DPRD Sulawesi Tengah Dorong Perda Mangrove

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

Menghijaukan Tambak-tambak di Aceh dengan Mangrove: Menyelamatkan Pesisir

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas

VIII. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERKELANJUTAN Analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan Mangrove

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

BAB I PENDAHULUAN km. Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya laut yang menimpah baik dari

Penting Bagi Kehidupan, Harusnya Mangrove Tidak Dirusak

PENDAHULUAN. lahan pertambakan secara besar-besaran, dan areal yang paling banyak dikonversi

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan yang terdapat di daerah pantai dan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

BAB I PENDAHULUAN. dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

MODEL IMPLENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN MANGROVE DALAM ASPEK KAMANAN WILAYAH PESISIR PANTAI KEPULAUAN BATAM DAN BINTAN.

Hutan Mangrove Segara Anakan Wisata Bahari Penyelamat Bumi

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

PENDAMPINGAN DESA ALO ALO MELALUI KEGIATAN REHABILITASI MANGROVE DAN PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PENDAHULUAN. pengelolaan kawasan pesisir dan lautan. Namun semakin hari semakin kritis

BAB I PENDAHULUAN. tempat dengan tempat lainnya. Sebagian warga setempat. kesejahteraan masyarakat sekitar saja tetapi juga meningkatkan perekonomian

Tanjung Panjang Yang Tak Panjang

1/12 COLABORATIVE MANAGEMENT UNTUK KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah menyebabkan kerusakan yang parah terhadap sumberdaya hutan.

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

TINJUAN PUSTAKA. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wilayah pesisir mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pantai sekitar Km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat potensial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kaya yang dikenal sebagai negara kepulauan. Negara ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. degradasi hutan. Hutan tropis pada khususnya, sering dilaporkan mengalami

V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG

BAB I PENDAHULUAN. tektonik besar yang terus bergerak yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove yang dikenal sebagai hutan payau merupakan ekosistem hutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk meningkatkan

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan menjadi lebih baik, wilayah pesisir yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT

STRATEGI TINDAK LANJUT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mangrove merupakan vegetasi yang kemampuan tumbuh terhadap salinitas air

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

LEMBAR INFORMASI JARINGAN MASYARAKAT HUTAN KORIDOR GUNUNG SALAK-HALIMUN

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai

- Saudara Kepala Dinas/Badan Lingkup Pemerintah

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

PEMANFAATAN PERSEMAIAN BERTINGKAT UNTUK PRODUKSI BIBIT DALAM KERANGKA REHABILITASI HUTAN MANGROVE SPESIFIK LOKASI. Bau Toknok 1 Wardah 1 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tabel 1.1 Luas Hutan Mangrove di Indonesia Tahun 2002 No Wilayah Luas (ha) Persen

BAB I. PENDAHULUAN. pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang km, yang merupakan

PROVINSI SULAWESI UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 130 TAHUN 2014 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang khusus terdapat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA SAIL TOMINI TAHUN 2015

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainabel development) merupakan alternatif pembangunan yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. mangrove. Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

PENDAHULUAN. beradaptasi dengan salinitas dan pasang-surut air laut. Ekosistem ini memiliki. Ekosistem mangrove menjadi penting karena fungsinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 87 /KUM/2013 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor 1 Tahun 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi kesejahteraan masyarakat ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

DATA PERENCANAAN DESA KELURAHAN MAWALI KECAMATAN LEMBEH UTARA KOTA BITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting bagi kehidupan di

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang

2017, No Pengolahan Air Limbah Usaha Skala Kecil Bidang Sanitasi dan Perlindungan Daerah Hulu Sumber Air Irigasi Bidang Irigasi; Mengingat : 1.

I. PENDAHULUAN. 16,9 juta ha hutan mangrove yang ada di dunia, sekitar 27 % berada di Indonesia

BAB VI DAMPAK KONVERSI MANGROVE DAN UPAYA REHABILITASINYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Desain Komunikasi Visual 1

Transkripsi:

