kemanusiaan, nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai kebudayaan dan meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

Sastra selalu melibatkan pikiran pada kehidupan sosial, moral, psikologi,

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

PENDAHULUAN. Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra. dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Karya sastra tidak mungkin tercipta jika para penulis tidak mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah dulce at utile. Menyenangkan dapat dikaitkan dengan aspek hiburan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan

I. PENDAHULUAN. Kesusastraan sebagai hasil seni bahasa merupakan hal yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya sastra, seorang penulis langsung menggambarkan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas beberapa suku bangsa, masing-masing suku

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia atau yang diciptakan oleh manusia dengan menggunakan bahasa untuk menghasilkan nilai estetika. Dalam hal ini, pengarang menciptakan karya sastra tidak semata-mata mengukir nilai estetika melainkan untuk menghasilkan suatu pesan atau nilai-nilai kebaikan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Karya sastra terbagi menjadi dua suku kata, yaitu karya dan sastra. Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia berupa karya fiksi atau karya non fiksi, sedangkan sastra merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia dengan menggunakan bahasa sebagai media penyampaian baik secara tertulis atau pun secara tidak tertulis yang bersifat imajinasi, bernilai estetis dan logis yang mengandung pesan-pesan dan nilainilai kebaikan. Dalam kesusastraan, kegiatan mengindahkan, menghargai dan menilai suatu karya sastra merupakan perwujudan dari apresiasi sastra. Apresiasi sastra merupakan suatu penilaian terhadap suatu karya sastra baik penilaian bersifat positif atau pun penilaian bersifat negatif, apresiasi dapat berupa kritikan, pujian dan saran. Pada penglihatan saat ini, sastra merupakan cerminan tentang kehidupan yang diciptakan oleh pengarang mengenai pengalaman hidup dan pandangan hidup yang di dalamnya mengandung pesan-pesan dan nilai-nilai kebaikan. Dalam proses kegiatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, materi mengenai kebahasaan lebih banyak dibandingkan dengan materi mengenai kesusastraan. Hal ini dapat menjadi kendala bagi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sastra yang dapat mengangkat nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai kebudayaan dan meningkatkan

pemahaman peserta didik dalam mengapresiasi karya sastra. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang materinya berhubungan dengan sastra,

3 dalam pembelajaran sastra, peserta didik akan disuguhkan dengan keindahan baik dari segi isi atau pun dari segi bahasa yang diciptakan dalam bentuk karya sastra. Pada proses kegiatan pembelajaran sastra, peserta didik kurang memahami materi mengenai kesusastraan, hal ini disebabkan oleh seorang pendidik yang tidak begitu menguasi materi mengenai kesusastraan. Dalam hal ini, seorang pendidik harus mampu menguasai materi mengenai kesusastraan dan mampu mengembangkan bahan pembelajaran sastra. Pada penglihatan saat ini, seorang pendidik memiliki keterbatasan dalam mengembangkan bahan pembelajaran sastra yang hanya mengacu pada bahan pembelajaran yang telah disediakan, sehingga hal ini dapat mempengaruhi ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran kesusastraan. Dalam hal ini, peserta didik dituntut untuk mampu menggauli karya sastra dengan sungguhsungguh, mampu memahami unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah karya sastra sehingga mampu menumbuhkan pengertian, penghargaan serta kepekaan pemikiran dan perasaan terhadap karya sastra itu sendiri. Karya sastra yang dihadirkan dapat berupa novel, cerpen, drama, puisi dan lain-lain yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kemanusiaan, nilai- nilai pendidikan, nilai-nilai budaya yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia. Dari sekian jenis karya sastra, cerpen merupakan jenis karya sastra yang dapat dijadikan sarana untuk proses kegiatan pembelajaran di sekolah, khususnya proses kegiatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Pada penglihatan saat ini, cerpen sudah mulai kurang diperhatikan oleh pendidik atau pun oleh peserta didik. Kedudukan cerpen sudah mulai tergeser dengan hadirnya sebuah novel, sebuah puisi, sebuah pementasan drama dan lain- lain. Terlepas dari hal itu, cerpen merupakan karangan pendek yang berbentuk prosa, sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh permasalahan, peristiwa dan pengalaman. Cerpen merupakan salah satu sumber bacaan yang banyak disenangi, karena cerpen cenderung lebih pendek dan mudah dipahami oleh pembaca. Selain cenderung dengan cerita pendek

