Jambore FILM pendek Film Jendela Kehidupan Anak Bangsa Surakarta 20-27 Juni 2014
Communicating with Video Drama Instructional Video News/Magazine format News Documentary Research and Data Collection Surveillance LESS SCRIPT MORE SCRIPT 23/06/2014 2
Produksi Film Layar lebar / bioskop = Sinematografi Broadcast / televisi = Videografi teresterial, satelit, kabel, publik, bayar. Broadcast / Internet Protocol = Videografi Video on demand, gratis. Media rekam (film, magnetic tape, optical disc, Harddisk, solidstate/flashdisk) 23/06/2014 3
DEPARTEMEN (penata) KAMERA Pengarah Fotografi (Director of Photography/DP) Operator Kamera (juru kamera) (special operator : underwater, steadycam, dll) Asisten Kamera 1 (Focus Puller) Asisten Kamera 2 (Admin dan claper) Digital Imaging Technician Loader / wrangler Camera Production Asisstance Camera Boy (Pengawal alat di Indonesia) 23/06/2014 4
Kamerawan Ahli fotografi dan bahasa Visual
Apa itu sinematografi / videografi Secara sederhana sinematografi / videografi sebagai seni dan teknologi dari fotografi gambar bergerak (motion picture photography) 23/06/2014 6
Termasuk di dalam seni fotografi gambar bergerak Memvisualisasikan sesuai skenario dan konsep penyutradaraan Mengkomposisikan sebuah adegan Menciptakan look dan mood Melukis adegan dan aktor dengan pencahayaan Menggambar setiap shot untuk dapat menyatu saat menyampaikan cerita dalam film 23/06/2014 7
Teknologi fotografi gambar bergerak Pemilihan Kamera, lensa, dan filter Pemilihan bahan baku untuk dapat menetapkan look dari filmnya Pemilihan peralatan lampu dan menguasai kondisi lokasi Koordinasi dengan personel film dan lighting Integrasi dengan spesial efek. 23/06/2014 8
Sinematografer / Videografer Seorang sinematografer / videografer juga dikenal dengan Director of Photography atau disingkat DP, atau di Indonesiakan menjadi Pengarah Fotografi. Dia yang bertanggung jawab terhadap kualitas fotografi dan cinematic look sebuah film. Dia memberikan pengarahan terhadap personil Kamera dan lighting crew Dia sangat dekat saat bekerja dengan sutradara 23/06/2014 9
Seorang sinematografer / videografer diharapkan menterjemahkan naskah cerita dan konsep sutradara kedalam imaji visual. Kolaborasi mereka sudah di mulai jauh sebelum syuting di mulai 23/06/2014 10
The Look of Film Dengan pengetahuan tentang pencahayaan, lensa, kamera, dan karakter media rekam, seorang sinematografer menciptakan kecocokan rasa, atmosfir, dan gaya visual di setiap shot yang membangkitkan emosi sesuai kemauan sutradara 23/06/2014 11
FOTOGRAFI Konsep fokus (ide maupun teknik) Konsep cahaya & exposure Konsep Komposisi 23/06/2014 12
Target fotografi Memperkuat kesan yang ingin disampaikan. Menjelaskan informasi. Bisa dinikmati sebagai gambar. 23/06/2014 13
Memperkuat kesan Karakter gambar Tata cahaya Pembingkaian (framing) Tata artistik 23/06/2014 14
Menjelaskan Informasi Tema / tujuan Penekanan (emphasis) Sederhana 23/06/2014 15
Bisa dinikmati Kualitas gambar Memiliki dimensi kedalaman Gerak (movement) Pengaturan tempo (termasuk editing) 23/06/2014 16
BAHASA VISUAL Aria Agni 23/06/2014 17
Video Shot Vocabulary Aspect Ratio : SDTV (4:3), HDTV (19:6). Cinema (1:1,85, 1:2,40 dll) Fundamental jenis shot Establishing Shot Medium Shot (MS), Medium Close Up (MCU) Close Up (CU), Extreme Close Up (ECU) Over the Shoulder (OTS) Two Shot 23/06/2014 18
Establishing Shot, Wide Shot 23/06/2014 19
Establishing Shot, Wide Shot 23/06/2014 20
Establishing Shot, Wide Shot 23/06/2014 21
Medium Shot 23/06/2014 22
Medium Close Up Talking Head 23/06/2014 23
Close Up 23/06/2014 24
Close Up, Extreme Close Up 23/06/2014 25
Other Fundamental Shot Types Over the Shoulder (OTS) Two Shot 23/06/2014 26
Head Room & Nose Room Centered, too much headroom 23/06/2014 27
Rule of Thirds 23/06/2014 28
Basic Principals of Lighting Three Point Lighting Key Light Fill Light Back Light or Hair Light 23/06/2014 29
Three Point Lighting Key Light Hair Light Background Light Fill Light 23/06/2014 30
Three Point Lighting Key Light Back Light Fill Light 23/06/2014 31 http://ether.asu.edu/video/tips_lighting.html
Sinematografer / Videografer Berfikir produksi
Analisis Naratif Membaca skenario (final draft) dengan seksama Tangkap rasa apa yang ingin disampaikan oleh cerita (MOOD) Kira kira LOOK apa yang ingin dicapai
Analisis Naratif 1. Baca skenario (mood film) 2. Tentukan squence 3. Tentukan scene 4. Analisis scene (look and mood) 5. Analisis squence (mood cerita) 6. Evaluasi dari step 1.
