BAB III DASAR TEORI. makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. kaleng yaitu ikan kaleng. Separator adalah proses dimana kaleng yang telah berisi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III DASAR TEORI. menuju bagian proses lainya yaitu bagian proses expire date printing dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KARYAWAN 1. Apa saja yang kendala yang terjadi disaat menangani Alat

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

BAB II LANDASAN TEORI

4.3 Sistem Pengendalian Motor

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB III DASAR TEORI. makanan kaleng. Alat Pencuci Ikan adalah alat untuk proses pencucian ikan

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Sensor Cahaya dan Transistor NPN Serta Aplikasinya dalam Teknologi Otomatisasi

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menghasilkan prototip alat konsentrator surya (Gambar 14)

Galvanometer. 1. Cara / Prinsip Kerja, Fungsi dan Komponen

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

PENGERTIAN. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Apakah magnet itu?

BAB I PENDAHULUHAN. Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa, dimana mahasiswa

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

FISIKA 2015 TIPE C. gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. horisontal dan y: arah vertikal) karena pengaruh gravitasi bumi (g = 10 m/s 2 )

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. perlu lagi menekan saklar untuk menyalakan lampu, sensor cahaya akan bernilai 1

Induksi Elektromagnetik

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem

MAGNET - Materi Ipa Fisika SMP Magnet magnítis líthos Magnet Elementer teori magnet elementer.

1. Gejala Listrik Statis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

Desain Rangkaian Sensor dan Driver Motor pada Rancang Bangun Miniatur Pintu Garasi Otomatis

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

PERANCANGAN MESIN PENJUAL MAKANAN RINGAN OTOMATIS

KEMAGNETAN. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam. Menyelidiki gejala kemagnetan dan cara membuat magnet.

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

PENGATURAN KUAT CAHAYA PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB III PERANCANGAN ALAT

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut.

Antiremed Kelas 12 Fisika

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

Magnet adalah suatu benda yang memiliki gejala dan sifat dapat mempengaruhi bahan-bahan tertentu yang berada di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. potensial yang menjadi perhatian penulis saat ini adalah penghematan biaya dalam

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

3.3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Mekanis Pemasangan Sistem Telemetri dan Rangkaian Sensor

Magnet Rudi Susanto 1

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

Resistor. Gambar Resistor

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

Transkripsi:

BAB III DASAR TEORI 3.1 Water Decaunting Water Decaunting merupakan satu siklus dari rantai siklus pembuatan makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana kaleng sarden yang telah berisi dengan ikan akan di filter tingkat volume air nya sehingga ikan sarden lebih tahan lama dan memiliki rasa sesuai yang di inginkan. Kelebihan volume air dalam kaleng dapat berakibat ikan dalam sarden akan cepat membusuk, rasa ikan dalam kaleng akan berubah karena kelebihan volume air, dan dapat meracuni konsumen karena air yang tidak diperlukan dan tidak diketahui ke sterilan nya di konsumsi oleh konsumen. Siklus yang bersentuhan langsung dengan Water Decaunting adalah Fish Washer dan Rotary Can washer. Fish washer merupakan siklus dimana ikan yang sudah dibentuk dengan ukuran yang tepat di cuci dan disterilkan dengan air. Ikan yang telah di cuci dan disterilkan pun akan dimasukkan ke dalam tiap kaleng secara manual dan dilanjutkan pada siklus Water Decaunting. 3.1.1 Komponen Water Decaunting Komponen Water Decaunting di CV. Berdikari Sidoarjo, antara lain: 1. Operator Mesin 2. Komponen Water Decaunting a. Motor Indication 3 phase 220 380 1hp b. 2 buah Inverter Toshiba 11

12 c. Cap Water Decaunting d. Power Supply e. Kaleng Sarden f. 2 Set gear g. Conveyor h. Magnet i. Cover penahan air j. Motor Indication 3 phase 220 380 2hp k. 2 Sensor LDR (Light Dependent Resistor) 3.1.2 Proses Water Decaunting Proses Water Decaunting CV. Berdikari secara singkat bisa dilihat pada diagram di bawah ini : Start Kaleng masuk conveyor Conveyor berputar Kaleng pada posisi pembatas Kaleng Tertarik Magnet Kaleng Diputar Kaleng pada pembatas Kaleng pada posisi sensor ya Pemutar mati Barisan kaleng rapi tidak Finish Gambar 4.3 Skema Water Decaunting

