EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA SEGAWE KABUPATEN TULUNGAGUNG MENUJU SANITARY LANDFILL

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL

EVALUASI PENGELOLAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) GUNUNG PANGGUNG DI KABUPATEN TUBAN MENUJU SISTEM SANITARY LANDFILL

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA GUNUNG PANGGUNG KABUPATEN TUBAN MENUJU SISTEM SANITARY LANDFILL

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

TPST Piyungan Bantul Pendahuluan

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

DETAIL ENGINEERING TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) REGIONAL PEKALONGAN. Badrus Zaman, Syafrudin, Diah Pratiwi *)

PENERAPAN SISTEM SANITARY LANDFILL DI TPA TLEKUNG KOTA BATU

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN GIANYAR

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN I- 1

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

POTENSI EKONOMI TIMBUNAN SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA LIWA, KABUPATEN LAMPUNG BARAT

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

PERENCANAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL DI TPA PECUK KABUPATEN INDRAMAYU

TUGAS AKHIR PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR JATIBARANG KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

PENGELOLAAN TPA BERWAWASAN LINGKUNGAN

Potensi Produksi Gas Metana Dari Kegiatan Landfilling di TPA Muara Fajar, Pekanbaru

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

STRATEGI PENINGKATAN PENGELOLAAN PRASARANA SANITASI DI WILAYAH PERMUKIMAN PESISIR KOTA KUPANG

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

BAB IV DISAIN DAN REKOMENDASI TPA SANITARY LANDFILL KABUPATEN KOTA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENGARUH STASIUN PERALIHAN ANTARA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBAKSARI, SURABAYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. awal sampai akhir penelitian. Pada tahapan penelitian ini diawali dengan

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. masih dioperasikan secara open dumping, yaitu sampah yang datang hanya dibuang

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1.

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud, Tujuan Dan Sasaran 1.3. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN PERENCANAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (METODA SANITARY LANDFILL) I. Pendahuluan

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

CARA PERHITUNGAN SPM Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STRATEGI PENATAAN SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI BANTARAN SUNGAI MUSI DI KOTA SEKAYU KABUPATEN MUSI BANYUASIN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA PENGELOLAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) MANDUNG DI KABUPATEN TABANAN

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI. 4.1 Proyeksi Timbulan Sampah dan Perkiraan Masa Layanan TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR

MAKALAH SEMINAR DAN MUSYAWARAH NASIONAL MODEL PERSAMAAN MATEMATIS ALOKASI KENDARAAN ANGKUTAN SAMPAH BERDASARKAN METODE PENGGABUNGAN BERURUT OLEH :

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTEM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap lingkungan adalah adanya sampah. yang dianggap sudah tidak berguna sehingga diperlakukan sebagai barang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

. OPTIMALISASI PENGELOLAAN TPA ALAK DALAM MENGATASI PERMASALAHAN PERSAMPAHAN DI KOTA KUPANG

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016

Untuk lebih jelasnya wilayah Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada peta di bawah ini :

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan hidup, sampah merupakan masalah penting yang harus

PENGARUH RESIRKULASI LINDI TERHADAP LAJU DEGRADASI SAMPAH DI TPA KUPANG KECAMATAN JABON SIDOARJO

STUDI PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH LINDI SEBAGAI KONTROL PEMENUHAN BAKU MUTU SESUAI KEPMEN 03/91 (STUDI KASUS PADA TPA SUPIT URANG MALANG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

Transkripsi:

