BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KERANGKA KONSEP

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB II LANDASAN TEORI

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu, tetapi bagi seorang ibu yang hamil anak pertama sering dianggap

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM YANG MELAKSANAKAN SENAM NIFAS

BAB III METODE PENELITIAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA

Referat Fisiologi Nifas

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Atonia Uteri. Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan Leopold. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau aktifitas (Herijulianti, Indriani, Artini, 2001).

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam

PEMERIKSAAN LEOPOLD. Desiyani Nani

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau seksio sesarea

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mengalami puerperium disebut puerperal. Periode pemulihan pascapartum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Masa nifas, perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

Bab IV Memahami Tubuh Kita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy experimental dengan pendekatan

PENGERTIAN MASA NIFAS

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini adalah ibu inpartu kala I di BPM Ny. Umi Salamah Desa Kauman Kec.

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

1.1 Konsep Dasar Nifas Masa nifas (puerperium) merupakan masa 2 jam setelah persalinan sampai 42 hari paska partum (6 minggu) (Manuaba, 2007).

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

BAHAN AJAR 10 SAKIT PINGGANG BAGIAN BAWAH

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM (NIFAS)

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

CAROLINA SIMANJUNTAK, S.KEP, NS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot. dasar panggul (Mongan, 2007, hlm 178).

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

PROSES PERSALINAN & KELAHIRAN. R. Nety

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukiyah (2011) dalam Prawirohardjo (2002) masa nifas. pada kondisi tidak hamil (Varney, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha,2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan intrapartum merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007, hlm.3-4). telinga (Notoatmodjo, 2003, hlm. 121).

SENAM NIFAS DALAM PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS DI RUANG TANJUNG II RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

PENGURUTAN (MASSAGE)

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

LAMPIRAN. Lampiran 1

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PENGKAJIAN PNC. kelami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda;

BAB I PENDAHULUAN. masa nifas dini (early postpartum) adalah periode kepulihan dimana ibu telah

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM PRIMIPARA PERVAGINAM DI KLINIK BERSALIN TUTUN SEHATI TANJUNG MORAWA TAHUN 2013

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Senam Nifas 1. Defenisi Senam Nifas Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang berrtujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi ibu pada masa nifas, serta membantu proses involusio uteri (Brayshaw, 2008, hlm. 105). Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu nifas secara mandiri yaitu berupa latihan kegel panggul untuk memperkuat tonus otot yang hilang karena jaringan panggul meregang selam ibu hamil dan melahirkan (Bobak, et al.2005, hlm. 352). Senam nifas adalah suatu latihan yang sederhana di rumah sakit, dan melanjutkan di rumah yang bertujuan menolong dalam meningkatkan tonus otot, mengurangi berat badan pada masa nifas, dan membantu mencegah konstipasi (Ladewing, et al. 2006, hlm. 247). Senam nifas adalah senam kesegaran jasmani setelah persalinan yang bertujuan untuk mengecilkan dan megencangkan otot perut, serta mengembalikan ukuran liang senggama (Manuaba, 1999, hlm 155). Senam nifas adalah olahraga pemulihan pada masa nifas yang berfungsi untuk menguatkan otot dasr pelvis dan juga dapat membantu mengurangi depresi (Varney, 2002, hlm. 199).

2. Manfaat Senam Nifas Beberapa manfaat senam nifas secara umum adalah membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang menglalami trauma serta mempercepat kembalinya bagianbagian tersebut ke bentuk normal, membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar akibat kehamilan dan persalinan serta mencegah pelemahan dan pereganganlebih lanjut, mengahasilkan manfaat psikologis, menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi masa nifas. Selain itu manfaat khusus latihan perineal pada senamn nifas adalah mampu menghindari terjadinya mengompol akibat stress, mencegah turunnya organ-organ pinggul, mengatasi masalah seksual. Dan manfaat khusus latihan perut pada senam nifas adalah mengurangi resiko sakit punggung dan pinggang, mengurangi varises vena, mengurangi edema (pembengkakan akibat tertahannya air) di kaki, mengatasi kram kaki, mencegah pembentukan gumpalan darah dalam vena (thrombi), memperlancar peredaran darah (Danuatmaja, et al. 2003, hlm. 100). 3. Tujuan Senam Nifas Tujuan senam nifas antara lain unutk mencegah atau meminimilkan komplikasi pascapartum, meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pelvic, jaringan perineal, dan perineal, membantu pemulihan fungsi tubuh normal, meningkatkan pemahaman terhadap perubahan-perubahan fisiologis dan psikologi, melancarkan sirkulasi darah sehingga dapat terhindar dari infeksi masa nifas (Mochtar, 1998. hlm. 252).

