FAKTOR PENENTU STATUS GIZI PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN KECAMATAN PEDURUNGAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2007

dokumen-dokumen yang mirip
Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

POLA ASUH MAKAN PADA RUMAH TANGGA YANG TAHAN DAN TIDAK TAHAN PANGAN SERTA KAITANNYA DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BANJARNEGARA

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

ABSTRACT. Keywords: severe acute malnutrition, child, nutrition status, economic status

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

POLA MAKAN ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD WILAYAH KELURAHAN CEMPAKA

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 2

STUDI TENTANG STATUS GIZI PADA RUMAHTANGGA MISKIN DAN TIDAK MISKIN NUTRITIONAL STATUS OF POOR AND NON-POOR HOUSEHOLDS

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS, KECAMATAN SAPE, KABUPATEN BIMA

Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Gizi Ibu

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

PROFESI Volume 10 / September 2013 Februari 2014

FREKUENSI KONSELING GIZI, PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PERUBAHAN BERAT ENERGI PROTEIN (KEP) DI KLINIK GIZI PUSKESMAS KUNCIRAN, KOTA TANGERANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

Pengaruh Status Gizi, Tingkat Konsumsi Energi dan Protein terhadap VO2 Maks

SISKA DEVI BANGUN NIM.

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMIGALUH I

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN


Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

PGM 2011, 34(2): Reliabilitas metode pengumpulan data konsumsi S. Prihatini; dkk

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENYAKIT INFEKSI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS GLUGUR DARAT TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

TESIS. Oleh MARIA POSMA HAYATI /IKM

METODE PENELITIAN 1 N

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSI ENERGI BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS EMPANG KABUPATEN SUMBAWA

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN LINGKUNGAN KUMUH DAN LINGKUNGAN TIDAK KUMUH DI KELURAHAN SEMANGGI KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA SKRIPSI

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d²

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN WASTING PADA ANAK BALITA DI KECAMATAN MARIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

POLA ASUH MAKAN DAN KESEHATAN ANAK BALITA PADA KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII PANGALENGAN 1 Cica Yulia 2, Euis Sunarti 3, Katrin Roosita 4

Maria Kareri Hara. Abstract

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA REMAJA HAMIL USIA TAHUN (Studi pada Kelurahan Rowosari Kota Semarang)

UNIVERSITAS UDAYANA. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAKANAN DAN STATUS KESADARAN GIZI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEWON I, BANTUL

HUBUNGAN UMUR PENYAPIHAN DAN POLA ASUH MAKAN TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA USIA BULAN DI DESA PURWOSARI KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU

Hubungan Tingkat Asupan Energi dan Protein Dengan Kejadian. Gizi Kurang Anak Usia 2-5 Tahun

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK OLEH BIDAN DESA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEPARA TAHUN 2016

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DERW ATI TAHUN 2002

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

Hubungan Konsumsi Ikan dengan Perkembangan Kognisi Anak Baduta (12 23 Bulan), Studi di Kecamatan Gandus Kota Palembang Tahun 2006

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BALITA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETANG II, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG

KONTRIBUSI KONDISI EKONOMI KELUARGA TERHADAP STATUS GIZI (BB/TB SKOR Z) PADA ANAK USIA

ABSTRAK DESTIANA SUPARDI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN DAN KESEHATAN 2016

Risk Factors of Moderate and Severe Malnutrition in Under Five Children at East Nusa Tenggara

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS JAMBON KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah gizi, yaitu kurang energi protein (KEP). Adanya gizi

BAB III METODE PENELITIAN

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : NUR AZIKIN ROZALI J

Jurnal Care Vol. 4, No.2 Tahun HUBUNGAN PERKEMBANGAN BAHASA DAN STATUS GIZI ANAK Di WILAYAH KERJA PUSKESMAS WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI

HUBUNGAN PERKEMBANGAN BAHASA DAN STATUS GIZI ANAK Di WILAYAH KERJA PUSKESMAS WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Irma Aryati Octaviani, Ani Margawati *)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN HIGIENE SANITASI LINGKUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA NIFUBOKE TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KETERKAITAN FAKTOR KELUARGA TERHADAP STATUS GIZI BALITA (BB/TB) DI KECAMATAN KARANGNUNGGAL KABUPATEN TASIKMALAYA

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Transkripsi:

