PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING CELL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH METODE PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN

PENGARUH MODEL KOOPERATIF CONCEPT SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TENTANG PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Pengaruh Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition Terhadap. apabila hasil belajar Bahasa Indonesia

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS KARTU DOMINO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP HITUNG CAMPURAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS KONSEP SIFAT BANGUN DATAR

STUDI KOMPARASI PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPS PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

PENGARUH SOFTWARE MIND MAPPING INTERACTIVE TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN IPA SD

PENGARUH SOFTWARE MIND MAPPING INTERACTIVE TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN PKN MATERI ORGANISASI LINGKUNGAN MASYARAKAT

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Yekti Fajar Hutami, Amir, Hadiyah.

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT MAPPING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

READING GUIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA

Arista Umalasari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNIKAL Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Model Pengajaran Langsung

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI PADA SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS DIPONEGORO, COLOMADU, KARANGANYAR

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY BERBASIS MEDIA REALITA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

Disusun Oleh: Lilis Ambar Wiratmi A PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT, SNOWBALL THROWING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATERI SEGITIGA SISWA KELAS VII

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

NASKAH PUBLIKASI EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER DAN SNOWBALL DRILLING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Group Investigation (GI), hasil belajar IPA, Science Learning Result

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

PENGARUH PENGGUNAAN GAMES METHOD OF ENVIRONMENT (GMOE) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

Kata Kunci: model pembelajaran, Student Teams-Achievement Divisions (STAD), Kubus dan balok

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

STUDI PERBANDINGAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP PRESTASI DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 PURING

Abstrak. Kata kunci: Pembelajaran Think Pair Share, konvensional, prestasi belajar PENDAHULUAN

Journal of Mechanical Engineering Learning

KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE DENGAN KARTU PINTAR PADA PELAJARAN IPS

Abstrak. Kata kunci: model pembelajaran NHT, model pembelajaran TPS, fungsi, prestasi belajar matematika

Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW II DAN TGT PADA MATERI BANGUN DATAR SEGITIGA

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

ABSTRAK

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK WRITE DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

JMP : Volume 4 Nomor 1, Juni 2012, hal

STUDI KOMPARASI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECK DAN ARTIKULASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING-PROMPTING DENGAN PENILAIAN PRODUK

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017

PENERAPAN ACCELERATED LEARNING DENGAN TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG DITEMPELKAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA N 1 KEC.

EFEKTIVITAS METODE DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MEMBACA GAMBAR TEKNIK SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN EKOSISTEM SISWA KELAS VII SMPN 35 BATAM

Siti Kiani Pemerhati Pendidikan Matematika -

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL SNOWBALL THROWING PADA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN CTL BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR AKTIF HOLLYWOOD SQUARES

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

Transkripsi:

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING CELL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM Sri Hartini 1), St. Y. Slamet 2), Sularmi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. e-mail: ar.teen@ymail.com objective of the research is to investigate whether or not the use of interactive multimedia Abstract: The purpose of this study was to determine whether or not there are differences in the ability of understanding the concept of natural features on the students who are taught with methods of learning cell with expository teaching methods. This study used an experimental method. Technique of cluster sampling is random sampling. Samples in this study amounted to 66 students, the control group were 30 students with expository method and experimental groups totaling 36 students with learning using cell. Based on data analysis results showed that t> t table (2.475> 2.000), so H0 is rejected. This means that there are differences in learning outcomes are taught using learning methods of cell and expository teaching methods. Conclusion of this study is the ability of understanding the concept of natural features with cell learning method is better than the expository teaching methods. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada dan tidaknya perbedaan kemampuan pemahaman konsep kenampakan alam pada siswa yang diajar dengan metode learning cell dengan metode pembelajaran ekspositori. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 66 siswa, kelompok kontrol berjumlah 30 siswa dengan menggunakan metode ekspositori dan kelompok eksperimen berjumlah 36 siswa dengan menggunakan metode learning cell. Berdasarkan analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (2,475 > 2,000), sehingga H 0 ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar yang diajar dengan menggunakan metode learning cell dan metode pembelajaran ekspositori. Simpulan penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep kenampakan alam dengan metode learning cell lebih baik dibandingkan menggunakan metode pembelajaran ekspositori. Kata kunci: Learning Cell, kemampuan pemahaman konsep kenampakan alam, IPS Kemajuan suatu bangsa salah satunya disebabkan oleh kualitas pendidikannya. Sumber daya manusia yang baik dihasilkan dari pendidikan yang baik pula. Hal ini akan berdampak pula pada pembangunan nasional yang subjek utamanya adalah manusia itu sendiri. Sekolah adalah suatu wadah yang tepat untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Tujuan dari pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungan, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam prakteknya mata pelajaran IPS seringkali mengalami kendala. Kendala tersebut kebanyakan mengarah pada kegiatan pembelajaran yang cenderung monoton akibat model pembelajaran konvensional. Hal ini dianggap siswa kurang menarik dan membosankan. Oleh karena itu guru 1) Mahasiswa PGSD FKIP UNS 1 2, 3) Dosen PGSD FKIP UNS harus mampu menerapkan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Mengingat pentingnya peranan mata pelajaran IPS, maka sudah semestinya apabila kemampuan pemahaman konsep dan nilai mata pelajaran IPS selalu memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). KKM pada mata pelajaran IPS adalah 70. Berdasarkan hasil tes awal yang dilakukan di SDN 01 Malangjiwan, dari keseluruhan 36 siswa yang ada di kelas IV ternyata baru ada 15 siswa yang dapat dikatakan tuntas dalam pembelajaran. Ini berarti baru 41,67% siswa yang mampu memenuhi KKM, dengan nilai terrendah 33 dan nilai tertinggi 83. Sedangkan di SDN Gajahan, dari keseluruhan 30 siswa hanya terdapat 6 siswa yang tuntas dalam pembelajaran. Ini berarti baru 20% siswa yang memenuhi KKM, dengan nilai terendah 33 dan nilai tertinggi 80. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep di dua SD tersebut yaitu SDN 01 Malangjiwan dan SDN Gajahan masih rendah. Setelah dilaku-

