BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan

BAB I PENDAHULUAN. Target Milleneum Development Goals (MDGs) sampai dengan tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Ada banyak penyebab dari terganggunya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Prevalensi global berat badan lahir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Di tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke-4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Saat ini merokok dianggap sebagai suatu perilaku yang permisif dan juga

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi bayi sehat adalah indikator penentu kesehatan nasional di suatu

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN

berbahaya yang terkandung di dalam rokok, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ).

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang di dunia. Perokok tidak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek.

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asapnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotinia. nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

KARAKTERISTIK KEBIASAAN MEROKOK PADA PASIEN LAKI-LAKI PENDERITA HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dewasa normal bervariasi antara 4-10 jam sehari dan rata-rata berkisar antara

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

SALINAN BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

I. PENDAHULUAN. individu yang sering dimulai saat remaja dan berlanjut hingga dewasa yang

PENGARUH ROKOK TERHADAP BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RSUD BANJARBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan rokok akan membunuh 1 miliar orang sepanjang abad ke-21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dua pertiganya berada di negara berkembang.paling sedikit satu dari empat orang

Transkripsi:

5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Paparan Asap Rokok Asap rokok mengandung sekitar 4.000 zat kimia seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), asam sianida (HCN), amonia (NH4OH), acrolein, acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene, methanol, coumarin, etilkatehol-4, dan ortokresol. Selain komponen gas ada komponen padat atau partikel yang terdiri dari nikotin dan tar (TSCS, 2008). Karbon Monoksida (CO) merupakan gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen. Selain itu akibat karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok bagi ibu hamil (perokok pasif) karena suami merokok, dapat mengurangi kerja haemoglobin yang seharusnya mengikat oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Nikotin merupakan zat utama dalam daun tembakau. Zat ini adalah alkaloid beracun yang merupakan senyawa organik dan terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen dan oksigen (Wang, 2001). Nikotin dapat menyebabkan terjadinya kontraksi pembuluh darah yang berakibat terhambatnya aliran darah ke janin sehingga menghambat suplai zat makanan yang diperlukan janin. Secara umum perokok dapat dikategorikan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif (active smoker) adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Perokok pasif (passive smoker) adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa menghisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok (Pemprov Bali, 2011). Menghirup asap rokok orang lain

6 (perokok pasif) berbahaya bagi kesehatan. Asap aliran samping adalah asap rokok yang berasal dari ujung rokok yang terbakar, sedangkan asap aliran utama adalah asap rokok yang telah dihisap oleh perokok lalu kemudian dihembuskan kembali ke udara. Asap rokok orang lain (AROL) adalah asap yang keluar dari ujung rokok yang menyala atau produk tembakau lainnya, yang biasanya merupakan gabungan dengan asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok. Asap rokok terdiri dari asap utama (main stream) yang mengandung 25% kadar bahan berbahaya dan asap sampingan (side stream) yang mengandung 75% kadar bahan berbahaya. Perokok pasif mengisap 75% bahan berbahaya ditambah separuh dari asap yang dihembuskan keluar oleh perokok (WHO). Salah satu hasil penelitian menyebutkan kejadian paparan asap rokok di angkutan umum 87,2 %. Kejadian paparan asap rokok yang mengenai orang lain di tempat kerja 68,4 %.Sedangkan paparan asap rokok yang mengenai orang lain di rumah 61,6 %. Dari hasil survey dapat disimpulkan resiko paparan asap rokok di tempat umum masih sangat tinggi. Ini menunjukan masih perlunya sosialisasi aturan merokok di tempat umum, dan kesadaran akan pengaruh asap rokok yang dapat membawa resiko buruk bagi lingkungan terdekat (keluarga) bisa menjadi motivasi kepatuhan terhadap aturan merokok. Kejelasan aturan, serta kedisiplinan penerapan aturan juga dapat menekan resiko paparan asap rokok kepada perokok pasif (Sjaiful. dkk, 2013). 2.2 Dampak Paparan Asap Rokok Pada Kehamilan Paparan asap rokok dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada kesehatan, khususnya pada ibu hamil. Kejadian paparan asap rokok orang lain

