III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada : : Laboratorium Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

I. PENDAHULUAN. Jenis kopi yang dihasilkan di Lampung cukup beragam. Contohnya seperti kopi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian alat pengukur kapasitansi berbasis phase-sensitive demodulation

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

Penguat Inverting dan Non Inverting

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

DAFTAR GAMBAR. 1. Gambar 2.1. Prinsip Kerja Kapasitor Gambar 2.2. Prinsip Dasar Proses Tomography... 10

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi

III. METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

Perancangan Pengukur Kapasitansi Orde Femtofarad Berbasis Rangkaian Aktif Differensial Untuk Sistem Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT)

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF

Modul 02: Elektronika Dasar

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium terpadu jurusan teknik elektro, fakultas teknik,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB III METODOLOGI PENULISAN

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

Perancangan Sistim Elektronika Analog

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

Percobaan 3 Rangkaian OPAMP

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth

BAB III PERANCANGAN ALAT

Gambar 1.1 Rangkaian Dasar Komparator

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

Bab III. Operational Amplifier

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl

2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015

BAB III HARDWARE & SOFTWARE

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI RANCANG BANGUN ALAT

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dielektrik dalam medan listrik dapat diumpamakan sebagai susunan dua kutub

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

JOBSHEET PRAKTIKUM 8 HIGH PASS FILTER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015.

BAB III PROSES PERANCANGAN

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada : Waktu : November 2013 Februari 2015 Tempat : Laboratorium Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan 1. Alat Adapun peralatan dan bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Komputer, untuk perancangan skematik rangkaian, simulasi rangkaian, pembuatan jalur PCB, dan simulasi sistem. 2. Perangkat lunak LTspice IV, untuk menganalisis dan simulasi rangkaian di komputer. 3. Perangkat lunak Comsol Multiphysics 3.5 dan Matlab R2009a, untuk menganalisis dan simulasi nilai kapasitansi pada elektroda. 4. Perangkat lunak LabVIEW, sebagai HMI (Human Machine Interface) untuk sarana komunikasi antara pengguna dengan alat ukur. 5. Perangkat lunak Arduino, untuk mengirim data serial antara rangkaian ke laptop untuk ditampilkan pada HMI dan disimpan pada laptop.

38 6. Multimeter digital, untuk mengukur tegangan, arus, dan hambatan. 7. Osiloskop, untuk melihat bentuk gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian pada titik-titik tertentu. 8. Papan PCB (Printed Circuit Board), untuk tempat jalur komponen. 9. Bor PCB, untuk membuat lubang pada papan PCB tempat komponen elektronika berada. 10. Solder dan penyedot timah, untuk membuat rangkaian alat. 11. Larutan FeCl (Ferric Chloride), untuk melarutkan jalur rangkaian pada PCB. 12. Seperangkat alat kerja mekanik (tang potong, obeng, dan lain-lain). 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 1. AD 9850 digunakan untuk pembangkit gelombang sinusoidal. 2. Arduino UNO digunakan untuk mengolah data yang didapat untuk ditampilkan dan disimpan pada laptop. 3. Operational amplifier (op-amp) digunakan sebagai rangkaian integrator dan rangkaian differensiator. Tipe op-amp yang digunakan antara lain AD827JN dan AD817. 4. Komponen elektronika yang terdiri atas komponen resistor, kapasitor dan dioda sebagai komponen pendukung. 5. Elektroda, berupa tembaga lembaran yang digunakan sebagai sensor kapasitansi. 6. Akrilik digunakan sebagai sebagai tempat untuk elektroda.

39 7. Konektor BNC (Bayonet Neill Concelman) digunakan sebagai konektor penghubung antara elektroda dengan rangkaian pengukur kapasitans. 8. Kabel koaksial digunakan untuk menghubungkan antara elektroda dengan rangkaian pengukur kapasitansi. C. Langkah Kerja Penelitian Langkah kerja penelitian yang akan dilakukan ditunjukkan pada Gambar 3.1 Mulai 1 Pembuatan diagram blok Pengambilan Data Simulasi, Perhitungan & Merealisasikan Alat Pengujian Alat Pengolahan Data Analisis & Pembuatan Laporan Selesai Berhasil / Tidak Tidak Ya 1 Gambar 3.1. Diagram alir penelitian Langkah kerja penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pembuatan Diagram Blok Pembuatan diagram blok rangkaian ini bertujuan untuk mengetahui proses kerja pengukur dielektrik dengan menggunakan prinsip kapasitansi listrik pada kisaran orde pikofarad.

