2/9/2014. BIAYA PENDIDIKAN (Kajian Permasalahan & Solusi) PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN LOGO LOGO LOGO LOGO LOGO LOGO

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

BAB I PENDAHULUAN. pasal 5 ayat (1) mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak. memperoleh pendidikan yang bermutu. Untuk dapat menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup

PENDIDIKAN BAGI ORANG KURANG MAMPU SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN DI INDONESIA

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia.

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu. komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan

KESEJAHTERAAN GURU. A. Pengertian Kesejahteraan. Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti.

BAB V PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang bermutu merupakan harapan dan dambaan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah hal yang baru lagi, khususnya bagi masyarakat. Kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, agar kelak nantinya berguna bagi dirinya dan masyarakat umumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

KOMPARASI PROSES SUPERVISI KLINIS DITINJAU DARI SERTIFIKASI DAN MASA KERJA KEPALA SEKOLAH SD/MI KECAMATAN KEDUNGTUBAN BLORA TESIS

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa banyak ditentukan oleh pendidikannya. (Nasir, 1999 : 17).

BAB I PENDAHULUAN. Dari survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah ditandai oleh pesatnya perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. Diperlukan adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang

TREND DAN ESTIMASI ANGGARAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA BIDANG PENDIDIKAN DI PROVINSI JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum

PENINGKATAN KINERJA MELALUI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA SEKSI ANGGARAN DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BINTAN

BAB I PENDAHULUAN. Program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagai salah satu

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

REVIEW ARTIKEL TENTANG KEPENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sesuatu yang mempunyai pengaruh dalam

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKANN

BAB I PENDAHULUAN. dan kewenangan yang luas untuk menggunakan sumber-sumber keuangan yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau

BAB I PENDAHULUAN. Competitiveness Report Seperti halnya laporan tahun-tahun sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

TUGAS AKHIR. Oleh : AHMAD NURDIN L2D

BAB I PENDAHULUAN. instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bidang pengelolaan keuangan negara maupun daerah. Akuntabilitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional, )

BAB I PENDAHULUAN. dengan model-model tertentu sehingga orang dapat memperoleh. Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC),

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola daerahnya sendiri. Namun dalam pelaksanaannya, desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan lebih dekat dengan masyarakat. Otonomi yang dimaksudkan

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

Outlook Dana Desa 2018 Potensi Penyalahgunaan Anggaran Desa di Tahun Politik

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. secara relatif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin sekolah tapi terbentur dengan biaya. Anak-anak banyak yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, baik ekonomi, Iptek, sosial, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN BAB I

PENDIDIKAN DI INDONESIA MEMPRIHATINKAN. Oleh: Sujarwo, M.Or Dosen PJKR Fakultas Ilmu Keolahragaan, UNY

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. secara mandiri. Masing-masing daerah telah diberikan kekuasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. atau pengadaan obat. Berdasarkan Undang-undang kesehatan No.36 tahun

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam bab- bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG SUBSIDI BIAYA PENDIDIKAN PADA TK, SD, SMP, SMA DAN SMK NEGERI DI KABUPATEN JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan manusia mulai lahir hingga akhir hayat (long life

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memenuhi amanat Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat

BAB I PENDAHULUAN. daerah diharapkan mampu menciptakan kemandirian daerah dalam mengatur dan

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB 1. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG. Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENEROPONG PROBLEM PENDIDIKAN DI INDONESIA Refleksi Hari Pendidikan Nasional*

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan di Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar Negara. sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidik merupakan salah satu komponen yang menentukan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan tentang otonomi daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Development Programme) sejak tahun 1996 dalam seri laporan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang memiliki budi pekerti luhur,

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

BAB I PENDAHULUAN. dan aspirasi masyarakat yang sejalan dengan semangat demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 18 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

