Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS TERHADAP KONDISI AIRTANAH DANGKAL DI DUSUN BERINGIN KECAMATAN MALIFUT PROVINSI MALUKU UTARA

Pengertian. Istilah bahasa inggris ; Mining law.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sumber pencemar yang sangat berbahaya, Peristiwa keracunan

DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA

DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 19 TAHUN 2006 TENTANG : PENGELOLAAN PASIR BESI GUBERNUR JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pulau yang berukuran besar hingga pulau-pulau kecil yang sangat banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penambangan Batubara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.

Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan, Bogor 2012

[ X.253 ] KAJIAN PEMANFAATAN MIKROBA TANAH DI LAHAN SUB OPRIMAL EKS PENAMBANGAN BATUBARA MENJADI LAHAN PRODUKTIF DI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

KONSEP PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KONSERVASI BAHAN GALIAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT

PERTAMBANGAN TANPA IZIN (PETI) DAN KEMUNGKINAN ALIH STATUS MENJADI PERTAMBANGAN SKALA KECIL

Teknologi Pengolahan Dolomit sebagai Bahan Penunjang Industri Besi Baja

Kode : X.229 KAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN UNIT PRODUKSI ENZIM BERBAHAN DASAR LIMBAH PERTANIAN UNTUK MENDUKUNG PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA LOKAL DAN DIVERSIFIKASI PRODUK

KAJIAN PENYAKIT BUSUK BUAH PADA KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan antara lain, Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Disampaikan pada acara:

[I.209] [PENGEMBANGAN INSTRUMENTASI E-MONITORING DATA KUALITAS DAN KAPASITAS SUMBER AIR UNTUK SUMUR RESAPAN]

BAB I PENDAHULUAN. Cipta. hlm Salim HS Hukum Penyelesaian Sengketa Pertambangan di Indonesia. Bandung: Pustaka Reka

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TABEL 4.1 KETERKAITAN VISI, MISI DAN STRATEGI DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Dinamika Upaya Pengarusutamaan Kegiatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kutai Timur

EXECUTIVE SUMMARY. Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Untuk Kesejahteraan Dan Pembangunan Daerah

POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PERTAMBANGAN RAKYAT DI NAD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

[ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.1. Metode inventarisasi ditentukan Bahan dan peralatan yang diperlukan disiapkan.

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CARA PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PERTAMBANGAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

: kedalam 45 cm warna air kehijauan

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, Daerah ini

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BAGI PERTAMBANGAN TANPA IZIN

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSANGUBERNUR GORONTALO NOMOR 259 / 20 / VI /2015 TENTANG

AA. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG. PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Inventarisasi Hutan SUB BIDANG

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Inventarisasi Hutan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan industri pertambangan yang berasaskan manfaat serta kebutuhan

UJI KADAR MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY. Fitrianti Palinto NIM

Laporan Kemajuan INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA MODEL PERMUKIMAN BERBASIS EC0-SETTLEMENTS

INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA

Pengembangan teknologi pembangkit biogas dari bahan tumbuhan di Jambi

KARAKTERISASI DAN EVALUASI POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAKAO DI KAB. DONGGALA DAN PARIGI MOUTONG PROV. SULTENG MENDUKUNG MP3EI

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Apabila air akan

KAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG

[ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ]

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. haves and the have nots. Salah satu sumberdaya alam yang tidak merata

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM KERJA TAHUN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN IDONESIA 2012

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

BAB I PENDAHULUAN. udara, air dan tanah berupa kegiatan industri dan pertambangan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 6 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PENCEMARAN TERHADAP LINGKUNGAN

N 50 PENERAPAN TEKNOLOGI PITA VOLUME POHON BERDIRI DALAM PEMANFAATAN KALIWO DI KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

TAMBANG DI KAWASAN HUTAN LINDUNG

[I.75. [Rekayasa rantai Makanan untuk Meningkatkan Produktivitas Biota Perairan pada. Sistem Aliran Tertutup]

