Dasar Filosofis BIAYA PENDIDIKAN (Kajian Peran & Solusi) Oleh: Pipin Piniman Pasca Sarjana Universitas Galuh Untuk menghasilkan sumber daya manusia diharapkan, tidak mungkin terjadi secara alamiah arti tanpa usaha dan pengorbanan. Mutu dari keluaran diharapkan banyak dipengaruhi oleh besarnya usaha dan pengorbanan diberikan. Semakin tinggi tuntutan mutu, akan berdampak pada jenis dan pengorbanan harus direlakan. Pengorbanan tersebut salah satunya diterjemahkan menjadi biaya, dan merupakan faktor tidak mungkin diabaikan proses Dasar Filosofis Karakteristik Biaya Pendidikan Biaya merupakan pengorbanan ekonomis untuk tujuan pendidikan Besar Biaya berpengaruh pada hasil pendidikan Dalam penggunaan biaya dimungkinkan terjadinya penyimpangan ya Tidak seluruh masyarakat memiliki taraf ekonomi cukup u/ kan pendidikan Dasar Teoritis Anggaran pada dasarnya terdiri dari dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi penerimaan atau perolehan biaya ditentukan oleh besarnya dana diterima oleh lembaga dari setiap sumber dana. Besarnya, pembahasan pembiayaan pendidikan, sumber-sumber biaya itu dibedakan tiap golongan, yaitu pemerintah, masyarakat, orang tua dan sumber-sumber lain (Nanang Fattah 2006: 48). Menurut Levin (1987) pembiayaan sekolah adalah proses dimana pendapatan dan sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah di berbagai wilayah geografis dan tingkat pendidikan berbeda-beda. Sesuai dengan amanat UU negara memiliki kewajiban untuk membiayai pembiayaan pendidikan Dasar Teoritis Dalam prosesnya, ketersediaan dan kemampuan Negara dan orang tua atau peran stake holder pendidikan dapat menimbulkan peran di bidang pembiayaan Dasar Empiris Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia menunjukkan bahwa IPM Indonesia makin menurun, di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke- 102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999). Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Data dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara disurvei di dunia. 1
Dasar Empiris Kualitas pendidikan Indonesia rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) Apa makna bahwa data-data dari 146.052 tersebut? SD di Indonesia Maknanya adalah, jelas hanya ada delapan something sekolah wrong saja () sistem pendidikan dunia Indonesia. Berbagai The Primary Years itu Program dapat (PYP). dikan Dari 20.918 SMP 2 (dua) di Indonesia yaitu, Pertama juga hanya delapan mendasar, sekolah yaitu kekeliruan paradigma pendidikan dunia mendasari The Middle keseluruhan Years penyelenggaran Program (MYP) dan sistem dari 8.036 SMA Kedua, - hanya tujuh sekolah cabang, saja yaitu berbagai problem dunia berkaitan dengan The Diploma aspek praktis/teknis Program (DP). berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya sarana fisik, rendahnya kesejahteraaan guru, dan Masalah pembiayaan pendidikan sebagainya. akan menkut tenaga pendidik, proses pembelajaran, sarana prasarana, pemasaran dan aspek lain terkait dengan keuangan. Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889-1959) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan bathin), pikiran Dari (intellect) Pengertian dan jasmani Pendidikan anak-anak diatas selaras dapat disimpulkan dengan alam mengenai dan masyarakatnya. Pendidikan, bahwa Pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di orang lain serta mampu hidup selaras di lingkungan sosial dimana mereka hidup. pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup. Konsep Biaya Pendidikan Biaya pendidikan adalah biaya mencakup semua jenis pengeluaran berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan (M. Asrori Ardiansyah: 2008). Dari beberapa pengertian biaya pendidikan di atas, dapat disimpukan bahwa pembiayaan pendidikan merupakan kegiatan manajemen biaya baik bentuk uang, barang maupun