Jurnal Ilmu Kedokteran & Kesehatan FAKTOR PENENTU STATUS GIZI PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN KECAMATAN PEDURUNGAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2007 Ignatius Hapsoro Wirandoko, Shofa Nur Fauzah, Bambang Wibisono, Imam Syakhruddin ABSTRAK Latar Belakang : Di Kota Semarang, prevalensi gizi kurang tertinggi terjadi di Kecamatan Pedurungan. Prevalensi anak usia 2-5 tahun yang tergolong sangat kurus dan kurus di kecamatan tersebut masing-masing sebanyak 8,24% dan 11,11%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan status gizi anak usia 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Wetan Kecamatan Pedurungan. Metoda : Penelitian ini menggunakan metode survai cross sectional. Populasi penelitian ini adalah anak usia 2-5 tahun yang berjumlah 776 anak yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Wetan. Pengambilan sampel yang berjumlah 73 anak. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Multi Stage Sampling yang terdiri dari dua tahap yaitu Purposive dan Proportional Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penimbangan dan pengukuran tinggi badan, wawancara terstruktur dan recall konsumsi makanan 3x24 jam kepada ibu. Status gizi anak diukur dengan skor z indeks BB/TB. Variabel determinan yang dianalisis adalah: tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu, pendapatan perkapita, tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, serta kejadian diare dan ISPA. Data dianalisis dengan uji korelasi Pearson dan Rank Spearman, serta Regresi linear berganda. Hasil : Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak usia 2-5 tahun (ρ= 0,297; p = 0,011), pengetahuan gizi dengan status gizi anak usia 2-5 tahun (ρ= 0,288; p = 0,013). Tidak ada hubungan status ekonomi (ρ= 0,033; p= 0,783), tingkat kecukupan energi (ρ=0,134; p= 0,258), tingkat kecukupan protein (r=0,134; p= 0,260), kejadian diare dan ISPA dalam dua minggu terakhir dengan status gizi anak. Hasil uji multivariat menunjukkan tingkat pendidikan ibu dan tingkat kecukupan protein merupakan determinan terpenting terhadap status gizi anak. Simpulan : Determinan status gizi anak usia 2-5 tahun adalah tingkat pendidikan ibu dan tingkat kecukupan protein anak. Kata kunci : status gizi, tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, pengetahuan gizi. 30

Tunas Medika ABSTRACT Background : In Semarang, Pedurungan sub district had the highest undernourished prevalence of underfive children. 8.24% and 11.11% of the underfive children were classified as very thin and thin respectively. This research aimed to investigate the factors influencing nutritional status of under five children in Puskesmas Tlogosari Wetan, Pedurungan sub district. Methods : The population of this cross sectional study was 776 children aged 2-5 years. Seventy three children were chosen as the subjects by multi stage sampling method. Anthropometric data in weight height z scores were collected by weighing and measuring height. In addition, interviews by structured questionnaires were also conducted to their mothers. Determinant variables analyzed were: mother s education level, and nutritional knowledge, family income percapita, the energy and protein adequacy level, diarrhea and upper respiratory tract infections (URTI) incidences. Data were analyzed by Pearson s and Rank Spearman s correlation tests and linear multiple regression. Results : There was an association between mothers education and nutritional status (ρ = 0.297; p = 0.011). There was an association between mothers nutritional knowledges and child nutritional status (ρ = 0.028; p = 0.013). There was no association between the family income percapita and child nutritional status (ρ = 0.033; p = 0.783). There was no association between energy adequacy level and the child nutritional status (ρ = 0.134; p = 0.258). There was no association between protein adequacy level and the children nutritional status. There was no association between diarrhea, URTI incidences and child nutritional status. Conclusion : Determinants of nutritional status of the children were mother s education and protein adequacy level. Keywords. nutritional status, energy adequacy level, protein adequacy level, nutritional knowledge. 31

Jurnal Ilmu Kedokteran & Kesehatan PENDAHULUAN Di Kota Semarang prevalensi gizi kurang tertinggi terjadi di Kecamatan Pedurungan. Prevalensi anak usia 2-5 tahun yang tergolong sangat kurus dan kurus di kecamatan tersebut masing-masing sebanyak 8,24% dan 11,11% (DKK Kota Semarang, 2001). Kekurangan gizi biasanya terjadi secara tersembunyi dan sering luput dari pengamatan biasa. Status gizi anak usia 2-5 tahun dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, status gizi dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan asupan makanan, secara tidak langsung dipengaruhi oleh jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan, pola asuh anak, kondisi sanitasi lingkungan serta rendahnya ketahanan pangan di tingkat tumah tangga. Penyakit infeksi yang sering terjadi pada balita adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) dan diare (Soekirman,1999). Tujuan penelitian ini mempunyai 2 (dua) tujuan yaitu tujuan umum untuk mengetahui determinan status gizi pada anak usia 2-5 tahun, sedangkan tujuan khusus mendeskripsikan karakteristik keluarga anak usia 2-5 tahun yaitu status ekonomi, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu, mendeskripsikan tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, dan kejadian infeksi (diare dan ISPA) pada anak usia 2-5 tahun, mendeskripsikan status gizi anak usia 2-5 tahun berdasarkan skor Z indeks BB/TB, menganalisis hubungan karakteristik keluarga (status ekonomi, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu) dengan status gizi anak usia 2-5 tahun, menganalisis hubungan tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, dan kejadian infeksi dengan status gizi anak usia 2-5 tahun, menganalisis determinan status gizi anak usia 2-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Wetan, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. METODE Penelitian ini menggunakan studi cross Sectional, karena melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak usia 2-5 tahun pada saat yang bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 2-5 tahun yang berjumlah 776 anak dan bertempat tinggal di Kelurahan 32

