BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nisfa Rahadiani Sajdah, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pera Agustiyani Rahayu, 2013

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini sangat diperlukan, guna untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang modern ditandai dengan semakin majunya teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi terbatas oleh jarak dan waktu. Perkembangan ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas Pembangunan Pendidikan Nasional tahun sebagaimana telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Poppy Septiandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Swie Indarti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Widhi Anugrah Sukma Gemilang, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK. Pada kenyataannya dunia pendidikan di Indonesia masih belum

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahmad Wahyudi, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 8 Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang sekolah yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. hlm E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2010),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu kegiatan sosial antara peserta

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

2015 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS FILM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Siti Fatimah Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan untuk mengukur prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lingkungan pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF SSCS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurvita Dewi Susilawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. baik itu sosial, ekonomi, budaya, bisnis, bahkan pendidikan. Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Herlina, 2014

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

EKSPERIMENTASI ALAT PERAGA SIMETRI LIPAT DAN SIMETRI PUTAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON SISWA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita bangsa yang harus terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

(Pokok Bahasan Bangun Datar Kelas VII SMP Negeri I Baki Tahun Ajaran 2007/2008)

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan perwujudan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depan. Demikian halnya dengan Indonesia yang menaruh

I b M GURU MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan penelitian ilmu pendidikan mengisyaratkan bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesat. Perkembangan TIK dewasa ini juga ikut berdampak pada perkembangan pendidikan. Terlebih lagi, ketika KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) mulai diberlakukan di Indonesia, TIK menjadi salah satu mata pelajaran tambahan. (Munir, 2010:8) Pelajaran TIK kini dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Selain memberikan bekal ilmu kepada siswa, mata pelajaran TIK dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta meningkatkan mutu dan tujuan pendidikan. Munir dalam bukunya Kurikulum Berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (2010:181) menguraikan tujuan mempelajari TIK dalam pendidikan, antara lain : 1. Pada aspek kognitif dapat mengetahui, mengenal, atau memahami TIK. Meningkatkan pengetahuan dan minat siswa pada teknologi, serta meningkatkan kemampuan berfikir ilmiah sekaligus persiapan untuk pendidikan, dunia kerja, dan peran di masyarakat. 2. Pada aspek afektif dapat bersikap aktif, kreatif, apresiatif, dan mandiri dalam penggunaan TIK. 3. Pada asfek psikomotor, siswa dapat dapat terampil memanfaatkan TIK untuk proses pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hadi Margono (Wibawati, 2009:1), pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai 1

kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan dari tingkat dasar, menengah sampai perguruan tinggi. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki pengetahuan keterampilan dan sikap pelajar sebagai bentuk perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Perubahan ini biasanya dilakukan oleh pendidik dengan menggunakan beberapa metode untuk menunjang kegiatan belajar mengajar sehingga siswa aktif di dalamnya. Dalam melakukan proses pembelajaran, pendidik dapat memilih dan menggunakan beberapa metode mengajar. Metode mengajar banyak sekali jenisnya dan masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan suatu metode dapat ditutup dengan metode yang lain sehingga pendidik dapat menggunakan beberapa metode dalam melakukan proses pembelajaran. Menurut Sumadi Suryabrata (Wibawati, 2009:1), pemilihan suatu metode perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia, jumlah siswa, jenis atau jumlah mata pelajaran, fasilitas, dan kondisi siswa dalam pembelajaran serta hal-hal yang berkaitan dengan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Syatrul Iman (2011:3) : Proses pembelajaran di sekolah harus dilakukan dengan interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Oleh karena itu, jika proses pembelajaran TIK dilakukan dengan menyenangkan, menantang, memberikan inspiratif, interaktif, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, maka diharapkan nantinya dapat membentuk pemahaman konsep TIK yang baik pada diri siswa sehingga tujuan pembelajaran TIK sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir dengan pengembangan ilmu 2

