BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 18 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi

1 BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG TENTANG PAGU INDIKATIF ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG 2008

2 BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950); PERATURAN BUPATI SUMEDANG TENTANG PAGU INDIKATIF ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyusun rencana kerja pembangunan daerah diperlukan rencana penganggaran program dan kegiatan agar dapat terukur secara kualitatif dan kuantitatif; b. bahwa untuk melaksanakan rencana kerja pembangunan perlu menetapkan pagu indikatif sebagai prioritas dan patokan maksimal anggaran yang akan diberikan kepada SKPD berdasarkan kebutuhan dan prioritas program; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b diatas, perlu diatur melalui Pagu Indikatif Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Sumedang; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4221);

3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2007; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2007 Nomor 1 Seri D); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI SUMEDANG TENTANG PAGU INDIKATIF ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Sumedang. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumedang. 3. Bupati adalah Bupati Sumedang. 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah perangkat daerah Kabupaten Sumedang selaku pengguna anggaran dan pengguna barang. 5. Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/ atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat.

4 Forum SKPD adalah forum musyawarah yang membahas rencana program dan kegiatan sesuai dengan fungsi dan sub fungsi pemerintahan serta kegiatan lintas sektor, forum ini dilaksanakan oleh SKPD dalam rangka menyusun dan menjabarkan rencana kerja SKPD ke dalam berbagai kegiatan terfokus menjadi rencana kerja (RENJA) SKPD besangkutan berdasarkan urusan. 7. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut RKPD adalah Dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerah yang memuat prioritas kebijakan pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro serta program-program SKPD, lintas SKPD dan lintas wilayah. 8. Rencana Kerja SKPD adalah dokumen rencana kerja tahunan satuan kerja pemerintah daerah yang merupakan penjabaran dari Renstra SKPD dan turunan dari rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). 9. Penganggaran adalah suatu proses menyusun kerangka kebijakan publik yang memuat hak dan kewajiban pemerintah daerah dan masyarakat yang tercermin dalam pendapatan belanja dan pembiayaan yang menggunakan prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas, disiplin, keadilan, efesiensi dan efektifitas anggaran. 10. Pagu Indikatif yang selanjutnya disingkat PI adalah rancangan awal program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD dirinci berdasarkan plafon anggaran sektoral dan plafon anggaran kecamatan. 11. Pagu Indikatif Sektoral atau yang disebut dengan pagu indikatif satuan kerja perangkat daerah selanjutnya disingkat PI SKPD adalah sejumlah patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD yang penentuan alokasi belanjanya ditentukan oleh mekanisme teknokratik SKPD dengan berdasarkan kepada kebutuhan dan prioritas program. 12. Pagu Indikatif Kecamatan atau yang disebut dengan pagu indikatif kewilayahan adalah sejumlah patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD yang penentuan alokasi belanjanya ditentukan oleh mekanisme partisipatif melalui musrenbang kecamatan dengan berdasarkan kepada kebutuhan dan prioritas program. 13. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh SKPD. 14. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. 15. Jumlah Penduduk adalah keadaan suatu penduduk yang dihitung berdasarkan jumlah penduduk suatu kecamatan. 16. Luas Wilayah adalah keadaan suatu wilayah yang dihitung berdasarkan luas wilayah suatu kecamatan. 17. Angka Partisipasi Murni adalah tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan yang diukur melalui usia sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. 18. Angka Buta Huruf adalah suatu besaran tentang kondisi penduduk yang masih belum bisa baca tulis. 19. Jumlah Penduduk Miskin adalah kondisi sosial ekonomi masyarakat yang hidup dibawah standar penghasilan UMR. 20. Jumlah Kematian Bayi adalah suatu kondisi kesehatan masyarakat yang tidak mampu mempertahankan kelahiran bayi secara normal. 21. Jumlah Kematian Ibu adalah suatu kondisi kesehatan masyarakat yang tidak mampu mempertahankan kondisi kehamilan untuk melahirkan secara normal. 22. Jumlah Gizi Buruk Kecamatan adalah suatu kondisi kesehatan masyarakat yang tidak mampu mengkonsumsi gizi baik. 23. Laju Pertumbuhan Ekonomi adalah tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang diukur melalui income per kapita.

