Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel

dokumen-dokumen yang mirip
V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

oleh nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan besarnya inflansi.

BAB IV ANALISA SISTEM

Analisis Sistem Pertanian Organik Bali

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

IMPLEMENTASI MODEL Validasi

ANALISA SISTEM. Analisa Situasional

I. PENDAHULUAN. Wilayah laut dewasa ini mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam

KAJIAN PENGEMBANGAN KONTRAK BERJANGKA CPO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh

PERGERAKAN HARGA CPO DAN MINYAK GORENG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 PROSPEK PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF (BIOFUEL)

V. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini

KELAPA SAWIT DI PULAU SUMATERA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Rantai Pasok Jagung

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Kunjungan Kerja ke PT. Wilmar Nabati Indonesia Gresik, 17 April 2015

4.3. PENGEMBANGAN MODEL

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat di Indonesia. Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

IDENTIFIKASI SISTEM PERIKANAN TERI (STOLEPHORUS SPP) DI DESA SUNGSANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

agribisnis untuk mencapai kesejahteraan wilayah pedesaan (prospherity oriented) (Bappeda Kabupaten Lampung Barat, 2002). Lebih lanjut Bappeda

PENDAHULUAN Gejolak moneter yang terjadi pada November 1997 dan mencapai Mminasi

VIII. SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

1 UNIVERSITAS INDONESIA Rancangan strategi..., R. Agung Wijono, FT UI, 2010.

PROSPEK AGRIBISNIS INDONESIA DAN PELUANG PERBANKAN 1 )

Gambar 15 Diagram model sistem dinamis pengambilan keputusan kompleks pengembangan agroindustri gula tebu.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Produksi CPO di Indonesia

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

PEMODELAN SISTEM. Pendekatan Sistem. Analisis Sistem

PENDAHULUAN. untuk bisa menghasilkan kontribusi yang optimal. Indonesia, khususnya pengembangan agroindustri.

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

PEREKONOMIAN WILAYAH

IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. PENDEKATAN SISTEM

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PERMASALAHAN PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

X. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan net ekspor baik dalam

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berbasis tebu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

I. PENDAHULUAN. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun. semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

nilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia perdagangan (Ruaw, 2011). Kelapa merupakan komoditi strategis karena perannya yang besar sebagai sumber

Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

3.3. PENGEMBANGAN MODEL

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas penting di Malaysia

HARGA SEMBAKO DAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL Kamis, 27 Agustus 2009

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas,

REVITALISASI PERTANIAN

Transkripsi:

54 ANALISIS SISTEM Sistem pengembangan agroindustri biodiesel berbasis kelapa seperti halnya agroindustri lainnya memiliki hubungan antar elemen yang relatif kompleks dan saling ketergantungan dalam pengelolaannya. Keberhasilan pengembangan sektor agroindustri biodiesel ini salah satunya sangat tergantung kepada produksi kelapa sebagai penyedia bahan baku, dimana dalam sistem produksinya memiliki ketergantungan pada lingkungan tumbuhnya untuk menghasilkan tandan buah segar (TBS) hingga menjadi minyak (CPO) seperti keadaan cuaca atau iklim, adanya serangan hama dan penyakit, persaingan harga minyak kelapa sebagai bahan baku biodiesel dengan peruntukannya sebagai bahan minyak pangan, dan adanya krisis keuangan dunia. Keadaan tersebut perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi ketersediaan bahan baku dari segi jumlah, kualitas dan kontinyuitas. Saat ini pasokan bahan baku minyak sudah cukup melimpah karena perkebunan kelapa sudah lama diusahakan dalam skala besar dan berkembang dengan baik. Pengembangan tetap perlu dilakukan karena selama ini minyak yang merupakan edible oil digunakan sebagai bahan baku industri pangan seperti minyak goreng dan non pangan seperti oleokimia, sehingga penggunaan minyak sebagai bahan baku biodiesel akan mengganggu ketersediaan minyak untuk pangan dan oleokimia di masa yang akan datang. Ketika kebutuhan biodiesel semakin meningkat, maka kebutuhan bahan baku akan semakin meningkat pula. Perkembangan industri biodiesel berbasis kelapa tidak mengalami peningkatan yang signifikan, hal ini dikarenakan oleh berfluktuatifnya harga CPO sebagai bahan baku utama dan harga bahan pembantu seperti metanol dan katalis (KOH), sumber daya manusia yang menguasai teknologi proses produksi biodiesel masih kurang, faktor kelembagaan belum maksimal, harga biodiesel dalam negeri harus bersaing dengan harga minyak fosil yang disubsidi, sehingga ketergantungan yang sangat besar terhadap keberhasilan produksi bahan baku menjadi faktor kritis, kebijakan pemerintah yang tidak konsisten.