Analisis Naratif (Tentukan scene) 1. Int. Day (light balance, color balance) 2. Int. Night (light balance, color balance) 3. Ext. Day (Waktu, Cuaca, light balance, color balance) 0700 1700 WIB 4. Ext. Night (Cuaca, light balance, color balance) 1700 0700 WIB(termasuk dust and dawn/subuh dan maghrib) * Jam kritis magic hours 1700 1830 dan 0530 0700 (tergantung musim dan lokasi). Umumnya untuk establishing shot night exterior.
Konsep Visual (Film) (Sutradara, Pengarah fotografi, Pengarah Artistik) Bedah script, berdasarkan referensi teori warna, komposisi, psychologi visual/bahasa visual. Menciptakan Look Pengadeganan (mis en scene) Sutradara, Sinematografi dan Artistik Diskusi konsep visual sesuai output (movie, for TV Series/Serial, etc) dengan arahan Sutradara dari treatment (form dan style) yang dibuatnya, ditentukan format film dan aspect ratio. Untuk fotografi akan keluar Pencahayaan (Hi Low Key) dan Warna, Karakter imaji, dan Pembingkaian (mencakup aspect ratio, komposisi, angle, dan movement) Untuk meyatukan persepsi dibuatkan referensi visual (pencahayaan dan warna dengan referensi lukisan dunia) per film / per adegan.
Merancang Teknik Kamera Sangat teknis dimana menterjemahkan konsep visual dengan kebutuhan teknis dan Crew yang dibutuhkan. Dipikirkan kebutuhan yang efektif dan efisien sesuai output yang dinginkan (kualitas) Diskusi dengan post kemungkinan yang akan dibuat baik lab prosesing, color timing / color grading dan visual effect.(aliran kerja Flowchart Film/digital, digital intermediate dll)
RECCE Mempelajari hasil laporan hunting lokasi dari manajer lokasi/scout Menentukan lokasi yang akan di recce Pilih lokasi sesuai dengan mood cerita dan kemudahan produksi Cek ArahmataAngin, ruang untuk seting lampu dan akses buat mobilitas peralatan Location Lock
Technical recce Sudah memutuskan shot Akses gerakan kamera Akses pendukung kamera (listrik, Generator, Grip) Setup lighting
Disain Visual Penyutradaraan membuat director shot hingga storyboard Artistik membuat disain set dan denah set Produksi membuat denah lokasi Sinematografer membuat floorplan sehingga bisa dibuat kebutuhan peralatan secara detail/breakdown peralatan. Produksi dan AD koordinasi dengan sinematografer untuk jadwal pengambilan imaji /shot (take) (diperlukan technical recce saat pembuatan disain)
CEK N RICEK Order Peralatan Cek kamera, power Cek lensa dan filter Cek lampu dan kelistrikan Cek Tripod (head) dan grip Cek bahan baku dan prosessing / data storage Cek color grading print Cek Produksi / AD untuk jadwal shot
GO TO SET BLOCKING SETTING REHEARSAL SHOOTING Sebuah Produksi dan AD yang baik tahu membuat jadwal yang efisien, karena untuk Set yang besar membutuhkan waktu setting yang lama jika perlu ada prelight, atau jika dperlukan peralatan khusus (crane, motion control, efek, areal, underwater dll)
Blocking Pastikan posisi kamera sesuai storyboard / floorplan dan sesuai urutan shotnya untuk satu adegan Pastikan setiap shot/adegan dan pergerakan baik Aktor maupun Kamera. AD/Focus puller memberikan tanda posisi kamera dan pergerakan pemain.
Setting Semua departemen mengatur dan menata kebutuhan shot setelah mengunci posisi kamera dan sudut pengambilan(suradara dan PF) Gunakan pemain pengganti saat pemain juga make up dan menggunakan kostum Persilahkan pimpinan departemen melihat viewfinder/monitor.
Rehearsal Jika semua setup sudah siap, baru masuk semua operator ke dalam set guna latihan. Semua kepala departemen wajib mengecek frame/bingkai (monitor/viewfinder) pada saat latihan sehingga jika ada kekurangan bisa cepat di koreksi.
Shooting 1 Focus Setiap take Exposure Setiap shot dan cek gate dan scratch / cek file Laporan kontinuity lighting setiap scene dan perpindahan lokasi Laporan kamera Dailies proses dan preview (jangan sampai retake)
Shooting 2 Semua asisten (kamera, DIT (digital imaging technician), gaffer, grip) memberikan laporan kepada PF jika ditemukan masalah. Loader / Data wrangler, memberikan hasil shooting kepada produksi jangan lupa penerima tanda tangan di atas camera report.
PASCA 1 Jika seluloid daily print / rushcopy (one light print) digunakan sebagai workprint. Editor yang kreatif akan melihat semua hasil shooting bahkan yang NG sekalipun, akan bijaksana PF tahu jika menggunakan shot NG, dimana jangan menggunakan shot NG yang tidak bisa dikoreksi kualitas imaji nya. PF ikut disetiap preview editing sampai picture lock
PASCA 2 koreksi imaji (color timing /color grading) Negative cutting dan masuk color timing Cek sebelum koreksi gambar apakah dari original shooting (negative / raw data) bukan data visual dari editor, kecuali EDL/XML saja. Akan efisien jika PF memberikan referensi dari setiap shotnya kepada colorist sehingga cepat melakukannya. Setelah coloris membuat dasar warna (base ligth) lakukan grading 1 reel / hari bersama PF dan sutradara.
PRINTOUT / master original PF mengecek hasil cetak atau master film (sesuai tujuan penayangan) baik dari negative apalagi dari digital. Selesai sudah tanggung jawab PF.
SINEMATOGRAFER INDONESIA kesetiaan kemajuan Artistik www.sinematografer.org