Maret Juni 2010 Fokus DPRD Sulawesi Tengah Dorong Perda Mangrove PARIGI MOUTONG-- Ketua Komisi III (Pembangunan) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tengah Nawawi S Kilat mengatakan akan terus mendorong lahirnya peraturan daerah (Perda) Mangrove Provinsi Sulawesi Tengah. Perda Mangrove Sulawesi Tengah ini kelak dapat menjadi turunan lahirnya Perda Mangrove di kabupaten, kata Nawawi saat melakukan diskusi dengan Fasilitator Program Teluk Tomini-SUSCLAM Parigi Moutung Satriyanto Sugeng Bahagya dan Koordinator Program Yayasan Pusaka Uwelutu (YASALU) M Amin Panto. Menurut Nawawi konsolidasi perlu dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih pengelolaan dan aturan di tingkat provinsi dan kabupaten. Apalagi, sebagian hutan mangrove yang ada di Sulawesi Tengah telah mengalami kerusakan. Terdapat 63 persen mangrove di Sulawesi Tengah telah mengalami kerusakan, katanya. Karena itu, DPRD Sulawesi Tengah terus menggodok Perda Mangrove. Sebagai langkah awal, di dalam rancangan Perda Mangrove ini akan diperkuat kelembagaannya. Inisiatif Perda Mangrove ini juga bagian dari kunjungan di Balai Mangove Provinsi Bali yang membawahi Indonesia Timur. Nawawi mengatakan untuk kelembagaan ini akan mengedepankan konsep kolaborasi. Memang hal ini masih menjadi masalah karena terjadi tarik menarik sektoral.tapi Bappeda adalah lembaga yang tepat untuk mengatur mekanisme kolaborasi. Pertengahan Januari lalu, DPRD Sulawesi Tengah melakukan pembahasan rancangan Perda Mangrove. Dalam rapat ini muncul perdebatan mengenai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mana yang paling bertanggung jawab dalam pengelolaan mangrove. Pokja Mangrove Awal Januari tahun ini Bupati Parigi Moutong Longki Djanggola telah menandatangani surat keputusan Kelompok Kerja (Pokja) Mangrove Parigi Moutong. Sebelumnya, pada 16 Juli 2007, Gubernur Sulawesi Tengah HB Paliudju juga telah mengeluarkan keputusan tentang pembentukan Pokja Pengelolaan Ekosistem Mangrove Provinsi Sulawesi Tengah. Tugas Pokja Mangrove ini antara lain merumuskan berbagai kebijakan Pengeloalan Mangrove di Sulawesi Tengah dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait serta masyarakat dan dunia usaha. Pokja Mangrove juga bertugas mensosialisasikan dan mengoptimalkan rehabilitasi ekosistem mangrove. DAFTAR ISI Ke Halaman 2 1 DPRD Sulawesi Tengah Dorong Perda Mangrove 2 DPRD Pohuwato Prioritaskan Perda Pesisir 3 Tumpang Sari: Pengembangan Tambak yang Ramah Lingkungan 5 Ratusan Anak Pambalowo Menanam Mangrove 5 POKJA Mangrove Pohuwato Lakukan Metedologi Survei 6 Program Teluk Tomini Fasilitasi Kongres Nelayan 6. Pelatihan Metodologi dan Survei Mangrove 7 Pemerintah Bolmong Selatan Canangkan Penanaman Mangrove 8 Umar Pasandre: Menjaga Mangrove, Menjaga Kehidupan Kita