55 Selain bahan baku yang menjadi permasalahan dalam pengembangan agroindustri biodiesel, proses pengolahan juga menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan dalam rangka peningkatan kualitas biodiesel. Kegagalan proses dan ketidaktepatan aspek pengolahan dapat menyebabkan tidak tercapainya mutu dan keamanan produk yang akan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen sehingga pada akhirnya mempengaruhi kinerja pemasaran. Hal itu disebabkan karena mesin dan alat yang tidak kontinyu penggunaannya serta perawatannya, kurangnya tenaga terampil serta minimnya variasi proses. Dalam hal pemasaran, perusahaan biodiesel memasarkan pada PLN, pertamina dan perusahaan industri lainnya, tetapi perusahaan biodiesel selalu mendapatkan kerugian, bahkan beberapa perusahaan menutup operasionalnya. Hal ini disebabkan karena banyak faktor diantaranya adalah kebijakan pemerintah yang tidak konsisten dan kontinyu pada industri biodiesel seperti dalam hal subsidi terhadap biodiesel tidak seperti halnya subsidi yang diberikan pemerintah untuk solar, kewajiban pada kendaraan dinas untuk menggunakan biodiesel, harga biodiesel yang masih rendah sehingga tidak bisa menutupi ongkos produksi. Pada faktor ekstenal, yaitu adanya tingkat persaingan yang makin ketat dan adanya perubahan selera konsumen yang sangat cepat, tingginya harga bahan mentah minyak fosil, dan adanya fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar. Masalah pemasaran ini berimplikasi langsung terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga mempengaruhi aspek finansial perusahaan Dalam pengembangan usaha agroindustri biodiesel yang berkelanjutan, faktor kelembagaan merupakan hal penting yang perlu juga diperhatikan, hal ini karena adanya hubungan kerja dengan permasalahan yang relatif kompleks dan dinamis antara petani, pedagang perantara, perusahaan agroindustri, lembaga pembiayaan (bank dan non bank) dan pemerintah. Analisis Kebutuhan Keterkaitan seluruh mata rantai pada agrindustri biodiesel akan saling mempengaruhi. Terkait dengan tujuan dan kepentingan usaha agroindustri biodiesel maka setiap pihak mempunyai kebutuhan masing-masing. Kebutuhan setiap pihak dapat saling menguntungkan atau saling merugikan. Analisis kebutuhan sangat sangat dibutuhkan untuk merancang suatu model yang mampu

