Gambaran Pasien Rawat Inap Diabetic Kidney Disease di Rumah Sakit Immanuel Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

ABSTRAK. Wulan Yuwita, 2007, Pembimbing I : Onkie Kusnadi, dr., Sp.PD. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

ABSTRAK HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN DERAJAT PROTEINURIA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI NEFROPATI DIABETIK DI RSUP SANGLAH

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kasus sebanyak 300 juta penduduk dunia, dengan asumsi 2,3%

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

KORELASI LAMA DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK : STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

KORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh: PAHYOKI WARDANA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Prevalensi penyakit diabetes mellitus terus meningkat tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

PROPORSI ANGKA KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TAHUN 2009 DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

ABSTRAK. Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1: Penny Setyawati M, Dr, SpPK, MKes Pembimbing 2: Yenni Limyati, Dr, SSn,SpKFR,MKes

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

KATA PENGANTAR. Denpasar, 27 Desember Penulis

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO)

Gambaran Penderita Stroke di Rumah Sakit Ade Moehammad Djoen Sintang Kalimantan Barat Periode Januari-Desember 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

Pola Komplikasi Kronis Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Dr. M. Djamil Padang Januari Desember 2012

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

HUBUNGAN ANTARA HBA1C DENGAN KADAR HDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 I. PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

I. PENDAHULUAN. 2004). Penyakit ini timbul perlahan-lahan dan biasanya tidak disadari oleh

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

Diabetes Mellitus Type II

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

Transkripsi:

Gambaran Pasien Rawat Inap Diabetic Kidney Disease di Rumah Sakit Immanuel Bandung Widyasanti Atmaharmoni, Sylvia Soeng, Endang Evacuasiany Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164, Indonesia Abstrak Sebanyak 5-40% penyandang diabetes dalam 10-15 tahun akan menderita penyulit Diabetic Kidney Disease (DKD) yang berakhir pada end stage renal disease (ESRD). Pasien ESRD dihadapkan pada mortalitas yang cukup tinggi yakni 59-66% dan membutuhkan renal replacement therapy yang menghabiskan biaya cukup besar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prevalensi DKD dan distribusinya berdasarkan tipe diabetes, kolesterol total dan low density lipoprotein (LDL), tekanan darah, HbA1c, indeks massa tubuh (IMT), dan stadium nefropati. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif dengan data retrospektif berupa data rekam medis pasien diabetes melitus yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Oktober 2010 hingga September 2011. Variabel berupa jumlah pasien, tinggi dan berat badan, tekanan darah, usia, jenis kelamin, kreatinin, HbA1c, dan profil lipid. Jumlah kasus DKD sebanyak 30 dari 420 kasus diabetes (7,14%). Diabetes tipe 1 sebanyak 70% dan diabetes tipe 2 sebanyak 30%. Kolesterol total dan LDL lebih tinggi pada diabetes tipe 2. Tekanan darah pada 66,67% kasus tergolong hipertensi. Kadar HbA1c lebih dari 6,5% didapatkan pada 80% kasus. IMT tergolong overweight dan obese pada 53,33% kasus. Kasus yang tergolong ESRD sebanyak 13,33%. Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease 140

