BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa politik bisa mempengaruhi harga saham. Pada pemilu sebelumnya di tahun 2009, peristiwa pemilu mempengaruhi harga saham (Suwaryo, 2008). Setiap investor sangat memperhatikan kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan oleh setiap calon presiden. Pada pemilu tahun 2009, investor mempunyai kebiasaan untuk mengkategorisasi calon presiden yang dianggap bisa mempengaruhi pergerakan saham. Contohnya adalah ketika salah satu calon presiden, Joko Widodo, ketika dia mengunjungi Bursa Efek Indonesia (BEI) dua hari sebelum pemilu legislatif diadakan. Aktivitas yang dilakukan capres ini membuat pergerakan naik pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,07% (Yahoo, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Suwaryo tidak mengindikasikan adanya signifikansi pada abnormal return IHSG pada pemilu 2009. Oleh karena itu, penulis ingin mencoba mengubah variable pada penelitian terhadap pemilu 2014. IHSG dijadikan dasar penghitungan karena peneliti ingin melihat reaksi salah satu indikator ekonomi Indonesia ini. Penggunaan mean adjusted model tepat digunakan untuk penghitungan indeks tunggal. Periode peristiwa meliputi pemilu legislatif dan pemilu presiden dimaksudkan untuk mengetahui reaksi pasar modal di kedua peristiwa pemilu tersebut. Banyak informasi yang akan menjadikan investor mempertimbangkan keputusan investasi yang akan mereka lakukan, seperti, debat calon presiden, koalisi diantara partai-partai, visi dan misi, dan kebijakan yang akan dipaparkan oleh calon presiden. 1
Investor asing memiliki kontrol tidak langsung terhadap pasar saham dikarenakan 60% pasar saham Indonesia dipegang oleh investor asing. Mereka sangat memperhatikan peristiwaperistiwa politik di Indonesia, terutama pemilu tahun 2014 ini. Peristiwa pemilu merupakan indikator tak langsung yang bisa mempengaruhi pasar saham. Tidak ada data yang berupa angkaangka untuk mengukur seberapa besar peristiwa pemilu ini bisa mempengaruhi harga IHSG. Pemilu termasuk sebagai indikator yang unik dikarenakan pemilu diadakan setiap 5 tahun sekali. Indikator-indikator lain seperti inflasi dan bencana alam yang sifatnya bisa terjadi kapan saja memiliki sifat yang berbeda dengan pemilu yang dilaksanakan secara rutin. Berkaca dari pemilu yang lalu, market akan memiliki sentimen positif ketika presiden dan wakil presiden baru dilantik. Data IHSG yang diambil ketika periode pemilu 2004 menunjukkan IHSG mencapai angka 735,68 ketika pasar ditutup pada tanggal 31 Maret 2004. Sehari setelah diadakannya pemilu legislatif, yaitu pada tanggal 6 April 2004, IHSG mencapai angka 771,55, naik 35,87 poin. Pada tanggal 2 Juli 2004 sampai 21 September 2004, IHSG mengalami kenaikan sebesar 78 poin. Dari angka 745,03 pada 2 Juli 2004, mencapai angka 823,86 di hari ketika pemilu presiden berakhir. Pada tahun 2009, ada peningkatan nilai IHSG. Sehari sebelum pemilu berlangsung, IHSG berada di angka 1465,75. Sehari setelah Susilo Bambang Yudhoyono- Boediono memenangkan pemilu presiden, IHSG mencapai angka 2083,97. Pemilu presiden di tahun 2014 ini menghasilkan respon positif dari investor karena pemilu presiden hanya dilakukan sekali mengingat hanya ada 2 pasang calon presiden yang maju. Proses yang cepat dalam pergantian pemerintahan merupakan pertimbangan yang bagus oleh investor untuk melakukan keputusan investasi mereka. Investor menilai, pemilu presiden satu putaran akan memberikan mereka kepastian untuk keputusan investasi yang akan mereka 2
