BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Barang Sitaan. Narkotika. Bahan Kimia Lainnya. Penanganan.

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN BARANG SITAAN NARKOTIKA, PREKURSOR NARKOTIKA, DAN BAHAN KIMIA LAINNYA SECARA AMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran N

2013, No.96 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari ta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kelima, Penyidikan Oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)

2017, No Pengujian Laboratoris; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2 Kepala Badan Narkotika Nasional Tentang Akses Data Sistem Administrasi Badan Hukum Dan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian Dalam Pelaksanaan Pen

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN NARKOTIKA KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN TAHUNAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN PREKURSOR

UU 22/1997, NARKOTIKA. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 22 TAHUN 1997 (22/1997) Tanggal: 1 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA) Tentang: NARKOTIKA

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No II. anggota masyarakat yang telah berjasa mengungkap adanya tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika, perlu diberi landasan hukum ya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA. No.1104, 2013 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Pedoman. Prekursor Farmasi. Obat. Pengelolaan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 67, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3698)

BADAN NARKOTIKA NASIONAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

*9954 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 22 TAHUN 1997 (22/1997) TENTANG NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

2017, No Peraturan Menteri; d. bahwa dalam rangka optimalisasi penanganan barang bukti tindak pidana lingkungan hidup dan kehutanan perlu diatu

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2015, No.74 2 Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 T

UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA [LN 2009/140, TLN 5059]

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I BERKAS PENYIDIKAN

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTAPA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.908, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemberian Premi. Tata Cara.

2016, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

2017, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.04/2011 TENTANG PEMBERIAN PREMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.04/2011 TENTANG PEMBERIAN PREMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL Nomor: PJ 23 Tahun 2017 Nomor: NK/43/X/2017/BNN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA [LN 1997/67, TLN 3698]

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2010 Kementerian Kehutanan. Barang Bukti. Pengurusan.

SAMPUL BERKAS PERKARA Nomor: BP-../PPNS PENATAAN RUANG / /20..

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

TENT ANG WALIKOTA MOJOKERTO,

2011, No tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pe

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA BAB I KETENTUAN UMUM

P E R A T U R A N MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI MUTU OBAT PADA INSTALASI FARMASI PEMERINTAH

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYADAPAN PADA PUSAT PEMANTAUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN SEMPADAN SUNGAI

2 Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI MUTU OBAT PADA INSTALASI FARMASI PEMERINTAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1997 Tentang NARKOTIKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, T

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PETUNJUK TEKNIS ANTARA. NOMOR : PAS-07.HM TAHUN 2414 NOMOR : J U KNlSlO 1 llt,l201 4 BARESKRIM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tamba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Kelompok Ahli. Pengorganisasian.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

No.318, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Barang Sitaan. Narkotika. Bahan Kimia Lainnya. Penanganan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAN PEMUSNAHAN BARANG SITAAN NARKOTIKA, PREKURSOR NARKOTIKA DAN BAHAN KIMIA LAINNYA SECARA AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam penanganan barang sitaan Narkotika, Prekursor Narkotika dan bahan kimia lainnya terdapat kemungkinan terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan; b. bahwa salah satu upaya untuk menghindarkan atau mengurangi resiko sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu dilakukan pemusnahan terhadap barang sitaan tersebut; c. bahwa untuk ketertiban dan keamanan dalam pelaksanaan pemusnahan sebagaimana dimaksud pada huruf b dan untuk melaksanakan Pasal 91 ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5) dan Pasal 92 ayat (3) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, diperlukan suatu pedoman teknis; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, dipandang perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional

2010, No.318 2 tentang Pedoman Teknis Penanganan dan Pemusnahan Barang Sitaan Narkotika, Prekursor Narkotika dan Bahan Kimia Lainnya Secara Aman. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tanggal 12 Oktober 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062) 2. United Nations Convention Against The Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances, 1988 yang sudah diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997. 3. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional; MEMUTUSKAN Menetapkan : PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAN PEMUSNAHAN BARANG SITAAN NARKOTIKA, PREKURSOR NARKOTIKA DAN BAHAN KIMIA LAINNYA SECARA AMAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, kehilangan rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 2. Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika yang dibedakan dalam tabel sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