KEMENTERIAN KOMUNKASI DAN INFORMATIKA 2012

logo lembaga Kode Judul X.303 Idawanni, SP KAJIAN IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KARET RAKYAT DI KABUPATEN ACEH BARAT PROVINSI ACEH

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGESAHAN MINAMATA CONVENTION ON MERCURY (KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI)

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Inventarisasi Hutan

Transkripsi:

[ F2.74 ] REKAYASA TEKNOLOGI PERTAMBANGAN UNTUK PENGELOLAAN TAMBANG EMAS RAKYAT DI PROVINSI GORONTALO DR. Ir. Abdul Haris Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012

LATAR BELAKANG Kegiatan pertambangan emas rakyat/asgm di Provinsi Gorontalo semakin marak terjadi bahkan sudah merambahan kawasan hutan lindung, suaka marga satwa, dan taman nasional yang mengakibatkan dampak yang sangat serius bagi lingkungan hidup. Sebagian besar ASGM ini merupakan pertambangan tanpa izin (PETI) dimana teknik penambangannya dilakukan tanpa mengindahkan kaidah-kaidah good mining practice. Pengolahan emas dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti merkuri dan sianida sehingga sangat membahayakan keselamatan dan kesehatan penambang serta mencemari sungai-sungai. Oleh karena itu untuk mencegah degradasi lingkungan lebih lanjut maka perlu dikembangkan metode pengolahan emas yang ramah lingkungan tanpa memakai merkuri dan sianida. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 1

PERMASALAHAN Kurangnya pengetahuan tentang teknologi ekplorasi dalam pencarian endapan emas. Metoda eksplorasi yang digunakan penambang rakyat/asgm adalah trial and error, bersifat destruktif dengan cara menggali, membuat lubang dan meninggalkannya tanpa ada upaya reklamasi sehingga merusak lingkungan. Kurangnya pengetahuan tentang teknologi penambangan. Penambangan dilakukan dengan membongkar hutan/vegetasi di atasnya serta meninggalkan tebing-tebing curam yang rawan erosi dan rawan longsor. Kurangnya pemahaman terhadap teknologi pengolahan yang tepat, efesien, ekonomis serta aman bagi kesehatan dan lingkungan. Metoda pengolahan menggunakan reagen-reagen kimia yang berbahaya seperti merkuri dan sianida sehingga merusak lingkungan hidup. Tidak adanya upaya memperbaiki kualitas lingkungan di sekitar areal tambang. ASGM cenderung hanya menambang dan mengolah mineral/batuan tanpa memperhatikan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan, serta seringkali merambah ke wilayah-wilayah konservasi seperti hutan lindung, suaka marga satwa atau bahkan taman nasional. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 2

METODOLOGI Lokasi kegitan : Kabupaten Bone Bolango dan Gorontalo Fokus Kegiatan ini adalah dalam rangka penguatan dukungan bagi pelaksanaan MP3EI pada bidang pertambangan Perkembangan dan Hasil Kegiatan No TAHAPAN KEGIATAN METODOLOGI PERKEMBANGAN/HASIL 1. Persiapan Koordinasi dan pembentukan gugus tugas bersama-sama dengan Data sekunder Pemda Gorontalo serta institusi-institusi terkait Pengumpulan data-data sekunder Interpretasi dan analisis data sekunder 2. Pelaksanaan Survey dan Pengembangan Teknologi Melakukan survey lapangan dalam rangka observasi, pengukuran dan sampling Analisis dan pengujian laboratorium Penyusunan desain proses pengolahan emas yang ramah lingkungan Data karakteristik bijih emas dan kualitas air Desain pengolahan emas yang ramah lingkungan 3. Pelaporan Penyususnan laporan berdasarkan perkembangan waktu dan progress kegiatan Laporan kemajuan Laporan akhir Executive summary Presentasi Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 3