lakukan. Investor mengandalkan hasil quick count karena hasil perhitungan cepat ini sudah dianggap mewakili hasil perhitungan sebenarnya yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hasil quick count relative cepat dan bisa dipantau pergerakannya sesaat setelah pemilu selesai. Pasar saham akan bereaksi sesaat setelah hasil quick count dipublikasikan lewat media masa. Ketidakpastian pada saat penyelenggaraan pemilu bisa menghasilkan tren negatif pada pasar saham. Contohnya, ketika Partai Golongan Karya (Golkar) memutuskan untuk mendukung pasangan Prabowo-Hatta, pasar bereaksi secara negatif. Dengan koalisi yang dibentuk oleh pasangan Prabowo-Hatta, mereka akan mendapatkan 292 kursi parlemen, unggul jauh dari lawan mereka pasangan Jokowi-JK yang hanya memiliki 207 kursi parlemen. Investor merasa khawatir akan keadaan ini sebab jika pasangan Jokowi-JK memenangi pemilu presiden, kebijakankebijakan yang nantinya akan mereka ambil akan terhalang di parlemen Peristiwa politik dikategorikan sebagai peristiwa non-ekonomi. Peristiwa non-ekonomi berarti peristiwa-peristiwa yang termasuk dalam kategori ini tidak memiliki dampak langsung terhadap pasar. Sedangkan peristiwa ekonomi, seperti, kebijakan fiskal, kebijakan dagang, dan penerapan suku bunga baru memiliki pengaruh langsung terhadap pasar saham Penelitian menggunakan peristiwa aksi terorisme juga telah dilakukan (Sandi, 2004). Penelitian ini ingin mengetahui reaksi pasar saham ketika terjadi bom Kuningan pada tanggal 9 September 2004. Penelitian ini menunjukan adanya return tak normal yang signifikan di sekitar tanggal terjadinya peristiwa tersebut, yaitu pada H-6, H-2, H+2, dan H+8. Peristiwa-peristiwa politik lainnya seperti reshuffle cabinet, pengumuman pemenang pemilu legislatif dan presiden oleh KPU mempengaruhi performa IHSG (Manurung, 2005). Ditemukan return tak normal yang mempengaruhi indeks sektoral ketika hasil pemilu legislatif diumumkan. Return tak normal yang 3
negatif ditemukan di sektor industri, konsumsi, konstruksi, property dan real estate, trading, keuangan, jasa dan investasi. Return tak normal juga ditemukan pada sektor tambang, aneka industri, dan keuangan ketika hasil pemilu presiden diumumkan. Pengumuman kabinet juga menghasil return tak normal pada sektor kimia, keuangan, trading, jasa dan investasi. 1.2 Pertanyaan Penelitian Pada tahun 2014, akan diadakan dua kali pemilu, yaitu pemilu legislatif dan pemilu presiden. Penelitian ini memfokuskan untuk membahas pengaruh peristiwa pemilu legislatif dan pemilu presiden terhadap IHSG. Pengaruh yang ditimbulkan oleh peristiwa pemilu ini dapat terlihat dari ada tidaknya return tak normal pada IHSG. Penulis ingin meneliti 1.2.1 Apakah ada return tak normal yang positif pada IHSG saat periode pemilu berlangsung? 1.2.2 Apakah return tak normal bersifat positif pada saat periode pemilu? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh peristiwa pemilu terhadap IHSG dalam bentuk ada tidaknya return tak normal. Reaksi apa yang akan ditimbulkan oleh pasar saham terhadap peristiwa pemilu, positif atau negatif. Penelitian yang dilakukan terkait dampak peristiwa pemillu 2014 terhadap IHSG adalah sebagai berikut 1.3.1 Menunjukkan reaksi pasar saham yang sebenarnya terjadi pada saat periode dilaksanakaannya pemilu 2014. Penelitian ini bermaksud untuk meneliti reaksi pasar modal terhadap event tertentu, dalam hal ini, reaksi terhadap pemilu 2014, sebelum dan setelah pemilu dilaksanakan. 4