13 Dari gambar diatas secara garis besar dapat dijelaskan proses Water Decaunting sebagai berikut : 1. Kaleng sarden siap di proses di letakkan pada conveyor untuk di proses. Pada proses ini kaleng sarden yang sudah berisi dengan ikan diletakkan secara manual ke atas conveyor. 2. Conveyor pun bergerak dan menggerakkan kaleng sehingga berjalan menurut jalur conveyor berdasarkan kecepatan yang dikontrol melalui inverter toshiba yang telah tersedia. 3. Conveyor tidak hanya menjalankan satu buah kaleng sarden saat pengerjaan. Conveyor menjalankan banyak kaleng sarden sesuai dengan inputan yang diberikan operator pada inverter sehingga motor pun bergerak berdasarkan kecepatan yang di berikan oleh inverter. 4. Kaleng sarden sampai pada posisi pembatas conveyor yang diberi sekat, yang menandakan akhir siklus conveyor. Pada siklus ini peran conveyor untuk mengantar kaleng sarden pada pemutar telah selesai, ditandai dengan kaleng tersebut berhenti bergerak maju sesuai arah berjalan na conveyor. 5. Kaleng sarden yang sudah berada pada posisi pembatas akan otomatis tertarik magnet sehingga berada pada posisi siap untuk diputar. Dengan daya elektromagnetik dari magnet yang ada pada lapisan terbawah dari pemutar, maka kaleng sarden yang memiliki unsur logam akan tertarik

14 dan tetap melekat pada pemutar sehingga tidak terjatuh dan berubah posisi. 6. Kaleng yang sudah siap pada posisi berputar akan berputar sesuai dengan rotasi putaran motor yang di kendalikan oleh inverter toshiba yang telah disiapkan. Kaleng sarden yang menempel pun akan di putar agar kandungan air yang ada dalam kaleng sarden jatuh dan terkumpul pada penampung air. Kaleng sarden yang berputar tak akan berubah posisinya selama diputar karena peran magnet yang menarik kaleng sarden hingga akhir siklus pemutaran. 7. Kaleng sarden yang telah berputar akan di deteksi sensor yang memeriksa apakah tingkat kerapatan antar kaleng sesuai yang di inginkan. Sensor yang dipergunakan dalam Water Decaunting ini tergantung dari pesanan dari konsumen. Macam macam sensor yang di tawarkan adalah sensor menggunakan inframerah, sensor logam,hingga sensor menggunakan LDR (Light Dependent Resistor). 8. Bila tingkat kerapatan belum memadai, mesin (motor) akan berhenti dan akan hidup bila kerapatan tiap kaleng sudah pada posisi yang di inginkan, disini kinerja dari operator sangat diperlukan untuk memperhatikan dan membenahi tingkat kerapatan kaleng sarden. Sensor yang mendeteksi bila kerapatan kaleng sarden tidak sesuai akan memutus komunikasi dari inverter dan motor sehingga motor akan mati.

15 9. Bila kerapatan kaleng sarden sudah seperti yang di inginkan maka,proses Water Decaunting kaleng sarden pertama akan selesai dan siap menjalani proses selanjutnya. 3.1.3 Alarm Proses pada operasi Water Decaunting memiliki kondisi yang membuat terjadinya event adalah sebagai berikut: a. Tingkat kerapatan kaleng sarden yang tidak sesuai. Apabila tingkat kerapatan kaleng sarden tidak sesuai maka alarm dan juga lampu emergency akan hidup dan mematikan hubungan antara inverter dengan motor penggerak conveyor maupun motor penggerak pemutar b. Kecepatan motor penggerak pemutar dan motor penggerak conveyor tidak sesuai. Tingkat sinkronisasi yang rendah antara motor conveyor dengan motor pemutar juga dapat menimbulkan alarm berbunyi sangat sering karena range yang jauh antara motor conveyor dan motor pemutar sehingga kaleng sarden bisa menjadi sangat rapat atau mungkin sangat renggang. Pengelompokan alarm ditampilkan dengan hidupnya lampu darurat dan bunyi alarm. Alarm dan hidupnya lampu darurat hanya dapat di normalkan oleh sesuai nya hasil yang diharapkan dari mesin tersebut, dan untuk memperloeh itu diperlukan kemampuan dan ketelitian dari operator mesin untuk membenahi error yang terjadi.

16 3.2 LDR (Light Dependent Resistor) Resistor peka cahaya atau fotoresistor adalah komponen elektronik yang resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang mengenainya. Fotoresistor dapat merujuk pula pada light-dependent resistor (LDR), atau fotokonduktor. (Silva dkk, 2006) Fotoresistor dibuat dari semikonduktor beresistansi tinggi yang tidak dilindungi dari cahaya. Jika cahaya yang mengenainya memiliki frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor akan menyebabkan elektron memiliki energi yang cukup untuk meloncat ke pita konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan (dan pasangan lubangnya) akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan resistansinya. Gambar 3.1 Bentuk LDR (Light Dependent Resistor) Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari ba-han semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan. (Silva dkk, 2006)