40 2. Perhitungan, Simulasi, dan Merealisasikan Alat a. Perhitungan Pada penelitian ini akan membandingkan antara hasil perhitungan, simulasi menggunakan perangkat lunak, dan realisasi alat yang akan dibuat. Perhitungan yang akan menjadi pembanding adalah sebagai berikut. Rumus Kapasitansi : C = ε 0. (k A d ) C = nilai kapasitansi (F) ε 0 = 8.854 10-12 F/m k = konstanta dielektrik A = luas penampang plat sejajar (m 2 ) d = jarak antara kedua plat sejajar (m) b. Simulasi Pada tahap simulasi, dilakukan dua buah simulasi terpisah dengan fungsi yang berbeda pada masing-masing simulasi. 1. Simulasi sensor kapasitansi menggunakan perangkat lunak Comsol Multiphysics 3.5 dan MATLAB R2009a bertujuan untuk melihat nilai kapasitansi yang dihasilkan sebagai pembanding yang akan dianalisis kemudian. 2. Simulasi terpisah selanjutnya adalah simulasi menggunakan perangkat lunak LTspice IV untuk melihat bentuk gelombang dan nilai-nilai parameter dari setiap komponen rangkaian yang dihasilkan oleh rangkaian pengukur kapasitansi. Pemodelan melalui simulasi untuk mencari nilai komponen

41 yang optimal merupakan suatu hal yang mudah, efisien dan ekonomis dibandingkan dengan percobaan sesungguhnya. Karena dengan simulasi maka akan sangat mudah dalam perubahan berbagai model yang diinginkan serta menghemat waktu dibandingkan dengan membuat secara langsung (Syamsul, 2008). c. Realisasi Alat Langkah selanjutnya adalah merealisasikan rangkaian yang telah disimulasi dengan menggunakan LTspice IV, yaitu sensor dan rangkaian pengukur kapasitansi. Sensor kapasitansi dibuat dengan menggunakan elektroda tembaga yang ditempelkan pada akrilik yang telah dibentuk sesuai keinginan kemudian diselimuti seng yang terdapat konektor. Pada bagian dalam konektor terhubung dengan tembaga dan pada bagian luarnya akan disambungkan ke kabel koaksial sebagai penghubung antara sensor dan rangkaian pengukur. Selanjutnya membuat rangkaian pengukur kapasitansi untuk mengubah besaran kapasitansi menjadi besaran tegangan (C-V). Rangkaian pengukur kapasitansi ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu signal generator sebagai pembangkit gelombang sinusoidal dengan frekuensi 500KHz, rangkaian aktif differensiator sebagai rangkaian yang mengubah kapasitansi menjadi tegangan, rangkaian peak detector untuk mendeteksi sinyal puncak, dan rangkaian low pass filter untuk menyaring sinyal yang masih terdapat derau. Keluaran dari rangkaian pengukur kapasitansi ini yaitu berupa tegangan searah (DC) yang nilainya berubah-ubah sesuai dengan nilai kapasitansi yang terukur pada sensor.

42 3. Pengujian Alat Pengujian alat dilakukan dengan mengambil sampel data dengan meletakkan beberapa sampel pada sensor kapasitansi, maka akan diperoleh tegangan keluaran (V out ). Tabel 3.1 menunjukkan pengujian alat dengan berbagai macam sampel. Tabel 3.1. Pengujian sampel No. Sampel Konstanta Dielektrik 1. Sensor kosong (udara) 1,006 2. Sensor berisi penuh air 80 3. Sensor berisi minyak sayur 4. Sensor berisi jagung bubuk 5. Sensor berisi beras bubuk 6. Sensor berisi biji kopi robusta 7. Sensor berisi biji kopi luwak 8. Sensor berisi kopi bubuk robusta 9. Sensor berisi kopi bubuk luwak Sensor berisi campuran 10. kopi bubuk luwak dan jagung (2:1) Tegangan (Vout) Kapasitansi (ff) 4. Pengambilan Data Pengambilan data yang dilakukan ada 2 jenis, data pertama berupa bentuk gelombang yang dihasilkan pada masing-masing titik pengujian antara simulasi LTspice IV yang digunakan sebagai pembanding dengan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh osiloskop. Data kedua berupa nilai tegangan keluaran (Vout) yang didapat dengan cara memasukkan beberapa sampel ke dalam sensor kapasitansi secara bergantian. Selanjutnya elektroda mendeteksi adanya perubahan nilai kapasitansi dan kemudian dikondisikan sinyalnya sehingga diperoleh tegangan keluaran (Vout) yang akan diukur menggunakan multimeter digital. Untuk mempermudah dalam mengamati data yang diperoleh, maka untuk