1.3.2 Menghitung ada tidaknya return tak normal pada saat periode pemilu 2014 terhadap IHSG. 1.4 Motivasi Peristiwa politik di tahun 2014 juga mempengaruhi pasar saham Indonesia. Dari pemilu sebelumnya, IHSG mengalami fluktuasi pada periode di mana pemilu dilaksanakan. Terutama pada saat seminggu setelah pemilu dan seminggu sebelum pemilu. Dilakukan penghitungan terhadap IHSG karena IHSG merupakan salah satu dari indikator ekonomi Indonesia. Ketika IHSG mencapai angka yang tinggi pada periode tertentu, hal tersebut akan mengindikasikan keadaan ekonomi pada saat itu dalam keadaan baik. Fluktuasi nilai IHSG merupakan bahan studi yang menarik untuk dipelajari. 1.5 Kontribusi Melalui penelitian ini, peneliti ingin memberi informasi yang lebih akurat terkait pengaruh peristiwa pemilu terhadap pasar saham, dalam hal ini lebih terfokus pada pengaruh terhadap IHSG. Penelitian ini membantu investor untuk melakukan keputusan investasinya terutama ketika menghadapai peristiwa-peristiwa khusus, seperti peristiwa politik pemilu. IHSG merupakan variabel yang menarik untuk diteliti sebab IHSG merupakan salah satu indikator ekonomi negara Indonesia. Penelitian sebelumnya cenderung menggunakan indeks LQ 45 atau penilaian secara sektoral. Kondisi pada pemilu tahun 2014 ini berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya yang dilaksanakan setelah tahun 2000. Perbedaan terletak pada jumlah partai yang jauh lebih sedikit di tahun 2014 jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pemilu 2014 hanya diikuti oleh 11 partai, berbeda dengan pemilu 2004 yang diikuti 24 partai dan pemilu 2009 yang diikuti oleh 38 partai. Pemilu presiden juga hanya melibatkan dua pasangan calon wakil calon presiden. Reaksi terhadap 5
IHSG tersebut ditemukan dengan penghitungan return tak normal. Setelah ditemukannya return tak normal dalam IHSG, informasi apakah return tak normal tersebut positif atau negatif juga dapat diketahui. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilu 2014 memberikan efek positif atau negatif terhadap IHSG. 1.6 Struktur Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini dibagi ke dalam 5 bab, yaitu: 1.6.1 Bab I Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang dari penelitian yang telah dilakukan serta alasan-alasan yang mendukung dilakukannya penelitian ini. Rumusan masalah berisi halhal pokok yang akan dibahas dalam penelitian. Terdapat juga tujuan penelitian, kontribusi dari penelitian ini, dan struktur penulisan penelitian. 1.6.2 Bab II Latar Belakang Teoritis Bab ini berisi teori-teori terkait yang mendukung penelitian ini, yaitu teori-teori yang berkaitan dengan analisa pasar saham dengan mencari return tak normal dari IHSG serta kaitannya dengan peristiwa pemilu. Dijelaskan pula penelitian-penelitian terdahulu yang telah meneliti hal serupa terkait pengaruh peristiwa politik terhadap pasar saham. Pengembangan hipotesis juga dibahas dalam bab ini. 1.6.3 Bab III Metode Riset Bab ini menjelaskan metode riset yang digunakan untuk melakukan penelitian. Metode penelitian meliputi tipe riset, periode dilakukannya riset, populasi dan sampel riset, studi peristiwa, definisi operasional dan variabel, dan metode analisa data. 1.6.4 Bab IV Hasil dan Analisa 6
Bab ini berisi hasil penelitian yang telah dilakukan dan analisa terkait hasil yang diperoleh. Hasil yang didapat dibagi menjadi 2 bagian, pada saat pemilu legislatif 2014 dan pada saat pemilu presiden 2014 1.6.5 Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dan saran terkait penelitian ini. 7