Gambaran Pasien Rawat Inap Diabetic Kidney Disease Di Rumah Sakit Immanuel Bandung (Widyasanti Atmaharmoni, Sylvia Soeng, Endang Evacuasiany) Descriptive Observational Study of In-Patients with Diabetic Kidney Disease in Bandung Immanuel Hospital Abstract In 10-15 years, 5-40% of the patients with diabetes will have their disease developed into Diabetic Kidney Disease (DKD), which will eventually lead to end stage renal disease (ESRD). ESRD not only has a high mortality rate of 59-66% but also causes high economic burden. The objective of this study was to find out the prevalence of DKD and its distribution according to diabetic type, total cholesterol and low density lipoprotein (LDL), blood pressure, HbA1c, body mass index (BMI), and stages of nephropathy. This was a descriptive observational study with retrospective data in the form of medical records of diabetic in-patients in Bandung Immanuel Hospital from October 2010 to September 2011. Recorded variables were numbers of patients, height, weight, blood pressure, age, gender, creatinine, HbA1c, and lipid profile. DKD was found in 30 out of 420 diabetic cases (7.14%), 70% was type 1 diabetes and 20% was type 2 diabetes. Total cholesterol and LDL were higher in type 2 diabetic patients; 66.67% of the cases showed hypertension, 80% showed HbA1c more than 6.5%, and 53.3% was overweight and obese. ESRD was found in 13.33% cases. Keywords: diabetes mellitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease Pendahuluan Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. 1 Sebanyak 347 juta orang di dunia menderita diabetes. 2 Prevalensi diabetes di dunia diperkirakan akan meningkat dari 4% pada tahun 1995 menjadi 5,4% pada tahun 2025. 3 Indonesia menempati peringkat ke-empat setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Hiperglikemia kronis pada diabetes menimbulkan penyulit kronis yakni makroangiopati, mikroangiopati, dan neuropati. Mikroangiopati terdiri atas retinopati diabetes dan nefropati diabetes, kini disebut diabetic kidney disease (DKD), yang akan berakhir pada end stage renal disease (ESRD). DKD ditandai dengan adanya mikroalbuminuria. 4 Penyebab utama ESRD di Amerika adalah diabetes, yakni sebanyak 44% kasus baru 5, sedangkan di Indonesia diabetes menjadi penyebab kedua ESRD setelah penyakit ginjal hipertensi. 6 Faktor risiko utama DKD adalah hiperglikemia dan hipertensi di samping faktor genetik. Faktor risiko lainnya adalah hiperlipidemia, obesitas, merokok, dan faktor diet. 7 DKD akan timbul setelah sekitar sepuluh tahun dan berlanjut menjadi ESRD dalam 15-20 tahun. 8 141

JKM. Vol.11 No.2 Februari 2012: 140-146 Bahan dan Cara Sampel penelitian adalah data sekunder, berupa rekam medik pasien rawat inap Diabetic Kidney Disease di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Oktober 2010 hingga September 2011. Metode penelitian ini adalah observasional deskriptif yang bersifat retrospektif. Data yang telah diperoleh kemudian diolah secara manual dan disusun dalam tabel dan grafik sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil dan Pembahasan Jumlah kasus rawat inap diabetes melitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung pada periode Oktober 2010 September 2011 sebanyak 420 kasus dengan 30 kasus Diabetic Kidney Disease (DKD) yakni 7,14%. Tabel 1. Distribusi Kasus DKD Berdasarkan Tipe Diabetes Tipe Diabetes Jumlah Kasus Diabetes tipe 1 21 70 Diabetes tipe 2 9 30 Jumlah 30 100 Tabel 2. Rata-Rata Kolesterol Total dan LDL pada Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2 Tipe Diabetes Diabetes tipe 1 Diabetes tipe 2 Rata-rata Kolesterol Total (mg/dl) Rata-rata LDL (mg/dl) 168,5 99,62 249 183,67 Tabel 3. Distribusi Tekanan Darah pada Kasus DKD Klasifikasi JNC VII Jumlah Kasus Normal 4 13,33 Pre-hipertensi 6 20 Hipertensi stage I 8 26,67 Hipertensi stage II 12 40 Total 30 100 142