43 hasil pengukuran akan tampilkan dan disimpan ke dalam komputer dengan perantara Arduino uno dan perangkat lunak LabVIEW. 5. Pengolahan Data Pengukuran dilakukan untuk beberapa sampel objek. Kemudian data yang diperoleh tersebut diolah sebagai bahan pembuatan laporan ini. Dari data yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan tahapan lain seperti perhitungan dan simulasi yang kemudian dapat dibuat karakteristik atau kesimpulan dari alat yang dibuat. D. Rancangan Alat Rancangan alat yang dibuat terdiri beberapa blok rangkaian yaitu sensor kapasitansi, rangkaian signal generator, rangkaian diferensial, rangkaian peak detector, dan rangkaian low pass filter seperti terlihat pada Gambar 3.2. Signal Generator Sensor Rangkaian Aktif Diferensial Vout Low Pass Filter Peak Detector Gambar 3.2. Blok diagram proses kerja alat Menurut Jae Young Lee dan Myung Cheol Park (2007), rangkaian pengukur kapasitansi harus tidak berpengaruh pada stray capacitance. Dimana stray capacitance harus tidak memberikan efek apapun dalam proses pengukuran kapasitansi. Oleh karena itu rangkaian pengukuran kapasitansi harus memiliki signal-to-noise ratio (SNR) yang tinggi, penyimpangan pengukuran yang rendah, dan bandwith yang lebar untuk menghasilkan lebar pencuplikan data yang tinggi.

44 Pada praktiknya, ada dua jenis stray capacitance yang mampu mengganggu pengukuran kapasitansi oleh rangkaian pengukuran, yaitu : 1. Kabel penghubung elektroda yang diukur ke rangkaian. 2. Pelindung sensor diluar elektroda sensor yang digunakan untuk mengurangi (meredam) derau dari luar sensor. Besarnya stray capacitance juga sangat dipengaruhi oleh gerakan/perpindahan kabel penghubung, perubahan suhu ruangan, dan variasi komponen yang digunakan. 1. Sensor Kapasitansi Sensor kapasitansi merupakan sensor yang berfungsi untuk mengukur besarnya nilai kapasitansi dari objek yang akan diukur. Sensor kapasitansi terbuat dari tembaga lembaran yang memiliki ketebalan ± 1mm. Tembaga lembaran ini kemudian dipotong persegi dengan ukuran 80mm x 80mm. Selanjutnya elektroda ini ditempelkan pada akrilik sebagai dudukannya dengan jarak antar elektroda adalah 15mm. Gambar 3.3 merupakan rancangan sensor kapasitansi 2 channel. Konektor BNC 1 2 Elektroda Pelindung Gambar 3.3. Perancangan sensor kapasitansi 2 channel

45 2. Rangkaian Signal Generator (Pembangkit Sinyal) Signal generator berfungsi untuk menghasilkan gelombang sinusoidal dengan frekuensi 500KHz. Pada rancang bangun ini, pembangkit sinyal yang digunakan adalah modul IC AD9850 CMOS 125 MHz DDS (Direct Digital Synthesizer) dengan tambahan perangkat berupa Arduino UNO. Modul tersebut dapat membangkitkan gelombang sinus analog spektral murni dengan frekuensi yang dapat diprogram sesuai dengan yang diinginkan pengguna. Karena pada penelitian ini, frekuensi gelombang sinus yang diinginkan adalah 500KHz. Berikut skrip program yang digunakan. #define W_CLK 8 // Pin 8 connect to AD9850 module word load clock pin (CLK) #define FQ_UD 9 #define DATA 10 #define RESET 11 // Pin 9 connect to freq update pin (FQ) // Pin 10 connect to serial data load pin (DATA) // Pin 11 connect to reset pin (RST). #define pulsehigh(pin) {digitalwrite(pin, HIGH); digitalwrite(pin, LOW); } void tfr_byte(byte data) { for (int i=0; i<8; i++, data>>=1) { digitalwrite(data, data & 0x01); pulsehigh(w_clk); //after each bit sent, CLK is pulsed high } } void sendfrequency(double frequency) { int32_t freq = frequency * 4294967295/125000000;