17 3.2.2 Motor Listrik Tiga Fasa Motor induksi tiga fasa banyak digunakan oleh dunia industri karena memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh dalam pengendalian motor motor induksi tiga fasa yaitu, struktur motor induksi tiga fasa lebih ringan (20% hingga 40%) dibandingkan motor arus searah (DC) untuk daya yang sama, harga satuan relatif lebih murah, dan perawatan motor induksi tiga fasa lebih hemat. Gambar 3.2 Motor Tiga Fasa Cara kerja motor listrik 3 fasa 1. Motor 3 fasa akan bekerja atau berputar apabila sudah dihubungkan dalam hubungan tertentu. 2. Mendapat tegangan sesuai dengan kapasitas motornya. 3. Motor bekerja pada hubung bintang / star. Berarti motor harus di hubungkan baik secara langsung pada terminal maupun melalui rangkaian kontrol. Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fasa dihubungkan menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a b c mempunyai besar magnitude dan beda fasa

18 yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan fasa atau Vf. Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fasa yang seimbang. Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama, I LINE =I FASA I a =I b =I c Pada bab ini akan dibahas cara untuk merubah putaran motor 3 fasa bisa putar kiri dan kanan dapat dilakukan dengan jalan salah satu fasa di buat tetap sedang fasa yang lain di silangkan seperti gambar di atas. Pada saat Pb1 ditekan maka koil kontaktor K1M bekerja dan membuat motor berputar. Motor dapat berputar forward / maju terus sebab kontak K1M /14-13 menutup. Untuk membalik putaran motor dapat menekan Pb0 terlebih dahulu lalu tekan Pb2. Saat Pb2 ditekan maka koil kontaktor K2M bekerja dan memutar motor reverse/ mundur. Pengertian forward dan reverse harus menekan Pb0 terlebih dahulu dan tunggu hingga putaran motor berhenti lalu tekan tombol yang lain ini agar tidak ada pengereman mendadak pada motor.pada saat over load trjadi kontak F2/97-98 menutup dan menyalakan L1 Emergency Switch (ES) dapat mematikan semua sirkit bila ada sesuatu yang tidak di inginkan. Lihat Gambar. (Kristianto, 2010)

19 3.2.3 Roller Conveyor Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor banyak dipakai di industri untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan. Conveyor ini adalah conveyor yang paling umum digunakan. Lintasan geraknya tersusun dari beberapa tabung yang tegak lurus terhadap arah lintasannya dimana plat datar yang ditempatkan untuk menahan beban akan bergerak sesuai dengan arah putaran roll. Conveyor ini bisa digerakkan dengan rantai atau belt,ataupun dengan menggunakan gaya gravitasi tetapi harus juga diperhitungkan kemiringan maksimumnya. (Anonim.2011) Gambar 3.3 Roller Conveyor Mekanisme kerja roller conveyor secara umum adalah sebagai berikut: 1. Motor penggerak memutar poros pada motor yang telah terpasang sistem transmisi menuju drive roller.

20 2. Putaran poros pada motor ditransmisikan ke drive roller melalui sistem transmisi yang telah dirancang khusus untuk sistem roller conveyor. 3. Drive roller yang terpasang sistem transmisi tersebut ikut berputar karena daya yang disalurkan oleh sistem transmisi. 4. Drive roller mentransmisikan putaran roller ke roller lain dengan tranmisi rantai. 5. Antar roller diberi jalur transmisi yang sama dengan perbandingan transmisi 1:1 sehingga putaran antar roller mempunyai kecepatan yang sama. 6. Tranmisi antar roller tersebut diteruskan sampai ke roller paling terakhir. (Spivakousky, 1989) 3.2.4 Magnet Magnet adalah benda padat yang dapat menarik benda-benda lain ke arahnya. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam (besi, baja, dll). Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh benda yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet. Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu utara (kutub magnet yang menunjuk ke arah utara) dan selatan (kutub magnet yang menunjuk ke arah selatan). Walaupun magnet itu dipotongpotong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Jika dua magnet didekatkan, maka akan terjadi interaksi yaitu tolak-menolak jika kutub kedua magnet itu sejenis, dan tarik-menarik jika kutub kedua magnet itu tidak

21 sejenis. Sebenarnya, magnet berasal dari batu yang dihasilkan oleh alam. Namun, kita juga dapat membuat magnet yang disebut dengan magnet buatan. Magnet buatan dapat dibuat dengan beberapa cara antara lain adalah menggosokkan besi/baja dengan magnet lain secara searah, menempelkan sebatang besi pada sebuah magnet, dan meletakkan magnet pada kumpulan kawat yang dialiri arus listrik searah (DC). Sifat-sifat kemagnetan pada magnet juga bisa dihilangkan. Yaitu dengan cara dipukul-pukul dengan keras, dipanaskan atau dibakar, diletakkan dalam kumpulan kawat yang dialiri arus bolak-balik, atau diletakkan dengan magnet lain dimana kutubnya berlawanan. (Tipler, 2001) Gambar 3.4 Magnet Gambar 3.5 Sifat Magnet