LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL KORELASI ANTARA BOBOT BADAN DENGAN UKURAN-UKURAN TUBUH SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) JANTAN YANG DIPELIHARA SECARA SEMI INTENSIF ANSAR HALID NIM. 621409005 TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI Pembimbing I Pembimbing II Ir. Hj. Nibras K. Laya, MP NIP. 196612062001122001 Dr. Muhammad Sayuti M, S.Pt, M.Si NIP. 19671231 200604 1 001 Mengetahui Ketua Jurusan Peternakan Menyetujui Ketua Program Studi Peternakan Abdul Hamid Arsyad, S.Pt, M.Si NIP. 196610062005011001 Sri Suryaningsih Djunu, S.Pt, MP NIP. 197312082002122002
KORELASI ANTARA BOBOT BADAN DENGAN UKURAN-UKURAN TUBUH SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) JANTAN YANG DIPELIHARA SECARA SEMI INTENSIF Ansar Halid, Nibras K Laya, Muhammad Sayuti Mas ud ABSTRAK Ansar Halid. Korelasi Antara Bobot badan dengan Ukuran-Ukuran Tubuh Ternak Sapi Peranakan Ongole (PO) Jantan Yang Dipelihara Secara Semi Intensif. Dibimbing oleh Nibras K. Laya sebagai pembimbing I dan Muhammad Sayuti Mas ud sebagai pembimbing II. Tujuan penelitian untuk mengetahui korelasi antara bobot badan dengan ukuran-ukuran tubuh sapi Perankan Ongole jantan. Pengumpulan data dilaksanakan selama bulan November sampai dengan Desember 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diperloleh dianalisis deskriptif, korelasi dan regresi berganda metode stepwise. Hasil penelitian pada Sapi Peranakan Ongole (PO) jantan diperoleh rata-rata bobot badan 271.83 kg, tinggi pundak 137.43 cm, lingkar dada 155.07 cm, lebar dada 35.900 cm, dalam dada 59.17 cm, panjang badan 126.13 cm, tinggi pinggul 133.77 cm. Hasil analisis korelasi antara bobot badan dengan ukuran-ukuran tubuh sapi Peranakan Ongole (PO) jantan diperoleh koefisien korelasi (r) pada lingkar dada (0.962), panjang badan (0.811), tinggi pinggang (0,697), tinggi pundak (0,675), lebar dada (0,466), dan dalam dada (0.328). Hasil analisis regresi berganda metode stepwise diperoleh persamaan regresi Y = -459.3 + 3,62X1 + 1,04X2 + 1.10X3 dengan (Y) adalah bobot badan, (a) adalah intersep, (X1) adalah lingkar dada, (X2) adalah panjang badan, (X3) adalah lebar dada. Kata Kunci : Bobot Badan, Lingkar Dada, Lebar Dada, Panjang Badan, Sapi Peranakan Ongole
ABSTRACT Ansar Halid. Correlation Between Body Weight with Body Measures Cattle Peranakan Ongole ( PO ) Males reared Semi Intensive. Guided by Nibras K. Laya I and Muhammad as mentors for guidance Suyuti Mas'ud II. This study was to determine the correlation measures body weight of cattle with cattle Cattle Peranakan Ongole. The data collection was conducted in December 2013. The method used was purposive sampling. Analysis of the data used is descriptive analysis, correlation analysis and stepwise multiple regression analysis method. The result showed an average weight of Peranakan Ongole Cattle is 271.83 kg, 137.43 cm shoulder height, chest circumference of 155.07 cm chest width 35 900 cm in chest 59.17 cm 126.13 cm body length, height 133.77 cm hips. Results of correlation analysis between body size by body weight Peranakan Ongole bull cow correlation coefficient ( r ) with the highest weight is chest circumference ( 0.962 ), body length ( 0.811 ), waist high ( 0.697 ), shoulder height ( 0.675 ) correlation was with chest width ( 0.466 ), and a low correlation with the chest ( 0328 ). Results of stepwise multiple regression analysis method obtained the regression equation Y = - 459.3 + 3.62 1.04 X1 + X2 + 1.10X3 with ( Y ) is the body weight, ( a) is the intercept, ( X1 ) is the circumference of the chest, ( X2 ) is the length body, ( X3 ) is the width of the chest. Keywords : Body Weight, Chest circumference, body length, chest width, Peranakan Ongole Cattle