3 2010, No.318 3. Bahan Kimia lainnya adalah bahan kimia baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang digunakan dalam pembuatan Narkotika tetapi tidak termasuk dalam tabel Prekursor sebagaimana terlampir dalam Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 4. Penanganan adalah langkah-langkah prosedur kerja untuk menangani barang sitaan Narkotika, prekursor Narkotika dan bahan kimia lainnya yang dilaksanakan sebelum proses pemusnahan. 5. Pemusnahan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk memusnahkan barang sitaan, yang pelaksanaannya dilakukan setelah ada penetapan dari Kepala Kejaksaan Negeri setempat untuk dimusnahkan dan disaksikan oleh pejabat yang mewakili, unsur Kejaksaan, Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Dalam hal unsur pejabat tersebut tidak bisa hadir, maka pemusnahan disaksikan oleh pihak lain, yaitu pejabat atau anggota masyarakat setempat. BAB II PENETAPAN PEMUSNAHAN Pasal 2 Barang sitaan adalah Narkotika dan Prekursor Narkotika atau yang diduga Narkotika dan Prekursor Narkotika atau yang mengandung Narkotika dan Prekursor Narkotika serta bahan kimia lainnya dari tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika yang disita oleh Penyidik. Pasal 3 Barang sitaan yang akan dimusnahkan adalah yang sesuai dengan penetapan Kepala Kejaksaan Negeri setempat dari tindak pidana peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. BAB III PEMUSNAHAN Pasal 4 Penanganan, pemusnahan dan pembuangan sisa pemusnahan secara aman dapat dilakukan penyidik dengan beberapa cara seperti yang tertera dalam lampiran I dan lampiran II, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini.

2010, No.318 4 Pasal 5 (1) Pemusnahan disaksikan oleh unsur dari Kejaksaan Negeri setempat, Dinas Kesehatan Propinsi setempat dan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Propinsi setempat. (2) Dalam hal para pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak dapat menghadiri pemusnahan tersebut maka sebagai saksi dapat bertindak pejabat lain dan masyarakat setempat. Pasal 6 (1) Berita acara pemusnahan dibuat oleh penyidik yang melakukan pemusnahan tersebut dalam waktu 1 X 24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak pemusnahan tersebut dilakukan dan menyerahkan berita acara tersebut kepada Penyidik BNN atau Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat yang menangani perkara tersebut dan tembusan berita acaranya disampaikan kepada Kepala Kejaksaan Negeri setempat, Ketua Pengadilan Negeri setempat, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat, dan Kepala BPOM Propinsi setempat, sebagaimana tercantum dalam lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala BNN ini. (2) Sisa pemusnahan dibuang sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II dan Lampiran III Peraturan Kepala BNN dan dibuat berita acara pembuangan sisa pemusnahan dalam waktu 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak pembuangan tersebut sebagaimana tercantum dalam lampiran V yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala BNN ini. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 7 Peraturan Kepala BNN ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

5 2010, No.318 Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Kepala BNN ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 2010 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL Diundangkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, GORIES MERE PATRIALIS AKBAR

2010, No.318 6 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN BARANG SITAAN NARKOTIKA, PREKURSOR NARKOTIKA, DAN BAHAN KIMIA LAINNYA SECARA AMAN LANGKAH-LANGKAH: Langkah 1 Selalu gunakan peralatan keamanan (safety equipment), seperti: a. masker; b. sarung tangan; c. kaca mata; dan d. pakaian khusus. Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Lakukan identifikasi barang sitaan baik melalui pembacaan label maupun pengujian dengan test kit lapangan sebelum diangkut atau disimpan. Pada waktu mengangkut barang sitaan tersebut, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. sedapat mungkin pertahankan bungkusan/package yang asli; b. pisahkan tabung-tabung untuk mencegah pecah; c. pisahkan sesuai kelompok hazard bahan kimia tersebut; d. transportasi harus dilakukan secara hati-hati dan dengan pengawalan. Apabila bahan kimia perlu disimpan untuk sementara waktu, harus disimpan sesuai pengelompokan kimia dan memperhatikan kondisi penyimpanan, seperti bahan-bahan yang bersifat: a. asam; b. basa; c. bahan mudah menguap; d. mudah meledak.

7 2010, No.318 PERINGATAN: 1. Jangan pernah menangani bahan kimia sendirian, tetapi harus bersama orang lain yang membantu. 2. Penanganan bahan kimia harus dilakukan oleh petugas yang mengerti dan memahami bahan-bahan kimia. 3. Jangan pernah mencampur bahan-bahan kimia tersebut. 4. Bila harus membuka kemasan/wadah/package barang kimia tersebut, agar dilakukan dengan hati-hati. 5. Gunakan peralatan yang berbeda untuk perlakuan kimia atau netralisasi kimia, untuk mencegah terjadinya reaksi yang tidak sesuai, bersihkan peralatan diantara kegiatan tersebut Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 2010 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL Drs. GORIES MERE

