BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis proses dari pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Dari Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir Dengan. Menggunakan Instrumen Holland Hexagon Dalam Menangani

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA KONSELING BEHAVIOR DALAM MENANGANI SELECTIVE MUTISM SISWA SD RADEN PATAH SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. broken home di SMP Al Amanah Bilingual, maka analisis tersebut adalah

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

BAB IV ANALISIS DATA TERAPI GROWTH MINDSET ( CAROL S. DWECK, PH.D.) DAN KETERAMPILAN ADAPTASI DIRI

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi seperti yang sudah dipaparkan peneliti maka peneliti. Anak Berkebutuhan Khusus (Down Syndrom) di SDN ۱ Inklusi

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS DATA

STUDI KASUS PENERAPAN MODEL KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH KELAS VIII

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang di sajikan di awal bab, adapun data yang di analisis sesuai dengan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

BAB IV ANALISIS DATA. Dialectical Behavior Therapy (DBT) Dan Mindfulness Therapy Dalam. Mengurangi Kecanduan Merokok Mahasiswa Malaysia Di Surabaya

BAB IV ANALISA DATA. Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. klien, ditemukan bahwa klien di usia yang ke- 60 sudah mengalami

Konseling Individual Pendekatan Behavioral Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia TK merupakan bagian dari anak usia dini yang secara terminologi disebut anak

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Kitab Taisirul Kholaq sebagai Upaya Pengembangan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Metode konseling karier Nur Cita Qomariyah Membina Skill. Mahasiswa di IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB IV ANALISIS DATA. bimbingan dan konseling Islam yang terjadi di lapangan dengan teori yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

SKRIPSI. Oleh DWIJO MARTANTO NIM

BAB IV PENERAPAN LATIHAN ASERTIF DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Tentang Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

Lampiran 1. JADUAL KEGIATAN HARIAN Nama : No. Kode: Ruang Rawat : No. Waktu Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Ket

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa Sekolah Menengah Pertama merupakan tahap anak berada pada masa

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi Shalat Tahajud Dalam

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB III METODE PENELITIAN. Karakter penelitian ini adalah anak kelompok B dengan jumlah anak 16 orang,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas masalah-masalah berujung pada konflik-konflik dan rintangan

LAMPIRAN CODING SHEET 1 TRANSKIP INTERVIEW

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam) Dengan Terapi Behavior Untuk Menuntaskan Kemandirian Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik Untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan konseling islam dengan terapi behavior untuk menuntaskan kemandirian belajar siswa di Mts Ma arif Driyorejo Gresik, maka digunakan analisa deskriptif komparatif yaitu membandingkan antara teori dengan data di lapangan lebih jelasnya lihat table di bawah ini: Table 4.1 Perbandingan antara teori dengan data lapangan No Teori Data Lapangan 1. Langkah-langkah a. Identifikasi masalah yaitu langkah yang dilakukan untuk memahami kehidupan individu serta gejala-gejala yang nampak, yang dapat diperoleh melalui interview, observasi. Langkah-langkah a. Tahap pertama Mencari dan mengumpulkan data tentang klien dengan menggunakan observasi, wawancara dengan ibu klien, teman klien, wali kelas klien, serta klien sendiri. Konselor mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber data mulai dari ibu klien, teman klien, wali kelas klien, serta melakukan observasi pada diri klien. Dari proses wawancara dan observasi yang dilakukan oleh konselor menunjukkan bahwa pada diri klien mengalami gejala-gejala sering menyontek, tidak pernah mengerjakan PR, mengerjakan tugas selalu bergantung pada temannya dan belajar hanya 109

