I PENDAHULUAN. Pemikiran, dan (6) Tempat dan Waktu Penelitian. bakery oven. Perangkat khusus yang digunakan untuk memanggang produk pastry

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RINGKASAN BAKING AND ROASTING

PENGOLAHAN PANAS DAN PENGOLAHAN PEMBEKUAN KELOMPOK 1

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

Waktu yang dibutuhkan untuk menggoreng makanan tergantung pada:

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

OVEN DAN JENIS-JENIS OVEN, BESERTA KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

BAB II LANDASAN TEORI

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

PENGERINGAN BAHAN PANGAN (KER)

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan

Tabel 4.1 Perbandingan desain

PROFESSIONAL OVENS FOR COOKING AND BAKING

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Modifikasi Ruang Panggang Oven

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB III. METODE PENELITIAN

Heat and the Second Law of Thermodynamics

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH

BAB II LANDASAN TEORI

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

PENGANTAR PINDAH PANAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan kalor atau heat transfer adalah ilmu untuk meramalkan

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONDENSOR SISTEM DISTILASI ETANOL DENGAN MENAMBAHKAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan oleh turbin dengan

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Alat Bahan 3.3 Prosedur Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering

1 Universitas Indonesia

Maka persamaan energi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering

Secara matematis faktor-faktor di atas dirumuskan menjadi: H= Q / t = (k x A x T) / l

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

BAB I CENTRIFUGAL FAN TESTING APPARATUS

Transkripsi:

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Tujuan Penelitian, (3) Identifikasi Masalah, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, dan (6) Tempat dan Waktu Penelitian. 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengusaha bakery dan patisseries, tentu tidak asing dengan perangkat bakery oven. Perangkat khusus yang digunakan untuk memanggang produk pastry dan bakery seperti aneka European bread, sweet bread, toast bread, cakes hingga cookies ini merupakan perangkat vital dalam industri foodservice. Umumnya perangkat ini difungsikan untuk membantu produktivitas baik di dapur cake & bakery shop maupun pada bagian pastry & bakery section di sebuah hotel. Perangkat bakery oven memiliki beraneka macam spesifikasi sesuai dengan bentuk, kapasitas, sumber energi yang dibutuhkan, dan sistem fungsionalnya. Kategori perangkat tersebut terbagi menjadi kategori deck oven, convection oven, rotary oven dan tunnel oven. Namun umumnya yang sering dijumpai di dalam dapur komersial di bidang pastry & bakery atau patisseries adalah jenis deck oven dengan pilihan jenis manual dan digital (Andarwulan dkk, 1997). Sebagai informasi, perbedaan kedua jenis oven tersebut hanya terletak pada penambahan fitur thermostat yang berfungsi untuk pengaturan suhu. Pada jenis digital deck oven, fitur ini membutuhkan tenaga listrik dalam pengoperasiannya, sedangkan untuk suhu panas didapat dari api gas yang dikonsumsinya. Namun pada jenis ini, adapula yang hanya membutuhkan daya

listrik untuk pengoperasian kedua fungsi tersebut. Berbeda dengan jenis manual deck oven yang tanpa dibekali thermostat, maka perangkat ini hanya mengandalkan tenaga dari konsumsi gas untuk menghasilkan sumber panas. Oleh karena itu tugas akhir ini berupa perancangan peralatan Oven dengan Skala Laboratorium, sebagai sarana penelitian bagi para mahasiswa jurusan teknololgi Pangan UNPAS, sehingga untuk melakukan suatu penelitian dengan menggunakan rotary oven tidak perlu menggunakan bahan baku yang banyak. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, di identifikasi masalah sebagai berikut : Apakah perancangan alat Cabinet Rotary Tray Oven ini dengan desain temperatur, waktu yang dapat dikendalikan dapat mempercepat proses produksi? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk merancang bangun alat Cabinet Rotary Tray Oven Metode Tray Berputar Dengan Suhu dan Waktu Yang Dikendalikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan efisiensi panas, waktu yang sempurna dan mempercepat proses produksi. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat menghasilkan metode efisiensi panas dan waktu untuk mendapatkan hasil produk yang sesuai dengan jenis pengolahan pangan yang diharapkan. 1.5. Kerangka Pemikiran Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain sering kali terjadi dalam industri proses. Pada kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau

pengeluaran kalor, untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan pada saat proses berlangsung. Kondisi pertama yaitu mencapai keadaan yang dibutuhkan untuk pengerjaan, pengerjaan harus berlangsung pada suhu tertentu dan suhu ini harus dicapai dengan jalan pemasukan atau pengeluaran kalor. Kondisi kedua yaitu mempertahankan keadaan yang dibutuhkan untuk operasi proses, terdapat pada pengerjaan eksoterm dan endoterm. Disamping perubahan secara kimia, keadaan ini dapat juga merupakan pengerjaan secara alami. Dengan demikian, Pada pengembunan dan penghabluran (kristalisasi) kalor harus dikeluarkan. Pada penguapan dan pada umumnya juga pada pelarutan, kalor harus dimasukkan. Hukum alam menyatakan bahwa kalor adalah suatu bentuk energy (Buckle et al, 1985). Bila dalam suatu sistem terdapat gradien suhu, atau bila dua sistem yang suhunya berbeda disinggungkan,maka akan terjadi perpindahan energi. Proses ini disebut sebagai perpindahan panas (Heat Transfer). Dari titik pandang teknik (engineering), Analisa perpindahan panas dapat digunakan untuk menaksir biaya, kelayakan, dan besarnya peralatan yang diperlukan untuk memindahkan sejumlah panas tertentu dalam waktu yang ditentukan. Ukuran ketel, pemanas, mesin pendingin, dan penukar panas tergantung tidak hanya pada jumlah panas yang harus dipindahkan, tetapi terlebih-lebih pada laju perpindahan panas pada kondisikondisi yang ditentukan. Beroperasinya dengan baik komponen-komponen peralatan, seperti misalnya sudu-sudu turbin atau dinding ruang bakar, tergantung pada kemungkinan pendinginan logam-logam tertentu dengan membuang panas secara terus menerus pada laju yang tinggi dari suatu permukaan. Juga pada