5 24. Kondisi Ruang Kelas yang Rusak adalah kondisi ruang kelas yang tidak memenuhi syarat untuk dipakai proses belajar mengajar. 25. Kondisi Prasarana Jalan yang rusak adalah kondisi ruas jalan yang tidak memenuhi syarat untuk dipakai lalu lintas umum. 26. Jumlah Irigasi yang Rusak adalah kondisi jaringan irigasi yang tidak memenuhi syarat untuk dipakai mengairi luasan lahan pertanian pada suatu wilayah. 27. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah suatu nilai yang dihitung berdasarkan realisasi penerimaan PBB dari suatu kecamatan. BAB II PENETAPAN PAGU INDIKATIF Pasal 2 (1) Dalam rangka penyusunan rencana kerja pembangunan daerah ditetapkan pagu indikatif. (2) Pagu indikatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini merupakan patokan dana yang tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan daerah. (3) Urusan yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini terdiri dari: a. urusan wajib; dan b. urusan pilihan. (4) Pelaksanaan urusan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini diberikan kepada SKPD yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan. (5) Biaya penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini bersumber dari APBD Kabupaten, Dana Alokasi Umum dan APBD Provinsi. 7 Pasal 3 Pagu indikatif terdiri dari: a. Pagu Indikatif Sektoral atau pagu indikatif SKPD merupakan patokan dana yang tersedia untuk penyusunan pelaksanaan program dan kegiatan tahunan berdasarkan urusan pada masing-masing SKPD di lingkungan Kabupaten Sumedang. b. Pagu Indikatif Kecamatan atau pagu indikatif kewilayahan merupakan patokan maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD yang dirinci berdasarkan program strategis wilayah kecamatan yang penentuan alokasi belanjanya ditentukan oleh mekanisme partisipatif melalui musrenbang kecamatan dengan berdasarkan kepada kebutuhan dan prioritas program. BAB III MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 4 Maksud penetapan Pagu Indikatif yaitu sebagai rambu-rambu dan jaminan kepastian hukum dalam upaya perencanaan dan penganggaran partisipatif berdasarkan : a. Pencapaian sasaran dan kebijakan dari pelaksanaan tugas serta fungsi masing-masing SKPD; b. aspirasi, potensi dan karakteristik masyarakat dalam wilayah kecamatan. Pasal 5 Tujuan penetapan Pagu Indikatif yaitu: a. memberikan rambu-rambu dan jaminan kepastian hukum dalam pelaksanaan perencanaan dan penganggaran daerah; b. mendistribusikan anggaran berdasarkan asas pemerataan dan rasa keadilan masyarakat; c. melaksanakan pembangunan dengan lebih memfokuskan pada upaya pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam visi dan misi daerah, isu strategis daerah untuk mendongkrak indeks pembangunan manusia.

6 9 10 BAB IV PENGHITUNGAN PAGU INDIKATIF Pasal 6 Penghitungan Pagu Indikatif SKPD berpedoman kepada 9 (sembilan) Kebijakan yang ditetapkan dalam RPJMD, terdiri dari 47 (empat puluh tujuh) sasaran dan 150 (seratus lima puluh) Indikator yang diturunkan ke dalam program dan kegiatan 5 (lima) tahunan serta dijabarkan secara rinci ke dalam program tahunan. Pasal 7 (1) Penghitungan besaran PIK berpedoman kepada indikator-indikator sebagai berikut: a. jumlah penduduk; b. luas wilayah; c. angka partisipasi murni; d. angka buta huruf; e. jumlah kematian bayi; f. jumlah kematian ibu; g. jumlah gizi buruk; h. jumlah penduduk miskin; i. laju pertumbuhan ekonomi; j. sarana jalan; k. sarana irigasi; l. sarana ruang kelas; dan m. penerimaan PBB. (2) PIK dihitung secara proporsional dengan mempertimbangkan faktor pemerataan dan keadilan, IPM serta potensi yang dimiliki kecamatan. Pasal 8 Penetapan dan besaran pagu indikatif SKPD dan pagu indikatif kewilayahan akan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati tersendiri. BAB V PROGRAM BANTUAN PUSAT, PROVINSI DAN DANA BANTUAN SOSIAL Bagian Kesatu Program Bantuan Pusat dan Provinsi Pasal 9 (1) Untuk melaksanakan urusan wajib dan pilihan Pemerintah Kabupaten Sumedang mendapat bantuan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. (2) Seluruh program bantuan Pemerintah Pusat dan Provinsi yang diluncurkan ke Kabupaten Sumedang pada setiap tahunnya dapat diberikan dana pendamping yang besarnya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. (3) Dana pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, diperuntukan bagi program dana alokasi khusus (DAK) dan bantuan Provinsi yang diatur dalam pos belanja langsung APBD Kabupaten Sumedang. Bagian Kedua Dana Bantuan Sosial Pasal 10 (1) Untuk melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa dan tidak terbiayai dari APB Desa dapat diberikan program bantuan sosial. (2) Program bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, bersumber dari belanja tidak langsung APBD Kabupaten Sumedang.

7 11 12 (3) Besaran alokasi dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 11 (1) Tata cara untuk mendapatkan dana bantuan sosial, usulan program dan kegiatannya dituangkan dalam proposal yang formatnya telah ditetapkan oleh Bappeda. (2) Usulan program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dibahas dalam pelaksanaan musrenbang desa dan musrenbang kecamatan. (3) Penggunaan dana bantuan sosial hanya dapat dialokasikan berdasarkan hasil pelaksanaan musrenbang desa dan musrenbang kecamatan yang dibuktikan dengan berita acara. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Sumedang. Ditetapkan di Sumedang pada tanggal 30 Mei 2008 BUPATI SUMEDANG, Cap/Ttd DON MURDONO BAB VI EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 12 (1) Kepala Bappeda melakukan evaluasi secara berkala terhadap rencana kegiatan yang didanai dari PI SKPD dan PI kewilayahan. (2) Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dan administratif. (3) Seluruh hasil pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dilaporkan oleh Kepala Bappeda kepada Bupati. BAB VII Diundangkan di Sumedang pada tanggal 30 Mei 2008 KRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMEDANG, Ttd ATJE ARIFIN ABDULLAH BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2008 NOMOR 18 KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.