46 for (int b=0; b<4; b++, freq>>=8) { tfr_byte(freq & 0xFF); } tfr_byte(0x000); pulsehigh(fq_ud); } void setup() { pinmode(fq_ud, OUTPUT); pinmode(w_clk, OUTPUT); pinmode(data, OUTPUT); pinmode(reset, OUTPUT); pulsehigh(reset); pulsehigh(w_clk); pulsehigh(fq_ud); } void loop() { sendfrequency(500000); while(1); } Gelombang keluaran dari IC AD9850 tersebut masih memiliki amplitude gelombang AC hanya sebesar 1Vpp atau hanya 0.5V. Untuk menaikkan agar memiliki amplitude gelombang 20Vpp atau 10V maka digunakan rangkaian opamp dengan jenis rangkaian. Rangkaian pembangkit pulsa dapat dilihat pada Gambar 3.4.

47 Gambar 3.4. Rangkaian pembangkit pulsa Pada Gambar 3.4 terlihat terminal B merupakan masukan yang diperoleh dari keluaran AD9850. Tegangan keluaran pada titik D dirumuskan sebagai berikut: V D = (1 + R 7 R 8 )V C (3.1) Tegangan catu daya yang diberikan pada rangkaian ini sebesar 12V, untuk itu tegangan V D tidak bisa lebih dari 12V, V D diatur sebesar 10V. Untuk mendapatkan V D sebesar 10V adalah dengan mengatur gain pada R7 dan R8. Dengan mengambil Vin sebesar 0.5V dan R 7 sebesar 2K Ω dan R 8 sebesar 100Ω akan diperoleh tegangan pulsa sebesar 10 V. 3. Rangkaian Aktif Diferensial CX adalah elektroda yang berfungsi sebagai sensor kapasitansi. Gelombang sinus dengan amplitudo 10 V dan frekuensi 500KHz di alirkan ke salah satu elektroda sehingga medan listrik akan ditangkap elektroda yang lain. Perubahan sinyal dari rendah ke tinggi atau dari tinggi ke rendah menyebabkan arus charge and discharge. Amplitudo dari arus charge-discharge dipengaruhi oleh permitivitas objek yang diukur. Gambar 3.5 merupakan rangkaian aktif diferensial.

48 Gambar 3.5. Rangakaian aktif diferensial Nilai CX dapat diturunkan dari persamaan (2.67) yaitu rumus penguatan op-amp pada rangkaian differensiator : Sehingga Dimana: Vout = RC dvin dt RC = Vout dvin C = C = Cx = dt Vout R ( dvin dt ) Vout R ( dvin dt ) V R ( V T ) (3.2) Cx V R ΔV ΔT = Nilai kapasitansi yang terukur (Farad) = Tegangan keluaran rangkaian aktif diferensial = Resistansi rangkaian aktif diferensial = Tegangan pulsa (volt) = Kemiringan pulsa 4. Rangkaian Peak Detector Rangkaian peak detector berfungsi untuk mendeteksi puncak. Gambar 3.6 adalah gambar rangkaian peak detector.

49 Gambar 3.6. Rangkaian peak detector 5. Rangkaian Low Pass Filter Sinyal dc dari rangkaian peak detector masih banyak terdapat derau frekuensi tinggi. Besarnya derau tersebut adalah 100KHz, 200 KHz, 300KHz, 400KHz dan 500KHz. Untuk menghilangkan derau tersebut digunakan rangkaian low pass filter. Gambar 3.7 merupakan gambar rangkaian low pass filter. Gambar 3.7. Rangkaian low pass filter