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA SEGAWE KABUPATEN TULUNGAGUNG MENUJU SANITARY LANDFILL Niken Setyawati Trianasari dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email : niken-trianasari@yahoo.com ABSTRAK Pengelolaan sampah di Kabupaten Tulungagung belum berjalan secara optimal. Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) cepat menumpuk. Faktor utama penyebab adalah belum adanya reduksi dari sumber timbulan sampah. Langkah yang diambil adalah mengelola TPA sehingga mampu mendukung jumlah timbulan sampah yang masuk serta memenuhi kualitas lingkungan. Sesuai KSNP-SPP, metode pembuangan akhir yang tepat yaitu Metode Sanitary Landfill. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pengelolaan sampah di TPA Segawe dan mengkaji langkah-langkah dalam memperbaiki kondisi eksisting sistem pembuangan akhir di TPA Segawe menuju sanitary landfill, ditinjau dari aspek teknis, kelembagaan dan finansial. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian lapangan, dengan melakukan evaluasi terhadap aspek teknis dengan metode pengolahan data berupa analisa deskriptif dan kuantitatif, aspek kelembagaan dengan metode matriks SWOT dan aspek finansial dengan metode Analisa Nilai Sekarang. Volume timbulan sampah yang masuk TPA Segawe tahun 2015 sebesar 287,35 m3/hari atau 92,53 ton/hari. Dengan metode sanitary landfill luas lahan 27.484,5 dibagi menjadi 3 zona penimbunan. Sampah setiap hari ditimbun berdasarkan sel-sel harian, kebutuhan tanah penutup sudah tersedia di areal TPA. Pengolahan lindi dilakukan dengan proses biologis, luas kolam anaerobik 1.203,43 m 2, kolam fakultatif 1.444,12 m 2, BOD effluen 23,74 mg/l. Penyediaan sarana dan prasarana diperlukan investasi dari tingkat pusat, pihak swasta maupun daerah. Perlu peningkatan kualitas dan kuantitas SDM baik di tingkat regulator/planner maupun operator. Kata kunci: controlled landfill, tempat pembuangan akhir (tpa), sanitary landfill, pengolahan lindi PENDAHULUAN Pengelolaan sampah di Kabupaten Tulungagung belum berjalan secara optimal. Sehingga sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) cepat menumpuk. Faktor utama sebagai penyebab adalah belum adanya reduksi sampah (pemilahan) dari sumber timbulan sampah. Langkah yang diambil adalah mengelola TPA yang ada sehingga mampu mendukung jumlah timbulan sampah yang masuk serta memenuhi kualitas lingkungan ( no leachate, no odor, no gas, no disease). Sesuai KSNP-SPP, dalam strateginya meningkatkan kualitas pengelolaan TPA kearah sanitary landfill. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengevaluasi pengelolaan sampah di TPA Segawe menuju Sanitary Landfill dan mengkaji langkah-langkah dalam memperbaiki kondisi eksisting sistem pembuangan akhir di TPA Segawe menuju Sanitary Landfill ditinjau dari aspek teknis, kelembagaan dan finansial.