Dasar Filosofis BIAYA PENDIDIKAN (Kajian Peran & Solusi) Oleh: Pipin Piniman Pasca Sarjana Universitas Galuh Untuk menghasilkan sumber daya manusia diharapkan, tidak mungkin terjadi secara alamiah arti tanpa usaha dan pengorbanan. Mutu dari keluaran diharapkan banyak dipengaruhi oleh besarnya usaha dan pengorbanan diberikan. Semakin tinggi tuntutan mutu, akan berdampak pada jenis dan pengorbanan harus direlakan. Pengorbanan tersebut salah satunya diterjemahkan menjadi biaya, dan merupakan faktor tidak mungkin diabaikan proses Dasar Filosofis Karakteristik Biaya Pendidikan Biaya merupakan pengorbanan ekonomis untuk tujuan pendidikan Besar Biaya berpengaruh pada hasil pendidikan Dalam penggunaan biaya dimungkinkan terjadinya penyimpangan ya Tidak seluruh masyarakat memiliki taraf ekonomi cukup u/ kan pendidikan Dasar Teoritis Anggaran pada dasarnya terdiri dari dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran. Sisi penerimaan atau perolehan biaya ditentukan oleh besarnya dana diterima oleh lembaga dari setiap sumber dana. Besarnya, pembahasan pembiayaan pendidikan, sumber-sumber biaya itu dibedakan tiap golongan, yaitu pemerintah, masyarakat, orang tua dan sumber-sumber lain (Nanang Fattah 2006: 48). Menurut Levin (1987) pembiayaan sekolah adalah proses dimana pendapatan dan sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah di berbagai wilayah geografis dan tingkat pendidikan berbeda-beda. Sesuai dengan amanat UU negara memiliki kewajiban untuk membiayai pembiayaan pendidikan Dasar Teoritis Dalam prosesnya, ketersediaan dan kemampuan Negara dan orang tua atau peran stake holder pendidikan dapat menimbulkan peran di bidang pembiayaan Dasar Empiris Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia menunjukkan bahwa IPM Indonesia makin menurun, di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke- 102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999). Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Data dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara disurvei di dunia. 1

Dasar Empiris Kualitas pendidikan Indonesia rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) Apa makna bahwa data-data dari 146.052 tersebut? SD di Indonesia Maknanya adalah, jelas hanya ada delapan something sekolah wrong saja () sistem pendidikan dunia Indonesia. Berbagai The Primary Years itu Program dapat (PYP). dikan Dari 20.918 SMP 2 (dua) di Indonesia yaitu, Pertama juga hanya delapan mendasar, sekolah yaitu kekeliruan paradigma pendidikan dunia mendasari The Middle keseluruhan Years penyelenggaran Program (MYP) dan sistem dari 8.036 SMA Kedua, - hanya tujuh sekolah cabang, saja yaitu berbagai problem dunia berkaitan dengan The Diploma aspek praktis/teknis Program (DP). berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya sarana fisik, rendahnya kesejahteraaan guru, dan Masalah pembiayaan pendidikan sebagainya. akan menkut tenaga pendidik, proses pembelajaran, sarana prasarana, pemasaran dan aspek lain terkait dengan keuangan. Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889-1959) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan bathin), pikiran Dari (intellect) Pengertian dan jasmani Pendidikan anak-anak diatas selaras dapat disimpulkan dengan alam mengenai dan masyarakatnya. Pendidikan, bahwa Pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di orang lain serta mampu hidup selaras di lingkungan sosial dimana mereka hidup. pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup. Konsep Biaya Pendidikan Biaya pendidikan adalah biaya mencakup semua jenis pengeluaran berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan (M. Asrori Ardiansyah: 2008). Dari beberapa pengertian biaya pendidikan di atas, dapat disimpukan bahwa pembiayaan pendidikan merupakan kegiatan manajemen biaya baik bentuk uang, barang maupun tenaga dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian Sedangkan menurut berkenaan Dedi Supriadi dengan penyelenggaraan (2004: 3) Biaya (cost) pengertian ini memiliki cakupan luas, yakni semua jenis pengeluaran berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik bentuk uang maupun barang dan tenaga ( dapat dihargakan dengan uang). Pembiayaan Dalam Pengembangan Pendidikan Dalam UUD 1945 pasal 31 Tiap-tiap warga negara berhak pengajaran. Hal ini membuktikan adanya langkah pemerataan pendidikan bagi seluruh warga negara Indonesia. Artinya konstitusi mengamanatkan kewajiban pemerintah untuk mengalokasikan biaya untuk Alokasi biaya pendidikan adalah 20% dari APBN maupun APBD agar masyarakat dapat memperoleh pelayanan Namun, pelaksanaanya pemerintah belum punya kapasitas finansial memadai, sehingga alokasi dana tersebut dicicil dengan komitmen peningatan alokasi tiap tahunnya. Faktor-Faktor Biaya Pendidikan Kenaikan Harga Sumber Dana Pendidikan DANA PENDIDIKAN Perubahan Relatif Gaji Perubahan Populasi Anak Sumber Meningkatnya Standar dan Tuntutan Pendidikan Meningkatnya Usia Anak Yang Putus Sekolah Pemerintah Orang Tua Kelompok Masyarakat Yayasan 2

