BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoyoso

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (1) analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak

BAB III METODE PENELITIAN. Ratu Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.. Subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang harus dihadapi guru. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan dengan dibantu oleh guru mitra yang bertugas sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action rescarch (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yang dirangkai menjadi satu yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini berkolaborasi dengan guru kelas IV SDN 3 Gayau Sakti. 3.2 Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Gayau Sakti. 2. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012. 3.3 Subjek Penelitian Adapun subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SDN 3 Gayau Sakti dengan jumlah 16 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh peneliti dikumpulkan berdasarkan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah: 3.4.1 Panduan Observasi

Lembar panduan observasi, instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas.panduan observasi berupa lembar instrumen aktivitas guru dan instrumen aktivitas siswa. Pengisian lembar instrumen aktivitas guru ini dilakukan dengan cara mengamati seluruh kinerja guru pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dan mengisi kolom-kolom yang telah tersedia pada lembar instrument aktivitas guru sesuai dengan situasi nyata. Sedangkan pengisian lembar instrumen aktivitas siswa dilakukan dengan cara mengamati seluruh kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan mengisi kolom-kolom yang telah tersedia pada lembar instrument aktivitas siswa sesuai dengan situasi nyata. 3.4.2 Tes Pengumpulan data dengan metode tes ini dilakukan dengan mengadakan tes tertulis. Tes tertulis berupa soal-soal latihan yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Jawaban tes diberi skor sesuai dengan bobot nilai pada tiap soal, yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Connected dengan menggunakan media grafis. 3.5 Teknik Analisis Data Penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang berkaitan dengan aktivitas siswa dan guru. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa. 1. Analisis aktivitas belajar siswa dan guru Digunakan untuk menganalisis aktivitas belajar siswa, serta menganalisis kinerja guru dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

Presentase aktivitas belajar setiap siswa dan guru diperoleh dengan rumus: NP = R SM X 100 Keterangan: NP R SM = Nilai persen yang dicari atau diharapkan = Skor mentah yang diperoleh siswa = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap Diadopsi dari Purwanto (2009: 102). Tabel 2. Klasifikasi Aktivitas Siswa Presentase Tingkat Aktivitas Belajar Siswa > 75,6% Aktif 59,4% - 75,5% Cukup Aktif <59,4% Kurang Aktif Adaptasi dari Memes dalam Suherman (2007: 30) 2. Analisis hasil belajar siswa Data kuantitatif merupakan data dari hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus I, siklus II dan siklus III. Data kuantitatif penelitian ini diperoleh menggunakan rubrik penilaian dengan rumus sebagai berikut: a. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara individual digunakan rumus: Skor akhir = jumlah skor yang didapat jumlah skor maksimal 100 Selanjutnya, nilai rata-rata hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus rata-rata hitung sebagai berikut. X = n x

Keterangan: X = Nilai rata-rata yang dicari x = jumlah nilai n = Jumlah aspek yang dinilai Diadopsi dari Muncarno (2009: 15) b. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut: P = siswa yang tuntas belajar siswa X 100% Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya, sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran (Aqib,dkk 2009: 41). Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam % Tingkat Keberhasilan (%) Arti > 80% Sangat tinggi (Sumber: Aqib, dkk 2009: 41) 60-79% Tinggi 40-59% Sedang 20-39% Rendah <20% Sangat rendah c. Uji Hipotesis untuk menentukan peningkatan secara signifikan hasil belajar menggunakan rumus, yaitu t = Md Σxd2 N (N 1)

Keterangan: Md xd xd 2 = mean dari gain (d) = deviasi masing-masing subyek (d - Md) = jumlah kuadrat deviasi d.b = ditentukan dengan N-1 Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding t-tabel dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika t hitung > t Tabel H0 ditolak; H1 diterima; dan b. Jika t hitung < t Tabel H0 diterima; H1 ditolak. (sumber: Muncarno, 2008: 26) 3.6 Indikator Keberhasilan Tindakan Penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected dikatakan berhasil jika: a. Persentase siswa aktif meningkat setiap siklusnya. b. Adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa setiap siklusnya. c. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal > 75%. 3.7 Urutan Penelitian Tindakan Kelas Penelitian merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian yang akan ditempuh adalah bentuk proses pengkajian berdaur siklus, empat langkah utama dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi

(Kusumah, dkk. 2009: 26). Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan di kelas IV semester genap. Berikut bagan tahapan daur siklus dalam penelitian tindakan kelas. Perencanaan Refleksi Refleksi SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan dst. Pelaksanaan Perencanaan Gambar 1. Bagan Siklus PTK (Sumber: Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta). 1) Siklus I a) Perencanaan (planning) Pada tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Pada siklus pertama, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected dan media grafis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. 2. Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected dan media grafis. 3. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP), bahan ajar, LKS, dan media pembelajaran yaitu media grafis.