2 kan observasi kelas dapat disimpulkan bahwa permasalahan di kedua SD tersebut hampir sama. Permasalahan tersebut disebabkan oleh dua faktor. Faktor yang pertama adalah faktor dari dalam siswa yaitu kemampuan berpikir, konsentrasi dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran yang sangat kurang, terbukti saat berlangsungnya proses pembelajaran siswa bercerita sendiri dan tidak memperhatikan. Faktor kedua adalah dalam proses pembelajaran belum menggunakan metode yang inovatif sehingga siswa lebih cepat merasa bosan. Sehubungan dengan masalah tersebut maka guru harus dapat memilih model-model pembelajaran yang tepat sesuai dengan pokok bahasan sehingga menciptakan pembelajaran yang efektif. Dengan demikian siswa tidak hanya belajar menghafal tetapi juga dapat memahami materi yang telah diajarkan. Menurut pendapat Abimanyu (2008: 26) metode pembelajaran adalah cara dalam menyajikan atau melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga metode di sini terkait dalam proses pembelajaran yang terjadi. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan cukup tinggi. Heruman (2007: 3) menyatakan bahwa pemahaman konsep adalah pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep. Disisi lain Trianto (2011: 7) menyatakan pemahaman konsep adalah pemahaman siswa terhadap fakta-fakta yang saling terkait, yang identik dengan kemampuan menangkap makna dari konsep yang dipaparkan dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dengan situasi yang berbeda. Salah satu metode pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran IPS a- dalah learning cell. Metode learning cell atau siswa berpasangan adalah salah satu metode dari model pembelajaran kooperatif. Metode ini diawali dengan menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan, kemudian siswa bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan pada materi bacaan yang sama. Learning cell ini mempermudah siswa dalam memahami dan menemukan masalah yang sulit dengan berdiskusi. Learning cell juga dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mengemukakan pendapat dan pertanyaan (Suprijono, 2009: 122). Sebagian pakar percaya bahwa sebuah mata pelajaran baru benar-benar dikuasai ketika siswa mampu mengajarkannya kepada orang lain. Pengajaran sesama siswa memberi siswa kesempatan untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan sekaligus menjadi nara sumber bagi satu sama lain. Lain halnya dengan metode learning cell, salah satu metode pembelajaran yang sering digunakan guru adalah metode pembelajaran ekspositori. Roestiyah N.K. (2001: 137) menyatakan bahwa metode ekspositori adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. Gaya mengajar guru dalam metode ini lebih aktif serta kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. METODE Penelitian ini dilaksanakan di seluruh SD se-kecamatan Colomadu dengan subjek penelitian siswa kelas IV semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan eksperimen semu (quasi experimental research) karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah control group design. Jenis teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas IV SD se- Kecamatan Colomadu tahun pelajaran 2013/ 2014. Adapun sampel yang digunakan adalah diambil dua SD dengan perincian satu SD sebagai kelas kontrol yang diajar dengan metode ekspositori dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang dan satu SD sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan metode learning cell dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang. Selain kedua sampel tersebut, peneliti juga menggunakan satu SD lain sebagai kelompok

