Jambore FILM pendek. Film Jendela Kehidupan Anak Bangsa Surakarta Juni 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Sine n m e a m t a o t g o r g a r f a e f r e r Berpikir produksi

Kompetensi manajemen kamera departemen. Menangkap visual imaji untuk bioskop dan televisi

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

JUDUL UNIT : Merancang dan Membuat Rencana Kerja Kamera

Produksi AUDIO VISUAL

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

BASIC VIDEOGRAFI OLEH: R. WISNU WIJAYA DEWOJATI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

LAMPIRAN. Penulis: Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab penata kamera dalam

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PEMETAAN FUNGSI KERJA Departemen Kamera Film dan Televisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Beberapa jabatan dalam bidang film antara lain:

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

Sekilas Tentang Pembuatan Film 3

Aspect Ratio : Definisi, Format Umum Aspect Ratio Kamera : Pembingkaian Kamera, Sudut Kamera, Perpindahan Kamera

BAB II LANDASAN TEORI

Produksi Media PR AVI

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

DASAR VIDEO GRAFI. KONTINITI, KOMPOSISI, IMAGINER LINE, TIPE SHOT, PENCAHAYAAN ( Arif Ranu W, M.Kom SMK Muhammadiyah 1 Sleman)

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

Di sebuah produksi program acara terdapat kerabat kerja artistik produksi yang m engepalai para tukang yang bekerja dalam produksi set, yaitu...

Nama : Aditia.R (03) Kelas : XI tel 4. Broadcast:1. Definisi Kamera Video

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

PROSES Sebagai rumah produksi layanan penuh, kami menyediakan semua dukungan produksi, dari hulu hingga hilir.

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

PRAKTIKUM 2. PENGAMBILAN GAMBAR

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendukung pembuatan film pendek tentang nikah muda, maka karya

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. merancang naskah, hunting lokasi, merancang dan menyususl pada tahap prapoduksi

PT. NUSANTARA MEDIA MANDIRI JOBDESK PRODUCTION FACILITIES DEPARTEMENT NO. PSM/JKO-HRD/04 DISAHKAN. Pada tanggal Randy Monthonaro Tampubolon

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

JUDUL UNIT : Membaca dan Menafsirkan Naskah

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran KONTRAK KULIAH DAN PREVIEW MATERI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

Pengertian Videografy

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB 4 PRODUKSI KARYA TUGAS AKHIR

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

Storyboard For Animation

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab IV ini akan dijelaskan mengenai proses produksi hingga pasca

Lokasi Produksi FTV Benjang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

TEKNIK EDITING II. Pertemuan 2. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting

Mengenal Cinematography dan Teknik Pembuatannya

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

PAV SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR (CAMERA ANGLE) Camera angle adalah sudut dimana kamera mengambil gambar suatu obyek, pemandangan atau adegan.

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA. produksi yaitu media utama yang berupa motion graphic video.

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Evaluasi Camera Person Evaluasi Audio

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline

MCU (Medium Close Up) Shot yang menampilkan separas dada sampai atas kepala.

LAPORAN PRODUKSI FILM PENDEK TENGSIN... Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II. Dosen Pengampu : Ranang Agung S, S. Pd.

TEKNIK EDITING II. Pertemuan 3. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinematografi

BAB III LANDASAN TEORI. Film merupakan gambar hidup yang disebut sinema. Film adalah seni

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

MODUL PENGENALAN KAMERA MD-10000

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP. SINEMATOGRAFI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kecepatan kamera dalam menangkap gambar yaitu terdapat pada... A. speed B. lensa C. view finder D. light meter E. aparture ANSWER: A

DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG

PRAKTIKUM III PERGERAKAN KAMERA

MATERI POKOK PEMBELAJARAN VIDEOGRAFI I

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGAMBILAN GAMBAR BERGERAK (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. motion dan animasi 2D di mana cerita yang diambil yaitu cerita rakyat si Kancil