7 menjadi masalah di seluruh dunia. Adapun bukti untuk efek racun dari merokok aktif pada kesuburan dan kehamilan, dalam sebuah penelitian hubungan antara paparan asap rokok orang lain, ibu yang terpapar paparan asap berakibat bayi lahir dengan berat lahir menurun telah cukup terdokumentasi dengan baik, baru-baru ini studi epidemiologi mulai memberikan bukti sugestif untuk menunda konsepsi, mengubah siklus menstruasi, keguguran dini (misalnya spontan aborsi), kelahiran prematur, dan cacat bawaan dalam kaitannya dengan paparan asap rokok orang lain (NIH, 2014). Perokok pasif merupakan salah satu risiko terjadinya Suddent Infant Deadth Syndrom. Bayi yang terpapar dengan kadar asap rokok dari ibu yang merokok lebih 20 batang sehari akan mengalami perubahan struktur nafas dimana terjadi penebalan dinding saluran nafas yang dapat menyebabkan penyempitan saluran nafas hebat dan mengakibatkan kematian mendadak (Rad Marssy, 2007). Ibu hamil yang terpapar oleh asap rokok orang lain, mempunyai risiko untuk melahirkan janin dengan berat badan lahir rendah. Karbon monoksida yang terkonsentrasi dalam darah janin, zat ini akan meracuni dan mengurangi jumlah oksigen yang dibawa ke dalam darah sehingga berat janin menjadi rendah. (Oktaviais, 2011 dalam Oktalili, 2013 ). Nikotin dalam rokok dapat menimbulkan kontraksi pada pembuluh darah sehingga aliran darah ke tali pusat jani menjadi berkurang sehingga distribusi zat-zat makanan dan oksigen berkurang yang bisa menyebabkan bayi lahir prematur (Amiruddin, 2006.Dalam asiyah, 2010). Dampak negatif rokok dan asapnya terhadap ibu hamil diantaranya ancaman persalinan prematur, ketuban pecah dini, ancaman lepasnya plasenta sebelum lahir, plasenta previa(oktaviais, 2011 dalam Oktalili, 2013 ).

8 2.3 Upaya Untuk Menghindari Paparan Asap Rokok Menurut Lawrence Green (1980) dalam (Notoatmodjo 2007), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, antara lain: 1. Faktor predisposisi (predisposing factor) Adalah faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi perilaku pada diri seseorang atau masyarakat yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. 2. Faktor pendukung (enabling factor) Adalah pemungkin yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya. 3. Faktor pendorong (reinforcing factor) Adalah penguat yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan untuk berperilaku sehat (Notoatmodjo, 2007). Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung, maupun secara tidak langsung. Pengukuran perilaku yang baik adalah secara langsung, yakni dengan pengamatan (observasi), yaitu mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatanya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan obyek tertentu (Notoatmodjo, 2005).

9 2.4 Pengetahuan Tentang Bahaya Paparan Asap Rokok Pengetahuan adalah merupakan suatu proses yang terjadi setelah seseorang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk memebentuk tindakan atau perilaku sseorang. Perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, seseorang harus terlebih dahulu tahu apa arti dan manfaat perilaku tersebut bagi dirinya dan di dalam diri orang tersebut akan terjadi suatu proses yang berurutan yaitu : a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui lebih dahulu terhadap stimulus (obyek). b. Interest (tertarik), yakni seseorang mulai tertarik kepada stimulus yang diinderanya. Pada tahap ini sikap subjek sudah mulai timbul. c. Evaluation (menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik. d. Trial (mencoba), dimana subyek mulai mencoba berperilaku atau melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adoption (menerima), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Sebuah penelitian menyebutkan salah satu faktor yang menyebabkan responden memulai merokok pada usia dini adalah kurangnya pengetahuan tentang dampak rokok bagi kesehatan (Sumarna, 2009). Penelitian tentang pemahaman masyarakat terhadap bahaya paparan asap rokok menyimpulkan dimana perokok pasif dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan yang setuju dengan pernyataan tersebut adalah 76,2%, yang tidak

10 setuju 7,83% dan yang tidak tahu adalah 15, 92%. Untuk pernyataan perokok pasif dapat menyebabkan sindrom kematian bayi mendadak 61,78% mengatakan setuju, 11,46% tidak setuju dan 26,75% mengatakan tidak tahu (BTCI, 2014). 2.5 Sikap Sikap adalah tanggapan atau persepsi seseorang terhadap apa yang diketahuinya. Jadi sikap tidak bisa langsung dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat ditafsirkan sebagai perilaku yang tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka (Notoadmojo, 2007). Penelitian Devita Rosalin menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja putra. Untuk menghindari paparan asap rokok ada 4 hal yang terlibat dalam tindakan tersebut yaitu kerentanan yang dirasakan terhadap suatu penyakit, keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima dan rintangan yang dialami dalam tindakannya untuk menghindari paparan asap rokok (Notoatmodjo, 2010). Perceived susceptibility atau kerentanan adalah suatu tindakan pencegahan terhadap suatu penyakit yang akan timbul bila seseorang telah merasakan bahwa ia atau keluarganya rentan terhadap penyakit tersebut. (Notoatmodjo, 2010). Perceived seriousness atau keseriusan yang dirasakan merupakan tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakit akan didorong pula oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap individu atau masyarakat (Notoatmodjo, 2010).

11 Perceived benefit and barier individu merasa dirinya rentan untuk penyakitpenyakit yang dianggap serius ia akan melakukan suatu tindakan tertentu.sebuah penelitian menyimpulkan bahwa tingginya persentase sikap positif ibu karena ibu sudah mengetahui bahwa asap rokok membahayakan kesehatannya (Anjani, 2011). Cues atau isyarat/ tanda-tanda untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan, kegawatan dan keuntungan tindakan.dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti informasi, pesan dari media, adanya nasehat dari keluarga dan teman (Notoadmodjo, 2010).