pengetahuan dan teknologi guna memecahkan masalah di dalam kehidupan seharihari dapat tercapai. Namun pada kenyataannya, dalam proses pembelajaran TIK yang seharusnya konsep-konsep ditemukan dan diolah oleh siswa melalui pemberian pengalaman oleh pendidik ternyata tidak banyak dialami siswa, terlebih lagi siswa sekolah dasar yang masih dalam proses perkembangan pembentukan daya pikir. Dalam perkembangannya, anak-anak merupakan sumber daya manusia yang dipandang sebagai masa keemasan sekaligus periode yang sangat kritis dalam tahap perkembangan manusia. Pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak sangat menentukan kualitas manusia pada tahap berikutnya. Dengan demikian pengembangan anak-anak merupakan investasi sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia, pendidikan anak harus dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Berbagai kemampuan yang teraktualisasikan beranjak dari berfungsinya otak anak. Oleh karena itu, dalam upaya pendidikan anak, baik pendidik maupun orang tua dalam mengarahkan belajar anak perlu memperhatikan masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan psikologis, perkembangan inteligensi, emosional dan motivasi, serta pengembangan kreativitas anak. Pembelajaran komputer pada anak sekolah dasar biasanya masih terbatas kepada pengenalan bentuk-bentuk CPU, Monitor, dan Infokus sebagai alat untuk belajar, dan tidak sedikit sekolah yang memperkenalkan komputer hanya melalui buku saja. Akan tetapi, mengingat adanya keberagaman karakteristik sasaran pendidikan dan proses belajar mengajar yang dilakukan, maka semua karakteristik harus dibangun menjadi satu kesatuan yang utuh untuk memenuhi kebutuhan siswa. Pendidik bertanggung jawab terhadap pengaturan proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengarahkan penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan. Maka, pendidik dan siswa dituntut dapat menguasai aplikasi penggunaan 3

software komputer yang secara realita memang dapat membantu siswa belajar dan bermain dengan komputer yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan jenis kompetensi yang hendak dikembangkan dengan bimbingan dari orang tua ataupun pendidik. Menurut Edgar Dale dan Peter Shea (Munir, 2010:67), pengalaman belajar seseorang 10% diperoleh dari membaca, 20% dari mendengarkan, 30% dari apa yang kita lihat, dan 50% dari melihat dan mendengarkan, 70% dari apa yang kita katakan atau diskusikan, 90% dari apa yang siswa menjalani pembelajaran dengan mengatakan dan melakukan. Jacobs dan Schade (Munir, 2010: 232) melakukan penelitian dan menunjukan hasilnya bahwa daya ingat seseorang yang hanya membaca hanya 1%, daya ingat ini dapat ditingkatkan hingga 30% dengan bantuan media lain, dan daya ingat akan semakin meningkat dengan penggunaan multimedia 3D secara efisien dan efektif dengan kurikulum pembelajaran yang dirancang 4 secara sistematik, komunikatif, daninteraktif sepanjang proses pembelajaran. Untuk itu, baik pendidik maupun siswa harus dapat memilih aplikasi yang dapat membantu mengembangkan pemahaman anak mengenai fungsi TIK pada kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal-hal diatas maka sangat perlu diupayakan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman TIK pada siswa SD sekaligus dapat menghadirkan dan diamati siswa dalam kehidupannya sehari-hari untuk membangun pemahaman dan kemampuan berpikir pada siswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu model pembelajaran yang dianggap dapat membantu meningkatkan pemahaman TIK pada siswa adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh Novick Shimson yang dikenal dengan model pembelajaran Novick. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, akan dibantu dengan menggunakan multimedia pembelajaran. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran ini sangat penting karena untuk menambah daya tarik siswa untuk mempelajari TIK dan menganggap TIK itu menyenangkan. Selain itu, penggunaan multimedia dalam pembelajaran ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Oleh karena itu,