4 dan mudah dipahami, cerpen merupakan salah satu karya sastra yang cukup luas perkembangan di masyarakatnya, sehingga cerpen banyak diterbitkan di surat kabar atau majalah-majalah yang menyediakan rubrik cerpen. Cerpen termasuk salah satu karya sastra yang lebih banyak berbicara mengenai nilai-nilai dan etika, sehingga sastra menjadi cerminan hidup bagi masyarakat untuk menciptakan manusia yang lebih baik. Dengan demikian, peneliti ingin menghadirkan kembali cerpen sebagai salah satu sarana dalam menunjang kegiatan pembelajaran sastra di sekolah menengah atas atau SMA. Penulis tertarik dengan cerpen terbitan Kompas tahun 2012, hal ini dikarenakan dari cerpen terbitan Kompas tahun 2012 dapat menggambarkan peristiwa serta gambaran imajinasi pengarang baik dalam bentuk struktur atau pun dalam bentuk nilai-nilai pendidikannya. Peneliti berharap melalui cerpen peserta didik akan tertarik kembali, sehingga ketertarikan peserta didik terhadap cerpen dapat membangkitkan kembali kedudukan cerpen dalam proses kegiatan pembelajaran sastra di sekolah. Cerpen Kompas diterbitkan dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk surat kabar dan dalam bentuk buku. Cerpen dalam bentuk surat kabar memuat keseluruhan cerpen-cerpen yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 2012, sedangkan cerpen dalam bentuk buku memuat sebagian cerpen-cerpen yang diunggulkan oleh Kompas pada tahun 2012. Cerpen yang dimuat dalam bentuk buku merupakan cerpen unggulan yang sebelumnya dilakukan penjurian untuk menentukan cerpen-cerpen tersebut sebagai cerpen-cerpen unggulan. Cerpen Kompas merupakan sebuah bacaan yang mudah dipahami oleh pembacanya, isi dari cerpen Kompas lebih pada kenyataan yang terjadi pada masyarakat sekarang ini, hal ini dapat dijadikan pedoman dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai pendidikan dan nilai-nilai budaya terhadap peserta didik. Selain itu, cerpen Kompas tidak sulit didapatkan, karena cerpen Kompas dimuat dalam bentuk surat kabar Kompas dan dalam bentuk buku. Cakupan cerpen Kompas ini sangat luas, karena surat kabar Kompas merupakan surat kabar Nasional. Hal ini akan memudahkan