THE ART OF PHOTOGRAPHY. M.S. GUMELAR

BAB IV ANALISIS PROSES. kameraman memegang kamera tanpa bantuan tripod saat on record.

mari membuat video cara praktis membuat video dan foto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PEMBUATAN IKLAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK CV. CHOCOLATE FOREST. Naskah Publikasi. disusun oleh Muhamad Fauzan

BAB IV TAHAPAN PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Teknik Pengambilan Foto

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Hasil Wawancara : Apa yang menjadi peran dan tanggung jawabjuru kamera dalam menentukan keberhasilan tayangan programx-factor Indonesia dilihat dari

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

Transkripsi:

Jambore FILM pendek Film Jendela Kehidupan Anak Bangsa Surakarta 20-27 Juni 2014

Communicating with Video Drama Instructional Video News/Magazine format News Documentary Research and Data Collection Surveillance LESS SCRIPT MORE SCRIPT 23/06/2014 2

Produksi Film Layar lebar / bioskop = Sinematografi Broadcast / televisi = Videografi teresterial, satelit, kabel, publik, bayar. Broadcast / Internet Protocol = Videografi Video on demand, gratis. Media rekam (film, magnetic tape, optical disc, Harddisk, solidstate/flashdisk) 23/06/2014 3

DEPARTEMEN (penata) KAMERA Pengarah Fotografi (Director of Photography/DP) Operator Kamera (juru kamera) (special operator : underwater, steadycam, dll) Asisten Kamera 1 (Focus Puller) Asisten Kamera 2 (Admin dan claper) Digital Imaging Technician Loader / wrangler Camera Production Asisstance Camera Boy (Pengawal alat di Indonesia) 23/06/2014 4

Kamerawan Ahli fotografi dan bahasa Visual

Apa itu sinematografi / videografi Secara sederhana sinematografi / videografi sebagai seni dan teknologi dari fotografi gambar bergerak (motion picture photography) 23/06/2014 6

Termasuk di dalam seni fotografi gambar bergerak Memvisualisasikan sesuai skenario dan konsep penyutradaraan Mengkomposisikan sebuah adegan Menciptakan look dan mood Melukis adegan dan aktor dengan pencahayaan Menggambar setiap shot untuk dapat menyatu saat menyampaikan cerita dalam film 23/06/2014 7

Teknologi fotografi gambar bergerak Pemilihan Kamera, lensa, dan filter Pemilihan bahan baku untuk dapat menetapkan look dari filmnya Pemilihan peralatan lampu dan menguasai kondisi lokasi Koordinasi dengan personel film dan lighting Integrasi dengan spesial efek. 23/06/2014 8

Sinematografer / Videografer Seorang sinematografer / videografer juga dikenal dengan Director of Photography atau disingkat DP, atau di Indonesiakan menjadi Pengarah Fotografi. Dia yang bertanggung jawab terhadap kualitas fotografi dan cinematic look sebuah film. Dia memberikan pengarahan terhadap personil Kamera dan lighting crew Dia sangat dekat saat bekerja dengan sutradara 23/06/2014 9

Seorang sinematografer / videografer diharapkan menterjemahkan naskah cerita dan konsep sutradara kedalam imaji visual. Kolaborasi mereka sudah di mulai jauh sebelum syuting di mulai 23/06/2014 10

The Look of Film Dengan pengetahuan tentang pencahayaan, lensa, kamera, dan karakter media rekam, seorang sinematografer menciptakan kecocokan rasa, atmosfir, dan gaya visual di setiap shot yang membangkitkan emosi sesuai kemauan sutradara 23/06/2014 11

FOTOGRAFI Konsep fokus (ide maupun teknik) Konsep cahaya & exposure Konsep Komposisi 23/06/2014 12

Target fotografi Memperkuat kesan yang ingin disampaikan. Menjelaskan informasi. Bisa dinikmati sebagai gambar. 23/06/2014 13

Memperkuat kesan Karakter gambar Tata cahaya Pembingkaian (framing) Tata artistik 23/06/2014 14