Adapun manfaat yang diharapkan adalah memberikan solusi bagi Pemerintah Kabupaten Tulungagung terhadap penanganan TPA yang mengarah kepada metode pembuangan akhir Sanitary Landfill. METODA Metoda dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan berupa pengukuran, analisis laboratorium serta melakukan wawancara dan kuesioner terhadap lembaga yang menangani persampahan untuk memperoleh data baik data primer maupun data sekunder. Dari hasil data yang diperoleh akan dilakukan pengkajian terhadap aspek teknis, aspek finansial dan aspek kelembagaan. Pengumpulan Data Data primer yang diukur dalam studi ini meliputi (1) Data timbulan sampah menurut SNI 19-3964-1995, dengan mengukur langsung sampah yang masuk TPA berdasarkan ritasi dan volume kendaraan, pengambilan sampling dilakukan berturutturut 7 hari dan diulang 2 kali ; (2) Data komposisi sampah menurut SNI 19-3964-1995, pengambilan sampling dilakukan terhadap 3 truck sampah selama 3 hari, teknik pengukuran dilakukan dengan teknik perempatan sebanyak 100 kg sampah ; (3) Data densitas sampah menurut SNI 19-3964-1995, sampah yang masuk di TPA ditimbang di jembatan timbang, sedangkan pengambilan sampling sampah terkompaksi dilakukan pada umur 0 7 hari, 6 bulan dan 1 tahun, teknik pengukuran dengan cara menggali 0,5 x 0,5 x 0,5 m3 selanjutnya ditimbang ; (4) Data timbulan lindi, dilakukan pengamatan terhadap lindi yang masuk ke bak penampung lindi selama 7 hari pada musim kemarau dan hujan ; (5) Data kadar air menurut Tchobanoglous, Theisen dan Vigil (1993), pengambilan sample sampah di TPA dilakukan sebanyak 5 kantong plastik dan dilakukan pada musim hujan dan musim kemarau, teknik pengukuran dengan analisis laboratorium. Data sekunder yang diperlukan meliputi data kondisi wilayah, kependudukan, data curah hujan, sarana prasarana persampahan, monitoring sumur pantau, data luas lahan, data tanah urug, data institusi pengelola dan kebijakan serta peraturan-peraturan daerah. Analisis dan Evaluasi Aspek Teknis Metode pengolahan data berupa analisa deskriptif dan kuantitatif terhadap perhitungan timbulan sampah, perencanaan sel timbunan sampah, instalasi pengelolaan lindi, perhitungan timbulan lindi, drainase dan perhitungan tanah penutup. Analisis dan evaluasi dilakukan menurut Tchobanoglous, Theisen dan Vigil (1993), Ditjen. Cipta Karya Dep. PU (2007) dan UNEP (2005). Aspek Finasial Metode yang digunakan yaitu dengan Analisa Nilai Sekarang (ANS) (Siregar, Samadhi,1987) Aspek Kelembagaan Metode yang digunakan yaitu metode matrik SWOT (Rangkuti, 1997). HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selama 14 hari pada musim kemarau dan musim hujan, diketahui bahwa timbulan sampah rata-rata yang masuk ke TPA Segawe sebesar 43,953 ton perhari. Komposisi timbulan sampah sebagian besar terdiri dari sampah organik yang berupa daun dan sisa makanan sebesar 71,45%, D-15-2

