BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin. pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat

METABOLISME ENERGI PADA SEL OTOT INTRODUKSI. dr. Imas Damayanti ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK-UPI

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN OKSIGEN KALENG TERHADAP WAKTU ISTIRAHAT SETELAH BEROLAHRAGA

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

KEGIATAN OLAHRAGA DAN KESINAMBUNGAN ENERGI

BAHAN AJAR BIOKIMIA Sistem energi untuk olahraga. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

4. Respirasi aerob menghasilkan produk berupa A. sukrosa B. glukosa C. CO D. oksigen

AFC B LICENCE COACHING COURSE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

1. Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul c6 atau glukosa menjadi senyawa bernama asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3.

Tabel Mengikhtisarkan reaksi glikolisis : 1. Glukosa Glukosa 6-fosfat. 2. Glukosa 6 Fosfat Fruktosa 6 fosfat

METABOLISME HETEROTROF. Kelompok 8 : Mica Mirani ( ) Ulin Ni'mah Setiawati ( )

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

~Ir\"-r\ ) \~I~! 09!/

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI

Metabolisme karbohidrat

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

TINJAUAN PUSTAKA Struktur Anatomi Otot Rangka

direncanakan antara pembebanan dan recovery. Lari interval ini merupakan lari

2.1.3 Terjadi dimana Terjadi salam mitokondria

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca)

Pengertian Mitokondria

fosfotriose isomerase, dihidroksi aseton fosfat juga dioksidasi menjadi 1,3- bisfosfogliserat melalui gliseraldehid 3-fosfat.

GLIKOLISIS. DRA.YUSTINI ALIOES.MSI,APT Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk

VIII. GLIKOLISIS Dr. Edy Meiyanto, MSi., Apt.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

Metabolisme : Enzim & Respirasi

BAB I PENDAHULUAN. enzim dari jalur lintas glikolitik dan heksosa monofosfat dari metabolisme

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol)

METABOLISME KARBOHIDRAT

A. Respirasi Selular/Aerobik

Karena glikolisis dan glukoneogenesis mempunyai jalur yang same tetapi arahnya berbeda, maka keduanya hams dikendalikan secara timbal balik.

oksaloasetat katabolisme anabolisme asetil-koa aerobik

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kandungan senyawa di dalamnya, kopi dapat di golongkan sebagai

BAB 6 PEMBAHASAN. tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan

BAB I PENDAHULUAN. dari salah satu jalur energi dalam tubuh yang dikenal sebagai glikolisis (Mc

Sistem Energi. Kinerja manusia memerlukan energi. Energi tersebut berasal. dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari. Tujuan makan antara lain

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

Penemunya adalah Dr. Hans Krebs; disebut juga sebagai siklus asam sitrat atau jalur asam trikarboksilik. Siklus yang merubah asetil-koa menjadi CO 2.

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komponen-komponen dari kebugaran jasmani terbagi menjadi dua yaitu healthrelated

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kosmetik, pembuatan karet sintetis, hingga industri bahan bakar.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan Iradiasi terhadap Kadar Glukosa Darah Itik Cihateup

KEHIDUPAN SEL PELEPASAN ENERGI DALAM SEL

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

SISTEM ENERGI DAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN PADA OLAHRAGA AEROBIK DAN ANAEROBIK. dr. Laurentia Mihardja, MS *

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Karbohidrat. Metabolisme Karbohidrat. Karbohidrat. Karbohidrat. Karbohidrat & energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Kebugaran jasmani berhubungan dengan keberadaan hemoglobin di. Jumlah sel darah merah dan jumlah hemoglobin didalam sel-sel sangat

SISTEM ENERGI DAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN PADA OLAHRAGA AEROBIK DAN ANAEROBIK dr. Laurentia Mihardja, MS