Tunas Medika Pedurungan Tengah dan Pedurungan kidul yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Wetan. Sampel pada penelitian ini adalah anak usia 2-5 tahun sedangkan responden adalah ibu dari anak usia 2-5 tahun yang menjadi sampel. Pengambilan sampel menggunakan metode Multi Stage Sampling meliputi dua tahap yaitu Purposive dan Proportional Random Sampling. HASIL PENELITIAN Status ekonomi rumah tangga diukur dari pendapatan perkapita yaitu jumlah pendapatan tetap maupun sampingan dari kepala keluarga, ibu dan anggota keluarga lainnya dalam satu bulan dibagi dengan jumlah anggota keluarga. Rerata pendapatan perkapita sebesar Rp. 322.579,90 dan Standar Deviasi sebesar Rp. 144.310,71 perkapita. 4% miskin tidak miskin 96% Gambar 1 Distribusi Status Ekonomi Rumah Tangga Dari gambar 1 terlihat bahwa sebagian besar keluarga responden yaitu 96 % termasuk keluarga yang tidak miskin. Sedangkan sebanyak 4 % termasuk keluarga miskin yang memiliki pendapatan perkapita < Rp. 139.000,00. Tingkat pendidikan responden 3 tahun, maksimal 16 tahun dan rata-rata 11,2 tahun dengan SD 3,1 tahun. Gambar 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 36 orang (49,3%) memiliki pendidikan tingkat menegah tamat SLTA. Tingkat pendidikan yang tinggi akan berpengaruh terhadap status gizi anak. Atmarita (2004: 153) menyatakan tingkat pendidikan yang 33

Percent Jurnal Ilmu Kedokteran & Kesehatan lebih tinggi akan memudahkan seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikan dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam hal kesehatan dan gizi. 50 49,3 % P e r s e n t a s e % 40 30 20 11% 20,5 % 16,4 % 10 2,7% 0 tidak tamat SD tamat SD tamat SLTP tamat SLTA tamat PT Gambar 2 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Nilai terendah pengetahuan gizi responden adalah 66,7 sedangakan nilai tertinggi 100 dengan rata-rata nilai 87,2 dan SD 9,4. Tingkat pengetahuan selanjutnya dikelompokkan menjadi baik, sedang dan kurang. Selengkapnya disajikan pada Tabel 1 34

Tunas Medika Tabel 1 Distribusi Pengetahuan Gizi Ibu NO Pengetahuan (skor) Frekuensi Persentase (%) (orang) 1 2 3 Kurang (0 < skor < 60) Sedang (60 skor < 90) Baik (90 skor 100) 0 44 29 0,0 60,3 39,7 Jumlah 73 100,0 Tabel 2 Status gizi sampel berdasar skor Z indeks BB/TB NO Status Gizi Frekuensi Persentase (%) (orang) 1 2 3 4 Sangat Kurus ( Skor Z < -3 SD ) Kurus ( Skor Z -3 SD s/d < - 2 SD ) Normal ( Skor Z -2 SD s/d + 2 SD ) Gemuk ( Skor Z > + 2SD ) 0 9 58 6 0 12,3 79,5 8,2 Jumlah 73 100,0 Dari Tabel 2 hasil perhitungan skor Z indeks BB/TB dengan nilai terendah adalah -2,92 SD dan yang tertinggi adalah 3,10 SD dan simpangan baku 1,50 SD. Pada penelitian ini tidak ditemukan status gizi kategori sangat kurus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 79,5% anak usia 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Tlogosari Wetan memiliki status gizi normal. Sebanyak 12,3% anak termasuk dalam kategori kurus, dan 8,2% termasuk dalam kategori gemuk. Rerata Tingkat Kecukupan Energi adalah sebesar 105,8 % dengan SD 27,02 %. Rerata tingkat kecukupan protein adalah sebesar 179,7 % dengan SD 56,4 %. 35