Fokus Butuh Kerjasama Bupati Parigi Moutong Longki Djanggola dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Administrasi Sekretariat Daerah Drs. H.Anwar Yabi mengatakan pelestarian hutan mangrove di pesisir pantai Parimo tidak bisa dilakukan hanya oleh satu lembaga saja. Namun harus dilakukan kerjasama dengan instansi terkait termasuk masyarakat. Peranan Pemerintah, swasta dan masyarakat menjadi bagian terpenting yang tidak terpisahkan dalam upaya pengelolaan lingkungan pesisir dan laut. Jika hal ini dilakukan secara terpadu, akan memberikan peluang untuk pengelolaan yang efektif dalam menyeimbangkan pelestarian lingkungan dan pemanfaatan secara ekonomi. Tidak menutup kemungkinan ada bentuk-bentuk pengelolaan lain yang lebih aplikatif dan adaptif. Salah satu bentuk pengelolaaan yang cukup berpeluang memberikan jaminan efektifitas dalam pengimplementasian pelestarian hutan mangrove adalah pengelolaan berbasis masyarakat, ujarnya ketika membuka workshop Mangrove Action Plan di hotel Gran Mitra Parigi, Senin (29/3). DPRD Pohuwato Prioritaskan Perda Pesisir Pohuwato DPRD Kabupaten Pohuwato memprioritaskan peraturan daerah (Perda) Pengelolaan Pesisir dan pulau-pulau kecil. Anggota Komisi II DPRD Pohuwato Iwan Abay mengatakan dalam Ranperda ini salah satu yang cukup penting menjadi bahasan adalah permasalahan mangrove di Kabupaten Pohuwato. Kondisi mangrove sudah dirusak dan tak bisa dikendalikan, kata Iwan. Menurut dia, pengrusakan mangrove di Pohuwato kebanyakan dialihfungsikan sebagai areal tambak. Bahkan di Cagar Alam Tanjung Panjang kawasan mangrove yang rusak sudah 70 persen. Komisi II DPRD Pohuwato telah menemui Direktur Jenderal Konservasi (Departemen Kehutanan) untuk menyampaikan kondisi yang rusak tersebut apakah bisa ditukar dengan lokasi lain. Namun, belum ada respon untuk melepas kawasan tersebut. * Bupati mengatakan, kegiatan workshop penting dilaksanakan untuk menindaklanjuti hasil-hasil lokakarnya Pokja Mangrove yag telah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan workshop merupakan langkah awal bagi Pokja Mangrove dalam meningkatkan pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan. Dalam workshop ini akan diupayakan penyusunan dokumen rencana aksi mangrove yang akan dijadikan acuan bagi Pokja Mangrove untuk mengambil langkahlangkah perbaikan ekosistem mangrove khususnya, dan pesisr pada umumnya. Kegiatan ini merupakan bukti nyata terhadap pelestarian hutan mangrove dan wilayah Teluk Tomini khususnya di Parimo. Saya berharap melalui kegiatan ini dapat mendorong lahirnya komitmen para pihak, terutama Pokja dalam melaksanakan pengelolaan hutan mangrove dan sumberdaya pesisir di Kabupaten Parimo secara berkelanjutan, tandasnya. Sementara itu, fasilitator workshop Mangrove Action Plan, Satrianto SE mengatakan melalui workshop ini diharapkan dapat memberikan acuan bagi masyarakat agar mengetahui bagaimana cara melindungi hutan mangrove di pesisir pantai Parimo. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan kepada para peserta tentang pengelolaan hutan mangrove yang baik, katanya. [bil] Cagar Alam tanjung panjang yang dialihfungsikan sebagai areal tambak di kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo 2

Outreach Tumpang Sari: Pengembangan Tambak yang Ramah Lingkungan Ribuan hektare hutan mangrove di pesisir Teluk Tomini terkonversi untuk tambak ikan dan udang. Perluasan tambak yang tidak ramah lingkungan ini, terutama terjadi di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah, serta Kabupaten Pohuwato dan Boalemo Provinsi Gorontalo. Akibat perluasan tambak, kondisi hutan mangrove di Teluk Tomini sebagian rusak berat. Di Parigi Moutong, hutan mangrove yang beralih fungsi sebagai lahan tambak seluas 7000 hektare. Di Kabupaten Boalemo 1500 hektare. Paling dramatis pengrusakan hutan mangrove di Kabupaten Pohuwato. Dari luasan 25.688,09 hektare, yang mengalami rusak berat 14.017,58 hektare dan rusak 7.546,89 hektare. Pengrusakan mangrove untuk tambak di Pohuwato ikut merambah hingga ke Cagar Alam Tanjung Panjang. Silvo-fishery pond- Pemalang, Central Java Upaya mempertahankan hutan mangrove yang ada di pesisir Teluk Tomini perlu terus digalakkan, dibarengi dengan rehabilitasi lahan. Rehabilitasi ini termasuk di areal pertambakan. Kawasan mangrove yang telah dijadikan lokasi tambak dapat dihijaukan kembali melalui model tumpang sari (sylvo-fishery). Model ini sudah dikembangkan di Cikeong Jawa Barat, Pemalang Jawa Tengah dan Aceh. Di Aceh, untuk menyelamatkan pesisir telah dikembangkan model tumpang sari dengan melakukan penanaman mangrove di sekitar pematang dan bagian dalam tambak. Model ini dikembangkan Wetlands International Indonesia Programme (WIIP) bersama WWF Indonesia melalui proyek Green Coast. Proyek yang didanai Oxfam ini telah memfasilitasi penanaman mangrove sebanyak 856 ribu. Pengembangan sylvo-fishery telah dilakukan pada luasan areal tambak 157 hektare, kata Project Coordinator Green Coast Indonesia I Nyoman N. Suryadiputra. Sejak 1980-an, di Aceh, terjadi alih fungsi hutan mangrove menjadi tambak. Pengrusakan hutan mangrove ini salah satunya karena merebaknya bisnis udang. Kondisi seperti ini menyebabkan lanskap pesisir Aceh menjadi rentan terhadap bencana. Ketika terjadi tsunami pada Desember 2004, pematang tambak hancur dihantam gelombang tsunami. Kolam tambak terisi lumpur, bahkan pemukiman hancur dihantam tsunami. Bila hutan mangrove masih memadai di pesisir, diduga hantaman gelombang tsunami tidak akan menimbulkan kerusakan yang parah. Pada Oktober 2005, Green Coast mulai memperkenalkan model sylvo-fishery. Model ini merupakan pengembangan tambak yang ramah lingkungan dengan perpaduan hutan (sylvo) dan budidaya perikanan (fishery). Model penghijauan tambak ini tak hanya bermanfaat bagi lingkungan. Efek model tumpang sari dapat membuahkan nilai ekonomi. 3