3 try out atau uji coba yaitu SDN 01 Tohudan dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes. Tes digunakan untuk menilai pemahaman konsep siswa. Akan tetapi sebelum instrumen tes diujikan, perlu diadakan uji validitas dan uji reliabilitas. Validitas digunakan untuk mengetahui ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Sedangkan uji reabilitas digunakan untuk mengetahui ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas butir soal. Rumus untuk mengukur validitas instrumen adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Uji reliabilitas yang digunakan adalah rumus KR 20. Pada teknik analisis data, digunakan tiga macam uji yang terdiri dari uji normalitas menggunakan metode Lilliefors, uji homogenitas menggunakan metode Bartlett, uji keseimbangan dan uji hipotesis dilakukan dengan uji t. HASIL Setelah kedua sampel yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mendapat perlakuan, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data nilai kemampuan pemahaman konsep yang didapat dari hasil posttest. Berikut sajian data dari masing-masing kelompok penelitian. Tabel 1. Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep Kelompok Kontrol No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase 1 47-54 6 20,00% 2 55-62 5 16,67% 3 63-70 11 36,67% 4 71-78 6 20,00% 5 79-86 2 6,67% Jumlah 30 100,00% Berdasarkan data yang diperoleh, nilai terendah IPS siswa adalah 47, sedangkan nilai tertigginya adalah 86. Nilai modus dalam kelompok ini adalah 63 dan 70. Nilai mediannya adalah 63. Dari hasil keseluruhan data posttes tersebut diperoleh rata-rata nilai kemampuan pemahaman konsep kelompok kontrol adalah 64,77. Tabel 2. Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep Kelompok Eksperimen No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase 1 57-64 7 19,44% 2 65-71 5 13,89% 3 72-79 6 16,67% 4 80-87 8 22,22% 5 88-95 4 11,11% 6 96-100 6 16,67% Jumlah 36 100,00% Berdasarkan data yang diperoleh, nilai terendah IPS siswa adalah 57 sedangkan nilai tertingginya adalah 100. Nilai modus dalam kelompok ini adalah 73 dan 97. Nilai mediannya adalah 77. Dari hasil keseluruhan data posttes tersebut diperoleh rata-rata nilai kemampuan pemahaman konsep kelompok eksperimen adalah sebesar 78,63. Berdasarkan nilai kemampuan pemahaman konsep kenampakan alam yang didapat, analisis data yang pertama dilakukan a- dalah uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui suatu sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors dengan taraf signifikansi 0,05. Dari metode tersebut diperoleh statistik uji seperti yang dideskripsikan pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep Kelompok Lhitung Ltabel Keterangan Eksperimen 0,133 0,148 Kontrol 0,124 0,162 H 0 diterima atau berdistribusi normal Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa Lhitung untuk masing-masing sampel tidak melebihi dari Ltabel atau Lhitung < Ltabel sehingga keputusan ujinya adalah H0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