Mekanisme Kerja Otot

METABOLISME ENERGI TUBUH & OLAHRAGA. M. Anwari Irawan. Sports Science Brief

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen kaleng lazim digunakan di dunia olahraga karena ada anggapan bahwa penggunaan oksigen kaleng mempercepat waktu istirahat menjadi pulih setelah tubuh lelah akibat berolahraga. Olahraga merupakan hal penting pada jalur bioenergi pada otot yang sedang bekerja. Selama melakukan olahraga, pembuluh darah di otot akan mengalami dilatasi dan aliran darah akan meningkat yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah oksigen. Jumlah oksigen yang telah meningkat tersebut dapat mencukupi pembentukan energi yang cukup bagi tubuh. Namun, ketika kerja otot melampaui batas, oksigen tidak dapat disalukan ke seratserat otot dengan cukup cepat, dan pemecahan asam piruvat pada pernafasan aerobik tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk memproduksi ATP yang dibutuhkan untuk kontraksi otot. Selama masa tersebut, tambahan ATP didapat dari glikolisis anaerobik. Pada proses tersebut sebagian besar dari asam piruvat yang diproduksi akan dikonversikan menjadi asam lakat. Meskipun 80% dari asam lakat berdifusi dari otot skeletal dan ditranspor ke hati sebagai konversi munculnya glukosa atau glikogen. (Brianmac, 2010) Pada akhirnya, ketika jumlah oksigen sudah cukup, asam laktat akan dikatabolisme menjadi karbon dioksida dan air. Setelah berhenti berolahraga, oksigen tambahan dibutuhkan untuk memetabolisme asam laktat, untuk memulihkan ATP, fosfokreatinin dan glikogen, dan untuk memenuhi kembali oksigen yang telah dipinjam dari hemoglobin, myoglobin, udara di paru-paru, dan cairan tubuh. (Brianmac, 2010) Oksigen tambahan yang diambil dari tubuh setelah berolahraga untuk memulihkan semua sistem tubuh hingga mencapai kondisi yang optimal disebut hutang oksigen. (Brianmac, 2010) Seiring dengan berjalannnya proses tersebut, glikogen pada otot juga turut akan pulih. Hal ini dapat dicapai melalui diet dan dapat mengambil waktu sampai 1

2 berhari-hari, tergantung dari intensitas olahraganya. konsumsi maksimum oksigen selama proses katabolisme aerob disebut ambilan oksigen maksimal. Dimana ditentukan oleh jenis kelamin (biasanya lebih tinggi pada pria), usia (tertinggi pada sekitar umur 20 tahun) dan ukuran tubuh (meningkat seiring bertambah besarnya ukuran tubuh). (Brianmac, 2010) Olahragawan (atlit) yang terlatih dapat mencapai ambilan oksigen maksimal dua kali lebih cepat dari pada orang-orang pada umumya. Kemungkinan disebabkan adanya faktor genetik dan latihan. Hasilnya adalah, para atlit tersebut mampu melakukan aktivitas otot yang lebih keras tanpa adanya peningkatan asam laktat, dan hutang oksigennya juga lebih rendah. Hal ini merupakan alasan mengapa para atlit tersebut tidak memiliki nafas yang pendek daripada orangorang yang tidak terlatih. (Brianmac, 2010) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian berikut yaitu apakah pemberian oksigen kaleng mempersingkat waktu istirahat setelah berolahraga. 1.3 Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui efektivitas dari penggunaan oksigen kaleng sehingga dapat digunakan untuk mempersingkat waktu istirahat sehabis berolahraga. 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1 Manfaat Akademis Untuk memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian oksigen kaleng terhadap waktu istirahat setelah berolahraga. 1.4.2 Manfaat Praktis Memberikan informasi bagi lingkungan sekitar tentang manfaat penggunaan oksigen kaleng terhadap waktu istirahat setelah berolahraga.