peneliti akan mengangkat judul penelitian Penerapan Model Pembelajaran Novick Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Pemahaman Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pada. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah gambaran umum mengenai ruang lingkup dan pembatasan bidang penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan beberapa rumusan masalah diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman awal antara siswa yang diberikan model pembelajaran novick dengan siswa yang diberikan pembelajaran konvensional? 2. Apakah peningkatan pemahaman siswa yang diberikan model pembelajaran novick lebih tinggi daripada siswa yang diberikan pembelajaran konvensional? 3. Bagaimanakah peningkatan pemahaman siswa secara keseluruhan setelah diterapkan model pembelajaran novick berbantuan multimedia? C. Tujuan Penelitian Tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk mengatahui secara jelas tentang Penerapan model pembelajaran novick berbantuan multimedia untuk meningkatkan pemahaman teknologi informasi dan komunikasi pada siswa sekolah dasar yang diukur dari nilai pre test dan post test. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan awal antara siswa yang diberikan model pembelajaran novick dengan siswa yang diberikan pembelajaran konvensional 2. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa yang diberikan model pembelajaran novick, jika dibandingkan dengan siswa yang diberikan pembelajaran konvensional. 3. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa secara keseluruhan setelah diterapkan model pembelajaran novick berbantuan multimedia. 5

D. Manfaat Penelitian Apabila tujuan penelitian yang diharapkan peneliti dapat tercapai, maka manfaat yang akan didapatkan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk pendidik Penelitian ini dapat memberikan sumbangsih solusi atas permasalahan pembelajaran TIK yang kadang dialami oleh pendidik selama kegiatan belajar mengajar. 2. Untuk Peneliti Dengan melakukan penelitian ini akan menambah wawasan peneliti untuk lebih kreatif dalam menerapkan metode pembelajaran terutama penerapan model pembelajaran novick terhadap pemahaman siswa. 3. Untuk Siswa Membantu memotivasi anak untuk mengenal dan belajar sambil bermain komputer, dengan menggunakan metode pembelajaran novick berbantuan multimedia. 4. Untuk Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengkaji permasalahan terkait secara lebih mendalam berkenaan dengan pengembangan model pembelajaran novick. E. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan dalam penelitian yang harus dibuktikan kebenarannya. Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini, hipotesis yang dapat ditetapkan adalah bahwa model pembelajaran 6

novick dapat meningkatkan pemahaman siswa daripada metode pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, variabel yang digunakan terbagi menjadi 2 yaitu : a. Variabel Bebas : Model Pembelajaran Novick Berantuan Multimedia b. Variabel Terikat : Pemahaman Siswa F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah atau pengertian yang terdapat dalam penelitian ini, maka dipandang sangatlah perlu untuk menjabarkan istilah-istilah yang terdapat dalam variabel terkait. Definisi operasional penelitian adalah batasan pengertian yang dibuat oleh peneliti terhadap variabel penelitian sehingga diharapkan terdapat suatu kejelasan pemahaman terhadap konsep atau pengertian yang ada dalam penelitian. Adapun beberapa definisi operasional yang akan diuraikan adalah sebagai berikut : 1. Teknologi Informasi dan Komunikasi Menurut Munir (2010:8), TIK adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. 2. Model Pembelajaran Menurut Akhmad Sudrajat (2008), Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. 3. Model Pembelajaran Novick Model pembelajaran novick adalah salah satu model pembelajaran yang berawal dari konsep belajar sebagai perubahan konseptual yang dikembangkan dari pendekatan konstruktivisme. 7

4. Konstruktivisme Pendekatan pembelajaran yang menugaskan siswa untuk membaca, mengamati, bereksperimen, atau tanya jawab kemudian hasilnya, siswa mengkonstruksi pengetahuannya dalam struktur kognitif, dengan miskonsepsi atau keliru konsep yang dikonstruksinya. 5. Multimedia Thompson (Munir, 2010:233), multimedia adalah suatu sistem yang menggabungkan gambar, video, animasi, suara secara interaktif. dan pembelajaran dapat tersampaikan. 6. Pemahaman Pemahaman dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk mengetahui dan mengerti tentang ide, gagasan, dan objek-objek suatu proses atau peristiwa yang telah digambarkan. 7. Metode konvensional Pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan di sekolah tempat penelitian. 8