mengakomodir semua kebutuhan pihak-pihak yang terkait. Pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan agroindustri biodiesel adalah 1) pekebun kelapa, 2) pabrik kelapa, 3) agroindustri biodiesel, dan 4) pemerintah. Kebutuhan dari masing-masing aktor tersebut disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel No Aktor Kebutuhan 1 Asosiasi petani Pendapatan yang tinggi melalui harga tandan buah segar kelapa (TBS) yang tinggi dan biaya produksi yang rendah Terjaminnya permintaan TBS secara kontinyu Peningkatan pengetahuan teknologi budidaya dan 2 Perkebunan kelapa rakyat 3 Perkebunan besar negara dan swasta 4 Pengusaha perkebunan kelapa 5 Asosiasi pedagang kelapa 6 Pabrik kelapa 56 pemanfaatan teknologi Pendapatan yang tinggi melalui harga tandan buah segar (TBS) yang tinggi dan biaya produksi yang rendah Terjaminnya permintaan TBS secara kontinyu Harga TBS tinggi dan Biaya produksi rendah Pajak rendah Keuntungan maksimum melalui harga TBS yang tinggi, biaya produksi rendah, pajak rendah, biaya pengelolaan pasca panen yang rendah Permintaan TBS yang tinggi dan kontinyu Harga TBS rendah, keuntungan maksimum Keuntungan makasimum Harga TBS rendah dengan kualitas TBS baik Terjaminnya pasokan TBS yang kontinyu Terjaminnya permintaan CPO secara kontinyu dengan harga yang tinggi 7 Industri biodiesel Harga CPO rendah dengan kualitas yang baik Pasokan CPO secara kontinyu Permintaan biodiesel tinggi Kebijakan pemerintah mendukung pengembangan dan penggunaan biodiesel 8 Pemerintah dan Pemda Penerimaan negara tinggi Meningkatnya lapangan pekerjaan dan Mengurangi kemiskinan Jumlah perkebunan kelapa dan agroindustri biodiesel meningkat Lingkungan hidup terjaga 9 Masyarakat Sarana dan prasarana tersedia Meningkatnya kesejahteraan melalui perluasan kesempatan kerja. Kenyamanan dalam berusaha perkebunan 10 Konsumen Harga biodiesel rendah dengan kualitas yang tinggi Biodiesel tersedia secara kontinyu

57 Formulasi Permasalahan Berdasarkan kebutuhan seperti tersebut diatas, permasalahan yang dihadapi dalam kaitanya dengan usaha agroindustri biodiesel dapat diformulasikan sebagai berikut : 1) Adanya variasi dan keterbatasan jumlah, kualitas dan kontinyuitas bahan baku akibat ketergantungan terhadap produksi sektor pertanian sehingga harga bahan baku berfluktuasi, mutu bahan baku tidak standar dan ketersediaannya tidak kontinyu. Banyak perusahaan agroindustri yang berproduksi di bawah kapasitas terpasang atau bahkan terhenti akibat faktor bahan baku yang tidak memenuhi kebutuhan yang diakibatkan peruntukkan CPO sebagai bahan baku minyak goreng dan untuk dieksport akan sangat menguntungkan, demikian pula bahan tambahan seperti etanol dan katalis (KOH) dimana harga dan ketersediaannya yang masih berfluktuatif. 2) Adanya variasi proses yang berdampak terhadap variasi mutu produk agroindustri yang dihasilkan yang berpengaruh terhadap kualitas dan keamanan produk. Beragamnya mutu yang dihasilkan berdampak terhadap kinerja pemasaran agroindustri biodiesel. 3) Adanya risiko pemasaran yang disebabkan kurang tepatnya program pemasaran yang dilaksanakan, sehingga berdampak terhadap kinerja keuangan perusahaan agroindustri. 4) Tingginya tingkat risiko finansial yang bersifat spekulatif akibat faktor suku bunga,dan tingkat inflasi. 5) Adanya persoalan sosial kelembagaan antara petani, masyarakat sekitar, pemerintah dan instansi terkait dengan perusahaan agroindustri. 6) Belum berkembangnya kesadaran berorganisasi dan berkoperasi di kalangan petani dalam meningkatkan taraf hidup dan posisi tawar secara kelembagaan. 7) Dukungan infrastruktur kurang memadai bagi pengembangan produksi pertanian dan agroindustri 8) Tidak proporsionalnya distribusi antara usaha produksi pertanian dengan usaha agroindustri. Petani menghadapi risiko dan ketidakpastian usaha yang