5 penulis bahwa cerpen terbitan Kompas ini sangat mudah diterima di masyarakat luas. Cerpen yang dimuat dalam surat kabar Kompas tahun 2012 merupakan cerpen yang didalamnya terdapat gambaran mengenai perilaku masyarakat yang sudah mengamali pergesaran moral yang berdampak pada kepribadian masyarakat sekarang ini. Cerpen Kompas yang diterbitkan telah memenuhi sarat pokok sebagai cerita pendek yang sangat baik dengan dilakukannya penjurian oleh para ahli sastra. Cerpen Kompas tahun 2012 lebih menggambarkan potret bangsa Indonesia yang heterogen, unik serta problematik. Potret ini merupakan sekrup kecil dari sebuah mesin raksasa yang bernama Indonesia. Dari cerpen Kompas tahun 2012, pembaca mendapatkan cerminan dari kehidupan bangsa Indonesia baik mengenai keagamaan, kemasyarakatan, pergaulan dan sikap. Sehingga hal ini dapat menjadi pedoman bagi masyarakat, khususnya peserta didik dalam memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen tersebut. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari beberapa suku bangsa, bahasa, budaya dan agama, hal ini dapat memperkaya Indonesia sebagai bangsa yang beragam. Keberagaman Indonesia terkadang memicu permasalahan yang berbau suku, bahasa, budaya dan agama, hal ini mengakibatkan adanya perpecahan antara suku bangsa Indonesia. Permasalahan yang terjadi pada masyarakat sekarang merupakan permasalahan yang berkaitan dengan moral seseorang, moral masyarakat pada saat ini telah mengalami pergeseraan yang luar biasa sehingga mengakibatkan sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Pergeseran moral dapat dipicu oleh berbagai hal salah satunya dipicu oleh perkembangan teknologi dan perkembangan budaya. Dalam dunia pendidikan saat ini, masyarakat dikejutkan dengan perilaku peserta didik yang menyimpang dari nilai-nilai pendidikan. Nilai pendidikan merupakan suatu nilai yang diyakini kebenarannya dan mendorongnya untuk berbuat lebih baik di dalam kehidupannya dan

6 masyarakatnya. Nilai pendidikan merupakan nilai penting dalam membentuk karakter peserta didik dalam berperilaku, apa yang dilakukan oleh peserta didik berdasarkan atas nilai-nilai pendidikan. Pendidikan saat ini lebih memperhatikan nilai-nilai kecerdasan dibandingkan dengan nilai-nilai pendidikan, hal ini dapat mempengaruhi proses pembentukan karakter peserta didik dalam berperilaku. Seorang pendidik wajib menanamkan dengan kuat nilai-nilai pendidikan dalam diri peserta didik, supaya peserta didik dapat membatasi perilaku-perilaku yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Seorang pendidik dapat dikatakan berhasil apabila seorang pendidik mampu mendidik anak didiknya menjadi manusia yang cerdas dan berkarakter baik. Lembaga pendidikan merupakan tempat untuk mendidik dan membekali peserta didik dengan pengetahuan serta membentuk kepribadian perserta didik dengan baik. Berdasarkan pada kenyataan yang ada, seiring dengan perkembangan kemampuan peserta didik permasalahan dalam dunia pendidikan sering muncul, hal ini dipengaruhi oleh perkembangan peningkatan kemampuan peserta didik, baik dilihat dari situasi, kondisi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, tidak sedikit peserta didik yang melakukan perkelahian baik antar sekolah atau pun antar peserta didik, kekerasan yang dilakukan oleh senior peserta didik terhadap junior peserta didik, pergaulan peserta didik yang semakin hari semakin bebas seolah-olah perilaku peserta didik tidak terikat oleh peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku. Hal ini membuktikan bahwa kepribadiaan peserta didik sudah banyak dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat menyimpang dari peraturanperaturan dan norma-norma yang berlaku baik di sekolah atau pun di masyarakat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karena itu, perlu adanya pengawasaan terhadap penggunaan teknologi dari berbagai pihak untuk menuntun peserta didik untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