Menyongsong swasembada daging pada tahun 2014, Upaya pengembangan sapi dari berbagai aspek perlu dilakukan, terutama sapi potong asli maupun lokal Indonesia. Salah satu aspek penting dan mendesak untuk dikerjakan adalah aspek peningkatan mutu genetik sapi potong. Aspek ini penting dilakukan dalam rangka terbentuknya populasi sapi potong dalam negeri yang produktif sehingga mampu memenuhi kebutuhan daging dalam negeri. Sapi peranakan Ongole (PO) merupakan salah satu jenis sapi lokal yang sedang dikembangkan di Indonesia. Ternak ini berasal dari keturunan dari sapi Zebu (Bos Indicus) yang telah mengalami proses penjinakan (domestikasi). Keunggulan sapi PO nampak dalam kehidupannya yang sederhana, dapat dikembangkan di daerah yang tandus dan kelebihannya yaitu mudah beranak dan mudah di pelihara. Pertumbuhan adalah perubahan ukuran yang meliputi perubahan bobot hidup, bentuk, dimensi dan komposisi tubuh termasuk perubahan komponenkomponen tubuh dan organ serta komponen kimia (Soeparno, 2005). Tillman, dkk,(1998) menyatakan bahwa pertumbuhan biasanya dimulai perlahan-lahan, kemudian berlangsung lebih cepat, selanjutnya berangsur-angsur menurun atau melambat dan berhenti setelah mencapai dewasa tubuh. Bobot badan seekor sapi hanya dapat diketahui secara tepat melalui cara penimbangan, namun dalam situasi dan kondisi tertentu, terutama pada kondisi peternakan rakyat, jarang atau tidak tersedia alat timbangan ternak sapi sehingga dibutuhkan cara lain yang dianggap praktis untuk mengestimasi bobot badan seekor ternak. Dimensi tubuh merupakan faktor yang erat hubungannya dengan penampilan dan sifat produksi seekor ternak. Informasi mengenai bobot badan seekor sapi sangat diperlukan bagi mereka yang mempunyai kegiatan yang berhubungan dengan ternak sapi seperti, jual beli ternak, penentuan dosis obat dan keperluan dalam pengelolaan peternakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka telah dilakukan penelitian yang berjudul Korelasi Antara Bobot badan dengan Ukuran-Ukuran Tubuh Ternak Sapi Peranakan Ongole (PO) Jantan Yang Dipelihara Secara Semi Intensif. METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2013 di Desa Reksonegoro, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo. Alat dan Bahan a. Alat 1. Timbangan digital merek Sonic kapasitas 1000 kg 2. Pita ukur merek Rondo 3. Tongkat ukur merek x - sago 4. Alat tulis menulis b. Bahan Sapi Jantan Peranakan Ongole umur 2,5 sampai 3,5 tahun sebanyak 30 ekor. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. dengan pertimbangan sapi jantan peranakan ongole umur 2,5 sampai 3,5 tahun, dilihat berdasarkan gigi seri yang berganti menjadi gigi tetap. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 ekor dari total di Desa Reksonegoro, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo.
Parameter yang diukur Menurut Djagra (1994) pengukuran dimensi adalah mengukur dimensi tubuh luar ternak dengan ukuran stastik antara lain : 1. Bobot badan, diperoleh dengan cara melakukan penimbangan pada pagi hari sebelum diberi pakan. 2. Ukuran tubuh, pengukuran dilakukan pada saat sapi berdiri tegak pada bidang datar, meliputi: 1) Lingkar dada, diukur dengan menggunakan pita ukur pada bagian dada tepat dibelakang gumba yaitu antara rusuk ke 2 dan ke 4. 2) Panjang badan, diperoleh dengan mengukur jarak antara ujung samping tulang bahu sampai ujung tulang duduk dengan menggunakan tongkat ukur. 3) Tinggi pinggul, diperoleh dengan mengukur jarak lurus dari tulang duduk sampai ke tanah dengan menggunakan tongkat ukur. 4) Tinggi pundak, diperoleh dengan cara mengukur bagian tinggi gumba ke tanah mengikuti garis tegak lurus menggunakan tongkat ukur. 5) Lebar dada, jarak terbesar pada yang diukur tepat di belakang antara kedua benjolan siku luar, yaitu tepat pada tempat mengukur lingkar dada. 6) Dalam dada, di ukur titik tertinggi pundak (gumba) sampai tulang dada dan diukur melalui serta merta dibelakang siku. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus : Hubungan ukuran-ukuran tubuh dan bobot badan dianalisis menggunakan analisis regresi berganda metode stepwise dengan menggunakan program Minitab.