110 mengandalkan kehadiran guru saja. Berbagai data yang dihasilkan dari proses wawancara seperti halnya ketika konselor melakukan wawncara dengan ibu klien sebagaimana yang terdapat di bab III halaman 83 pada saat ini klien itu susah disuruh untuk belajar secara mandiri, sebagaimana perkataan ibunya iya kalau diingetin belajar itu sangat sulit malah bilangnya nanti saja, sulit diingatkannya. Semakin besar, mbak Yuli itu semakin melawan. Padahal pada waktu dulu klien tidak seperti sekarang ini, ketika dia masih kecil sebagaimana perkataan wali kelasnya ketika diwawancarai yang terdapat di bab III halaman 84 Setau saya, dulu Yuli waktu SD sangat rajin malah sering dapat peringkat 3 besar. Tetapi akhir-akhir ini dia sering menyontek kepada temannya, bahkan kalau disuruh belajar tidak susah seperti sekarang ini. 2. b. Diagnosa yaitu menetapkan masalah yang dihadapi klien beserta latar belakang yang menjadi penyebab. 3. c. Prognosis Yaitu langkah yang dilakukan untuk menetapakan jenis bantuan yang akan dilaksanakan untuk membimbing klien dalam menyelesaikan masalahnya. b. Tahap kedua Konselor mengetahui awal masalah itu datang dan menyimpulkan gejala-gejala yang nampak yaitu kurang kemandirian dalam belajar siswa. Permasalahan tersebut diakibatkan karena bimbingan/pola asuh orang tua yang kurang menekankan pada anak sehingga anak menjadi manja serta sering mengandalkan jawaban dari temannya jawaban dari temannya, c. Tahap ketiga Memberikan konseling kepada ibu klien Jenis bantuan yang di berikan dengan menggunakan terapi behavior dengan teknik token economy Konselor memberikan terapi behavior dengan menggunakan teknik token economy. Melalui terapi behavior, klien akan merubah tingkah laku yang tidak baik menjadi tingkah laku yang baik. Token economy merupakan

111 4. d. Treatment/terapi Adalah langkah pelaksanaan bantuan yang diberikan konselor kepada klien yaitu bimbingan konseling islam dengan terapi behavior dalam teknik token economy. e. Proses pemberian bantuan terhadap klien berdasarkan bantuan apa yang telah ditetapkan pada prognosis. sebuah upaya pemberian bantuan kepada klien untuk menuntaskan kemandirian belajar siswa dengan suatu teknik ini dimana perilakuperilaku yang ditargetkan diberikan penguatan yang berasal dari ekstrinsik klien yang akan berupa sebuah token (stiker bintang), dan nantinya token itu dapat digunakan oleh klien untuk ditukarkan dengan berbagai penguatan yang diharapkan oleh klien sesuai dengan kontrak awal yang telah dibuat dengan konselor. d. Tahap keempat Pada proses terapi ini konselor berpijak pada penjelasan Purwanta ada 3 tahapan: Tahap persiapan Konselor memberikan konseling terlebih dahulu kepada ibu klien dengan menjelaskan akan pentingnya mendidik anak untuk bisa melakukan belajar secara mandiri dengan memberikan sebuah Al Qur an (Q. S Ar-Ra du: 11) tentang Allah tidak merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu gigih merubah nasibnya sendiri. Seseorang haruslah mampu bersikap mandiri karena kemandirian merupakan kunci yang diberikan Allah untuk kesuksesan di dunia maupun di akherat. Setelah itu konselor mengidentifikasi dan menerangkan tingkahlaku atas kegiatan yang akan diubah pada diri klien (menuntakan kemandirian pada siswa), setelah ditetapkan lalu menentukan barang atau kegiatan yang akan jadi penukar dari usaha klien atau penukar dari stiker bintang yang telah dikumpulkan (baju baru, sepatu, diperlakukan ramah oleh ibu atau gurunya, memberi uang untuk rekreasi), serta memberikan nilai atau harga untuk kegiatan atau tingkah laku yang ditargetkan contoh (baju baru bisa