7 Pendidik merupakan orang utama dalam mendidik dan membekali peserta didik dalam mengembangankan pengetahuan dan membentuk kepribadian peserta didik dengan baik. Sagala (2009 hlm 6) berpendapat bahwa pendidik merupakan orang yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses kegiatan pembelajaran, menilai hasil kegiatan pembelajaran, melakukan bimbingan terhadap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, melakukan pelatihan terhadap peserta didik untuk melihat pemahaman peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran dan melakukan pengkajian serta membuka komunikasi dengan masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendidik dan membekali peserta didik dengan pengetahuan-pengetahuan dan nilai-nilai pendidikan untuk membentuk kepribadiaan peserta didik dengan baik. Dengan demikian, sebagai pendidik harus mampu menjadikan peserta didik sebagai manusia yang berpengetahuan luas dan berahlak mulia. Dengan demikian pendidik berkewajiban melaksanakan proses kegiatan pembelajaran dengan menanamkan nilai-nilai pendidikan, hal ini dapat membantu mengurangi perilaku peserta didik yang kurang baik. Dengan proses kegiatan pembelajaran dapat menjalin kerja sama antara pendidik dengan peserta didik sehingga dapat mencapai nilai-nilai kecerdasan atau pun mencapai nilai-nilai pendidikan yang sesuai dengan harapan. Kreativitas seorang pendidik sangat berperan penting dalam proses kegiatan pembelajaran, sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran-pembalajaran yang diikutinya, khususnya dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu seorang pendidik harus mampu mengembangkan bahan kegiatan pembelajaran, model dan metode pembelajaran serta harus mampu menguasai materi yang akan diajarkan. Dalam penelitian ini, permasalahan yang diangkat adalah mengenai struktur cerpen berupa unsur instrinsik dan nilai-nilai pendidikan dalam sebuah karya sastra sehingga hasil penelitiannya dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat khususnya bagi peserta didik dalam membentuk kepribadian

8 dengan lebih baik yang tercermin dalam karya sastra tersebut. Selain itu, hasil penelitiannya dapat dijadikan sebagai bahan kegiatan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah. Penelitian terhadap cerpen Kompas tahun 2012 sebagai salah satu kekayaan dari hasil karya sastra yang diciptakan oleh pengarangpengarang yang mencurahkan segala rasanya mengenai kehidupan yang terjadi saat ini ke dalam sebuah cerita pendek, sehingga dalam cerita pendek tersebut terdapat nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman hidup bagi masyarakat terutama bagi peserta didik dalam membentuk karakter peserta didik itu sendiri. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam karya sastra merupakan salah satu hal penting dalam pembelajaran sastra. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam cerpen Kompas tahun 2012 dapat memberikan pemahaman yang mendalam bagi peserta didik dan dapat membantu peserta didik dalam membentuk karakter peserta didik yang dituangkan dalam sebuah cerpen sehingga dapat menjadi pedoman hidup. Penelitian yang berkaitan dengan struktur dan nilai-nilai pendidikan dalam cerpen Kompas tahun 2012 belum pernah dilakukan, sehingga hal ini menarik peneliti untuk melakukan penelitian. Akan tetapi penelitian yang berkaitan dengan struktur dan nilai-nilai pendidikan sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu bernama Sutaji, dengan judul tesis yaitu Struktur dan Nilai-Nilai Pendidikan Drama Tradisional Besutan dan Model Bahan Pembelajaran Sastra di Madrasah Aliyah Negeri Jombang. Berdasarkan itu lah peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap cerpen Kompas tahun 2012. Cerpen ini dihadirkan sebagai sarana untuk mencoba mengembangkan bahan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah melalui analisis struktur cerita pendek dan analisis nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya. Hasil dari analisis ini dapat dijadikan cerminan untuk pendidik bahwa menganalisis sebuah karya sastra dapat membantu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam ilmu kesusastraan. Analisis struktur dari sebuah cerpen Kompas tahun 2012 sangat penting dilakukan, hal ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam untuk peserta didik