Ket : Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + b 4 x 4 + b 5 x 5 +b 6 x 6 Y = Bobot badan A = Intersep b 1 = Koefisien regresi untuk variable lingkar dada x 1 = variable lingkar dada b 2 = koefisien regresi untuk variable panjang badan x 2 = variable panjang badan b 3 = koefisien regresi untuk variable tinggi pinggul x 3 = variable tinggi pinggul b 4 = koefisien regresi untuk variable tinggi pundak x 4 = variable tinggi pundak b 5 = koefisien regresi untuk variable lebar dada x 5 = variable lebar dada b 6 = koefisien regresi untuk variable dalam dada x 6 = variable dalam dada HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot Badan dan Ukuran-Ukuran Tubuh Bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh ternak Sapi Peranakan Ongole (PO) Jantan diperoleh dengan menimbang bobot badan dan mengukur ukuran-ukuran tubuh antara lain seperti panjang badan, tinggi pundak, tinggi pinggul, lebar dada, dalam dada serta lingkar dada. Ukuran-ukuran tubuh ternak mempunyai banyak kegunaan antara lain untuk menaksir bobot badan dengan ketelitian cukup tinggi. Ukuran-ukuran tubuh ternak dapat berbeda satu sama lain. Setiap komponen tubuh
mempunyai kecepatan pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda, karena pengaruh genetik maupun lingkungan, tetapi dapat berkorelasi satu sama lain. Hasil penimbangan bobot badan dan pengukuran tubuh ternak Sapi Peranakan Ongole (PO) Jantan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Rataan Bobot Badan Dan Ukuran-ukuran Tubuh Sapi Peranakan Ongole Jantan Variabel N Minimum Maximum CoefVar Rataan Bobot Badan 30 202.00 364.00 14.40 271.83 ± 39.13 kg Dalam Dada 30 39.00 69.00 13.08 59.17 ± 7.74 cm Panjang Badan 30 113.00 137.00 5.23 126.13 ± 6.60 cm Tinggi Pinggul 30 120.00 146.00 4.82 133.77 ± 6.45 cm Tinggi Pundak 30 123.00 153.00 5.99 137.43± 8.24 cm Lebar Dada 30 30.00 46.00 10.07 35.900 ± 3.614 cm Lingkar Dada 30 133.00 168.00 5.53 155.07 ±8.58 cm Berdasarkan Tabel 1, Sapi Peranakan Ongole (PO) Jantan di Desa Reksonegoro Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo mempunyai bobot badan 271,83 kg; dalam dada 59,17 cm; panjang badan 126.13 cm; tinggi pinggul 133.77 cm; tinggi pundak 137.43 cm; lebar dada 35.900 cm dan lingkar dada 155.07 cm. Dibandingkan dengan hasil penelitian Mansyur M (2010), rata-rata umur ternak Sapi Peranakan Ongole (PO) jantan pengukuran bobot badan diperoleh hasil rata-rata 302 kg, pengukuran panjang badan diperoleh hasil rata-rata 131 cm, pengukuran lingkar dada diperoleh hasil rata-rata 164 cm, pengukuran tinggi gumba diperoleh hasil ratarata 132 cm, dan pengukuran tinggi pinggul diperoleh hasil rata-rata 129 cm, umur Sapi potong Peranakan Ongole (PO) jantan berumur 2 sampai 3 tahun. Rendahnya bobot badan disebabkan oleh sistem pemeliharaan pada desa Reksonegoro,
Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo yang masih bersifat semi intensif dimana ternak Sapi Peranakan Ongole Jantan dewasa dilepas pada siang hari di padang pengembalaan sekitar kandang pemeliharaan yang secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan sapi. Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi penelitian jenis pakan yang diberikan selama ternak dikandang adalah jerami padi dan jerami jagung namun pemberiannya secara adlibitum dan tanpa melalui penghitungan sesuai kebutuhan ternak. Jenis pakan yang dikonsumsi selama ternak ternak merumput dipadang penggembalaan hanya rumput mengandalkan rumput liar dan daun-daunan yang tumbuh disekitar padang pengembalaan. Analisis Korelasi Antara Bobot Badan Dengan Ukuran-ukuran Tubuh Koefisien korelasi menunujukan nilai keeratan hubungan antara bobot badan dengan ukuran tubuh ternak untuk menduga bobot badan sapi Peranakan Ongole (PO) Jantan. Hasil analisis korelasi antara bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh Sapi Peranakan Ongole (PO) Jantan seperti pada Tabel 2. Tabel 2 Analisis Korelasi Bobot Badan Dengan Ukuran-ukuran Tubuh Ukuran Tubuh Bobot Badan Panjang Badan Tinggi Pinggang Tinggi Pundak Lebar Dada Panjang Badan 0.811 0,000 Tinggi Pinggang 0.697 0.402 0,000 0.028 Tinggi Pundak 0.675 0.450 0.939 Dalam Dada
0.000 0.013 0.000 Lebar Dada 0.466 0.410 0.227 0.306 0.009 0.025 0.228 0.100 Dalam Dada 0.328 0.426 0.077 0.019 0.585 0.165 0.405 0.384 0.026 0.001 Lingkar Dada 0.962 0.749 0.716 0.698 0.369 0.284 0.000 0.000 0.000 0.000 0.045 0.128 Berdasarkan Tabel 2, koefisien korelasi (r) memiliki tingkat keeratan berbedabeda. Hasil analisis korelasi antara bobot badan dengan ukuran-ukuran adalah lingkar dada (0,962), panjang badan (0.811), tinggi pinggul (0.697), tinggi pundak (0.675), lebar dada (0.466), dalam dada (0.328). nilai korelasi antara bobot badan dengan lingkar dada, panjang badan, tinggi pinggul, dan tinggi pundak termasuk kategori tinggi namun korelasi antara bobot badan dengan lebar dada dan dalam dada cukup rendah. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa interval koefisien korelasi antara 0,00 0,20 menunjukan tingkat hubungan korelasi rendah, interval koefisien korelasi antara 0,20 0,50 tingkat hubungan korelasi adalah sedang, serta interval koefisien korelasi 0,5 1,00 menunjukan tingkat hubungan korelasi sangat kuat atau kategori t Seperti diungkapkan Zuhransyah (2011) bahwa lingkar dada dan panjang badan mempunyai pengaruh paling besar terhadap bobot badan. Djagra (1994) sependapat dengan Zuhransyah (2011) dan menyatakan bahwa lingkar dada selalu menjadi parameter penentu bobot badan pada tiap persamaan pendugaan bobot badan, bahkan menjadi parameter utama.
Analisis Regresi Antara Bobot Badan Dengan Ukuran-Ukuran Tubuh Analisis regresi berganda yaitu persamaan regresi dengan satu peubah tak bebas Y (bobot badan) dengan lebih dari satu peubah bebas X ( ukuran-ukuran tubuh). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel peubah bebas (X) berhubungan positif atau negatif dengan variabel satu peubah tak bebas (Y) Secara umum data hasil pengamatan Y terjadi akibat variabel-variabel bebas, sehingga diperoleh regresi Y= a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + b 4 x 4 + b 5 x 5 + b 6 x 6. Dalam penelitian ini Variable bebas (X) yang digunakan banyak adalah lingkar dada (X 1 ), panjang badan (X 2 ), tinggi pundak (X 3 ) dan tinggi pinggul (X 4 ), lebar dada (X 5 ), dalam dada (X 6 ). Metode analisis regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode stepwise. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari adanya korelasi antar variable X (multikoleneritas) yang dapat mempengaruhi tingkat validitas dari persamaan regresi yang diperoleh. Tabel 3. Output Perhitungan Analisis Berganda Metode Stepwise Step 1 2 3 Constant -408.1-453.0-459.3(a) Lingkar Dada 4.38 3.68 3.62(b1) T-Value 18.53 11.66 12.12 P-Value 0.000 0.000 0.000 Panjang Badan 1.22 1.04(b2) T-Value 2.98 2.63 P-Value 0.006 0.014