Outreach Menurut Nyoman dengan penerapan model tumpang sari konstruksi tambak akan menjadi kuat. Akar mangrove akan mengikat tanah, sehingga pekerjaan membuang lumpur tambak secara periodik tak perlu dilakukan. Pematang yang ditumbuhi mangrove akan membuat nyaman pejalan kaki karena ada rimbunan tajuk tanaman. Lebih penting lagi, akan ada peningkatan keanekaragaman hayati. Lokasi yang ditumbuhi mangrove akan memicu pertumbuhan bibit ikan alami dan kepiting. Selain itu, daun tanaman mangrove dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, terutama kambing. Silvo-fishery pond- cikeong, West Java Nyoman menjelaskan bahwa tambak yang ramah lingkungan akan mencegah erosi pantai dan instrusi air laut. Kualitas air tambak akan terjaga karena fungsi perakaran mangrove yang mampu menyerap limbah padat dan mikroba. Adanya tumbuhan mangrove akan mengurangi dampak bencana alam, seperti badai dan gelombang air pasang. Dalam skala yang lebih luas, dengan pengembangan model pertambakan sylvo-fishery ini akan menciptakan sabuk hijau di pesisir (coastal green belt). Keberadaan sabuk hijau akan melindungi aset negara dan individu, serta ikut mendukung program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global. Peran tumbuhan mangrove akan menangkap dan mengikat CO 2 (karbondioksida) dari atmosfir dan melindungi pemukiman dari kecenderungan naiknya muka air laut, kata Nyoman.* WARTA TELUK TOMINI dipublikasi Program Teluk Tomini (SUSCLAM). Penasehat Teknis Rita Lindayati, Koordinator Program Teluk Tomini : Rahman Dako Informasi dan Komunikasi : Ramang H. Demolingo. Administrasi : Eva Wirna Razak. Keuangan : Ismail. Isi tulisan dan fotografi : Tim Program Teluk Tomini. Alamat Kantor Program Teluk Tomini Jl. Makassar No. 40 Kelurahan Dulalowo, Kotamadya Gorontalo 96112, Indonesia. Telpon / faks 0435-830945. Email: admin@teluktomini.org. Website: http://www.teluktomini.org. Kirimkan tulisan anda pada : WARTA TELUK TOMINI & Website : http://www.teluktomini.org 4

