PERBANDINGAN METODE PENGERINGAN TERHADAP RESORBSI AMNION DALAM LARUTAN SIMULATED BODY FLUID (SBF)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

LAMPIRAN C GAMBAR DAN DIAGRAM ALIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PENENTUAN DOSIS STERILISASI MEMBRAN SELULOSA MIKROBA DENGAN IRADIASI BERKAS ELEKTRON BERDASARKAN ISO 11137

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Fraktur adalah rusaknya kontinuitas struktur tulang, tulang rawan dan

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. hingga bulan Desember Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

LAMPIRAN A PROSEDUR PENELITIAN

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

III BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2009, di

I. PENDAHULUAN. Luka bakar derajat II (partial thickness) merupakan kerusakan pada kulit yang

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan vermicomposting dilakukan di rumah plastik FP Unila. Perhitungan

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

3 METODOLOGI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

PENGARUH IRADIASI DAN PENYIMPANAN DARI SUPLEMEN PAKAN RUMINANSIA

I PENDAHULUAN. menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

3. Metodologi Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

Pengawetan bahan pangan

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

MATERI DAN METODE. Materi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan mulai. Bahan dan Alat Penelitian

Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Evaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi iradiasi sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak iradiasi terhadap mutu pangan

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

Transkripsi:

Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2013 Vol. 4 No. 2 Agustus 2013 PERBANDINGAN METODE PENGERINGAN TERHADAP RESORBSI AMNION DALAM LARUTAN SIMULATED BODY FLUID (SBF) Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN. ABSTRAK PERBANDINGAN METODE PENGERINGAN TERHADAP RESORBSI AMNION DALAM LARUTAN SIMULATED BODY FLUID (SBF). Telah dilakukan percobaan resorbsi membran amnion kering udara(air dried) dan amnion liofilsasi di dalam larutan SBF. Sembilan (9) lembar membran amnion liofilisasi dan amnion kering udara steril berukuran 3 x 3 cm, masingmasing dimasukan dalam sembilan buah botol yang berisi 25 ml larutan SBF dengan ph 7.40.Sampel di inkubasi pada suhu 37 O C selama 1 minggu. Setelah hari ke tujuh membran amnion yang tersisa dicuci dengan aquadest steril,lalu dikeringkan dalam oven suhu 60 0 C selama 24 jam, kemudian ditimbang beratnya. Percobaan ini dilakukan sampai didapatkan bobot tetap. Hasil menunjukkan bahwa amnion liofilisasi dapat diresorbsi lebih cepat dibandingkan dengan amnion kering. ABSTRACT COMPARATION OF DRYING METHOD ON THE AMNION RESORPTION IN THE SBF SOLUTION. Resorption experiment of air dried and lyophilization amnion in the SBF have been done. Nine pieces of irradiation sterilized air dried and lyophilized amnion membranes (3 x 3 cm 2 ), were soaked into 9 glass bottles containing 25 ml of SBF solution (ph 7.40), respectively. The samples were incubated at 37 0 C for 1 week. After the seven th day, the remaining of amnion in the bottles were washed with distilled water and dried in an oven at 60 0 C for 24 hours, and weighed.the experiments were conducted up to constant weight. The results showed that the lyophilization amnion can be resorbed more quikly than that dried amnion. PENDAHULUAN Amnion adalah selaput ketuban bagian dalam yang langsung berhubungan dengan air ketuban, berasal dari plasenta bayi. Sebagai bagian dari bayi, amnion mempunyai efek angiogenik dan merangsang terjadinya granulasi pada luka. Secara fisik, amnion mempunyai sifat yang lentur, kuat dan transparan sehingga dapat menutup permukaan luka dengan kuat dan secara kimia, amnion bersifat sebagai antimikroba yang berfungsi untuk menurunkan populasi mikroba patogen pada luka infeksi [1]. Amnion juga diduga mengandung asam hioloronat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya jaringan parut pada bekas luka setelah sembuh [2]. Amnion tidak dapat disimpan dalam keadaan segar, karena akan cepat mengalami pembusukan. Hal ini disebabkan karena amnion terdiri dari protein dan asam amino yang sangat disukai oleh mikroba. Beberapa faktor yang dapat 53