9 mengenai struktur cerpen berupa unsur intrinsik cerpen serta dapat memberikan pemahaman mengenai nilai-nilai pendidikan sehingga dapat dijadikan pedoman untuk peserta didik dalam membentuk karakter peserta didik itu sendiri. Secara umum, karya fiksi memiliki unsur yang membangun dari dalam karya fiksi itu sendiri. Cerpen Kompas tahun 2012 ini merupakan gambaran dari kehidupan bangsa Indonesia pada saat ini, sehingga peserta didik dapat memberikan penilaian pada dirinya dalam berperilaku. Dari uraian di atas, maka penulis akan mencoba menganalisis secara deskriptif mengenai permasalahan yang terdapat dalam cerpen Kompas tahun 2012 dilihat dari segi struktur dan dilihat dari segi nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya. Hasil analisis ini dapat menjadi pedoman serta memberikan pengetahuan baru bagi ilmu kesusasteraan. 1.2 Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka yang menjadi batasan masalah penelitian adalah pemahaman struktur, nilai-nilai pendidikan dalam cerpen harian Kompas tahun 2012 dan penerepan hasilnya untuk penyusunan bahan pembelajaran apresiasi sastra di SMA. 1.3 Identifikasi Masalah Perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai pendidikan yang terjadi pada saat ini dimulai dari kurangnya menanamkan nilai-nilai pendidikan di lingkungan peserta didik dan pengaruh akan situasi dan kondisi peserta didik serta pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik mudah terpengaruhi oleh dunia luar. Pihak sekolah kurang mengoptimalkan atau kurang menanamkan nilai-nilai pendidikan. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab dari perilaku yang meyimpang dari nilai-nilai pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang berperan dalam rangka membangun karakter peserta didik dalam berperilaku, bahan ajar yang disusun dapat dilengkapi dengan nilai-nilai pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipaparkan permasalahan yang teridentifikasi, diantaranya sebagai berikut.

10 1. Pendidik kurang mampu menguasi materi mengenai pembelajaran sastra. 2. Pendidik memiliki keterbatasan dalam mengembangkan bahan pembelajaran khususnya dalam bahan pembelajaran sastra. 3. Peserta didik kurang memahami materi mengenai pembelajaran sastra. 4. Proses kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia lebih menitik beratkan pada pembelajaran bahasa dibandingkan dengan pembelajaran kesusasteraan. 5. Peserta didik kurang begitu tertarik dengan pembelajaran kesusastraan. 6. Pendidik lebih memfokuskan pada nilai-nilai kecerdasan dibandingkan dengan nilai-nilai pendidikan. 7. Peserta didik kurang menanamkan nilai-nilai pendidikan dalam diri peserta didik sendiri. 8. Peserta didik kurang memahami bahwa pembelajaran sastra sangat tidak mudah yang di dalamnya terkait dengan nilai-nilai pendidikan dan pesan moral. 9. Perilaku peserta didik pada saat ini, sudah menyimpang dari nilai-nilai pendidikan. 10. Keberadaan cerpen sudah mulai tergeser dengan hadirnya karya sastra lainnya. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, fokus penelitian dan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut. 1. Bagaimanakah struktur cerpen yang terdapat dalam cerpen harian Kompas tahun 2012? 2. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam cerpen harian Kompas tahun 2012? 3. Bagaimanakah pemanfaatan cerpen harian Kompas tahun 2012 dapat dijadikan penyusunan bahan pembelajaran sastra di SMA?

11 1.5 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran jelas tentang pemahaman peserta didik dalam memahami struktur dan nilainilai pendidikan dalam cerpen, dari hasil penelitian ini dapat dijadikan teladan hidup. Secara khusus penelitian bertujuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan struktur yang terdapat dalam cerpen harian Kompas tahun 2012. 2. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam cerpen harian Kompas tahun 2012. 3. Mendeskripsikan pemanfaatan cerpen harian Kompas tahun 2012 sebagai penyusunan bahan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan setelah diadakan penelitian ini dapat memberikan kontribusi baik secara teoritis mau pun secara praktis. Manfaat secara teoritis dari penelitian ini diharapkan, sebagai berikut. 1. Penelitian ini dapat memberikan pamahaman baru terhadap ilmu kebahasaan dan ilmu kesusasteraan, 2. penelitian ini dapat memberikan referensi baru terhadap penelitian sastra. 3. Dalam proses kegiatan belajar mengajar penelitian ini dapat dijadikan penyusunan bahan pembelajaran dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. 4. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman baru dalam pembelajaran sastra, khususnya dalam struktur dan nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada cerpen harian Kompas tahun 2012 dan penerapan hasilnya untuk penyusunan bahan pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Menengah Atas, 5. Penelitian ini dapat memberikan contoh rancangan pelaksanaan pembelajaran sastra,