tenaga dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian Sedangkan menurut berkenaan Dedi Supriadi dengan penyelenggaraan (2004: 3) Biaya (cost) pengertian ini memiliki cakupan luas, yakni semua jenis pengeluaran berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik bentuk uang maupun barang dan tenaga ( dapat dihargakan dengan uang). Pembiayaan Dalam Pengembangan Pendidikan Dalam UUD 1945 pasal 31 Tiap-tiap warga negara berhak pengajaran. Hal ini membuktikan adanya langkah pemerataan pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia. Artinya konstitusi mengamanatkan kewajiban pemerintah untuk mengalokasikan biaya untuk Alokasi biaya pendidikan adalah 20% dari APBN maupun APBD agar masyarakat dapat memperoleh pelayanan Namun, pelaksanaanya pemerintah belum punya kapasitas finansial memadai, sehingga alokasi dana tersebut dicicil dengan komitmen peningatan alokasi tiap tahunnya. Faktor-Faktor Biaya Pendidikan Kenaikan Harga Sumber Dana Pendidikan DANA PENDIDIKAN Perubahan Relatif Gaji Perubahan Populasi Anak Sumber Meningkatnya Standar dan Tuntutan Pendidikan Meningkatnya Usia Anak Yang Putus Sekolah Pemerintah Orang Tua Kelompok Masyarakat Yayasan 2
Jenis Biaya Pendidikan Biaya Pendidikan Peran Biaya Pendidikan Faktor kultural Biaya Satuan Pendidikan Biaya Penyelenggaraan Pendidikan Biaya Pribadi Pendidikan oleh sementara orang dianggap sebagai pemborosan atau bahkan konsumtif. Faktor Struktural terjadinya inkonsistensi implementasi kebijakan. Kebijakan selalu berubah-rubah akan mengakibatkan pada biaya ekonomi tinggi. Faktor Manajerial Pengaturan pembiayaan pendidikan serta implementasinya masih jauh dari prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Peran Biaya Pendidikan (Isu Utama) 1. Rendahnya Alokasi Anggaran Pendidikan 2. Mahalnya Biaya Pendidikan 3. Terjadinya Korupsi Anggaran Pendidikan Rendahnya alokasi anggaran pendidikan selalu mengemuka perdebatan publik. Banyak Pendidikan pihak menuntut bermutu agar itu alokasi mahal. anggaran Kalimat ini pendidikan sering muncul dinaikkan untuk guna menjustifikasi mencapai mahalnya tujuan (1) biaya meningkatkan harus mutu dikeluarkan dan (2) memperluas masyarakat untuk akses mengenyam (pemerataan). bangku pendidikan mulai dari TK hingga perguruan tinggi membuat masyarakat miskin tidak Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai modus korupsi di dunia pendidikan sejak mempunyai Penggelapan Di Penyimpangan luar itupilihan masihlain anggaran keculi tidak adalahbersekolah. penggunaan Pendidikan dana untuk berkualitas keperluan memang lain luar tidak tahun 1999 sampai tahun 2011 tidak mengalami perubahan, penyimpangan anggaran, ketentuan mungkin murah atau gratis. mark up Mark biasa ada tujuan dan Up, penurunan dana tersebut, misalnya penggunaan Dana Alokasi penggelapan umumnya dipraktikan beberapa merupakan terjadi pada modus bidang korupsi pada modus bidang operasional sering pengadaan penyelenggara ditemukan, mendominasi barang praktek dan dan diantaranya kegiatan fiktif dengan laporan dimanipulasi, modus pemerasan dan jasa. pengelola modus korupsi di Khusus (DAK) pungutan untuk membayar liar. utang. dunia Analisa Penyebab Mahalnya Biaya Pendidikan pertama, karena dampak langsung kebijakan Pemerintah. Ketika negara abai terhadap peran serta masyarakat pendidikan, pola pikir Darwinian menjadi satu-satunya cara untuk bertahan hidup. Sebab tanpa biaya, tidak akan ada Kedua, kebijakan di tingkat sekolah membebankan biaya pendidikan pada masyarakat terjadi karena kebijakan pemerintah emoh rakyat. Ketiga, mental pejabat negara, juga swasta, terutama karena tuntutan persaingan di pasar global. Dampak Mahalnya Biaya Pendidikan Lemahnya Sumber Daya Manusia Lemahnya Taraf Ekonomi Masyarakat Kurangya Kesadaran Masyarakat Akan Kesehatan Community-Based Education - Australia memiliki pengalaman bagus untuk membuat biaya pendidikan tidak mahal bagi masyarakat. Dengan mengembangkan konsep CBE, Community-Based Education, maka pemerintah melibatkan tokoh masyarakat, kaum bisnis, pengusaha, dan kaum berduit lainnya urusan Mereka diminta membantu pemikiran, gagasan, dan dana untuk mengembangkan pendidikan baik melalui komite sekolah (school committee), dewan pendidikan (board of education), atau secara langsung berhubungan dengan pihak sekolah. 3
