I. PENDAHULUAN. masa masa berikutnya. Sedangkan pendidikan pada usia dini akan bermanfaat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

2 memperoleh pembelajaran. Karena belajar itu adalah dari tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik, dan dari tidak bisa menjadi bisa. Metode y

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan

I. PENDAHULUAN. terintegrasi dirasa perlu dilakukan di tingkat sekolah dasar (SD). Hal ini

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti uraikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Rodiyana, 2013

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ardi, 2013

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. selanjutnya. Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 BANTENGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN. bebas serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

I. PENDAHULUAN. Pada saat belajar di sekolah, guru jarang memberi penjelasan kepada siswa

I. PENDAHULUAN. Kota Metro adalah kota pendidikan, terdapat Sekolah Menengah Tingkat Atas

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Proses

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang terdiri dari

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab I ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yaitu latar

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dapat memahami masalah-masalah yang berada dalam. lingkungan, baik yang berasal dari lingkungan sosial yang membahas

BAB I PENDAHULUAN. tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, bahwa standar

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu soal. Pada jenjang

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sekalipun mereka berasal dari anak kembar. Tiap orang memiliki ciri-ciri pribadi

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia Sekolah Dasar merupakan masa awal kehidupan untuk memperoleh pendidikan yang sangat berguna sebagai dasar untuk menentukan pendidikan pada masa masa berikutnya. Sedangkan pendidikan pada usia dini akan bermanfaat untuk menumbuh kembangkan potensi anak yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan dasar dalam belajar di sekolah, sebab pada umumnya di sekolah dasar sudah ditanamkan tentang pengetahuan dasar yang meliputi tiga aspek kemampuan, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Agar ketiga aspek ini dapat berkembang dengan baik, maka diperlukan pendidikan dan pembinaan secara intensif, terencana dan terarah. Pendidikan merupakan suatu proses atau usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar, dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup pada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugastugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya. Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

2 IPS adalah salah satu mata pelajaran yang berusaha membekali pengetahuan dan keterampilan peserta didik agar mampu bermasyarakat dan menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu dalam proses belajar-mengajar di sekolah dasar khususnya untuk mata pelajaran IPS harus berorientasi bahwa pembelajaran IPS perlu diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali peserta didik dengan keterampilan berpikir logis, kritis, memiliki keterampilan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang madani. Dengan pengajaran IPS diharapkan siswa memiliki sikap peka, kritis dan tanggap dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Selain itu keberadaan IPS pada pendidikan dasar sebagai sarana dalam mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana bekerjasama dan berinteraksi dengan lingkungannya. Mata pelajaran IPS disusun secara sistemats, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat, sehingga siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab. Oleh sebab itu diperlukan upaya kemampuan guru supaya content (isi) dari pembelajaran IPS dapat tersampaikan kepada siswa dengan baik, sehingga siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu tersebut. Disamping itu juga, guru hendaknya mampu mengkorelasikan berbagai komponen penyusun IPS tersebut menjadi satu kesatuan utuh yang merupakan bagian dari ruang lingkup dari pembelajaran IPS agar dapat berjalan baik dan selaras jika diterapkan dalam proses belajar mengajar terhadap siswa

3 Secara fisik SD Negeri 2 Totoharjo mempunyai fasilitas yang cukup memadai, misalnya gedung kelas, perpustakaan, dan lapangan olah raga. Adapun fasilitas yang mendukung dalam kegiatan proses belajar mengajar di SD Negeri 2 Totoharjo dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 1.1. Jumlah dan Jenis Ruangan SD Negeri 2 Totoharjo No Jenis Ruangan Jumlah 1 Ruang Kepala Sekolah 1 2 Ruang TU 1 3 Ruang guru 1 4 Ruang kelas 9 5 Ruang perpustakaan 1 6 Ruang WC guru 2 7 Ruang WC siswa 4 8 Kantin 1 9 Gudang 1 10 Lapangan upacara 1 11 Lapangan Bola Voly dan Bulu Tangkis 1 12 Lapangan parkir 1 Sumber: Dokumentasi SDN 2 Totoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015 Berdasarkan hasil studi pra-survey yang dilakukan di SD Negeri 2 Totoharjo Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung selatan, media pembelajaran yang tersedia di sekolah tersebut, terutama yang berhubungan dengan mata pelajaran IPS terpadu, dirasa masih belum mampu menstimulus peserta didik menjadi pembelajar aktif. Padahal, jika dilihat dari hasil observasi awal, media pembelajaran yang tersedia cukup lengkap seperti yang tampak pada data berikut ini. Tabel 1.2 Data Observasi Ketersediaan Media Pembelajaran IPS di SDN 2 Totoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014 Media Pembelajaran CD Pembe Globe dan Buku Jaringan LCD Laptop Lajaran Peta Pelajaran Internet ada Tidak ada Ada ada Tidak ada Ada (Sumber: Hasil survei lapangan di SDN 2 Totoharjo bulan April 2014)

