP model is used to give score of multi criteria in selection process. Keywords: DSS, AHP, selection, criteria, quality, human resource management 1. PENDAHULUAN Karyawan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan. Karyawan yang berkualitas akan memudahkan perusahaan dalam mengelola aktivitasnya sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Untuk mendapatkan karyawan(sumber daya manusia/sdm) yang berkualitas bukanlah mudah. Salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh karyawan yang berkualitas adalah dengan melakukan seleksi pada saat penerimaan karyawan. Seleksi merupakan tahapan untuk memutuskan apakah seorang pelamar dinyatakan diterima atau tidak. Keputusan yang diambil ini, diharapkan tidak subyektif agar kualitas SDM yang diperoleh dapat sesuai dengan harapan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Pengambilan keputusan untuk menetapkan apakah pelamar diterima atau tidak didasari beberapa kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan, misalnya teknik dan tes yang dilakukan. Untuk menghindari subyektifitas keputusan yang dihasilkan diperlukan suatu sistem pendukung keputusan(decision Support System/DSS) yang dapat membantu manager SDM dalam memutuskan pelamar mana yang akan diterima. DSS merupakan suatu sistem menggunakan model yang dibangun untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah semiterstruktur. Seleksi penerimaan karyawan merupakan tipe masalah semi terstruktur artinya proses ini bukan agenda rutin suatu perusahaan melainkan kejadian insidental. Penelitian ini bertujuan untuk membantu manager SDM dalam proses seleksi penerimaan karyawan dalam memutuskan pelamar mana yang akan diterima sebagai karyawan perusahaan dengan menerapkan model AHP. Manager membandingan nilai kepentingan kriteria tes, menerapkannya dalam matrik perbandingan berpasangan sehingga diperoleh bobot untuk masing-masing kriteria baik kriteria lokal maupun kriteria global. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan proses seleksi dari literatur-literatur dan pihak-pihak yang mengerti tentang seleksi penerimaan karyawan, merancang basisdata dan merancang user interface yang akan digunakan. 2. LANDASAN TEORI Beberapa teori yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini antara lain teori tentang sistem pendukung keputusan, seleksi penerimaan karyawan, dan analytical hierarchy process (AHP). 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan(spk) merupakan suatu sistem yang mendukung manager dalam mengambil keputusan untuk suatu masalah semi terstruktur. Tujuan SPK dalam pengambilan

keputusan bukan sebagai pengganti manager, melainkan alat yang mendukung manager dalam mengambil keputusan[3]. SPK memiliki beberapa komponen sebagai berikut: Gambar 1. Komponen DSS Komponen database berfungsi untuk menyimpan data-data yang dihasilkan oleh internal dan eksternal organisasi dan privat data yang diberikan oleh manager. Dalam suatu DSS terdapat beberapa komponen yang salah satunya adalah model. Model berfungsi untuk menyederhanakan permasalahan, sehingga masalah lebih mudah dipahami. Knowledge manager bersifat optional artinya boleh digunakan boleh tidak. Komponen ini biasanya digunakan jika modelnya berbasis kecerdasan buatan. Dialog manajemen merupakan komponen yang menjembatani komunikasi antara user dan program(user interface). Pengguna(user) merupakan manager yang menggunakan sistem ini. 2.2 AHP Ciri khas suatu DSS adalah digunakannya model yang salah satu fungsinya untuk penyederhanaan masalah. AHP yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty merupakan model hirarki fungsional dengan Input utamanya persepsi manusia. Dengan adanya hirarki, masalah kompleks atau tidak terstruktur dipecah dalam sub-sub masalah kemudian disusun menjadi suatu bentuk hirarki. AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Kriteria seleksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis tes yang digunakan oleh perusahaan dalam seleksi penerimaan karyawan, misalnya Pengalaman dan Pendidikan. Masing-masing kriteria ini memiliki sub kriteria berupa range nilai yang dipakai. Tabel 1. Kriteria dan subkriteria tes Kriteria Tes Subkriteria < 1 tahun Pengalaman 1-2 tahun >2 tahun DIII Pendidikan S1 Langkah-langkah metode AHP[1] adalah: 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. 2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah. 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masingmasingtujuan kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan bersadarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. 4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgment seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. 5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi. 6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgment dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. 8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10% maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Dengan naluri, manusia dapat memperkirakan besaran sederhana melalui inderanya. Proses yang mudah adalah dengan membandingkan dua hal dengan keakuratan perbandingan yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan elemen, Saaty(1980) menetapkan skala kuantitatif 1 sampai 9 seperti tabel dibawah ini. Tabel 2. Skala penilaian perbandingan pasangan Intensitas Kepentingan 1 3 5 7 Keterangan Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