selanjutnya plastik (11.89 %), kertas (6.30 %) dan kain (5,29 %). Jumlah komposisi sampah organik yang cukup besar tersebut menunjukkan bahwa selama ini belum ada upaya reduksi sampah yang dilakukan oleh penduduk di sumber-sumber sampah, dimana sampah organik tersebut langsung dibuang ke bak-bak sampah tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Untuk data densitas sampah yang masuk ke TPA rata-rata sebesar 322 kg/m 3, sedangkan densitas sampah rata-rata untuk sampah tertimbun umur 1 tahun sebesar 767,47 kg/m 3. Adapun kadar air sampah rata-rata sebesar 60 %. Hasil pengukuran dan perhitungan timbulan lindi yang tertampung di kolam lindi pada musim hujan sebesar 0,83 ltr/dtk dan musim kemarau 0,001 ltr/dtk. Dengan kandungan COD sebesar 2.400 mg/l O2 dan BOD sebesar 1.150 mg/l O2. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa dengan pencapaian target MDGs dengan tingkat pelayanan 80 % pada tahun 2015 maka volume timbulan sampah yang masuk ke TPA Segawe sebesar 287,35 m3/hari atau 92,53 ton/hari. Dengan pengelolaan yang baik, diharapkan dengan volume timbulan tersebut TPA Segawe tetap ramah lingkungan dan tidak mencemari lingkungan baik dari lindi, bau, gas dan penyakit. Areal Penimbunan dan Pengaturan Lahan Pengaturan areal penimbunan dilakukan dengan membagi lahan efektif seluas 27.484,5 m2 menjadi 3 zona dengan luas masing-masing Zona I = 9.158,85 m 2, Zona II = 9.160,49 m 2 dan Zona III = 9.165 m 2. Pengaturan penimbunan sampah di TPA Segawe dimulai dari Zona I, dilanjutkan dengan Zona II dan Zona III. Pengaturan sampah di Zona I dimulai dengan melakukan persiapan lahan terlebih dahulu, yaitu dengan melapisi dengan tanah penutup sampai mencapai permeabilitas tanah sesuai standar. Penimbunan sampah dilakukan berdasarkan sel harian. Sambil menunggu Zona I penuh, dilakukan persiapan lahan pada Zona II. Setelah Zona I penuh, penimbunan sampah dilakukan pada Zona II. Sambil menunggu Zona II penuh, dilakukan pelapisan tanah penutup pada Zona III. Setelah Zona II penuh, penimbunan sampah dilakukan pada Zona III. Kebutuhan lahan untuk sel harian pada awal timbunan adalah 49 m 2 dengan ukuran sel 7 x 7 m. Sedangkan untuk sel lanjutan luas lahan yang diperlukan untuk penimbunan sampah setiap harinya adalah 35 m 2 dengan ukuran lahan 7 x 5 m. Persediaan tanah urug sudah ada yaitu dengan menggali tanah perbukitan yang ada di areal TPA. Pengolahan Lindi Perhitungan debit lindi dilakukan dengan menggunakan Metode Kesetimbangan Air (Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993), yang dihitung tiap lift pada masingmasing zona bertahap selama 15 periode. Dengan debit lindi pada periode kelima sebesar 0,804 l/dtk, periode kesepuluh 1,768 l/dtk dan periode kelimabelas 2,786 l/dtk, maka dilakukan evaluasi terhadap kolam pengolah lindi dengan debit maksimum. Dari evaluasi kondisi eksisting, volume kondisi eksisting < volume perencanaan sehingga bangunan tidak akan bisa menampung lindi yang akan terolah, sehingga perlu adanya re-design, dalam hal ini ada 2 alternatif desain seperti terlihat pada Tabel 1. Alternatif I : Pada alternatif desain 1, kolam anaerobik eksisting akan dibongkar secara keseluruhan kemudian dibuat 1 unit kolam baru. Alternatif II : Pada alternatif desain 2, bak eksisting direnovasi. Selain itu untuk menampung keseluruhan debit lindi yang terolah akan ditambah 3 kolam lagi, sehingga kolam akan tersusun seri seperti terlihat pada Gambar 1. Dengan tahapan pembangunan sebagai D-15-3

berikut : Kolam 1 dan 2 harus ada ketika zona 1 beroperasi Kolam 3 ada ketika zona 2 beroperasi Kolam 4 ada ketika zona 3 beropersi A2 A1 A3 A4 F2 F1 F3 F4 Keterangan : - A1 = kolam anaerobik 1 kondisi eksisting - F1 = kolam fakultatif 1 - A2 = kolam anaerobik 2 Bangunan baru ketika - F2 = kolam fakultatif 2 zona I beroperasi - A3 = kolam anaerobik 3 Bangunan baru ketika - F3 = kolam fakultatif 3 zona II beroperasi - A4 = kolam anaerobik 4 Bangunan baru ketika - F4 = kolam fakultatif 4 zona III beroperasi No. Alternatif Pilihan Gambar 1. Flowsheet Design Bangunan Alternatif Perencanaan II Tabel 1. Evaluasi Kolam Anaerobik, Fakultatif dan Maturasi Q V As Pa Pb La Lb H Freeboard m 3 /hari ltr/dtk m 3 m 2 m m m m m m I. Alternatif I a. Anaerobik 240,69 25,20 4.813,73 1.203,43 49,06 44,44 24,53 19,91 4,00 0,5 b. Fakultatif 240,69 25,20 2.888,24 1.444,12 53,74 51,43 26,87 24,56 2,00 0,5 7.701,97 2.647,55 II. Alternatif II a. Anaerobik 1 8,86 0,10 177,13 44,28 12,20 11,25 4,25 3,30 4,00 0,5 Fakultatif 1 2,48 0,03 29,75 14,88 8,10 5,90 5,35 3,05 2,00 0,5 b. Anaerobik 2 717,28 0,70 1.212,42 303,10 24,62 20,00 12,31 7,69 4,00 0,5 Fakultatif 2 723,65 0,78 803,98 401,99 28,35 26,04 14,18 11,87 2,00 0,5 c. Anaerobik 3 726,13 0,96 1.665,32 416,33 28,86 24,23 14,43 9,80 4,00 0,5 Fakultatif 3 726,13 0,96 999,19 499,60 31,61 29,30 15,80 13,49 2,00 0,5 d. Anaerobik 4 726,02 0,96 1.665,32 416,33 28,86 24,23 14,43 9,80 4,00 0,5 Fakultatif 4 726,02 0,96 999,19 499,60 31,61 29,30 15,80 13,49 2,00 0,5 7.552,29 2.596,10 Dengan dimensi di atas BOD effluen yang dihasilkan sebesar 23,74 mg/l. Dari hasil evaluasi dan analisis terhadap kondisi eksisting TPA Segawe Kabupaten Tulungagung terhadap teori dan NSPM tentang Sanitary Landfill (Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993), (Damahuri E, 1993), (Ditjen Cipta Karya Dep. PU, 2007) dan (UNEP, 2005) dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini : D-15-4