Gambaran Pasien Rawat Inap Diabetic Kidney Disease Di Rumah Sakit Immanuel Bandung (Widyasanti Atmaharmoni, Sylvia Soeng, Endang Evacuasiany) Distribusi kasus pada Tabel 1 menunjukkan bahwa DKD lebih sering didapatkan pada pasien diabetes tipe 1. Sesuai dengan teori bahwa beberapa penyulit diabetes memiliki kecenderungan lebih sering terjadi pada salah satu tipe dibandingkan tipe lainnya. DKD memiliki insidensi lebih tinggi pada diabetes tipe 1 dan menjadi penyebab utama mortalitas, sebesar 25-40% pasien diabetes tipe 1 dan 5-40% diabetes tipe 2 akan berlanjut pada DKD. 9,10,11,12 Pemeriksaan profil lipid pada pasien diabetes menunjukkan bahwa rata-rata kadar kolesterol total maupun kadar LDL (low density lipoprotein) pasien diabetes tipe 1 lebih rendah daripada pasien diabetes tipe 2. Berdasarkan NCEP ATP III rata-rata kolesterol total pasien diabetes tipe 1 termasuk kategori yang diinginkan (<200 mg/dl) dan rata-rata kolesterol total pasien diabetes tipe 2 termasuk kategori tinggi ( 240 mg/dl). Rata-rata kadar LDL pasien diabetes tipe 1 termasuk kategori optimal (< 100mg/dL) dan rata-rata kadar LDL pasien diabetes tipe 2 termasuk kategori tinggi (160-189 mg/dl). 13 Penyulit DM yang lebih sering terjadi pada diabetes tipe 1 adalah DKD, sedangkan pada diabetes tipe 2 lebih sering dijumpai penyulit makroangiopati. Selain itu, sebagian besar pasien diabetes tipe 2 memiliki komorbid seperti obesitas, dislipidemia, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler lainnya yang akan menutupi manifestasi DKD. Dislipidemia dapat dilihat dari pemeriksaan profil lipid antara lain kolesterol total dan LDL. 9,10,12 Distribusi tekanan darah pada kasus DKD menunjukkan bahwa hipertensi didapatkan pada sebagian besar kasus. Sejumlah 20% kasus termasuk kategori prehipertensi, 26,67% kasus hipertensi stadium I, 40% kasus hipertensi stadium II, dan hanya 13,33% yang masih dalam batas normal. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko timbulnya penyulit diabetes. Pada DKD, penurunan GFR menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik sehingga semakin memperberat penyakit. Penurunan GFR lebih besar didapatkan pada pasien diabetes dengan tekanan darah antara 130/80 dan 140/90 mmhg. Menurut survei di Amerika tahun 2005-2008 didapatkan 67% dewasa (usia lebih dari 20 tahun) dengan diabetes memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmhg atau mengonsumsi obat untuk hipertensi. 14 Pemeriksaan kadar HbA1c hanya tercatat pada 20 kasus DKD. Dari data pemeriksaan HbA1c didapatkan kadar HbA1c kurang dari 6,5% sebanyak 20% dan kasus dengan HbA1c lebih dari 6,5% sebanyak 80%. Bahkan pada 50% kasus kadar HbA1c lebih dari 10%. 143

JKM. Vol.11 No.2 Februari 2012: 140-146 Tabel 4. Distribusi HbA1c pada Kasus DKD Kadar HbA1c Jumlah Kasus < 6,5% 4 20 > 6,5% 16 80 Total 20 100 Ket.: 10 kasus DKD tidak tercatat dalam rekam medik Tabel 5. Distribusi Indeks Massa Tubuh Klasifikasi Jumlah Kasus underweight 2 16,67 healthy 12 40 overweight 9 30 obese I 5 16,67 obese II 2 6,67 Total 30 100 Tabel 6. Distribusi Stadium Nefropati Stadium Jumlah Kasus I 3 10 II 7 23,33 III 8 26,67 IV 8 26,67 V 4 13,33 Total 30 100 Kadar HbA1c menggambarkan rata-rata glukosa darah dalam tiga bulan terakhir sehingga dapat digunakan sebagai acuan kontrol glukosa darah, nilai HbA1c lebih dari normal menunjukkan hiperglikemia kronis. Batas normal untuk HbA1c adalah 4,5% sampai 6,5%. Hiperglikemia kronis akibat kontrol glukosa darah yang tidak baik ini menjadi faktor risiko utama dalam timbulnya berbagai penyulit. 15,16,17 Dilihat dari IMT didapatkan distribusi kasus sebagai berikut yaitu sebanyak 40% kasus termasuk kategori healthy, 30% kasus kategori overweight, 16,67% kasus kategori obese I, dan 6,67% kasus obese II. 144