2010, No.318 8 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II. PERATURAN KEPALA BNN PEDOMAN TEKNIS PEMUSNAHAN BARANG SITAAN NARKOTIKA, PREKURSOR NARKOTIKA, DAN BAHAN KIMIA LAINNYA SECARA AMAN Barang sitaan narkotika, prekursor narkotika, dan bahan kimia lainnya sebagai hasil sitaan penyidik yang sudah memperoleh penetapan pemusnahan dari Kepala Kejaksaan Negeri setempat perlu segera dimusnahkan. Pemusnahan material tersebut (selanjutnya disebut limbah) memerlukan penanganan yang tepat sehingga tidak menimbulkan permasalahan lebih lanjut. Beberapa langkah pemusnahan yang aman, wajib mengikuti prosedur sebagai berikut: Langkah 1 Karakterisasi limbah Karakterisasi dilakukan untuk mengidentifikasi bahan kimia melalui test kit atau membaca label kemasan/wadah/package dan selanjutnya dikelompokkan. Langkah 2 Perlakuan terhadap limbah - Perlakuan terhadap limbah adalah tindakan untuk mengubah ataupun merusak limbah (secara kimia) tergantung pada sifat-sifat kimia-fisika limbah tersebut. - Perlakuan terhadap limbah dapat dilakukan baik dengan incenerator, netralisasi kimia atau pembakaran di udara terbuka yang jauh dari pemukiman penduduk. Catatan: Pembakaran di udara terbuka Apabila memungkinkan, cara paling sederhana penanganan limbah adalah dengan pembakaran di udara terbuka di lokasi yang jauh dari Langkah 3 pemukiman penduduk. Hasil perlakuan limbah baik dengan incenerator ataupun netralisasi kimia akan menghasilkan sisa perlakuan yang bisa berbentuk cair, padat, dan/atau keduanya. Bahan padat atau abu sisa pembakaran dapat dikirim ke fasilitas pembuangan limbah berbahaya. Sedangkan cairan hasil netralisasi, apabila memungkinkan dan sudah tidak berbahaya dapat dibuang di saluran air kotor. Penentuan bahwa limbah telah ternetralisasi, perlu ditetapkan secara kimia. Peringatan : Kegiatan pembakaran di udara terbuka harus memperhatikan dampak lingkungan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang sehingga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Lokasi harus jauh dari pemukiman penduduk, instalasi listrik/sumber daya alam dan hutan lindung; b. Lokasi berupa tanah datar yang tidak dekat dengan sumber air, danau, sungai, dan di tanah yang keras;

9 2010, No.318 c. Pembakaran dilakukan di dalam drum besi atau dalam lubang terbuka yang digali dalam tanah; d. Lokasi ditutup untuk yang tidak berkepentingan; e. Perlu diambil langkah-langkah pengamanan dan kesehatan bagi personil yang terlibat dalam pembakaran; f. Semua personil mengambil posisi melawan arah angin dari tempat pembakaran; g. Pembakaran dilakukan dengan sumbu detonasi dari jarak aman; h. Abu/sisa pembakaran, selanjutnya dapat ditanam dalam tanah dengan kedalaman yang memadai, yaitu minimal 2 meter. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 2010 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL Drs. GORIES MERE

2010, No.318 10 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.1 PERATURAN KEPALA BNN MEKANISME PENANGANAN DAN PEMUSNAHAN BARANG SITAAN NARKOTIKA, PREKURSOR NARKOTIKA, DAN BAHAN KIMIA LAINNYA SECARA AMAN 1. Karakterisasi limbah 3. Sistem pembuangan Air kotor 2. Perlakuan 2. a.bakar dengan incenerator abu 2. b. Netralisasi kimia Limbah netral Cair Padat Memungkinkan dibuang pada sistem pembuangan air kotor Memungkinkan dibuang pada sistem pembuangan limbah berbahaya 2. c. Pembakaran di udara terbuka yang jauh dari pemukiman penduduk 3. Kirim ke Fasilitas pembuangan limbah berbahaya Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 30 Juni 2010 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL Drs. GORIES MERE

11 2010, No.318 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.2 PERATURAN KEPALA BNN Projustitia BERITA ACARA PEMUSNAHAN BARANG SITAAN ------ Pada hari ini... tanggal bulan.. tahun..., Jam Wib, Saya :------ ---------------------------------------: : -------------------------------, Pangkat. Nrp. selaku Penyidik BNN yang dipekerjakan pada kantor tersebut di atas bersama sama dengan : ----------------------------------------------------------------- -------------------------- 1. Nama / Pangkat / Nrp :... / /.-------- --------- 2. Nama / Pangkat / Nrp :... / /.-------- --------- 3. Nama / Pangkat / Nrp :... / /.-------- --------- 4. Nama / Pangkat / Nrp :... / /.-------- --------- Masing-masing selaku Penyidik pada Kantor Badan Narkotika Nasional, berdasarkan : ---- ----------------- 1. Surat (Perpanjangan Pemusnahan) ketetapan Status Barang Sitaan Narkotika/Prekursor Narkotika/Bahan Kimia lainnya, Kepala Kejaksaan Negeri...Nomor : SK/ /.../ 20.. /Jaksa Tanggal 20.. ----------------- --------------------------------------------------------------------------------- 2. Surat Ketetapan Pemusnahan Barang Sitaan Nomor : SP. Musnah/ /II / 20.. / BNN Tanggal. 20... -------------------------------------------------------------------- ------------------------ 3. Surat Perintah Pemusnahan Barang Sitaan Nomor... Tanggal. 20... -----------------------------------------------