9 2, 4, 6, 8 Kebalikan Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i Skala nilai diatas digunakan untuk mengisi nilai matrik perbandingan berpasangan yang akan menghasilkan prioritas(bobot/nilai kepentingan) masing-masing kriteria dan subkriteria. Misal perusahaan menetapkan kriteria tes yang ditentukan untuk seleksi karyawan adalah pengalaman dan pendidikan. Pengalaman pelamar terbagi menjadi 3 range yaitu < 1 tahun, 1-2 tahun dan > 2 tahun, sedangkan pendidikan terdiri dari D3 dan S1. Pengalaman dan Pendidikan merupakan kriteria global sedangkan range-nya adalah kriteria lokal. Kriteria global ini dibandingkan sehingga diperoleh bobot untuk masing-masing kriteria misalnya, x untuk pengalaman dan y untuk pendidikan. Kriteria lokal untuk pengalaman juga dibandingkan sehingga masing-masing diperoleh bobot misal a untuk < 1 tahun, b untuk 1-2 tahun dan c untuk > 2 tahun. Demikian halnya dengan kriteria lokal untuk pendidikan misal dipeoleh bobot p untuk D3 dan q untuk S1. Jika seorang pelamar memiliki pengalaman 2 tahun dan pendidikan S1 maka total nilai yang diperolehnya adalah = (x*b) + (y*q) Matriks bobot yang diperoleh dari perbandingan berpasangan harus memiliki hubungan kardinal dan hubungan ordinal. 1. Hubungan kardinal dapat diketahui dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bola voli lebih besar 3x bola tenis, bola tenis lebih besar 2x bola pingpong, maka bola voli lebih besar 6x bola pingpong 2. Hubungan ordinal dapat dilihat dengan melihat preferensi transitif, misalnya bola voli lebih besar dari bola tenis dan bola tenis lebih besar dari bola pingpong maka bola voli lebih besar dari bola pingpong. Pada keadaan nyata sering terjadi penyimpangan dari hubungan tersebut sehingga matriks menjadi tidak konsisten. Penyimpangan konsistensi dinyatakan dengan Consistency Index(CI) dengan persamaan: CI λ max n = n 1 λ max = eigen value maksimum n = ukuran matriks Kebalikan dari CI adalah Indeks Random(RI)untuk matriks dengan ukuran yang berbeda-beda sebagai berikut: Tabel 3. Nilai indeks random Ukuran Matriks Indeks Random 1,2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59 Perbandingan antara CI dan RI suatu matriks didefinisikan sebagai Consistency Ratio(CR). CI CR = RI Matriks perbandingan berpasangan untuk model AHP dapat diterima jika besarnya CR 0.1. 2.3 Seleksi Salah satu peranan manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan adalah pengadaan tenaga kerja(karyawan) bagi perusahaan. Pengadaan karyawan didahului dengan analisis jabatan, perekrutan dan seleksi. Seleksi merupakan tahap akhir dari proses perekrutan karyawan. Pada tahap ini diambil keputusan pelamar mana yang lolos seleksi dan berhasil menjadi karyawan perusahaan dari kriteria-kriteria(tes) seleksi yang digunakan. 3. RANCANGAN APLIKASI 3.1 Rancangan Basisdata Rancangan basisdata dan basismodel yang digunakan dalam penelitian ini berisi data bagian, jabatan, jenistes, lowongan, pekerjaan, standar, mutlak, kriteriates, pelamar, tes seleksi, nilai, AHPglobal, AHPlokal, bobot tes, bobot nilai, dan manager. Relasi tabel dari basisdata diatas digambarkan seperti pada Gambar 2.