Menjelaskan Informasi Tema / tujuan Penekanan (emphasis) Sederhana 23/06/2014 15

Bisa dinikmati Kualitas gambar Memiliki dimensi kedalaman Gerak (movement) Pengaturan tempo (termasuk editing) 23/06/2014 16

BAHASA VISUAL Aria Agni 23/06/2014 17

Video Shot Vocabulary Aspect Ratio : SDTV (4:3), HDTV (19:6). Cinema (1:1,85, 1:2,40 dll) Fundamental jenis shot Establishing Shot Medium Shot (MS), Medium Close Up (MCU) Close Up (CU), Extreme Close Up (ECU) Over the Shoulder (OTS) Two Shot 23/06/2014 18

Establishing Shot, Wide Shot 23/06/2014 19

Establishing Shot, Wide Shot 23/06/2014 20

Establishing Shot, Wide Shot 23/06/2014 21

Medium Shot 23/06/2014 22

Medium Close Up Talking Head 23/06/2014 23

Close Up 23/06/2014 24

Close Up, Extreme Close Up 23/06/2014 25

Other Fundamental Shot Types Over the Shoulder (OTS) Two Shot 23/06/2014 26

Head Room & Nose Room Centered, too much headroom 23/06/2014 27

Rule of Thirds 23/06/2014 28

Basic Principals of Lighting Three Point Lighting Key Light Fill Light Back Light or Hair Light 23/06/2014 29

Three Point Lighting Key Light Hair Light Background Light Fill Light 23/06/2014 30

Three Point Lighting Key Light Back Light Fill Light 23/06/2014 31 http://ether.asu.edu/video/tips_lighting.html

Sinematografer / Videografer Berfikir produksi

Analisis Naratif Membaca skenario (final draft) dengan seksama Tangkap rasa apa yang ingin disampaikan oleh cerita (MOOD) Kira kira LOOK apa yang ingin dicapai

Analisis Naratif 1. Baca skenario (mood film) 2. Tentukan squence 3. Tentukan scene 4. Analisis scene (look and mood) 5. Analisis squence (mood cerita) 6. Evaluasi dari step 1.

Analisis Naratif (Tentukan scene) 1. Int. Day (light balance, color balance) 2. Int. Night (light balance, color balance) 3. Ext. Day (Waktu, Cuaca, light balance, color balance) 0700 1700 WIB 4. Ext. Night (Cuaca, light balance, color balance) 1700 0700 WIB(termasuk dust and dawn/subuh dan maghrib) * Jam kritis magic hours 1700 1830 dan 0530 0700 (tergantung musim dan lokasi). Umumnya untuk establishing shot night exterior.

Konsep Visual (Film) (Sutradara, Pengarah fotografi, Pengarah Artistik) Bedah script, berdasarkan referensi teori warna, komposisi, psychologi visual/bahasa visual. Menciptakan Look Pengadeganan (mis en scene) Sutradara, Sinematografi dan Artistik Diskusi konsep visual sesuai output (movie, for TV Series/Serial, etc) dengan arahan Sutradara dari treatment (form dan style) yang dibuatnya, ditentukan format film dan aspect ratio. Untuk fotografi akan keluar Pencahayaan (Hi Low Key) dan Warna, Karakter imaji, dan Pembingkaian (mencakup aspect ratio, komposisi, angle, dan movement) Untuk meyatukan persepsi dibuatkan referensi visual (pencahayaan dan warna dengan referensi lukisan dunia) per film / per adegan.