12 6. Penelitian ini dapat memberikan pemikiran-pemikiran baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sastra terhadap struktur dan nilai-nilai pendidikan pada cerpen harian Kompas tahun 2012. Sedangkan manfaat secara praktis dari penelitian ini diharapkan, sebagai berikut. 1. Penelitian ini dapat memberikan sumbangsi untuk pemahaman dan pengembangan ilmu kesusastraan terhadap pengetahuan tentang struktur cerpen harian Kompas tahun 2012, 2. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman terhadap nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam cerpen harian Kompas tahun 2012, 3. Penelitian ini dapat memberikan penyusunan bahan pembelajaran apresiasi sastra yang dihasilkan dari hasil analisis cerpen harian Kompas tahun 2012. Penelitian ini dapat memberikan penjelasan mengenai keefektifan rancangan pelaksanaan pembelajaran sastra dan analisis dalam pembelajaran sastra, khususnya analisis struktur dan nilai-nilai pendidikan dalam cerpen harian Kompas tahun 2012 dan penyusunan bahan kegiatan pembelajaran. 1.7 Paradigma Penelitian Pembelajaran lebih menekankan pada teoriteori Struktur pendek cerita Permasalahan pembelajaran sastra di SMA Cerpen Harian Kompas Tahun 2012 Bahan Pembelajaran Kegiatan Nilai-nilai Struktur Dan Bahan Nilai-Nilai Pendidikan kegiatan Dalam Cerpen Harian Kompas Tahun 2012 Dan Penerapan pembelajaran Hasilnya Untuk Penyusunan masih Bahan Pembelajaran Pendidikan Apresiasi cerita Sastra Di SMA terbatas pendek

13 Diagram 1. 1 1.8 Struktur Organisasi Tesis Struktur oganisasi tesis merupakan sistematika penulisan yang disesuaikan dengan ranah dan cakupan disiplin bidang ilmu yang ada di Universitas bersangkutan. Dalam hal ini, struktur organisasi tesis terdiri dari bagian, diantaranya sebagai berikut. 1. Bagian Awal. Dalam bagian awal, disebutkan beberapa unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, diantaranya halamann Judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan tentang keaslian tesis, kata pengantar, ucapan terima kasih, abstrak, daftar isi, daftar table dan daftar diagram. 2. Bagian inti Dalam bagian inti, disebutkan beberapa unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, diantaranya: 1) Bab 1, dalam bagian ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi, paradigma dan struktur organisasi tesis. 2) Bab 2, dalam bagian ini dipaparkan mengenai teori-teori tentang struktural sastra, teori-teori tentang cerita pendek, teori-teori tentang nilai-nilai pendidikan dan teori-teori bahan pembelajaran apresiasi sastra. 3) Bab 3, dalam bagian ini diuraikan mengenai metode penelitian, sumber dan data penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data dan teknik analisis data penelitian.

14 4) Bab 4, dalam bagian ini diuraikan mengenai pemaparan data dan pembahasan data, yaitu sinopsis cerita pendek dalam cerpen harian Kompas tahun 2012, analisis struktur cerita pendek dalam cerpen harian Kompas tahun 2012, analisis nilai-nilai pendidikan dalam cerpen harian Kompas tahun 2012 dan menyusun bahan kegiatan pembelajaran. 5) Bab 5, dalam bagian ini dipaparkan mengenai bahan kegiatan pembelajaran dan implementasi bahan kegiatan pembelajaran apresiasi sastra. 6) Bab 6, dalam bagian ini dipaparkan mengenai kesimpulan penelitian dan saran-saran penelitian. 3. Bagian Akhir Dalam bagian akhir, disebutkan beberapa unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, diantaranya daftar pustaka dan Lampiran-lampiran.