rancang-bangun (design) mesin-mesin listrik, transformator dan bantalan, harus diadakan analisa perpindahan panas untuk menghindari konduksi-konduksi yang akan menyebabkan pemanasan yang berlebihan dan merusakan peralatan. Berbagai contoh ini menunjukkan bahwa dalam hampir tiap cabang keteknikan dijumpai masalah perpindahan panas yang tidak dapat dipecahkan dengan penalaran termodinamika saja, tetapi memerlukan analisa yang didasarkan pada ilmu perpindahan panas. Dalam perpindahan panas, sebagaimana dalam cabang-cabang keteknikan lainnya, penyelesaian yang baik terhadap suatu soal memerlukan asumsi (pengandaian) dan idealisasi. Hampir tidak mungkin menguraikan gejala fisik secara tepat, dan untuk merumuskan suatu soal dalam bentuk persamaan yang dapat diselesaikan kita perlu mengadakan beberapa pengiraan (approximation). Persamaan umum yang biasa digunakan dalam perpindahan panas dengan cara konduksi adalah Keterangan: H k T x A : Panas : Konduktivitas termal : Perbedaan suhu : Perbedaan panjang/ jarak : Luas permukaan

H adalah perpindahan panas dan merupakan gradien suhu kearah perpindahan panas. Konstanta positif k disebut konduktivitas atau kehantaran termal (thermal konduktivity) benda itu, A adalah luas permukaan, sedangkan tanda minus diselipkan agar memenuhi hukum kedua termodinamika, yaitu bahwa panas mengalir dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah (Handerson dan Perry, 2003). Laju perpindahan kalor dihubungkan dengan beda suhu menyeluruh antara dinding dan fluida, dan kuas permukaan A. Besar h disebut koefisien perpindahan-kalor konveksi (convection heat-transfer coefficient). Rumus dasar yang digunakan adalah Keterangan: H= h A (Tw-T ) = h A T H h A T : Perpindahan panas : Koefisien konveksi : Luas permukaan : Perpindahan suhu Untuk lebih lanjutnya akan dibahas dalam BAB II. Tinjauan Pustaka Biasanya skala rumahan atau skala industry kecil, biasa digunakan adalah jenis oven konvensional, yang dikontrol hanya suhu atau waktu saja secara manual, sedangkan tray dalam kondisi statis, sehingga proses perataan bahan harus dengan memindahkan Loyang bagian bawah keatas atau sebaliknya. Dengan perancangan alat ini diharapkan dapat menghasilkan suatu alat/mesin yang dapat mengefisienkan dari proses pengolahan pangan yang menggunakan Cabinet

Rotary Tray Oven Berdasarkan Suhu dan waktu yang bias dikendalikan (Handerson dan Perry, 2003). Teknik dasar pengolahan makanan adalah mengolah bahan makanan dengan berbagai macam teknik atau cara. Adapun teknik dasar pengolahan makanan dibedakan menjadi 2 yaitu, teknik pengolahan makanan panas basah (moist heat) dan teknik pengolahan panas kering (dry heat cooking ). Teknik pengolahan pangan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adahah Teknik Pengolahan Panas Kering ( Dry Heat Cooking ) Teknik pengolahan panas kering ( dry heat cooking ) adalah mengolah makanan tanpa bantuan cairan. Misalnya deep frying, shallow frying, roasting, baking, dan grilling.. Rotary oven adalah satu unit oven yang terdiri dari ruang bakar/baking dan ruang pembakaran/burner. Didalam ruang pembakaran terdapat control panel,burner,heat exchanger, steam box. Ruang bakar terdapat Trolly yang diputar oleh unit rotary sistem, reflektor panas. Prinsip kerjanya burner membakar heat exchanger yang kemudian panas dari heat exchanger tersebut di alirkan melalui fan ke ruang bakar, sedangkan asap pembakaran dibuang ke atas melalui sisi lain dari heat exchanger tersebut, untuk steam box akan menerima transfer energi panas dari heat exchanger tersebut. Burner sendiri dapat berbahan bakar gas/solar/minyak tanah. Untuk control panel berfungsi mengendalikan suhu panas yang diinginkan, bekerjanya burner dan system rotary lainnya. Sedangkan reflektor panas di ruang bakar/baking berfungsi mengatur meratanya transfer energi panas yang diterima

oleh produk roti. Dengan waktu yang relatif singkat untuk baking roti manis (10 menit) dan energi panas yang murni dari heat exchanger maka oven rotary ini dapat menghasilkan produk roti yang lebih bagus dan berkualitas. 1.6. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran diharapkan alat Cabinet Rotary Tray Oven Dengan Suhu dan Waktu Yang Dapat di Control, dapat mengefisienkan proses produksi. 1.7. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dimulai dari tanggal 1 September 2015 sampai dengan 20 Maret 2015 Tempat penelitian dilakukan di CV. ASRY AGRO Engineering Jl. Raya Sapan Km 2 No. 100, Kawasan Industri Tegal luar Bandung.