Perbandingan Metoda Pengeringan Terhadap Resorbsi ISSN 2087-5665 Amnion Dalam Larutan Simulated Body Fluid (SBF) mempengaruhi perkembangbiakan mikroba antara lain: kandungan gizi, kadar air, suhu, nilai ph, kondisi atmosfir, faktor kimia dan penyinaran. Oleh sebab itu agar amnion dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama dan selalu tersedia bila diperlukan, perlu dilakukan pemrosesan. Proses pengeringan amnion di Bank Jaringan riset Batan dilakukan dengan 2 metode yaitu dengan liofilisasi dan suhu ruangan (air dried), Liofilisasi adalah penghilangan air melalui sublimasi, yakni perubahan wujud padat (es) langsung menjadi wujud gas (uap) sehingga menghambat aktifitas mikroorganisme dan enzim yang secara normal dapat mendegradasi senyawa di dalam bahan biologi. Dengan kata lain, pengeringan dengan cara ini dapat mengurangi kerusakan jaringan secara minimal. Amnion sebagai salah satu jaringan biologi mengandung bermacam-macam senyawa organik yang dibutuhkan sebagai growth factor seperti transforming growth factor (TGF) [3]. Sebagai bahan biologi yang digunakan baik sebagai penutup luka maupun sebagai implan, amnion harus steril. Salah satu cara sterilisasi yang baik adalah menggunakan radiasi sinar gamma dari Co-60. Menurut ISO 11137 (2006) [4], sterilisasi peralatan medis dapat dilakukan dengan dosis 15 kgy atau 25 kgy, sesuai dengan kandungan angka kuman awal dari produk tersebut. Semakin rendah angka kuman awal, semakin kecil dosis sterilisasi yang diberikan dan semakin kcil kerusakan bahan biologi yang ditimbulkan. Sebagai produk untuk implantasi, amnion harus dapat diresorbsi sehingga tidak meninggalkan sisa pada tempat operasi, selain itu dapat merangsang pertumbuhan jaringan baru, yang dapat mempercepat proses penyembuhan juga tidak menimbulkan jaringan parut. Amnion dapat digunakan pada oftalmologi untuk reseksi kunjungtiva dan defek kornea dari berbagai sebab [2.3]. Di samping itu amnion juga dapat diimplantasikan dalam jaringan gusi untuk memperbaiki warna gusi [5]. Sehubungan dengan kegunaan amnion untuk implantasi, maka pengujian degradasi membran amnion radiasi perlu dilakukan. Pengujian ini dilakukan secara in-vitro dengan menggunakan larutan SBF pada suhu 37 o C. Tujuan percobaan ini adalah untuk mendapatkan data dan imformasi secara ilmiah tentang tingkat resorbsi dari membran amnion liofilisasi dan membrane 54

Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2013 Vol. 4 No. 2 Agustus 2013 amnion air dried tersebut didalam larutan Simulated Body Fluid (SBF) secara invitro. BAHAN DAN METODE 1. Bahan Membran amnion liofilisasi dan amnion air dried berukuran : 3 x 3 cm, masingmasing berjumlah 9 lembar. Larutan SBF (Simulated Body Fluid) terdiri dari campuran beberapa senyawa (garam) kimia sebagai berikut: NaCl, NaHCO 3, KCl, Na 2 HPO 4, 2 H 2 O; MgCl 2.2H 2 O, CaCl 2.2H 2 O, Na 2 SO 4 dan (CH 2 OH) 3 CNH 2 dan aquadest steril. 2. Peralatan Botol, pinset, pipet takar, Erlenmeyer 1000 ml, oven bersuhu 60 o C, desikator, inkubator dan neraca analitis. 3. Tata Kerja a. Pembuatan larutan SBF. Untuk membuat 1 liter larutan SBF dilakukan dengan menimbang: - NaCl : 6,547 gram, - MgCl 2.2H 2 O : 0.305 gram - NaHCO 3 : 2,268 gram, - CaCl 2.2H 2 O : 0.368 gram - KCl : 0,373 gram, - Na 2 SO 4 : 0.071 gram - Na 2 HPO 4.2H 2 O : 0,178 gram, - (CH2OH) 3 CNH 2 : 6,051 gram kemudian dilarutkan dengan aquadest steril hingga volume 1 liter, ph larutan ditepatkan dengan larutan HCl 0,1 N menjadi 7,40. b. Persiapan percobaan Kedalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu dipipetkan 25 ml larutan SBF (9 botol untuk amnion liofilisasi dan 9 botol untuk amnion air dried, kemudian secara bersamaan kedalam masing-masing botol tersebut dimasukan graf amnion liofilisasi dan amnion air dried (9) yang telah diketahui beratnya. Digoyanggoyang agar amnion dapat tenggelam. Kemudian di inkubasi pada suhu 37 O C selama 7 hari. Setelah di inkubasi selama 7 hari, lembaran membran amnion yang masih tersisa dari masing-masing botol diambil dan dibilas dengan aquadest steril, 55

Perbandingan Metoda Pengeringan Terhadap Resorbsi ISSN 2087-5665 Amnion Dalam Larutan Simulated Body Fluid (SBF) kemudian dikeringkan pada oven bersuhu 60 O C selama 24 jam. Sampel dimasukan dalam desikator selama lebih kurang 1 jam dan beratnya ditimbang, dikeringkan kembali kedalam oven bersuhu 60 C selama 4 jam dan didinginkan dalam desikator, ditimbang kembali. Pekerjaan diatas dilakukan ber-ulang-ulang sampai didapatkan bobot tetap Persentase Resorbsi membran amnion dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: % T = Wo - Ws x 100 %. Wo dimana : % T = persentase terserap Wo = berat sample (awal) dan Ws = berat tersisa. HASIL DAN PEMBAHASAN Resorbsi membran amnion liofilisasi steril radiasi ditampilkan pada Tabel 1. sedangkan untuk amnion air dried ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 1. Hasil resorbsi membran amnion liofilisasi radiasi dalam larutan SBF No. kode () Berat (awal) (Wo) Berat (sisa) (Ws) Berat terserap (Wo-Ws) % terserap Rata-rata % Terserap 74-01 0,0064 0,0036 0,0027 42,18 74-02 0,0062 0,0037 0,0025 40,32 41,25 74-03 0,0063 0,0037 0,0026 41,26 75-01 0,0060 0,0036 0,0024 40,00 75-02 0,0061 0,0037 0,0024 39,34 40,01 75-03 0,0059 0,0035 0,0024 40,68 76-01 0,0062 0,0037 0,0025 40,32 76-02 0,0061 0,0036 0,0025 40,98 40,85 76 03 0,0063 0,0037 0,0026 41,26 56