4 Tabel 1.2 tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran yang tersedia untuk menunjang pembelajaran IPS sudah cukup lengkap. Ini ditandai dengan ketersediaan media pembelajaran yang melampaui 50% dari jumlah media pembelajaran yang biasa terdapat di SD. Berdasarkan penelitian awal di SD Negeri 2 Totoharjo Kecamatan Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan di dapatkan frekuensi dan presentase jumlah siswa kelas IV yang mendapatkan dari hasil tes kemampuan berfikir kritis dan berfikir kreatif pada mata pelajaran IPS tampak pada tabel berikut ini : Tabel 1.3 Data Nilai Distribusi Kemampuan Berfikir Kritis No Kelas Rentang skor IV A IV B berfikir kritis Klasifikasi F % Klasifikasi F % 1 75-100 Tinggi 4 12,90 Tinggi 3 9,68 2 50-74 Sedang 10 32,26 Sedang 10 32,26 3 25-49 Rendah 17 54,84 Rendah 18 58,06 Jumlah 31 100 31 100 (Sumber: Pra penelitian, diolah) Berdasarkan tabel 1.3 dapat di ketahui bahwa kemampuan berfikir kritis pada kelas IV A dengan klasifikasi tinggi sebanyak 4 siswa atau 12,90%, sedangkan klasifikasi sedang sebanyak 10 siswa atau 32,26% dan klasifikasi rendah sebanyak 17 siswa atau 54,84%. Sedangkan pada kelas IV B dengan klasifikasi tinggi sebanyak 3 siswa atau 9,68%, sedangkan klasifikasi sedang sebanyak 10 siswa atau 32,26% dan klasifikasi rendah sebanyak 18 siswa atau 58,06%. Rendahnya presentase nilai tes kemampuan berfikir kritis siswa kelas IV di SDN 2 Totoharjo dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam menguasai konsep konsep materi yang diajarkan oleh guru.

5 Kegiatan pembelajaran IPS di SD Negeri 2 Totoharjo lebih cenderung menggunakan pembelajaran langsung dari pada menggunakan model model pembelajaran yang kooperatif. akibatnya banyak siswa yang tidak tuntas dari pada siswa yang tuntas pada mata pelajaran IPS. Hal ini disebabkan anak kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran IPS, akibatnya siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang dilakukan dalam kelas karena guru masih menggunakan pembelajaran ceramah atau tanya jawab. Guru Kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga berakibat siswa sibuk sendiri seperti bermain, bercanda dan tidak memperhatikan pembelajaran. Guru hanya menjadikan buku sebagai patokan atau acuan sumber belajar bagi siswa tanpa didukung oleh media-media pembelajaran lainnya. Pembelajaran yang dilakukan menjadi berpusat pada guru dan berakibat siswa menerima pembelajaran secara pasif yang diberikan oleh guru. Siswa akan sulit mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka seperti mau untuk bertanya, mengemukakan pendapat dan menganalisa tentang materi pembelajaran. Hal tersebut membuat situasi pembelajaran menjadi kurang menyenangkan dan terkesan kurang menarik bagi siswa yang membuat siswa kurang menggunakan keterampilan berpikir mereka, dan pembelajaran terlihat pasif karena informasi hanya dipindahkan dari guru ke siswa. Hal ini bukan saja berdampak pada perilaku siswa yang semata-mata mempelajari IPS dengan menghafal saja, tetapi juga pada metode pembelajaran, kebijakan pimpinan sekolah, dan harapan orang tua terhadap hasil akhir yang dinilai secara kuantitatif saja.

6 Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan tersebut, maka upaya untuk meningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu kebutuhan dan keharusan seorang guru dalam mengembangkan potensi berpikir anak didik. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa yaitu dengan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu model pembelajaran yang memfokuskan kepada pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir reflektif kritis, dan kreatif. Model pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu model pembelajaran yang dipandang modern yang dapat dipergunakan pada berbagai jenjang pendidikan, mulai tingkat pendidikan dasar hingga menengah. Pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah di dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dipandang akan : (1) dapat mengembangkan sikap, keterampilan, dan kepercayaan siswa dalam memecahkan masalah; (2) dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara cermat, tanggap dan nalar; (3) dapat mengembangkan sikap ingin tahu lebih dalam, dan (4) dapat mengungkap aspek pengetahuan maupun sikap. (Kemendiknas, 2010 : 14). Berdasarkan penjelasan di atas, kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial perlu di tingkatkan. Upaya yang dilakukan penulis dituangkan dalam sebuah penelitian dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa

7 1.2 Rumusan Masalah Masalah utama yang perlu dijawab melalui penelitian ini adalah Apakah model pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa kelas IV Sekolah Dasar?. Dari rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Apakah model pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar? 2. Apakah model pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IV Sekolah Dasar? 3. Apakah model pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa kelas IV Sekolah Dasar? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

8 2. Mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IV Sekolah Dasar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 3. Mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa kelas IV Sekolah Dasar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi semua pihak yang berkaitan dengan pendidikan, terutama bagi guru dan siswa yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas, adapun manfaat penelitian tersebut yaitu : 1. Manfaat bagi guru a. Menambah wawasan guru dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan mampu memahami tahapan, perencanaan, langkah-langkah, keunggulan dan model pembelajaran berbasis masalah. b. Menambah pengetahuan guru dalam menyajikan pembelajaran di lingkungan sekolah yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam rangka mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi siswa.

9 2. Manfaat bagi siswa a. Menambah pengetahuan siswa mengenai cara belajar yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan berpikir kritis siswa. b. Menambah pemahaman siswa bahwasannya berpikir kritis dan berpikir kreatif akan mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan teman sebaya dan keluarga. 1.5 Ruang Lingkup 1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian Jenis penelitian Objek penelitian Subjek penelitian : Metode Eksperimen Kuasi : Siswa Kelas IV yang berjumlah 62 anak : SDN 2 Totoharjo Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014 / 2015 1.5.2 Ruang Lingkup Ilmu IPS mempunyai 5 tradisi yaitu : 1) IPS diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship transmission), 2 ) IPS diajarkan sebagai Pendidikan ilmu-ilmu sosial, 3) IPS diajarkan sebagai cara berpikir reflektif ( reflective inquiry), 4) IPS diajarkan sebagai pengembangan pribadi siswa, 5) IPS diajarkan sebagai proses pengambilan keputusan dan tindakan yang rasional. Penelitian ini masuk dalam kategori tradisi IPS diajarkan sebagai cara berpikir reflektif (reflective inquiry) dan IPS diajarkan sebagai pengembangan pribadi siswa.