BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1.1 Tujuan Khusus 1 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa kepedulian ibu-ibu suku Dayak desa Tebedak Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak ditunjukkan dengan cara yang beragam. Para ibu sudah mulai terbuka dengan anjuran-anjuran untuk memanfaatkan fasilitas posyandu sebagai wujud kepedulian ibu terhadap pertumbuhan balitanya. Namun, keterbukaan tersebut masih dibumbui dengan keyakinankeyakinan lama yang keliru dalam mengimplementasikan kepedulian terhadap pertumbuhan balitanya, sebagai contoh dijumpai sekitar delapan ibu yang menganggap kondisi anak kurus bukanlah suatu gangguan pada proses pertumbuhan anak sehingga tidak ada tindak lanjut dari ibu untuk menyikapinya. 5.1.2 Tujuan Khusus 2 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa respon yang diberikan ibu-ibu suku Dayak desa Tebedak Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak terhadap fasilitas kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah dari sisi partisipasi semua ibu cukup ambil bagian ketika diminta mengumpulkan uang untuk makanan tambahan, dalam hal mengamati pertumbuhan balita dengan cara membaca dan 142
143 memahami buku KMS yang telah diberikan, para ibu tampak kurang antusias karena dari sepuluh ibu tidak ada yang pernah mambaca KMS. Dalam hal mengamati fasilitas pun para ibu mengatakan bahwa tidak terlalu tahu bahkan tidak mengetahui fasilitas kesehatan apa saja yang tersedia di desanya serta tidak tahu bagaimana fasilitas kesehatan yang datap dikategorikan baik. 5.1.3 Tujuan Khusus 3 Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi kepedulian ibu terhadap pertumbuhan anak adalah tingkat pendidikan yang ratarata ibu mengeyam pendidikan hanya sampai dibangku SD dan SMP sehingga berpengaruh pada pemahaman ibu yang rendah terhadap status gizi balitanya, tingkat pengetahuan yang minim mengenai posyandu mengakibatkan kesalah pahaman mengenai makna ke posyandu dimana ibu meyakini bahawa pada fase tertentu ke membawa anak ke posyandu pasti diimmunisasi sehingga dapat membuat anak menjadi demam, mata pencaharian yang erat kaitannya dengan ketersediaan waktu bagi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu. Rata-rata ibu mengaku bahwa pekerjaan rumah atau mata pencaharian sering membuat mereka lupa dengan jadwal ke posyandu, serta faktor lingkungan (suami, tetangga, kader) yang mempengaruhi antusiasme ibu dalam memperhatikan pertumbuhan balita, dan faktor ekonomi yang menentukan mampu atau tidak orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak. Dari proses wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti
144 menemukan dua faktor tambahan yang juga dapat diketegorikan kedalam faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepedulian ibu yaitu usia ibu dan budaya. 5.1.4 Tujuan Khusus 4 Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi respon ibu-ibu terhadap fasilitas kesehatan yang tersedia adalah tingkat pendidikan yang rata-rata ibu mengeyam pendidikan hanya sampai dibangku SD dan SMP sehingga berpengaruh pada pemahaman ibu yang rendah terhadap manfaat posyandu, tingkat pengetahuan yang minim mengenai posyandu mengakibatkan kesalah pahaman mengenai makna ke posyandu sehingga berdampak pada kurangnya minat ibu untuk membawa balitanya ke posyandu, mata pencaharian mata pencaharian yang erat kaitannya dengan ketersediaan waktu bagi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu. Rata-rata ibu mengaku bahwa pekerjaan rumah atau mata pencaharian sering membuat mereka lupa membawa anak ke posyandu, faktor tempat tinggal/ jarak yang cukup jauh serta ketidak tersediaannya akses kendaraan yang juga menjadi alasan bagi para ibu untuk tidak datang keposyandu terlebih jika hujan, sarana prasarana yang masih terbatas seperti bidan yang tidak selalu tinggal didesa tersebut dan jarang tersedia makanan tambahan saat posyandu juga menjadi faktor yang membuat ibu belum tertarik untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan, ekonomi dimana semakin rendah penghasilan yang dimiliki keluarga maka semakin kecil
145 minat ibu untuk ke posyandu karena ibu/ orang tua akan lebih memilih bekerja dibandingkan mengantar anak ke posyandu/ fasilitas kesehatan yang ada. 5.2 Saran 5.2.1 Reiforcing Factors (Pemerintah atau petugas kesehatan terkait) Perlu kembali mengadakan pelatihan bagi kader tentang cara penggunaan kartu menuju sehat (KMS) pada balita, sebagai sarana pengingat. Karena peneliti masih menjumpai cara pengisian grafik berat badan yang belum tepat dan terkesan asal-asalan. Sosialisasi secara kongkrit dan menyeluruh kepada masyarakat desa mengenai tujuan immunisasi, reaksi tubuh setelah immunisasi, serta pemahaman yang dianut masyarakat mengenai immunisasi tidak boleh dilakukan pada balita yang demam ringan, pilek, dan batuk. Agar tidak terjadi kesalahpahaman pada ibu-ibu mengenai manfaat immunisasi dan ke posyandu 5.2.2 Ibu-Ibu Balita Memantau pertumbuhan anak dengan cara membaca KMS merupakan cara sederhana untuk memperoleh informasi mengenai kondisi anak, untuk itu penting bagi ibu untuk tidak cuek dengan sumber-sumber informasi kesehatan yang ada. Harus mulai belajar menyadari bahwa kurus pada balita adalah suatu penyakit serius yang harus diobati. Untuk pencegahan dan pengobatan maka ibu harus disiplin memeriksakan balita keposyandu.
146 5.2.3 Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk meneliti variabel yang masih belum diteliti atau belum spesifik diteliti, Peneliti selanjutnya juga dapat melakukan penelitian yang lebih spesifik membahas dari sisi proses pertumbuhan, perkembangan dan pola asuh.