2010, No.318 12 Bertempat di... telah melakukan pemusnahan barang sitiaan berupa: ------------------------------------- a....;(jelaskan bungkus, bentuk, jenis, dan berat brutto Narkotika/Prekursor Narkotika/Bahan Kimia lainnya, jumlah yang disisihkan untuk uji laboratorium dan jumlah untuk pembuktian perkara serta jumlah yang dimusnahkan). b....(.jelaskan bungkus, bentuk, jenis, dan berat brutto Narkotika/Prekursor Narkotika/Bahan Kimia lainnya, jumlah yang disisihkan untuk uji laboratorium dan jumlah untuk pembuktian perkara serta jumlah yang dimusnahkan, jika ada jenis Narkotika/Prekursor Narkotika/Bahan Kimia lainnya. Milik tersangka-------------------------------------------------------------------------------------------- N a m a :... Tempat tangal lahir :... Jenis kelamin :... A g a m a :... Pekerjaan :... Kewarganegaraan :... Tempat tinggal :... LAMPIRAN II.2 PERATURAN KEPALA BNN dengan cara..., selanjutnya dimusnahkan, dengan disaksikan oleh:--- ------------------------------------------------------------------------------------------------------- Saksi-saksi : -------------------------------------------------------------------------- 1. N a m a :... Tempat / Tgl Lahir :... Jenis kelamin :... A g a m a :... Pekerjaan :... Tempat tinggal :......... 2. N a m a :... Tempat / Tgl Lahir :... Jenis kelamin :... A g a m a :... Pekerjaan :... Tempat tinggal :... Barang sitaan yang telah dimusnahkan adalah Narkotika Golongan jenis. dalam bentuk... /Prekursor Narkotika, Tabel... jenis... dalam bentuk... /Bahan Kimia lainnya, jenis...dalam bentuk...:

13 2010, No.318 LAMPIRAN II.2 PERATURAN KEPALA BNN Jenis dan jumlah Barang Sitaan yang dikirim ke laboratorium, Kejaksaan dan Pengadilan TKP... (jumlah dan jenis) Jenis dan jumlah barang sitaan yang di MUSNAHKAN TKP... (jumlah dan jenis) -------- Demikianlah Berita Acara Pemusnahan Barang Sitaan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan Sumpah Jabatan kemudian ditutup dan ditandatangani di... pada hari dan tanggal tersebut di atas. -------------------------------------------------- Tersangka: Penyidik Yang memusnahkan barang Sitaan (Nama Jelas)... PANGKAT NRP. ---------... PANGKAT NRP. --------- Saksi saksi :... PANGKAT NRP. --------- Saksi 1 Saksi 2 Saksi 3 Tembusan: 1. Kepala Kejaksaan Negeri setempat. 2. Ketua Pengadilan Negeri setempat. 3. Kepala Dinas Kesehatan setempat. 4. Kepala BPOM setempat. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 2010 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL Drs. GORIES MERE

2010, No.318 14 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II.3 PERATURAN KEPALA BNN BERITA ACARA PEMBUANGAN SISA PEMUSNAHAN BARANG SITAAN ------ Pada hari ini...tanggal bulan tahun, Jam Wib, Saya :------ --------------------------------------: : ----------------------------, Pangkat. Nrp. selaku Penyidik BNN yang dipekerjakan pada kantor tersebut di atas bersama sama dengan : ----------------------------------------------------------------- -------------------------- 1. Nama / Pangkat / Nrp :... / /.-------- --------- 2. Nama / Pangkat / Nrp :... / /.-------- --------- Telah melakukan pembuangan sisa pemusnahan barang sitaan sesuai berita acara pemusnahan barang sitaan, pada hari... tanggal..., bulan...tahun...jam...wib, sebagai berikut: 1. Dibuang pada tempat pembuangan limbah berbahaya di... 2. Ditanam dalam tanah dengan kedalaman minimal 1 (satu) meter di... 3. Untuk limbah yang sudah dinetralisasi dibuang pada saluran air kotor di... -------- Demikianlah Berita Acara Pembuangan Sisa Pemusnahan Barang Sitaan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan Sumpah Jabatan kemudian ditutup dan ditandatangani di... pada hari dan tanggal tersebut di atas. ---------------------------------------------------- Penyidik Yang Melakukan Pembuangan Sisa Pemusnahan Barang Sitaan... PANGKAT NRP. ---------... PANGKAT NRP. --------- Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 2010 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL Drs. GORIES MERE