4 Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini mempunyai variansi yang homogen. Dalam penelitian ini uji homogenitas menggunakan metode Bartlet dengan realistic uji Chi Kuadrat dan taraf signifikan 0,05. Dari uji homogenitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil seperti yang terlihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Nilai Kemampuan Pemahaman Konsep Kenampakan Alam Kelom-pok hitung tabel Ket. Eksperimen dan kontrol 0,615 3,841 H 0 diterima atau homogen Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa harga hitung bukan merupakan anggota daerah kritik, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Jadi ada kesamaan karakter dan variasi antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Uji hipotesis t-test dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep kenampakan alam pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah perlakuan. Berikut ini hasil uji hipotesis dengan t-test dengan taraf signifikasi 0,05. Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis dengan t-test Kelompok t hitung t tabel Keterangan Eksperimen dan Kontrol 4,726 2,003 H0 ditolak atau ada perbedaan Pada hasil uji thitung di atas,nilai thitung yang didapatkan adalah 4,726 dan ttabel yang digunakan sebesar 2,003, sehingga thitung merupakan anggota dari daerah kritik atau hasil keputusan uji H0 ditolak. Artinya ada perbedaan hasil nilai kemampuan pemahaman konsep kenampakan alam antara kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan menggunakan metode learning cell dengan kelompok kontrol yang mendapat perlakuan menggunakan metode ekspositori. PEMBAHASAN Zaini (2008: 86) menyatakan bahwa learning cell atau peserta didik berpasangan, menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan, di mana peserta didik bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan pada materi bacaan yang sama. Metode pembelajaran learning cell memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh tipe pembelajaran berpasangan lainnya. Beberapa hal yang menjadi kelebihan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran learning cell di antaranya adalah siswa lebih siap dalam menghadapi materi yang akan dipelajari karena siswa telah memiliki informasi materi yang akan dipelajari melalui berbagai sumber di antaranya buku, internet, guru, dan orang yang ahli di bidang materi tersebut. Siswa akan memiliki kepercayaan diri dalam pembelajaran, karena pembelajaran ini menggunakan teman sebaya dalam proses pembelajarannya. Siswa yang ditutori tidak akan segan-segan dalam memberikan pertanyaan yang tidak dipahami. Sebaliknya bagi siswa tutor selain pengetahuannya bertambah, kemampuan dalam mengkomunikasikan ilmu pengetahuan pada teman sebaya meningkat (Nadifah, 2009: 14). Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai pemahaman konsep yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Setelah dilakukan penelitian dan dilakukan uji hipotesis, peneliti mendapatkan hasil atau skor dari thitung adalah sebesar 4,726 sehingga menunjukkan bahwa thitung > ttabel (4,726 > 2,003) dengan keputusan uji yang diperoleh yaitu H0 ditolak. Perbedaan tersebut terjadi karena kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapat perlakuan yang berbeda. Pada kelompok eksperimen yaitu SDN 01 Malangjiwan diterapkan pembelajaran menggunakan metode learning cell sedangkan pada kelompok kontrol yaitu SDN Gajahan diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru sambil sesekali mendapat pertanyaan, atau tugas dari guru. Siswa seringkali merasakan kebosanan dalam pembelajaran yang monoton. Hal ini mengakibatkan siswa tidak mampu untuk

5 memahami konsep kenampakan alam yang telah diajarkan tetapi hanya mampu menghafalkannya saja dan terkadang hafalan tersebut hilang sehingga pada saat mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru, nilai yang didapat siswa kurang memuaskan. Selain itu semangat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menjadi berkurang. Berbeda halnya dengan pembelajaran dengan menggunakan metode learning cell. Metode pembelajaran ini baru pertama kali digunakan oleh siswa sehingga cukup menarik perhatian siswa. Dalam penerapan metode ini siswa belajar untuk menjadi guru bagi temannya sendiri karena dalam pembelajaran ini mengharuskan siswa untuk mampu menjelaskan dan membagi pengetahuan berupa materi yang telah dipelajarinya kepada pasangannya. Hal ini dapat melatih siswa menjadi lebih percaya diri untuk berbicara dan mengeluarkan pendapatnya serta meyalurkan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Penggunaan metode learning cell juga membuat siswa mempelajari materi kenampakan alam secara berulang-ulang yaitu pada saat di kelas ketika menjelaskan kepada pasangannya di kelas pada dan pertemuan berikutnya. Mempelajari materi kenampakan alam secara berulang-ulang tersebut membuat siswa tidak hanya hafal tetapi juga memahami konsep dari kenampakan alam yang sesungguhnya. Siswa yang sudah memahami konsep tersebut pada akhirnya mampu mengerjakan soal-soal evaluasi dengan mudah dan mendapat nilai sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian salah satu upaya untuk memberikan pemahaman konsep lebih baik pada materi kenampakan alam siswa kelas IV SD adalah dengan metode pembelajaran learning cell. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis, rata-rata nilai kemampuan pemahaman konsep yang didapat oleh kelompok eksperimen adalah sebesar 78,63 dan rata-rata nilai kemampuan pemahaman konsep yang didapat oleh kelompok kontrol adalah sebesar 64,77. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep kenampakan alam siswa yang diajar dengan metode pembelajaran learning cell lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemahaman konsep kenampakan alam siswa yang diajar dengan metode pembelajaran ekspositori. DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, S. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas. Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Nadhifah. (2009). Pengaruh Strategi Learning Cell terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih. Skripsi Tidak Dipublikasikan, PAI IAIN, Surabaya. Roestiyah. (2001) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Trianto. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka. Zaini, H., Munthe, B., & Ariyanti, S.A. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Indah Madani.