Majalah Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi ISSN 2087-5665 BETA GAMMA TAHUN 2013 Vol. 4 No. 2 Agustus 2013 Tabel 2. Hasil resorbsi membran amnion kering udara radiasi dalam larutan SBF No.kode () Berat Awal (Wo) Berat sample Sisa (Ws) Berat sample terserap (Wo-Ws % resorpsi % resorpsi rata-rata 70-01 0,0065 0,0043 0,0022 33,85 70-02 0,0063 0,0043 0,0020 31,75 32,80 70-03 0,0064 0,0043 0,0021 32,81 71-01 0,0063 0,0042 0,0021 33,33 71-02 0,0062 0,0042 0,0020 32,26 33,66 71-03 0,0065 0,0043 0,0022 35,38 72-01 0,0062 0,0043 0,0019 30,65 72-02 0,0061 0,0043 0,0018 29,51 30,47 72-03 0,0064 0,0044 0,0020 31,25 Tabel 1 diatas menjelaskan tentang data dan hasil percobaan untuk membran amnion liofilisasi radiasi sebagai berikut. Dari tiga kelompok nomor yang dijadikan sebagai contoh dalam percobaan ini yaitu nomor 74,75 dan 76 didapat hasil sebagai berikut: - Sampel nomor 74, persentase rata-rata degradasi adalah 41,25 % - Sampel nomor 75, persentase rata-rata degradasi adalah 40,01 % - Sampel nomor 76, persentase rata-rata degradasi adalah 40,85 %. Dari ketiga kelompok terlihat bahwa tidak ada perbedan yang nyata dari masing-masing, artinya amnion yang larut dalam larutan SBF tidak memberi pengaruh yang berbeda pada dengan metode pengeringan yang sama (liofilisasi). Tabel 2 menjelaskan tentang data dan hasil percobaan untuk membran amnion kering udara steril radiasi dengan hasil sebagai berikut: - Sampel nomor 70,persentase rata-rata degradasi adalah 32,80 % - Sampel nomor 71, persentase rata-rata degradasi adalah 33,66 % dan - Sampel nomor 72, persentase rata-rata degradasi adalah 30,47 %. Persentase rata-rata dari ketiga membran amnion kering udara steril radiasi adalah 32,31 %. Dari kedua cara pengeringan diatas (liofilisasi dan kering udara) memperlihatkan perbedaan degradasi amnion dalam SBF yaitu 40,70% dan 32,31% bahwa daya serap amnion liofilisasi lebih besar dibandingkan dengan amnion kering udara, karena jaringan amnion bila dikeringkan pada suhu ruang dengan tiupan udara, pori-pori jaringan tersebut akan mengerut, dan akibatnya daya 57

Perbandingan Metoda Pengeringan Terhadap Resorbsi ISSN 2087-5665 Amnion Dalam Larutan Simulated Body Fluid (SBF) serapnya akan lebih kecil. Sedangkan untuk amnion hasil liofilisasi struktur jaringannya hampir mirip dengan jaringan yang masih segar, bila amnion liofilisasi direndam dalam air, air akan masuk ke dalam kisi-kisi jaringan., semakin banyak air yang terserap akan semakin tinggi kemampuan larutan SBF memdegradasi amnion. Jadi metode pengeringan berpengaruh terhadap resorbsi amnion dalam larutan SBF. KESIMPULAN Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa: Resorbsi membran amnion liofilisasi lebih besar daripada amnion kering udara (air dried) dalam larutan SBF. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Ir.Basril Abbas yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA 1. ABBAS, B, HILMY, N, dan HARDININGSIH, L. Kombinasi Perlakuan Iradiasi dan zat kimia untuk meningkatkan sifat-sifat Fisika Jaringan Amnion. Risalah Pertemuan Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN (1992) 54-62. 2. ISO 11137-1:2006 Sterilization of health products Radiation Part 1: Requirements for the development, validation and routine control of a sterilization process for medical devices. 3. ABBAS, B and HILMY N. Daya Hambat Amnion Liofilisasi Radiasi terhadap Pertumbuhan beberapa Mikroba Patogen. Risalah Pertemuan Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN, 13-15 Desember (1994) 121-127. 4. PRABASAWAT,P, BARTON, K, BURKETT, G, and TSENG, SC. Comparison of Conjungtival Autografts, Amniotic Membrane Grafts, and Primary Closure for Pterygium Excision. Ophthalmology. 1046 974 985 (1997). 5. ANONYMOUS. Multi- Media Distance Learning Package on Tissue Banking Modul 5, Procesing. National University of Singapore, IAEA/NUS Regional Training Centre, Singapore (1997). 58