Tabel 2. Evaluasi Kondisi Eksisting terhadap Kriteria Sanitary Landfill No Kondisi Eksisting Tindak Lanjut I. PRASARANA TPA 1. Papan Nama Sudah tersedia papan nama menunjukkan lokasi TPA, sistem pengelolaan TPA, luas area dan rencana umur pakai. 2. Pintu Gerbang Sudah tersedia pintu gerbang yang menjadi pintu masuk menuju lokasi TPA 3. Pagar Pagar di TPA Segawe berfungsi selain sebagai pagar pembatas juga sebagai pagar pengaman TPA. Pagar depan terbuat dari besi, pagar keliling terbuat dari kawat duri. Belum semua areal TPA tertutup pagar, pada TA 2007 ada penambahan pagar kawat berduri sepanjang 100 m. 4. Jembatan Timbang Belum tersedia 5. Jalan Operasi Sudah tersedia jalan operasi yang merupakan akses dalam lingkungan TPA, dengan panjang 510 m dan lebar 3 m. Konstruksi jalan terbuat dari aspal, sedangkan untuk jalan operasi penimbunan sampah sudah ada jalan sementara menuju areal penimbunan bawah yang hanya dilalui oleh kendaraan pada musim kemarau karena hanya berupa jalan tanah dan tumpukan sampah yang dipadatkan. 6. Kantor Kantor ini berfungsi sebagai tempat pengendali operasional sampah di TPA selama 24 jam. Ukuran kantor 6 x 20 m 2 7. Garasi Alat Berat Terdapat 2 unit garasi dengan luas masingmasing 5 x 10 m2. 8. Fasilitas MCK Sudah tersedia MCK 1 unit yang terdiri dari satu kamar mandi dan satu unit WC. 9. Penyediaan Air Bersih Sudah tersedia air bersih yang dikirim melalui truck tangki dan dimasukkan ke tandon air yang sudah tersedia., dengan penambahan penulisan. Perlu penambahan panjang pagar sampai menutup batas lahan TPA, dipakai pagar kawat berduri dan penanaman tanaman sekelilingnya. Pengadaan jembatan timbang dalam waktu dekat masih terbentur dengan pendanaan, untuk itu langkah yang perlu dilakukan sementara ini yaitu penyediaan tenaga kerja khusus sebagai pencatat volume timbulan sampah yang masuk ke TPA Segawe. Pada pelaksanaan metode sanitary landfill terdapat pembagian zona-zona penimbunan, untuk itu diperlukan jalan operasi yang terbuat dari tanah penutup yang sudah dipadatkan dengan lebar 4 m. Karena jalan operasi yang akan dibuat berada diatas timbunan sampah lama maka harus dilakukan pengurugan tanah dan pemadatan sehingga walaupun di musim hujan masih tetap dapat digunakan. dan berfungsi juga sebagai ruang jaga D-15-5