4. Tata Cara Melakukan Senam Nifas a. Persiapan alat dan bahan : 1) Matras atau khusus 2) Bantal 3) Sampiran 4) Radio tape 5) Kursi b. Persiapan pasien 1) Mengatur posisi pasien yaitu pasien tidur terlentang 2) Senam dilakukan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari 3) Pasien sebaiknya memakai pakaian dari bahan kaos dan longgar, dan sebainya tidak menggunakan gurita. c. Prosedur senam nifas Hari I : 1) Lakukan pemanasan terlebih dahulu dengan cara : a) Angkat kedua lengan sambil menarik nafas, kemudian turunkan secara perlan-lahan sambil mengeluarkan nafas dari mulut. 2) Latiahan 1 : a) Tidur terlentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan. b) Angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan. c) Luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan secara vertikal. d) Perlan-lahan turunkan kembali ke lantai.

e) Lakukan gerakan ini selam setengah menit. 3) Latihan 2 : a) Tidur terlentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak nmelengkung. b) Lakukan gerakan pada jari-jari kaki dan diregangkan. c) Lakukan gerakan ini selam setengah menit. 4) Latihan 3 : a) Tidur terlentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung. b) Gerakkan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam dan dari dalam keluar. c) Lakukan gerakan ini selam setengah menit. Hari ke II : 1) Lakukan pemanasan terlebih dahulu dengan cara : a) Angkat kedua lengan sambil menarik nafas, kemudian turunkan secara perlanlahan sambil mengeluarkan nafas dari mulut. 2) Latihan 4 : a) Tidur terlentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung. b) Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah. c) Lakukan gerakan ini selama setengah menit.

3) Latihan 5 : a) Tidur terlentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung. b) Lakukan gerakan dimana lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan memegang pada ujung kaki. c) Urutkanlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha. d) Lakukan gerakan ini 8-10 kali setiap hari. 4) Latihan 6 : a) Tidur terlentang, kaki diangkat ke atas, kedua lengan di bawah kepala. b) Lakukan gerakan dimana lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan memegang pada ujung kaki. c) Urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha. d) Lakukan gerakan ini 8-10 kali setiap hari. Hari ke III : 1) Lakukan pemanasan terlebih dahulu dengan cara : a) Angkat kedua lengan sambil menarik nafas, kemudian turunkan secara perlahanlahan sambil mengeluarkan nafas dari mulut. 2) Latihan 7 : a) Tidur terlentang, kaki terangkat ke atas, ke dua lengan disamping badan. b) Kaki kanan disilangkan di tas kaki kiri dan tekan yang kuat. c) Pada saat yang sama tegangkan kaki dan kendurkan lagi secara perlahan-lahan dalam gerakan selama 4 detik.

d) Lakukan gerakan ini 4-6 kali selama setengah menit 3) Latihan 8 : a) Berdiri lurus di atas lantai. b) Berjalanlah dengan ujung kaki, dan kemudian dengan tumit. c) Setiap gerakan dilakukan selama. 4) Latihan 9 : a) Setelah keseluruhan latihan dilakukan dengan teratur dan intensif pada saat terakhir tarik nafas dalam-dalam, kemudian hembuskan secara perlahan-lahan dari mulut. b) Angkat kepala secara perlan-lahan dan lingkarkan kedua lengan pada belakang leher, tarik nafas perlan-lahan yang dalam hingga paru-paru penuh, lalu hembuskan nafas perlahan-lahan dari mulut. c) Lakukan latihan ini selam setengah menit. Senam nifas dilakukan selama 10 hari, pada hari ke 4, 5, dan ke 6, gerakan pada hari pertama, ke 2 dan ke 3 di ulang kembali, dan seterusnya. B. Involusio Uteri 1. Defenisi Involusio Uteri Involusio uteri adalah proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar diakibatkan kontraksi otot-otot polos uterus (Bobak, et al. 2008.hlm. 319).

Involusio uteri adalah proses yang dimulai setelah pengeluaran plasenta, dimana korpus uteri yang berkontraksi terletak kira-kira di pertengahan antara umbilikus dan simfisis, dan kembali ke ukuran semula seperti sebelum hamil dalam waktu sekitar empat minggu (Williams, et al. 1999. hlm. 319). 2. Pengkajian Involusio Uteri Involusio uteri meliputi reorganisasi dan pengeluaran endometrium dan eksfoliasi tempat perlekatan plasenta yang ditandai dengan penurunan ukuran dan berat, serta perubahan pada lokasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah lotea. Segera setelah kelahiran bayi tinggi fundus uteri (TFU) terletak sekitar dua per tiga hingga tiga per empat bagian atas simfisis pubis dan umbilikus ( Varney, 2008. hlm. 959). Uterus berkontraksi dengan kuat setelah kelahira bayi, ukurannya mengecil lebih dari setengahnya. Uterus akan tetap sama ukurannya sampai sekitar dua hari, kemudian berkurang dan turun sekitar satu ruas jari per hari (Stright, 2005. hlm. 19). Pada akhir tahap ke tiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Beberapa hari kemudian, perubahan involusio berlangsung dengan cepat, fundus turun kira-kira 1 sampai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari ke enam fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis, dan di hari ke 9 abdomen tidak dapat dipalpasi (Bobak, et al. 2005, hlm. 493). Dalam 10 hari hingga 2 minggu letak uterus akan kembali ke rongga pelvis. Otot tetap berkontraksi untuk menjepit pembuluh darah