SINERGI KOORDINASI Sinergi koordinasi dilakukan melalui serangkaian pertemuan antar lembaga, Focus Group Discussion, workshop serta joint survey ke lokasi-lokasi ASGM. Pertemuan antar lembaga membahas mengenai peran dan tugas masing-masing pihak dalam kegiatan ini. Lembaga yang aktif terlibat dalam kegiatan ini adalah : Dinas Kehutanan & Pertambangan Prov. Gorontalo Dinas Energi & Sumber Daya Mineral Kab. Banyumas Universitas Jenderal Soedirman Blacksmith Institute GEUS (Geological Survey of Denmark & Greenland) Yayasan Tambuhak Sinta dan Yayasan Adudu Nantu International Untuk meningkatkan koordinasi antar lembaga maka pada Tanggal 28 September 2012 telah dilaksanakan workshop PENGELOLAAN ASGM (Artisanal Small Scale Gold Mining) DI INDONESAI yang dihadiri oleh berbagai institusi pemerintah, swasta, internasional, perguruan tinggi dan asosiasi profesi. Untuk menindaklanjuti hasil kegiatan ini maka akan disusun Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Pemda Gorontalo. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 4

PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh berbagai pihak antara lain: Pemerintah daerah khususnya dinas pertambangan Kelompok penambang rakyat (ASGM) Lembaga Swadaya Masyarakat atau yayasan Hasil litbangyasa ini akan dimanfaatakan untuk mendukung pengembangan potensi endapan emas yang ada di daerah serta mendukung strategi pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan. Bentuk pemanfaatan hasil dari kegiatan ini adalah : Membuat model aplikasi teknik pengolahan emas yang ramah lingkungan di salah satu lokasi tambang emas rakyat yang ada di Provinsi Gorontalo. Memberikan pembinaan dan transfer teknologi kepada para penambang mengenai metode pengolahan emas yang ramah lingkungan. Melaksanakan penyuluhan dan kampanye tentang bahaya merkuri dan sianida sehingga timbul kesadaran para penambang untuk beralih meninggalkan teknik lama yaitu yang menggunakan merkuri dan sianida menuju teknik baru yang ramah lingkungan. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi kerusakan lingkungan akibat kegiatan ASGM serta memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menambang sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5

POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Potensi pengembangan ke depan Mengembangkan teknik eksplorasi endapan emas sehingga penambangan dapat dilakukan secara terencana, tepat sasaran dan tepat lokasi untuk mencegah pembukaan lahan yang tidak terkontrol yang menyebabkan timbulnya lubang-lubang tambang. Mengembangkan teknik recovery hasil pengolahan emas dengan metode leaching thiosulfate. Metode leaching thiosulfate ini merupakan alternatif metode pengolahan emas yang ramah lingkungan karena air limbah dan tailing yang dihasilkannya relatif tidak berbahaya dan tidak beracun. Mengembangkan teknik penanganan dan peralatan untuk mengurangi konsentrasi cemaran merkuri dalam limbah tambang. Strategi Pengembangan ke depan Bekerjasama dengan mitra baik pemda maupun LSM untuk mengaplikasikan desain proses pengolahan emas dan pengelolaan dampak pertambangan di salah satu lokasi tambang emas rakyat di Provinsi Gorontalo. Lokasi ini nantinya akan menjadi model dari aplikasi hasil litbangyasa yang kelak dapat diterapkan di lokasi-lokasi lain di seluruh Indonesia. Membuat nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerjasama (PKS) baik dengan pemda maupun institusi lain untuk memperkuat kerjasama dan koordinasi kelembagaan. Membuka kerjasama dan transfer teknologi dengan lembaga-lembaga internasional khususnya yang sudah lama bergerak dalam pengembangan teknologi pengolahan emas. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 6

FOTO KEGIATAN Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 7

logo lembaga TERIMA KASIH DR. Ir. Abdul Haris Ir. Y. Yudi Prabangkara, DEA Widi Brotokusumo, ST Haerul Hidayaturrahman, ST Vany Nursanti, ST