112 ditukar dengan 20 stiker hijau atau 40 stiker kuning). Dan selanjutnya menetapkan kontrak perilaku yang harus klien kerjakan agar bisa mendapatkan stiker serta menentukan jumlah stiker yang akan didapatkan. Sebagaimana konselor telah jelaskan di bab III halaman 96. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan diawali dengan pembuatan kontrak antara konselor dan klien. Kontrak ini konselor lakukan secara resmi dengan mengajak klien berbicara dirumah klien sebagaimana telah dijelaskan di bab III halaman 99, proses kerjasama ini dijelaskan sampai klien memahami aturan main yang konselor terapkan. Setelah itu konnselor mengadakan kerja sama dengan orang tua, guru dan teman agar saling memperhatikan disetiap kali klien mampu melaksanakan setiap perilaku yang telah disepakati dengan konselor. Pada tahap awal pelaksanaan, klien diberikan bimbingan terlebih dahulu, terutama dalam pemberian stiker bintang dan mengingatkan untuk waktunya belajar supaya tidak selalu menyontek hasil kerjaan temannya dan mengambil sendiri stiker bintang tetapi semua itu tetap tidak lepas dari pantauan konselor, orang tua maupun guru. Tahap evaluasi Tahapan ini, sebagai pengontrolan disetiap kegiatan yang telah dibuat, serta untuk mengetahui apakah kegiatan itu membawa perubahan pada diri klien atau tidak. Jika tidak ada perubahan dalam artian klien tidak mengalami perubahan perilaku, konselor mengecek ulang program yang telah dibuat. Program itu bisa konselor kurangi atau tambahi dan jika ada perubahan kearah lebih baik,

113 konselor memantapkan kegiatan tersebut. Evaluasi ini konselor lakukan secara conditional jika dilihat salah satu proses behavior melalui teknik token economy itu kurang memberi pengaruh, maka disini konselor langsung membuat perubahan pada strategi yang telah dibuat. Pada pelaksanaan yang telah disepakati diawal, klien sudah mengalami seikit perubahan, lalu konselor melihat ada program yang kurang efektif dari benda yang dijadikan sebagai alat penukar, hingga akhirnya konselor disini menghadirkan benda dengan wujud aslinya. Selain itu juga pada evaluasi yang telah dilakukan konselor, pada proses pelaksanaan token economy, konselor memantapkan program itu dengan ditambahi oleh pengukuhan sosial positif dengan bentuk ucapan pujian disetiap kali klien mampu belajar secara mandiri tanpa adanya suruhan dari orang tua. Bentuk pengukuhan sosial positif yang biasa dilakukan konselor yaitu Subhanallah, sekarang kamu sudah belajar dengan tekun tanpa adanya suruhan dari orang tuamu, semoga saja Allah menjadikan kamu anak yang pintar dan tercapai apa yang kamu inginkan. Ini semua konselor lakukan dengan cara merangkul klien, selain itu juga konselor memberikan nasihat kepada klien akan pentingnya kemandirian dalam belajar bagi seorang siswa. 5. f. Follow up Mengetahui sejauh mana terapi yang dilakukan apakah telah mencapai hasil atau tidak, sehingga f. Tahap Kelima setelah diadakan proses bimbingan dan konseling islam dengan terapi behavior melalui teknik token economy kepada klien, konselor melihat ada perubahan yang lebih baik dari sebelumnya, tetapi perubahan

114 konselor melihat perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang sangat lama. yang terlihat secara bertahap dan tidak menyeluruh karena masih ada tindakan yang kadang-kadang masih dilakukan oleh klien. Dalam hal ini konselor memang tidak bisa memantau setiap hari secara langsung tetapi konselor akan berusaha untuk mencari informasi dari klien, lewat orang tua dan wali kelas klien untuk menindak lanjuti akan memantau perkembangan klien. Konselor melakukan tindak lanjut dengan klien agar melihat perkembangan dari sudut kemandirian dalam belajar dengan teknik token economy, konseli lakukan dengan via sms tiap hari dengan orang tua klien jika konselor tidak bisa bermain ke rumahnya. Berdasarkan table diatas, analisis proses bimbingan konseling yang dijadikan sebagai ujung tombak oleh peniliti adalah dengan merinci satu persatu mulai dari identifikasi masalah, prognosa, diagnose, treatment dan evaluasi digunakan sebagai data teori. Sedangkan jika dilihat dari data empiris, bahwa gejala yang ditampilkan oleh klien dipastikan kesalahan pola asuh dari orang tua yang selalu memanjakannya sehingga anak dalam kegiatan belajarnya tidak bisa mandiri akhirnya sering mengandalkan jawaban temannya. Sementara dalam terapinya, konselor menggunakan terapi behavior dengan teknik token economy. Dalam terapi ini bertujuan untuk memberikan bantuan kepada klien untuk menuntaskan kemandirian belajar siswa dengan suatu teknik ini dimana perilaku-perilaku yang ditargetkan diberikan penguatan yang berasal dari ekstrinsik klien yang akan berupa sebuah token (stiker bintang), dan nantinya token itu dapat digunakan oleh klien untuk ditukarkan dengan berbagai