Lanjutan Tabel 2. 10. Listrik Sudah tersedia jaringan listrik dari PLN 11. Ruang Jaga Belum tersedia dan masih bergabung dengan kantor Untuk sementara tidak perlu dibuat ruang jaga, karena lokasi kantor berada dekat dengan pintu gerbang sehingga bisa bergabung dengan kantor. II. PROTEKSI TERHADAP LINGKUNGAN 1. Drainase Saluran dainase terletak di satu sisi jalan operasi dengan panjang 604 m. Konstruksi terbuat dari pasangan batu belah dengan kedalaman dasar saluran rata-rata 0.70 m dan lebar dalam 0.30 m. 2. Liner dasar Belum ada tapi lapisan dasar sudah berupa tanah lempung 3. Sarana Pengumpul Lindi Belum tersedia pipa-pipa di area penimbunan sampah, tapi sudah tersedia bak pengumpul lindi berupa saluran dengan ukuran 0.50 x 70.50 m. 4. Sarana Pengolahan Lindi Sudah tersedia 1 unit pengolah lindi terdiri dari 5 bak tapi tidak berfungsi. 5. Sumur Pemantau Sumur ini ada 2 buah, yang pertama terletak + 200 m dari effluen dan yang kedua sekitar 1 km. Diameter sumur 0.80 m kedalaman 3 m. 6. Ventilasi/Cerobong Gas Terdapat 61 unit yang dipasang secara merata di areal penimbunan sampah. 7. Zona penyangga Sudah terdapat berbagai tanaman keras antara lain mahoni, angsana dan lain-lain yang ditanam disepanjang jalan dan areal yang kosong Saluran drainase yang ada masih mencukupi untuk menampung aliran curah hujan, hanya perlu normalisasi dan perbaikan untuk bagian-bagian yang rusak. Untuk penghematan dana, lapisan dasar yang sebelumnya berupa timbunan sampah dilakukan penutupan dengan lapisan tanah lempung yang tersedia di areal TPA, setebal 60 cm sampai mencapai standar permeabilitas Dibuat pipa pengumpul lindi dari pipa PVC dengan diameter 50 mm, 75 mm, 100 mm dan 150 mm. Lahan sudah tersedia tapi perlu dilakukan pekerjaan penggalian tanah, dimana bisa dimanfaatkan sebagai tanah penutup timbunan sampah. Instalasi yang sudah ada dibongkar dan dibuat baru seperti pada pemilihan pada alternatif 1 Perlu penambahan kedalaman pada sumur pantau Setiap penambahan timbunan sampah dilakukan penambahan pipa secara bertahap. D-15-6