pada bagian perlekatan plasenta, untuk mencegah perdarahan (Ladewing, et al. 2006, hlm. 230). 3. Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi Involusio Uteri Fakto-faktor yang mempengaruhi involusio uteri adalah kontraksi uterus. Pada ibu yang menyusui involusio uteri terjadi lebih cepat, karena inisiasi menyusui dan pengisapan puting pada payudara oleh bayi pada awal masa nifas memperkuat stimulasi pengeluaran oksitosin, sehingga hormon oksitosin merangsang kontraksi miometrium, dan juga membantu pengosongan rongga uterus. Sedangkan pada ibu yang menjalani persalinan seksio sesarea mengalami involusiouteri yang lebih lambat karena pengaruh dari anastesi (Bobak, et al. 2005, hlm. 495). 4. Prosedur Pengkajian Tinggi Fundus Uteri Setelah Dilakukan Senam Nifas 1. Persiapan alat : a. Sebuah bantal b. Matras atau kasur c. Pita centimeter 2. Persiapan pasien a. Ibu diminta untuk berkemih karena kandung kemih yang penuh akan menyebabkan atonia uteri. b. Posisikan ibu datar di tempat tidur dengan kepala diletakkan pada posisi yang nyaman dengan sebuah bantal, karena posisi terlentang mencegah terjadinya kesalahan pengkajian pada tinggi fundus.

3. Menentukan kekerasan uterus dengan cara : a. Letakkan satu tangan dengan lembut pada uterus bagian bawah. Gunakan bagian pinggir tangan yang lain, untuk mempalpasi perut sampai dapat mengidentifikasi lokasi atas fundus. b. Tentukan apakah fundus keras. Jika tidak keras, pijat abdomen dengan ringan hingga fundus keras. Fundus yang keras mengindikasikan bahwa otot-otot berkontraksi dan perdarahan tidak akan terjadi. c. Uterus tidak akan berkontraksi secara baik, kuat, dan sentral. Apabila fundus terletak lebih tinggi daripada umbilikus dan teraba lunak yang disebut boggy, hal ini menunjukkan adanya infeksi. 4. Menentukan tinggi fundus uteri a. Ukur bagian atas fundus dengan menggunakan pita centimeter agar mendapat hasil yang akurat. Tinggi fundus memberikan informasi tentang perkembangan involusio uteri. b. Lalu catat, tinngi fundus dicatat dalam ukuran centimeter (cm) dimulai dari observasi pertama sampai observasi terahir. Lakukan suatu catatan yang permanen. Dengan adanya suatu catatan maka akan dapat diketahui perkembangan involusio uteri dari hari pertama sampai hari ke sepuluh, dan dapat diambil kesimpulan adakah pengaruh senam nifas dalam mempercepat involusio uteri (Ladewing, et al. 2006, hlm. 317-319).

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antar variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmojo, 2003, hlm.69). Variabel independen dalam penelitian ini adalah senam nifas, dan variabel dependen adalah involusio uteri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh senam nifas dalam mempercepat involusio uteri. Dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu 1 kelompok ibu yang melakukan senam nifas, dan 1 kelompok ibu yang tidak melakukan senam nifas. Variabel Independen Variabel Dependen Karekteristik 1. Usia 2. Paritas 3. Pekerjaan 4. Pendidikan Senam Nifas Involusio Uteri Skema 1 : Kerangka Konsep B. Hipotesa Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha), yaitu ada pengaruh senam nifas dalam mempercepat involusio uteri.

C. Defenisi Operasional N O 1 Variabel Independen: Senam nifas Defenisi Operasional Olahraga pemulihan pada masa nifas yang berfungsi untuk menguatkan otot dasar pelvis dan juga dapat membantu mempercepat involusio uteri. Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 2 Dependen: Involusio Uteri Proses kembalinya uterus ke ukuran sebelum hamil dalam waktu enam minggu. Pita Centimeter Ukur bagian bawah simfisis sampai bagian atas fundus uteri. Lembar observasi. Tinggi Fundus Uteri : =.. cm Rasio 3 Usia Umur yang dihitung sejak lahir hingga penelitian dilakukan. Kuesioner Wawancara 1 = 20-25 tahun 2 = 26-30 tahun 3 = 31-35 tahun 4 = 36-40 tahun Interval 4 Paritas Jumlah persalinan yang pernah dialami oleh ibu. Kuesioner Wawancara 1 = 1 orang 2 = 2-3 orang 3 = 4-6 orang 4 = 7 orang Nominal 5 Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kuesioner Wawancara 1 = Ibu Rumah Tangga 2 = PNS 3 = Wiraswasta Ordinal 6 Pendidikan Jenjang pendidikan yang formal. Kuesioner Wawancara 1 = SD 2 = SMP 3 = SMA 4 = Perguruan Tinggi Nominal