3 1.5 Kerangka Pemikiran Terdapat tiga jalan dari serat otot dapat membentuk ATP selama aktivitas kontraktil. (1) fosforilasi dari ADP oleh keratin fosfatase; (2) fosforilasi oksidatif dari ADP di mitokondria; dan (3) fosforilasi ADP pada jalur glikolisis pada sitosol. Fosforilasi dari ADP oleh kreatin fosfatase menyediakan pembentukan ATP dengan sangat cepat pada awal aktivitas kontraktil. Ketika ikatan kimia antara keratin dan fosfatase pecah, jumlah dari energi yang dilepaskan adalah sama dengan yang dilepaskan ketika ketika ikatan fosfat pada ATP pecah. Energi ini, bersama dengan grup fosfat, dapat ditransfer ke ADP untuk membentuk ATP pada reaksi reversibel yang dikatalis oleh keratin kinase. Meskipun pembentukan ATP dari keratin fosfat sangat cepat, dibutuhkan hanya satu reaksi enzimatik, jumlah ATP yang dapat dibentuk dari proses ini terbatas oleh konsentrasi inisial dari kreatin fosfatase di sel. Apabila aktivitas kontraktil berlangsung lebih dari beberapa detik, otot harus dapat membentuk ATP dari sumber yang lain. Jalur multi enzimatik dari fosforilasi oksidatif dan glikolisis meningkatkan pembentukan ATP yang sama sesuai dengan jumlah ATP yang pecah. Ketika instensitas dari berolahraga melebihi 70% dari pemecahan maksimal ATP, glikolisis berkontribusi pada peningkatan fraksi signifikan dari total ATP yang dihasilkan otot. Jalur glikolisis, meskipun hanya memproduksi ATP dalam jumlah kecil dari setiap molekul metabolisme glukosa, dapat memproduksi ATP dalam jumlah yang besar ketika enzim dan juga substratnya tersedia. Dan keberhasilan dari proses ini juga dikarenakan adanya oksigen, sehingga pemberian tambahan oksigen seperti pada oksigen kaleng dapat membantu proses pemulihan energi yang telah hilang dari tubuh. Glukosa untuk glikolisis dapat didaptkan dari dua sumber: darah atau simpanan glikogen pada serat otot. Intensitasnya disesuaikan dengan peningkatan aktivitas otot, dan terlebih lagi pembentukan ATP dihasilkan oleh reaksi anaerob yang memiliki asam laktat sebagai produk akhirnya.

4 Pada akhir aktivitas otot, jumlah kreatin fosfat dan glikogen pada otot mengalami penurunan. Untuk mengembalikan serat otot ke keadaan semula, komponen penyimpan energi harus dipulihkan. Proses ini membutuhkan energi, dimana otot terus-menerus mengkonsumsi jumlah oksigen untuk suatu waktu tertentu, hal ini menyebabkan seseorang akan bernafas dengan cepat dan dalam setelah melakukan aktivitas fisik yang berat. Peningkatan oksigen ini digunakan untuk membayar hutang oksigen yang terjadi selama aktivitas fisik dimana ATP dihasilkan oleh proses fosforilasi oksidatif. Semakin lama dan berat suatu aktivitas fisik, semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan glikogen dan kreatin fosfat pada serat otot hingga mencapai konsentrasi optimal. 1.6 Hipotesis Pemberian oksigen kaleng mempersingkat waktu istirahat setelah berolahraga. 1.7 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode prospektif eksperimental sungguhan, bersifat komparatif memakai rancangan acak lengkap (RAL) dengan desain pretest dan post test. Penelitian ini dibagi menjadi dua sesi dimana sebelumnya dilakukan pengamatan denyut jantung Subjek Penelitian (SP) ketika beristirahat. Sesi pertama yaitu, mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan Subjek Penelitan untuk beristirahat tanpa menggunakan tambahan oksigen setelah berlari hingga denyut jantung mencapai 140 kali dan ditunggu hingga denyut jantung kembali ke denyut jantung istirahat. Sesi kedua yaitu, mengukur lamanya waktu istirahat Subjek Penelitian (SP) ketika beristirahat dengan menggunakan tambahan oksigen setelah berlari hingga denyut jantung mencapai 140 kali dan ditunggu hingga denyut jantung kembali ke denyut jantung istirahat. Alat yang digunakan untuk mengukur denyut jantung ini adalah finger pulse oxymeter dan tambahan oksigen didapat dari oksigen kaleng merek Lenos dengan kepekatan oksigen yaitu 96% - 99,5 %. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dengan =0,05

5 1.8 Tempat dan Waktu Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Waktu : Januari 2010 sampai dengan Desember 2010