Ratusan Anak Pambalowo Menanam Mangrove Aktivitas Pokja Mangrove Pohuwato Lakukan Pelatihan Metodologi Survei Pohuwato Kelompok Kerja (Pokja) Mangrove Kabupaten Pohuwato melakukan pelatihan metodologi survei ekosistem mangrove. Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari (21 23 Juni) bekerjasama dengan SUSCLAM (Sustainable Costal Livelihoods and Management). PARIGI Seratusan anak dibawah usia 15 tahun melakukan aksi penanaman mangrove di Desa Pambalowo Kabupaten Parigi Moutong, minggu (28/3). Penanaman yang berada di kawasan trans nelayan itu melibatkan aktivis lingkungan dari El capitan dan Yayasan Pusaka Uwelutu (YASALU). Kami sengaja melibatkan anak-anak yang usianya rata-rata 15 tahun ke bawah sebagai bagian dari pengenalan lingkungan terhadap genarasi muda, ujar Direktur YASALU Hamzah Tjakunu, atau yang akrab disapa Ateng. Ateng menjalaskan, aksi tersebut juga merupakan kampanye Program Teluk Tomini (SUSCLAM) untuk pengenalan dan kepedulian terhadap keberadaan mangrove. Diharapkan, melalui aksi ini bisa memberikan pengaruh bagi anak-anak yang sejak usia dini mulai menanam dan memelihara mangrove, serta program lingkungan lainnya. Di masa mendatang, anak-anak mempunyai ingatan yang kuat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Di wilayah Teluk Tomini, kata Ateng, keberadaan hutan mangrove hampir setiap hari hilang. Hal ini mengakibatkan abrasi pantai yang akhirnya berdampak pada pemukiman di pesisir pantai. Sering kali kawasan pesisir di landa air pasang yang masuk dan menenggelamkan rumah penduduk. Ini terjadi salah satunya karena hilangnya hutan mangrove, katanya. Kabupaten Parimo memiliki hutan mangrove yang cukup luas. Namun, mangrove ini sebagian telah beralih fungsi. Melalui penanaman mangrove yang dilakukan anak-anak, akan mendekatkan pesan-pesan lingkungan. Anak-anak sangat antusias selama mengikuti kegiatan ini. Kami senang sekali karena banyak pohon yang torang tanam, kata Dangker, salah seorang bocah yang paling banyak menanam bibit mangrove. (mbh) Ketua Pokja Mangrove Iwan Abay mengatakan keberadaan mangrove di pohuwato sudah kritis. Sementara ketergantungan masyarakat pesisir terhadap ekositem mangrove sangatlah besar. Karena itu, Pokja Mangrove mengharapkan kerjasama dengan lembaga atau pun instansi lain dalam melakukan survei. Menurut Iwan, terkait dengan kasus pengrusakan mangrove di Cagar Alam Tanjung Panjang komisi II DPRD Pohuwato akan membentuk Pansus (Panitia khusus). Pembukaan lahan tambak dalam skala besar telah menghancurkan ekosistem yang ada di kawasan cagar alam ini. Menurut Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara & Gorontalo Untung Suprato, perlu adanya pemahaman bagaimana ekosistem yang baik. Untuk itu, sosialisasi pemahaman lingkungan harus didukung dengan kegiatan pendapatan ekonomi dan pemberdayaan pesisir. Terutama bagi masyarakat di kawasan Teluk Tomini. Pelatihan metodologi survei mangrove ini difasilitasi ahli mangrove dan dosen di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat Dr Rignolda Djamaludin. Rignolda memberikan materi pemahaman tentang berbagai jenis mangrove serta biota yang ada di daerah Pohuwato. Hadir dalam kegiatan ini instansi pemerintah, perwakilan masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Instansi yang berperan dalam Pokja Mangrove antara lain Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pohuwato, Bappeda, Dinas Kehutanan, Polisi Perairan, Dinas Pertanian, serta Dinas Perhubungan dan Pariwisata. * 5