115 penguatan yang diharapkan oleh klien sesuai dengan kontrak awal yang telah dibuat dengan konselor. Jadi, berdasarkan perbandingan antara data teori dengan data di lapangan pada saat proses bimbingan konseling, diperoleh kesesuaian dan persamaan yang mengarah pada proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan menggunakan Terapi behavior, sehingga teori ini benarbenar berfungsi dalam memberikan treatment kepada klien (Yuli). B. Analisis Hasil Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam) Dengan Terapi Behavior Untuk Menuntaskan Kemandirian Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. Untuk lebih jelasnya, analisis tentang hasil akhir proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam yang dilakukan dari awal konseling hingga tahap-tahap akhir proses konseling, apakah ada perubahan pada diri klien antara sebelum dan sesudah dilaksanakan Bimbingan dan Konseling Islam, dapat digambarkan pada tabel dibawah ini.

116 Tabel 4. 1 Perubahan Perilaku Klien Setelah Diberi Konseling No Kondisi klien Sebelum BKI Sesudah BKI A B C A B C 1. Sering menyontek 2. Tidak pernah mengerjakan PR 3. Mengerjakan tugas ketika didalam kelas selalu bergantung kepada temannya 4. Belajar dengan adanya suruhan 5. Sering mengobrol dengan teman sebangkunya 6. Belajar hanya mengandalkan kehadiran guru saja Keterangan : A = Tidak Pernah Dilakukan B = Kadang-Kadang Dilakukan C = Sering Dilakukan Pembuktian dari perubahan kemandirian belajar siswa dijelaskan pada tabel di atas dilihat setelah dilaksanakannya Bimbingan dan Konseling Islam melalui terapi behavior pada kondisi awal. Dalam tabel tersebut terdapat 3 point yaitu point A untuk perilaku kemandirian belajar yang tidak pernah dilakukan.

117 Point B pula adalah untuk perilaku kemandirian belajar yang kadang-kadang dilakukan. Selanjutnya adalah point C yaitu perilaku kemandirian belajar yang sering dilakukan. Untuk melihat tingkat keberhasilan dan kegagalan konseling tersebut, peneliti berpedoman pada prosentase perubahan perilaku dengan standar uji sebagai berikut: a. >75% atau 75% sampai dengan 100% (dikategorikan berhasil) b. 60% sampai dengan 75% (dikategorikan cukup berhasil) c. <60% (dikategorikan kurang berhasil) Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa setelah mendapat Bimbingan dan Konseling Islam dengan terapi Behavior terjadi perubahan sikap dan perilaku pada klien. Dimana yang sudah tidak pernah dilakukan ada 4 poin dan uang kadang-kadang dilakukan 2 poin, yang dapat ditulis sebagai berikut: 1. Point untuk C = 0 2. Point untuk B = 2 3. Point untuk C = 4 Berdasarkan prosentase dari hasil di atas dapat diketahui bahwa hasil akhir proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan terapi Behavior untuk menuntaskan kemandirian belajar siswa, dikategorikan cukup berhasil. Hal ini sesuai dengan nilai skor 60%

118 yang tergolong dalam kategori 60% sampai dengan 75% yang dikategorikan sebagai cukup berhasil. Dari hasil akhir pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam ini sudah terlihat bahwa token economy bisa membawa perubahan.