58 lebih besar akibat gangguan alam, cuaca, hama dan penyakit serta sarana produksi seperti kelangkaan pupuk dan benih berkualitas 9) Keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha akibat sulitnya mendapat kredit komersial. Kondisi ini menyebabkan peran lembaga keuangan belum optimal menunjang pengembangan agroindustri biodiesel 10) Keterbatasan sumberdaya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dalam bidang teknologi dan manajemen usaha agroindustri biodiesel. Dengan memperhatikan permasalahan utama dalam usaha agroindustri biodiesel berbasis kelapa, maka dibutuhkan suatu prosedural model pengelolaan yang proaktif melakukan prakiraan risiko dan perencanaan pengendaliaannya. Model yang dibangun ini untuk meminimalkan risiko sebagai dampak perkembangan industri dan krisis ekonomi. Identifikasi Sistem Identifikasi sistem merupakan hubungan antara kebutuhan dengan permasalahan yang harus dipecahkan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut Eriyatno (1999) hal ini dapat digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab akibat dan dengan input output. Diagram lingkar sebab akibat sistem agroindustri biodoesel berbasis kelapa dapat dilihat pada Gambar 14 yang menunjukkan hubungan antar objek di dalam maupun diluar sistem agroindustri biodiesel yang dilihat dari segi dampak positip atau negatif satu obyek terhadap obyek-obyek yang lainnya. Diagram tersebut menunjukkan bahwa industri biodiesel secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh positip terhadap pendapatan petani/pekebun, pendapatan masyarakat, pendapatan negara, tataguna lahan kawasan andalan, dan stabilitas ekonomi. Sebaliknya majunya industri biodiesel didorong antara lain oleh ketersediaan kredit, teknologi serta sumberdaya manusia yang terampil. Diagram tersebut juga menunjukkan bahwa industri biodiesel memiliki hubungan timbal balik yang luas dan beragam dengan berbagai objek lainnya, ini menandakan bahwa sistem agroindustri biodiesel bersifat kompleks

59 Devisa Ekspor Stabilitas Teknologi Investor ekonomi Daya Pendapatan Negara Perbankan saing Industri lain Industri biodiesel Modal SDM teampil Pajak Produktivitas Lingkungan dan Produksi Pabrik Kelapa Tenaga kerja Penatagunaan Perkebunan Lahan kawasan andalan Sarana prasarana Pendapatan petani/ pekebun Pendapatan masyarakat Biaya Biaya budidaya Kesejahteraan masyarakat Gambar 14 Diagram lingkar sebab alibat sistem agroindustri biodiesel Identifikasi sistem juga dapat digambarkan dengan konsep kotak hitam (black box), dimana tidak diketahui apa yang terjadi di dalamnya tetapi hanya diketahui input yang masuk dan output yang keluar dari kotak hitam tersebut seperti dapat telihat pada Gambar 15. Gambar tersebut secara khusus menujukkan sistem agroindustri biodiesel untuk mendapatkan kebijakan yang terdiri dari input internal sistem yang terkendali dan tidak terkendali serta input lingkungan. Sedangkan output terdiri dari output yang dikehendaki yang memerlukan proses justifikasi melalui manajemen pengelolaan. Output yang dikehendaki dari sistem agroindustri biodiesel berupa : 1) terjaminnya kontinyuitas pengadaan bahan baku, 2) kualitas produk terpenuhi, 3) kinerja pemasaran baik, 4) daya saing produk meningkat, 5) pendapatan petani/pekebun meningkat, dan 6) kesempatan kerja meningkat

60 Input Lingkungan - Peraturan Pemerintah - Agro klimat - Pengaruh Globalisasi Input Tak Terkontrol - Persaingan Industri - Permintaan dan selera konsumen - Harga bahan baku - Tingkat suku bunga bank - Nilai tukar rupiah Output yang Dikehendaki - Terjaminnya kontinyuitas pengadaan bahan baku - Kualitas produk terpenuhi - Kinerja pemasaran baik - Daya saing produk meningkat - Pendapatan petani meningkat - Kesempatan kerja meningkat MANAJEMEN RISIKO AGOINDUSTRI BIODIESEL BERBASIS KELAPA SAWIT Input Terkontrol - Teknologi budidaya - Teknologi proses pengolahan - Program pemasaran - Sistem pengadaan bahan baku - Kualitas SDM Agroindustri - Program pembinaan dan kerjasama dengn petani Output Tidak Dikendaki - Minat investasi agroindustri Biodiesel - Komplain kualitas dan keamanan produk meningkat - Biaya produksi meningkat - Kerusakan lingkungan meningkat - Kredit usaha macet Manajemen Pengendali Gambar 15 Diagram input-output agroindustri biodiesel