Aktivitas Program Teluk Tomini Fasilitasi Kongres Nelayan Pelatihan Metodologi dan Survei Mangrove TILAMUTA Program Teluk Tomini (SUSCLAM, Sustainable Costal Livelihoods and Management) memfasilitasi kongres nelayan di Desa Pentadu Timur, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo. Kongres ini dibuka Wakil Bupati La Ode Haimudin. Menurut Haimudin Teluk Tomini memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat besar. Dengan potensi ini, menjadi tantangan besar adalah eksploitasi yang tidak terkendali. Meskipun data dan penelitian resmi mengenai hal ini belum ada, tetapi indlikator di lapangan menunjukan kondisi seperti itu. Jika demikian, menurut Haimudin, akan berimplikasi pada tingginya angka kemiskinan masyarakat nelayan di sekitar Teluk Tomini. Dengan persoalan ini makin mempertegas pentingnya gerakan untuk membentuk satu wadah yang bisa menampung aspirasi nelayan. Solidaritas nelayan yang terorganisir dalam bentuk organisasi yang kuat bisa menjadikan masyarakat lebih mandiri. Karena itu, melalui Kongres Nelayan Teluk Tomini diharapkan bisa menciptakan' kesepahaman dalam menggalang kebersamaan bagi komunitas nelayan. "Saya memberikan apresiasi kepada SUSCLAM yang telah menyelenggarakan kongres nelayan Teluk Tomini, dan mudah-mudahan dengan kongres ini bisa menciptakan kesepahaman dan solidaritas antar komunitas nelayan, serta bisa membentuk organisasi nelayan yang lebih kompetibel, kata Haimudin seperti dikutip Gorontalo Post, Kamis (25/6). Kongres ini dihadiri berbagai utusan nelayan di kabupaten Boalemo. Tujuan kegiatan ini untuk menciptakan kesepahaman bersama tentang kondisi yang dialami komunitas nelayan, khususnya yang ada dikawasan Teluk Tomini. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menggalang solidaritas antar komunilas nelayan. * Sumber: Gorontalo Post, Jumat, 25 Juni 2010. Molibagu Pelatihan metodologi dan survei mangrove dan monitoring partisipatif berlangsung di Molibagu, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara. Pelatihan ini difasilitasi ahli mangrove dan Dosen di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat Dr Rignolda Djamaluddin. Pelatihan dimulai 1 Juni hingga 3 Juni lalu. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Dr Surya Darwisito MSc, mengatakan ekosistem mangrove sangat penting buat kita yang berada di sepanjang garis pantai Teluk Tomini. Secara total Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan memiliki garis pantai 249 kilometer. Mangrove adalah daerah perlindungan dari abrasi, katanya. Menurut Surya, Program SUSCLAM di Bolaang Mongondow Selatan langsung berhadapan dengan masyarakat. SUS- CLAM juga telah melakukan pembekalan pada kurikulum khususnya materi Lingkungan Hidup. Ini merupakan segi positif yang baik buat daerah baru seperti Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Khusus untuk Dinas Kelautan dan Perikanan, menurut Surya, akan dibuat daerah perlindungan laut (DPL). DPL akan segera direalisasikan untuk konservasi lingkungan mangrove. Dalam waktu dekat akan diusulkan Peraturan Daerah dalam bentuk draft untuk pengawasan laut sendiri, kata Surya. Kegiatan pelatihan metodologi survei ini dihadiri Koordinator SUSCLAM Rahman Dako, Fasilitator Kabupaten, anggota kelompok kerja mangorve dan perwakilan nelayan. Metode yang diberikan fasilitator dalam pelatihan ini antara lain: pengetahuan tentang mangrove, seperti tempat hidup mangrove, jenis mangrove yang ada di Bolaang Mongondow Selatan. Selain itu, bagaimana cara membedakan jenis mangrove, perkembangan mangrove dan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove. Setelah pelatihan, dilanjutkan dengan survei lapangan. Melalui survei diharapkan dapat menghasilkan data yang akurat tentang luasan dan kondisi mangrove di Bolaang Mongondow Selatan. * 6