4. Menyiapkan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal-soal beserta penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi. b) Pelaksanaan Tindakan Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected dan media grafis pada siklus I sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebagai berikut: 1. Merancang kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected dan media grafis. 2. Guru penyampaian tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang akan dicapai oleh setiap siswa. 3. Guru melakukan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan. 4. Guru memberikan pre-tes setelah menyampaikan materi pembelajaran untuk mengetahui pemahaman awal siswa. 5. Dengan tanya jawab guru mengecek kemampuan prasyarat siswa. 6. Sebelum siswa bekerja dengan lembar kerja, guru melakukan serangkaian peragaan dengan menggunakan media grafis mengenai arti pecahan dan urutannya. 7. Sebelum siswa bekerja dengan lembar kerja, guru melakukan serangkaian peragaan dengan menggunakan media grafis. 8. Guru menginformasikan pengelompokan siswa dimana setiap kelompok terdiri atas 4 siswa. 9. Guru membagikan bahan-bahan diskusi kelompok pada setiap kelompok untuk dikerjakan anggota setiap kelompok tentang materi pembelajaran yang sudah diberikan guru untuk didiskusikan bersama-sama dan saling membantu antar

anggota lain dalam kelompoknya. Guru memotivasi, menfasilitasi kerja siswa, membantu siswa yang mengalami kesulitan, dan mengamati kerjasama tiap anggota dalam kelompok belajar. 10. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan guru bertindak sebagai fasilitator. 11. Guru memberikan tes (tes akhir) pada setiap siswa secara individual. 12. Guru merefleksi dengan cara menunjuk siswa secara acak untuk mengkomunikasikan pengalamannya selama diskusi kelompok dan selama menyelesaikan tes secara individual. c) Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi tentang aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan dan aktivitas siswa untuk melihat peningkatan kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas. d) Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Analisis aktivitas siswa meliputi sejauh mana siswa mengikuti pembelajaran dan sejauh mana siswa antusias terhadap kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected dan media grafis. analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menetukan rata-rata nilai kelas. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. 2) Siklus II

Materi yang diajarkan pada siklus II adalah penjumlahan bilangan Pecahan. Pelaksanaan pada siklus II dilakukan setelah merefleksikan siklus I. Hasil pembelajaran pada siklus II diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus I. a) Perencanaan: pada tahap ini untuk siklus II kegiatan awal yang dilakukan sama dengan siklus I, kemudian pada siklus II akan dilakukan perbaikan dari kekurangan-kekurangan yang dialami pada siklus I. b) Pelaksanaan: pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat. c) Observasi: kegiatan observasi siklus II dilakukan sama dengan siklus I d) Refleksi: pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk mengkaji proses pembelajaran oleh guru dan mengkaji aktivitas dan hasil belajar siswa, sebagai pedoman untuk membuat rencana tindakan pembelajaran pada siklus berikutnya. 3) Siklus III Materi yang diajarkan pada siklus III adalah pengurangan bilangan Pecahan. Pelaksanaan pada siklus III dilakukan setelah merefleksikan siklus II. Hasil pembelajaran pada siklus III diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus II. a) Perencanaan: pada tahap ini untuk siklus III kegiatan awal yang dilakukan sama dengan siklus II, kemudian pada siklus III akan dilakukan perbaikan dari kekurangankekurangan yang dialami pada siklus II. b) Pelaksanaan: pelaksanaan siklus III sama dengan siklus II disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat. c) Observasi: kegiatan observasi siklus III dilakukan sama dengan siklus II. d) Refleksi: pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk mengkaji proses pembelajaran oleh guru dan mengkaji aktivitas dan hasil belajar siswa. Kemudian data dianalisis dan disusun dalam laporan penelitian tindakan kelas.