Jenis Biaya Pendidikan Biaya Pendidikan Peran Biaya Pendidikan Faktor kultural Biaya Satuan Pendidikan Biaya Penyelenggaraan Pendidikan Biaya Pribadi Pendidikan oleh sementara orang dianggap sebagai pemborosan atau bahkan konsumtif. Faktor Struktural terjadinya inkonsistensi implementasi kebijakan. Kebijakan selalu berubah-rubah akan mengakibatkan pada biaya ekonomi tinggi. Faktor Manajerial Pengaturan pembiayaan pendidikan serta implementasinya masih jauh dari prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Peran Biaya Pendidikan (Isu Utama) 1. Rendahnya Alokasi Anggaran Pendidikan 2. Mahalnya Biaya Pendidikan 3. Terjadinya Korupsi Anggaran Pendidikan Rendahnya alokasi anggaran pendidikan selalu mengemuka perdebatan publik. Banyak Pendidikan pihak menuntut bermutu agar itu alokasi mahal. anggaran Kalimat ini pendidikan sering muncul dinaikkan untuk guna menjustifikasi mencapai mahalnya tujuan (1) biaya meningkatkan harus mutu dikeluarkan dan (2) memperluas masyarakat untuk akses mengenyam (pemerataan). bangku pendidikan mulai dari TK hingga perguruan tinggi membuat masyarakat miskin tidak Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai modus korupsi di dunia pendidikan sejak mempunyai Penggelapan Di Penyimpangan luar itupilihan masihlain anggaran keculi tidak adalahbersekolah. penggunaan Pendidikan dana untuk berkualitas keperluan memang lain luar tidak tahun 1999 sampai tahun 2011 tidak mengalami perubahan, penyimpangan anggaran, ketentuan mungkin murah atau gratis. mark up Mark biasa ada tujuan dan Up, penurunan dana tersebut, misalnya penggunaan Dana Alokasi penggelapan umumnya dipraktikan beberapa merupakan terjadi pada modus bidang korupsi pada modus bidang operasional sering pengadaan penyelenggara ditemukan, mendominasi barang praktek dan dan diantaranya kegiatan fiktif dengan laporan dimanipulasi, modus pemerasan dan jasa. pengelola modus korupsi di Khusus (DAK) pungutan untuk membayar liar. utang. dunia Analisa Penyebab Mahalnya Biaya Pendidikan pertama, karena dampak langsung kebijakan Pemerintah. Ketika negara abai terhadap peran serta masyarakat pendidikan, pola pikir Darwinian menjadi satu-satunya cara untuk bertahan hidup. Sebab tanpa biaya, tidak akan ada Kedua, kebijakan di tingkat sekolah membebankan biaya pendidikan pada masyarakat terjadi karena kebijakan pemerintah emoh rakyat. Ketiga, mental pejabat negara, juga swasta, terutama karena tuntutan persaingan di pasar global. Dampak Mahalnya Biaya Pendidikan Lemahnya Sumber Daya Manusia Lemahnya Taraf Ekonomi Masyarakat Kurangya Kesadaran Masyarakat Akan Kesehatan Community-Based Education - Australia memiliki pengalaman bagus untuk membuat biaya pendidikan tidak mahal bagi masyarakat. Dengan mengembangkan konsep CBE, Community-Based Education, maka pemerintah melibatkan tokoh masyarakat, kaum bisnis, pengusaha, dan kaum berduit lainnya urusan Mereka diminta membantu pemikiran, gagasan, dan dana untuk mengembangkan pendidikan baik melalui komite sekolah (school committee), dewan pendidikan (board of education), atau secara langsung berhubungan dengan pihak sekolah. 3