Aktivitas Pemerintah Bolmong Selatan Canangkan Penanaman Mangrove Dudepo Pemerintah daerah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Selatan bersama masyarakat mencanangkan penanaman mangrove di Desa Dudepo. Bupati Bolmong Selatan yang diwakili Sektretaris Daerah Drs Gunawan Lombu, S.Pd bersama sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ikut terlibat dalam penanaman ini. Hutan bakau atau hutan mangrove perlu dipertahankan keberadaannya, kata Bupati dalam sambutan tertulis yang dibacakan Gunawan, Selasa, (11/5). Menurut Bupati, serasah atau daun mangrove menghasilkan cukup banyak unsur hara. Unsur hara ini menjadi sumber makanan ikan. Mangrove yang tumbuh menjadi tempat bertelur ikan. Kalau kita tidak bisa menjaga hutan bakau, besar kemungkinan akan kehilangan potensi produksi ikan. Melalui kegiatan pencanangan penanaman mangrove, kata Bupati, akan memberi pelajaran kepada kita semua bahwa mangrove perlu dipertahankan. Hal ini karena berhubungan dengan ikan yang ditangkap nelayan. Ikan hasil tangkapan akan dikonsumsi sebagai protein bagi tubuh kita. Penting diketahui bahwa posisi Kabupaten Bolmong Selatan berada di wilayah Teluk Tomini yang memiliki berbagai potensi. Wilayah perairan laut Bolmong Selatan menghasilkan cukup banyak ikan. Selain di pesisir dan laut, di daratan pun potensinya cukup beragam. Tantangan bagi kita semua di kabupaten ini adalah bagaimana mampu mengoptimalkan potensi sumberdaya yang tersedia untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan benar tanpa harus merusak, ujar Bupati. Bupati menjelaskan ketika kita kehilangan hutan bakau yang menjadi ancaman adalah abrasi pantai dan bahaya tsunami. Abrasi dan tsunami merupakan bencana yang dapat mengancam yang hidup di pesisir. Untuk itu, perlu dilakukan rehabilitasi hutan bakau dengan cara menanam kembali. Hanya dengan menjaga dan menanam kawasan yang rusak, yang ada di pesisir pantai Bolmong Selatan akan merasa aman dari bencana laut. Setelah melakukan pencanangan penanaman mangrove, Sektretaris Daerah Gunawan Lombu meresmikan kantor Pokja Mangrove. Dilanjutkan dengan penyerahan bantuan mesin katinting dari program SUSCLAM kepada 20 orang perwakilan dari masyarakat Desa Dudepo dan Duminanga. Acara ini dihadiri Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Dr. Surya Darwisito MSc, Kepala Dinas Peindustrian, Perdagangan dan Koperasi Achmad Gobel, SH serta Kepala Desa Dudepo Haniko Hurudji bersama masyarakat Desa Dudepo dan Duminanga. Sebelum kegiatan ini, selama dua minggu wakil warga Desa Dudepo dan Duminanga telah mengikuti pelatihan kerajinan meubel bambu. Pemanfaatan bambu untuk dibuat tempat duduk (kursi) sangat menarik. Sebab, Bolmong Selatan kaya akan bambu. Di Bolmong Selatan, bambu hanya dimanfaatkan sebagai rakit, pagar halaman rumah dan dego-dego. Ternyata bambu bisa dimanfaatkan dan diolah menjadi satu kerajinan yang memiliki harga, ujar Bupati. Kepala Dinas Peindustrian, Perdagangan dan Koperasi Achmad Gobel mengharapkan peserta yang telah mengikuti pelatihan kerajinan meubel bambu bisa menjadi pengrajin di desanya.* 7

Profil Umar Pasandre: Menjaga Mangrove, menjaga kehidupan kita Upaya melakukan penyadaran lingkungan tak henti-henti dilakukan Umar Pasandre. Dengan motivasi dan tekad yang kuat, ayah dari dua putri ini, selalu mendiskusikan ancaman-ancaman bila terjadi pengrusakan lingkungan. Khususnya penanaman mangrove, Umar melakukan kegiatan ini secara swadaya dan bersama organisasi Forum Pemuda Pelajar Bajo di Desa Torosiaje dan Torosiaje Jaya, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato. Di Desa Torosiaje telah dilakukan penanaman mangrove pada luasan 20 hektar dengan jumlah bibit yang di tanam kurang lebih 40.000 propagule/pohon. Kegiatan ini difasilitasi JAPESDA (Jaring Pengelola Sumberdaya Alam) dan Program Teluk Tomini (SUSCLAM). Dengan ketekunan ini, Umar yang lahir di Desa Torosiaje 14 April 1969, masuk sebagai salah satu nominasi penghargaan SUMO (Suharso Monoarfa) AWARD. Umar terpilih menjadi salah satu tokoh desa dan tokoh masyarakat yang peduli lingkungan mewakili Desa Torosiaje Jaya. SUMO AWARD merupakan salah satu yayasan yang setiap 2 (dua) tahun memberikan penghargaan kepada para tokoh desa, tokoh pejuang guru dan masyarakat yang telah mengabdi kurang lebih 20 tahun di daerah terpencil khususnya di Propinsi Gorontalo. Umar yang menikah dengan Neti Kaba, sejak 1987 mengabdikan dirinya dalam kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat desa, baik masalah ekenomi, pendidikan, sosial budaya serta masalah lingkungan. Semua ini dilakukan tanpa dorongan siapapun. Dalam menangani masalah lingkungan, di Desa Torosiaje mulai terancam alih fungsi lahan mangrove yang di jadikan tambak, bahan bangunan dan kayu bakar. Dengan berbagai permasalahan itu, Umar mengambil langkah langkah dengan melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman pada masyarakat terkait dengan fungsi dan manfaat tanaman mangrove bagi kehidupan masyarakat pesisir. Menurut Umar, menjaga mangrove sama halnya dengan menjaga kehidupan kita. Ke depan semua pihak bersama sama menjaga dan melestarikan sumber daya alam untuk anak cucu nanti. Semangat juang dalam pelestarian lingkungan ini menjadi teladan bagi yang lain. * Umar Pasandre 8