Jurnal Ilmu Kedokteran & Kesehatan Tabel 3 Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Karakteristik Rerata Min Maks SD Tingkat Kecukupan Energi (%) 105,8 68,1 166,4 ( ± 27,02) Tingkat Kecukupan Protein (%) 179,7 94,9 388,0 ( ± 56,44) Berdasarkan Tabel 3 data konsumsi energi, kemudian di klasifikasikan tingkat kecukupan energinya. Sebanyak 39 sampel memiliki tingkat kecukupan energi yang kurang. Dan sebanyak 34 orang memilki tingkat kecukupan energi yang baik. Tabel 4 Klasifikasi Tingkat Kecukupan Protein Pada Anak Usia 2-5 Tahun Tingkat Kecukupan Frekuensi Persentase (%) Protein Kurang (< 100%) Baik ( 100%) 1 72 1,4 98,6 Jumlah 73 100,0 Berdasarkan Tabel 4 sebagian besar anak usia 2-5 tahun tingkat kecukupan proteinnya baik.. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebanyak 35,6% anak menderita ISPA pada dua minggu terakhir. Sebanyak 12,3% menderita diare dalam dua minggu terakhir. Tidak ada hubungan status ekonomi dengan status gizi anak usia 2-5 tahun (ρ= 0,033 p= 0,783), ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak usia 2-5 tahun (ρ= 0,297; p = 0,011), ada hubungan pengetahuan gizi dengan status gizi anak usia 2-5 tahun (ρ= 0,288; p = 0,013), tidak ada hubungan antara tingkat kecukupan energi dengan status gizi anak usia 2-5 tahun (ρ= 0,134; p = 0,258), tidak ada hubungan tingkat 36

Tunas Medika kecukupan protein terhadap status gizi anak usia 2-5 tahun (r= 0,134; p = 0,260). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebanyak 35,6% anak menderita ISPA pada dua minggu terakhir. Sebanyak 12,3% menderita diare dalam dua minggu terakhir. Tabel 5 Hasil Analisis Multivariat Variabel (Constant) Tingkat pendidikan TKP Unstandardized Coefficients B Std. Error Beta -1,833,558,113,048,234,007,002,466 Standardized Coefficients t Sig. -3,288 2,324 4,629,002,023,000 R 2 = 0,304 Tabel 5 menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai signifikansi < 0,05 adalah tingkat pendidikan ibu dan tingkat kecukupan protein. Hal ini menunjukkan determinan terpenting status gizi anak usia 2-5 tahun adalah tingkat pendidikan ibu dan tingkat kecukupan protein. Dengan hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan yaitu status gizi anak usia 2-5 tahun (Y)= -1,833(Constant) + 0,113 (tingkat pendidikan ibu) + 0,007 (tingkat kecukupan protein) + ε. Persamaan regresi tersebut menunjukan bahwa setiap peningkatan satu tahun pendidikan ibu akan meningkatkan skor z BB/TB sebesar 0,113 SD dan setiap peningkatan 1% TKP akan meningkatkan skor z BB/TB sebesar 0,007 SD. SIMPULAN Determinan status gizi anak usia 2-5 tahun adalah tingkat pendidikan ibu dan tingkat kecukupan protein anak. 37

Jurnal Ilmu Kedokteran & Kesehatan DAFTAR PUSTAKA Atmarita dan Falah, 2004, Analisis situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, LIPI, Jakarta. Azwar A. 2004, Aspek Kesehatan dan Gizi dalam Ketahanan Pangan dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, LIPI, Jakarta. Berg A. 2008, Peranan Gizi dalam Pembangunan Nasional (Zahara, Penterjemah), CV. Rajawali, Jakarta. Coaster RJ, and Monteith CP. 2003 Assessment of Food Frequency Questionnares in Minority Population. Am J Clin Nutr : 65 (Suppl) : 1108S 15S Dwyer JT and Kay A Coleman, 2004, Insights into dietary recall form a Longitudinal study : accuracy Over Four Decades. Am J Clin Nutr ; 62 (suppl) : 1153S 8S Hardinsyah. 2000. Angka Kecukupan Energi Protein, Lemak dan Serat Makanan, Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, LIPI, Jakarta : 317-330 Hidayat S, 2004, Masalah Gizi di Indonesia : Kondisi Gizi Masyarakat Memprihatinkan. http:/www.suara Pembaruan Online download 26 April 2005 Hurlock, 2003, Perkembangan Anak, Erlangga, Bandung Jahari, 2002, Status Gizi Balita di Indonesia Sebelum dan Selama Krisis, Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII, LIPI, Jakarta. Jeliliffe ED dan Jeliliffe EFP, 2000, Community Nutritional Assesment. Oxford. Oxford University Press. Khomsan A. 2000, Makan Sehat dan Kaya Gizi, dalam Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. PT. Gramedia Widiasarana, Jakarta. Kodyat BA. Et, al. 2004,, Pokok-pokok kegiatan Program Perbaikan Gizi Pada PJP II Untuk Menanggulangi Masalah Gizi Salah, dalam Risalah Widyakarya Pangan dan gizi V, LIPI, Jakarta. 38