Efisiensi Anggaran - menkut cara memanfaatkan dana ada untuk membiayai berbagai program dan jenis kegiatan penyelenggaraan Memahami efisiensi anggaran harus diletakkan konteks organisasi penyelenggara Struktur organisasi Departemen Pendidikan Nasional besar dengan jumlah personel amat banyak jelas menuntut pembiayaan besar pula. Untuk itu, hal penting patut diperhatikan adalah bagaimana beban biaya mengoperasikan organisasi raksasa ini jangan sampai menyedot anggaran besar. Skala Prioritas - Sumber daya itu kurang, sedangkan kebutuhan manusia itu banyak, kita harus mampu membuat skala prioritas dan menentukan program utama agar sasaran telah ditetapkan bisa tercapai. Disiplin Anggaran - Dalam penggunaan anggaran, disiplin anggaran menjadi amat penting guna menghindari penyaluran dana tidak sesuai peruntukannya. Hanya dengan disiplin anggaran dilakukan secara ketat, kesalahan alokasi anggaran dapat dicegah. Memperbesar Alokasi Dana Pendidikan - Dana pendidikan sesuai undang-undang sebesar 20% dari total APBN, prakteknya memang masih kurang untuk memenuhi kebutuhan Memberbesar dana APBN ini bukan berarti harus meningkatkan presentase dana pendidikan, melainkan juga harus meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, sehingga penerimaan dana APBN menjadi lebih besar. Pengawasan Anggaran - Konsep dasar pengawasan anggaran bertujuan untuk mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya. Dengan kata lain melalui pengawasan anggaran diharapkan dapat mengetahui sampai di mana tingkat efektifitas dan efisiensi dari penggunaan sumber-sumber dana tersedia. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara rencana dengan realisasinya, maka perlu diambil tindakan perbaikan dan bila perlu diproses melalui jalur hukum. Pada dasarnya beberapa solusi di atas telah dilakukan, namun kurangnya komitmen masyarakat dan pemerintah maka mengakibatkan solusi-solusi di atas tidak berjalan sesuai dengan harapan. 4

PENUTUP Sumber: Pembiaaan pendidikan merupakan salah satu komponen penting di dunia Bagaimana tidak, pembiayaan pendidikan selalu mengharapkan komitmen pemerintah agar tidak berlepas tangan arti selalu memperhatikan dari segi pembiayaan dengan jalan mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait pembiayaan pendidikan terutama di Indonesia. Pemerintah harus memiliki kesadaran terhadap pendidikan melalui pembiayaan demi meningkatkan mutu pendidikan nasional. Selain pemerintah, kita sebagai bagian dari elemen pendidikan juga diharapkan turut dapat mencari segala peran pendidikan di Indonesia terutama dari segi pembiayaan merupakan salah satu ada di masyarakat, serta dapat mengetahui pula solusi untuk memecahkan peran Dengan pendidikan baik, potensi kemanusiaan begitu kaya pada diri seseorang dapat terus dikembangkan. 1. Modus korupsi di dunia pendidikan tidak berubah Kompas edisi 12 Januari 2012 2. Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Rosda Karya, Bandung, cet ke-1, 2000. 3. Pendidikan Gratis kaka22mln.blogspot.com/2011/02/pendidikan pendidikan-gratis gratis.html (06 Januari 2014) 4., 2005. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:Depdiknas. 5. http://www.bsnp-indonesia.org/standards-pembiayaan.php (06 Januari 2014) 6. http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/03/11/makalah-pembiayaanpendidikan-terpadu/ (06 Januari 2014) TERIMA KASIH 5