Merancang Teknik Kamera Sangat teknis dimana menterjemahkan konsep visual dengan kebutuhan teknis dan Crew yang dibutuhkan. Dipikirkan kebutuhan yang efektif dan efisien sesuai output yang dinginkan (kualitas) Diskusi dengan post kemungkinan yang akan dibuat baik lab prosesing, color timing / color grading dan visual effect.(aliran kerja Flowchart Film/digital, digital intermediate dll)

RECCE Mempelajari hasil laporan hunting lokasi dari manajer lokasi/scout Menentukan lokasi yang akan di recce Pilih lokasi sesuai dengan mood cerita dan kemudahan produksi Cek ArahmataAngin, ruang untuk seting lampu dan akses buat mobilitas peralatan Location Lock

Technical recce Sudah memutuskan shot Akses gerakan kamera Akses pendukung kamera (listrik, Generator, Grip) Setup lighting

Disain Visual Penyutradaraan membuat director shot hingga storyboard Artistik membuat disain set dan denah set Produksi membuat denah lokasi Sinematografer membuat floorplan sehingga bisa dibuat kebutuhan peralatan secara detail/breakdown peralatan. Produksi dan AD koordinasi dengan sinematografer untuk jadwal pengambilan imaji /shot (take) (diperlukan technical recce saat pembuatan disain)

CEK N RICEK Order Peralatan Cek kamera, power Cek lensa dan filter Cek lampu dan kelistrikan Cek Tripod (head) dan grip Cek bahan baku dan prosessing / data storage Cek color grading print Cek Produksi / AD untuk jadwal shot

GO TO SET BLOCKING SETTING REHEARSAL SHOOTING Sebuah Produksi dan AD yang baik tahu membuat jadwal yang efisien, karena untuk Set yang besar membutuhkan waktu setting yang lama jika perlu ada prelight, atau jika dperlukan peralatan khusus (crane, motion control, efek, areal, underwater dll)

Blocking Pastikan posisi kamera sesuai storyboard / floorplan dan sesuai urutan shotnya untuk satu adegan Pastikan setiap shot/adegan dan pergerakan baik Aktor maupun Kamera. AD/Focus puller memberikan tanda posisi kamera dan pergerakan pemain.

Setting Semua departemen mengatur dan menata kebutuhan shot setelah mengunci posisi kamera dan sudut pengambilan(suradara dan PF) Gunakan pemain pengganti saat pemain juga make up dan menggunakan kostum Persilahkan pimpinan departemen melihat viewfinder/monitor.

Rehearsal Jika semua setup sudah siap, baru masuk semua operator ke dalam set guna latihan. Semua kepala departemen wajib mengecek frame/bingkai (monitor/viewfinder) pada saat latihan sehingga jika ada kekurangan bisa cepat di koreksi.

Shooting 1 Focus Setiap take Exposure Setiap shot dan cek gate dan scratch / cek file Laporan kontinuity lighting setiap scene dan perpindahan lokasi Laporan kamera Dailies proses dan preview (jangan sampai retake)

Shooting 2 Semua asisten (kamera, DIT (digital imaging technician), gaffer, grip) memberikan laporan kepada PF jika ditemukan masalah. Loader / Data wrangler, memberikan hasil shooting kepada produksi jangan lupa penerima tanda tangan di atas camera report.

PASCA 1 Jika seluloid daily print / rushcopy (one light print) digunakan sebagai workprint. Editor yang kreatif akan melihat semua hasil shooting bahkan yang NG sekalipun, akan bijaksana PF tahu jika menggunakan shot NG, dimana jangan menggunakan shot NG yang tidak bisa dikoreksi kualitas imaji nya. PF ikut disetiap preview editing sampai picture lock

PASCA 2 koreksi imaji (color timing /color grading) Negative cutting dan masuk color timing Cek sebelum koreksi gambar apakah dari original shooting (negative / raw data) bukan data visual dari editor, kecuali EDL/XML saja. Akan efisien jika PF memberikan referensi dari setiap shotnya kepada colorist sehingga cepat melakukannya. Setelah coloris membuat dasar warna (base ligth) lakukan grading 1 reel / hari bersama PF dan sutradara.

PRINTOUT / master original PF mengecek hasil cetak atau master film (sesuai tujuan penayangan) baik dari negative apalagi dari digital. Selesai sudah tanggung jawab PF.

SINEMATOGRAFER INDONESIA kesetiaan kemajuan Artistik www.sinematografer.org