3.2 Rancangan Antarmuka Rancangan antarmuka yang dibuat adalah modul login, menu utama, Input data bagian, Input data jabatan, Input data jenis tes, Input data kriteria tes(seleksi), Input data pekerjaan, Input data lowongan, Input data tes seleksi, Input data pelamar, AHP dan hasil akhir. Gambar 2. Relasi tabel 3.2.1 Login Modul ini digunakan untuk login user, jika user ID dan password yang dimasukkan benar maka akan masuk ke menu utama. Gambar 4. Menu pada Form menu utama 3.2.3 Input Data Bagian Input data bagian digunakan untuk memasukkan data bagian yang ada dalam perusahaan. Gambar 3. Form login 3.2.2 Menu Utama Menu utama terdiri dari dua versi. Jika user yang melakukan login adalah manager maka semua menu dapat diakses, tetapi jika user bukan manager maka menu AHP tidak dapat diakses. Gambar 5. Form Input data bagian 3.2.4 Input Data Jabatan Form ini berfungsi untuk memasukkan data jabatan yang ada dalam perusahaan

3.2.8 Input Data Kriteria Seleksi Input data kriteria seleksi berfungsi untuk memasukkan data kriteria seleksi(tes) yang digunakan untuk suatu lowongan. Gambar 6. Form Input data jabatan 3.2.5 Input Data Jenis Tes Form Input data jenis tes berfungsi untuk memasukkan kriteria tes yang ada dalam perusahaan. Gambar 10. Form Input kriteria seleksi 3.2.9 Input Data Tes Seleksi Form ini berfungsi untuk memasukkan data tes seleksi yang diikuti pelamar dan hasil yang diperoleh. Gambar 7. Form Input data jenis tes 3.2.6 Input Data Pekerjaan Modul ini digunakan untuk memasukkan data pekerjaan yang terdiri dari ID pekerjaan, kode bagian dan kode jabatan. Gambar 11. Form Input data tes seleksi 3.2.10 Input Data Pelamar Form ini berfungsi untuk memasukkan data pelamar yang masuk ke perusahaan. Gambar 8. Form Input data pekerjaan 3.2.7 Input Data Lowongan Input data lowongan digunakan untuk memasukkan ID lowongan, tanggal dibukanya lowongan dan ID kerja yang menerangkan tentang jabatan suatu bagian yang membuka lowongan. Gambar 12. Form Input data pelamar 3.2.11 AHP Form ini digunakan untuk melakukan perbandingan kriteria global. Gambar 9. Form Input data lowongan

manager sumber daya manusia untuk membantu menentukan calon karyawan mana yang akan diterima. 5. REFERENSI 1. Kadarsah, Suryadi, dan Ramdani, M.Ali. Sistem Pendukung Keputusan: Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, 131-132. 2. Turban, Efraim, Aronson, Jay E, and Liang, Ting Peng. Decision Support Systems and Intelligent Systems. 7 th Edition. Upper Saddle River: Prentice-Hall, 2005 3. http:// www.fortunecity.com Gambar 13. Form AHP Global 3.2.12 Hasil Form hasil menampilkan data pelamar, tes yang diikuti, nilai yang diperoleh, bobot prioritas masing-masing kriteria, hasil perkalian nilai dengan bobot dan hasil penjumlahan nilai yang diperoleh. Gambar 14. Form hasil 4. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: Hirarki fungsional dari AHP dapat memecahkan masalah kompleks yang mengambil kriteria cukup banyak, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai model dalam sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan karyawan yang mengambil banyak kriteria seleksi dan alternatif pelamar yang dicalonkan untuk diterima. Keputusan untuk menentukan calon pelamar mana yang akan diterima sebagai karyawan perusahaan menentukan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri, sehingga diperlukan keputusan yang tepat dalam pemilihan, agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Aplikasi sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan karyawan dapat digunakan