Gambaran Pasien Rawat Inap Diabetic Kidney Disease Di Rumah Sakit Immanuel Bandung (Widyasanti Atmaharmoni, Sylvia Soeng, Endang Evacuasiany) Kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas merupakan faktor risiko diabetes. 1 Sepuluh persen kasus masih berada dalam stadium I (stadium hiperfiltrasi), 23,33% kasus tergolong stadium II (silent stage), stadium III (incipient stage) 26,67%, dan stadium IV (overt nephropathy) 26,67%; sedangkan persentase kasus yang sudah memasuki stadium V (uremia) atau end stage renal disease (ESRD) sebesar 13,33%. Stadium dapat ditentukan melalui proteinuria, glomerular filtration rate (GFR), histopatologi ginjal, maupun manifestasi sistemik yakni hipertensi. Stadium pada Tabel 6 diperoleh dari hasil perhitungan estimasi GFR (egfr) yang didapatkan dari perhitungan kreatinin, usia, jenis kelamin, dan ras (kulit hitam atau bukan). American Diabetes Association menganjurkan pemeriksaan ini sedikitnya dilakukan sekali dalam setahun pada pasien diabetes untuk deteksi disfungsi ginjal. 18,19 4. Distribusi tekanan darah menurut JNC VII 66,67% kasus tergolong hipertensi baik stadium I maupun stadium II. 5. Berdasarkan HbA1c, hiperglikemia kronis (HbA1c lebih dari 6,5%) terdapat pada 80% hasil pemeriksaan yang dilakukan. 6. Berdasarkan indeks massa tubuh (IMT), 53,33% kasus tergolong overweight dan obese. 7. kasus gagal ginjal terminal (ESRD) pada pasien Diabetic Kidney Disease sebesar 13,33%. Saran Mencegah timbulnya penyulit DKD diraih melalui kontrol glukosa dan tekanan darah yang ketat serta menurunkan kolesterol. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah deteksi dini mikroalbuminuria sehingga penatalaksanaan dapat segera dimulai untuk menghambat laju progresivitas DKD. Simpulan 1. kasus Diabetic Kidney Disease (DKD) pada pasien diabetes tipe 1 maupun tipe 2 di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Oktober 2010 hingga September 2011 sebesar 7,14%. 2. Diabetes tipe 1 lebih banyak daripada diabetes tipe 2 pada DKD. 3. Rata-rata kolesterol total dan LDL pasien diabetes tipe 2 lebih tinggi daripada pasien diabetes tipe 1. Daftar Pustaka 1. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI; 2011. 2. World Health Organization. 2012 (cited 2013 Oct 18). Available from: http://www.who.int/mediacentre/facts heets/fs312/en/index.html. 3. King H, Aubert RE, Herman WH. Global burden of diabetes, 1995-2025: prevalence, numerical estimates, and projections. Diabetes Care 1998;21:1414-31. 145

JKM. Vol.11 No.2 Februari 2012: 140-146 4. Silbernagl S, Lan F. Color Atlas of Pathophysiology. New York: Thieme; 2000. 5. United States Renal Data System. USRD Annual Data Report. Bethesda, MD: National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, National Institutes of Health, U.S. Department of Health and Human Services; 2007. 6. FKUI. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2004. 7. Zelmanovitz T, Gerchman F, Balthazar AP, Thomazelli FC, Matos JD, Canani LH. Diabetic Nephropathy. Diabet Met Syndr 2009; 1:10-26. 8. O'Callaghan C, Brenner BM. The Kidney at a Glance. Oxford: Alden Press; 2000. 9. Harris RC. Diabetes and the kidney. In Goldman L Ausiello D. Cecil medicine. 23 rd ed. Philadelphia: Saunders; 2007. 10. German MS. Pancreatic hormone and diabetes mellitus. In Gardner DG & Shoback D. Greenspan's Basic & Clinical Endocrinology. 9 th ed. McGraw-Hill; 2011. 11. Kovacs GL. Diabetic nephropathy. International Federation of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine, 2009:40-9. 12. Brownlee M, Aiello LP, Cooper ME, Vinik AI, Nesto RW, Boulton AJ. Complications of diabetes mellitus. In Kronenberg HM, Melmed S, Polonsky KS, Larsen PR. Williams textbook of endocrinology. 11 th ed. Philadelphia: Saunders; 2008. 13. National Institute of Helath, ATP III Guidelines At-A-Glance Quick Desk Reference.www.nhlbi.nih.gov/guideline s/cholesterol/atglance.pdf 14. Giunti S, Barit D, Cooper ME. Mechanisms of diabetic nephropathy: role of hypertension. Hypertension 2006;48:519-26. 15. Tan AI, Forbes JM, Cooper ME. AGE, RAGE and ROS in diabetic nephropathy. Semin Nephrol. 2007;27:130-43. 16. Fioretto P, Mauer M. Histopathology of diabetic nephropathy. Semin Nephrol. 2007;27:195-207. 17. Kanwar YS, Wada J, Sun L, Xie P, Wallner EI, Chen S et al. Diabetic nephropathy: mechanisms of renal disease progression. Exp Biol Med. 2008;233:4-11. 18. Fischbach FT, Dunning MB. A Manual of Laboratory and Diagnostic Test. 8 th ed. Lippincott Williams & Wilkins; 2009. 19. Dabla PK. Renal function in diabetic nephropathy. World J Diabetes 2010;I (2):48-56. 146

Gambaran Pasien Rawat Inap Diabetic Kidney Disease Di Rumah Sakit Immanuel Bandung (Widyasanti Atmaharmoni, Sylvia Soeng, Endang Evacuasiany) 147