Lebar Dada 1.10(b3) T-Value 2.13 P-Value 0.043 Berdasarkan hasil analisis regresi berganda metode stepwise (Tabel 3) diperoleh persamaan regresi Y = -459.3+ 3.62X 1 + 1.04X 2 + 1.10X 3, dengan (Y) adalah bobot badan, (a) adalah intersep, (X 1 ) adalah lingkar dada, (X 2 ) adalah panjang badan dan (X 3 ) adalah lebar dada. Variebel tinggi pundak (X 4 ), variable tinggi pinggul (X 5 ) dan variable dalam dada (X 6 ) tidak dimasukkan dalam persamaan regresi sebab ditemukan multikoleneritas pada ketiga variable tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa yang memiliki keeratan hubungan dengan bobot badan adalah lingkar dada, panjang badan dan lebar dada sehingga mendapatkan hasil analisis regresi berganda metode stepwise diperoleh persamaan regresi Y= a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 dimana Y = -459.3+ 3.62x 1 + 1.04X 2 + 1.10X 3. Variabel (Y) adalah bobot badan, (a) adalah intersep dengan nilai -459.3, (b 1 ) dengan nilai 3.62 untuk variabel lingkar dada dan (b 2 ) dengan nilai 1.04 untuk variabel panjang dada dan (b 3 ) dengan nilai 1.10 untuk variable lebar dada. Nilai persamaan regresi berganda yang diperoleh pada hasil penelitian dengan nilai a sebesar -459.3 berarti bila nilai X1 adalah 0 maka nilai Y (bobot badan) adalah sebesar -459.3 kg. nilai b1 yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar 3.62, b2 sebesar 1.04 dan b3 sebesar 1.10. Nilai R-Sq dalam hasil penelitian ini berturutturut adalah sebesar 92.19%, 93.91% dan 94.61% artinya pada pengukuran bobot
badan Sapi Peranakan Ongole jantan yang dipelihara secara semi intensif 92.19%, 93.91% dan 94.61% dipengaruhi oleh lingkar dada, panjang badan, lebar dada, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar faktor lingkar dada, panjang badan dan lebar dada yang belum diketahui. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasrkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpukan sebagai berikut : 1. Sapi Peranakan Ongole (PO) jantan yang dipelihara secara semi intensif mempunyai bobot badan 271,83 kg; dalam dada 59,17 cm; panjang badan 126.13 cm; tinggi pinggul 133.77 cm; tinggi pundak 137.43 cm; lebar dada 35.900 cm dan lingkar dada 155.07 cm. 2. Korelasi antara bobot badan dengan ukuran-ukuran tubuh Sapi Peranakan Ongole (PO) jantan yang positif atau tertinggi terdapat pada bobot badan dengan lingkar dada. 3. Persamaan regresi berganda antara bobot badan dengan lingkar dada, panjang badan dan lebar dada adalah Y = -459.3+ 3.62 x1 + 1.0 4X2 + 1.1 0X3. Saran Adapun saran saya dalam penelitian ini adalah perlu adanya penelitian lanjutan terhadap Sapi Peranakan Ongole betina di lokasi yang sama.
DAFTAR PUSTAKA Apriliyani, I.N. 2007. Penampilan produksi dan pendugaan bobot hidup berdasarkan ukuran-ukuran linier tubuh sapi lokal dan sapi persilangan. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanssian Bogor.Bogor. Bambang, S. Y. 2005. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta. Blakely, J. & D. H. Bade. 1992. Ilmu Peternakan Edisi Ke Empat. Terjemahan Srigandono. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Djagra, I.B. 1994. Pertumbuhan sapi Bali. Sebuah Analisis Berdasarkan Dimensi Tubuh. Majalah Ilmiah Universitas Udayana : Tahun XXI : No. 39, Bali. Erlangga. 2009. Info Ternak. http:/www.infoternak.com/sapi-p-o-peranakan-ongole Disunting Terakhir 29 Desember 2009. [10 oktober 2010] Mansyur, M. 2010. Hubungan Antara Ukuran Eksterior Tubuh Terhadap Bobot Badan Pada Sapi Peranakan Ongole (PO) Jantan. Jurnal. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Sugiono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung Zuhriansyah.2011.Sapibackground.jpg&imgrefurl=http://zuhriansyah.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 April 2012.