Efisiensi Anggaran - menkut cara memanfaatkan dana ada untuk membiayai berbagai program dan jenis kegiatan penyelenggaraan Memahami efisiensi anggaran harus diletakkan konteks organisasi penyelenggara Struktur organisasi Departemen Pendidikan Nasional besar dengan jumlah personel amat banyak jelas menuntut pembiayaan besar pula. Untuk itu, hal penting patut diperhatikan adalah bagaimana beban biaya mengoperasikan organisasi raksasa ini jangan sampai menyedot anggaran besar. Skala Prioritas - Sumber daya itu kurang, sedangkan kebutuhan manusia itu banyak, kita harus mampu membuat skala prioritas dan menentukan program utama agar sasaran telah ditetapkan bisa tercapai. Disiplin Anggaran - Dalam penggunaan anggaran, disiplin anggaran menjadi amat penting guna menghindari penyaluran dana tidak sesuai peruntukannya. Hanya dengan disiplin anggaran dilakukan secara ketat, kesalahan alokasi anggaran dapat dicegah. Memperbesar Alokasi Dana Pendidikan - Dana pendidikan sesuai undang-undang sebesar 20% dari total APBN, prakteknya memang masih kurang untuk memenuhi kebutuhan Memberbesar dana APBN ini bukan berarti harus meningkatkan presentase dana pendidikan, melainkan juga harus meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, sehingga penerimaan dana APBN menjadi lebih besar. Pengawasan Anggaran - Konsep dasar pengawasan anggaran bertujuan untuk mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya. Dengan kata lain melalui pengawasan anggaran diharapkan dapat mengetahui sampai di mana tingkat efektifitas dan efisiensi dari penggunaan sumber-sumber dana tersedia. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara rencana dengan realisasinya, maka perlu diambil tindakan perbaikan dan bila perlu diproses melalui jalur hukum. Pada dasarnya beberapa solusi di atas telah dilakukan, namun kurangnya komitmen masyarakat dan pemerintah maka mengakibatkan solusi-solusi di atas tidak berjalan sesuai dengan harapan. 4
PENUTUP Sumber: Pembiaaan pendidikan merupakan salah satu komponen penting di dunia Bagaimana tidak, pembiayaan pendidikan selalu mengharapkan komitmen pemerintah agar tidak berlepas tangan arti selalu memperhatikan dari segi pembiayaan dengan jalan mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait pembiayaan pendidikan terutama di Indonesia. Pemerintah harus memiliki kesadaran terhadap pendidikan melalui pembiayaan demi meningkatkan mutu pendidikan nasional. Selain pemerintah, kita sebagai bagian dari elemen pendidikan juga diharapkan turut dapat mencari segala peran pendidikan di Indonesia terutama dari segi pembiayaan merupakan salah satu ada di masyarakat, serta dapat mengetahui pula solusi untuk memecahkan peran Dengan pendidikan baik, potensi kemanusiaan begitu kaya pada diri seseorang dapat terus dikembangkan. 1. Modus korupsi di dunia pendidikan tidak berubah Kompas edisi 12 Januari 2012 2. Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Rosda Karya, Bandung, cet ke-1, 2000. 3. Pendidikan Gratis kaka22mln.blogspot.com/2011/02/pendidikan pendidikan-gratis gratis.html (06 Januari 2014) 4., 2005. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:Depdiknas. 5. http://www.bsnp-indonesia.org/standards-pembiayaan.php (06 Januari 2014) 6. http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/03/11/makalah-pembiayaanpendidikan-terpadu/ (06 Januari 2014) TERIMA KASIH 5