Lanjutan Tabel 2. III. PENGOPERASIAN 1. Alat Berat Alat berat yang tersedia di TPA hanya berupa 1 unit Excavator, sedangkan Bulldozer yang ada dalam keadaaan rusak 2. Tanah Penutup Sudah ada persediaan tanah urug sebagai penutup sampah. IV. SUMBER DAYA MANUSIA 1. Sudah tersedia : a. 1 orang mandor b. 1 orang sopir alat berat c. 10 orang pegawai Perlu pengadaan 1 unit excavator Bila aplikasi tanah penutup tidak bisa dilakukan setiap hari, maka setidaktidaknya dengan selang 3 5 hari. Tanah penutup memanfaatkan tanah yang sudah tersedia di areal TPA. Perlu penambahan SDM Analisis Finansial Dari hasil kajian aspek teknis di atas untuk pengelolaan sampah di TPA Segawe menuju sanitary landfill diperlukan biaya investasi awal sebesar Rp. 6.304.542.860,00 dan biaya operasional dan pemeliharaan sebesar RP. 586.499.261,92 untuk tahun awal dan setiap tahunnya mengalami peningkatan dengan asumsi antara 0 % - 5 %. Biaya tersebut diperlukan untuk pengadaan sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan metode sanitary landfill, dimana pengadaannnya disesuaikan dengan kemampuan daerah. Pendapatan yang diterima oleh Sub DKP hanya berasal dari retribusi pelayanan persampahan dan atau kebersihan, untuk itu digali sumber pendanaan lain yang berasal dari subsidi APBD dan APBN serta peran serta pihak swasta. Dari hasil analisis kelayakan investasi dicapai NPV sebesar Rp. 139.699.708,00. Analisis Kelembagaan Analisa kelembagaan menggunakan metode SWOT dan berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan, maka langkah-langkah yang harus diambil oleh Sub DKP Dinas PU-PPW Kabupaten Tulungagung antara lain : a. Meningkatkan pemahaman akan pentingnya pengelolaan sampah metode sanitary landfill kepada seluruh stakeholder dan melakukan kerjasama dengan Instansi terkait dan pihak swasta dalam upaya meningkatkan potensi TPA menuju sanitary landfill dan berwawasan lingkungan. a. Meningkatkan kinerja pengelolaan TPA sesuai sasaran RPJM Nasional dengan cara peningkatan kualitas dan kuantitas SDM. b. Mengembangkan metode sanitary landfill sesuai KSNP-SPP. c. Mengupayakan penyediaan anggaran dan mencari peluang pendanaan dari APBD Propinsi, APBN maupun swasta untuk melaksanakan metode sanitary landfill sesuai standar yang ada. d. Melakukan pentahapan dalam merealisasikan metode sanitary landfill. e. Meningkatkan potensi TPA sebagai stimulan untuk mengikuti program adipura. D-15-7

KESIMPULAN Dari hasil evaluasi terhadap kondisi eksisting pengelolaan sampah di TPA Segawe Kabupaten Tulungagung menuju Sanitary Landfill dapat diperoleh beberapa kesimpulan, ditinjau dari aspek teknik, aspek finansial dan aspek kelembagaan, yaitu : 1. Pengelolaan sampah menuju sanitary landfill dapat dilaksanakan di TPA Segawe menyesuaikan dengan ketersediaan dana dan peningkatan kinerja pengelolaan TPA sesuai sasaran RPJM Nasional, yaitu dengan cara peningkatan kualitas dan kuantitas SDM baik ditingkat regulator/planner maupun operator. 2. Pengaturan areal penimbunan dilakukan dengan membagi lahan efektif seluas 27.484,5 m2 menjadi 3 zona dengan pngaturan penimbunan sampah dimulai dari Zona I, dilanjutkan dengan Zona II dan Zona III. 3. Instalasi Pengolah Air Lindi yang ada belum berfungsi secara optimal untuk itu perlu dibongkar dan dibuat konstruksi baru sesuai kapasitas debit lindi = 2,746 l/dtk. 4. Dicapai NPV sebesar Rp. 139.699.708,- dengan awal investasi tahun 2008, pendapatan berasal dari penerimaan retribusi, subsidi APBN, Peran serta pihak swasta dan APBD Kabupaten Tulungagung. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional BSN, (1994). Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. SNI 19-3964-1995, LPMB, Bandung. Damanhuri. E, (1993). Usulan Teknis Pengelolaan TPA. Ministry of Public Worker Republik of Indonesia. Ditjen. Cipta Karya, Dep. PU (2007), Diseminasi dan Sosialisasi NSPM Persampahan, Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Permukiman Jawa Timur, Surabaya. Rangkuti, Freddy (2004), Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Siregar, A.B.; Samadhi, TMA.A.(1987), Manajemen, Institut Teknologi Bandung Tchobanoglous, G, Theisen, H, Vigil, S.A, (1993). Integrated Solid Waste Management. Mc. Graw Hill Publishing Company. United Nations Environment Programme (2005), Closing an Open Dumpsite and Shifting from Open Dumping to Controlled Dumping and to Sanitary Land Filling, http://www.unep.or.jp, 23 Desember 2007. D-15-8