Kevin Aulia Sandi Pratama1, Adi Susilo1, Lambertus Francisco2. Jurusan Fisika FMIPA Univ. Brawijaya 2)

dokumen-dokumen yang mirip
V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengolahan data pada Pre-Stack Depth Migration (PSDM) merupakan tahapan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dieksplorasi adalah sumber daya alam di darat, baik itu emas, batu bara,

Analisis Pre-Stack Time Migration (PSTM) Pada Data Seismik 2D Dengan menggunakan Metode Kirchoff Pada Lapangan ITS Cekungan Jawa Barat Utara

BAB III MIGRASI KIRCHHOFF

Analisis Kecepatan Seismik Dengan Metode Tomografi Residual Moveout

VARIASI NILAI MIGRATION APERTURE PADA MIGRASI KIRCHOFF DALAM PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFLEKSI 2D DI PERAIRAN ALOR

Pre Stack Depth Migration Vertical Transverse Isotropy (Psdm Vti) Pada Data Seismik Laut 2D

Koreksi Efek Pull Up dengan Menggunakan Metode Horizon Based Depth Tomography

PERBANDINGAN POST STACK TIME MIGRATION METODE FINITE DIFFERENCE DAN METODE KIRCHOFF DENGAN PARAMETER GAP DEKONVOLUSI DATA SEISMIK DARAT 2D LINE SRDA

Gambar 3.1 Peta lintasan akuisisi data seismik Perairan Alor

BAB III TEORI DASAR. hasil akuisisi seismik yang dapat dipergunakan untuk pengolahan data seismik.

Pre Stack Depth Migration Vertical Transverse Isotropy (PSDM VTI) pada Data Seismik Laut 2D

III. TEORI DASAR. pada permukaan kemudian berpropagasi ke bawah permukaan dan sebagian

BAB II COMMON REFLECTION SURFACE

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Tabak, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

APLIKASI MIGRASI METODE BEDA HINGGA PADA PENGOLAHAN DATA SEISMIK UNTUK MENGGAMBARKAN PENAMPANG BAWAH PERMUKAAN YANG SEBENARNYA

ANALISIS PRE STACK TIME MIGRATION (PSTM) DAN PRE STACK DEPTH MIGRATION (PSDM) METODE KIRCHHOFF DATA SEISMIK 2D LAPANGAN Y CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

Survei Seismik Refleksi Untuk Identifikasi Formasi Pembawa Batubara Daerah Ampah, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah

BAB II TEORI DASAR (2.1) sin. Gambar 2.1 Prinsip Huygen. Gambar 2.2 Prinsip Snellius yang menggambarkan suatu yang merambat dari medium 1 ke medium 2

Pengolahan Data Seismik 2D Menggunakan Software Echos dari Paradigm 14.1

PERBAIKAN MODEL KECEPATAN INTERVAL PADA PRE-STACK DEPTH MIGRATION 3D DENGAN ANALISA RESIDUAL DEPTH MOVEOUT HORIZON BASED TOMOGRAPHY PADA LAPANGAN SF

BAB II TEORI DASAR METODE STACK KONVENSIONAL DAN ZERO-OFFSET COMMON-REFLECTION-SURFACE (ZO CRS) STACK

MIGRASI PRE-STACK DOMAIN KEDALAMAN (PSDM) DENGAN METODE KIRCHHOFF DAN PEMBANGUNAN MODEL KECEPATAN DENGAN TOMOGRAFI. Oleh Kaswandhi Triyoso

Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman Dengan Metode Kirchhoff Pada Medium Anisotropi VTI (Vertical Transverse Isotropy)

PRE STACK DEPTH MIGRATION VERTICAL TRANSVERSE ISOTROPY (PSDM VTI) PADA DATA SEISMIK LAUT 2D

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemrosesan awal setelah dilakukan input data seismik 2D sekunder ini adalah

BAB III COMMON-OFFSET COMMON-REFLECTION-SURFACE (CO CRS) STACK

Analisa Pre-Stack Time Migration (PSTM) Data Seismik 2D Pada Lintasan ITS Cekungan Jawa Barat Utara ABSTRAK

Migrasi Domain Kedalaman Menggunakan Model Kecepatan Interval dari Atribut Common Reflection Surface Studi Kasus pada Data Seismik Laut 2D

BAB IV METODE PENELITIAN

Perbandingan Metode Model Based Tomography dan Grid Based Tomography untuk Perbaikan Kecepatan Interval

Perbaikan Model Kecepatan Interval Pada Pre-Stack Depth Migration 3D Dengan Analisa Residual Depth Moveout Horizon Based Tomography Pada Lapangan SF

STUDI PRE-STACK DEPTH MIGRATION PADA STRUKTUR KOMPLEK TUGAS AKHIR I KOMANG ANDIKA ARIS PERMANA NIM:

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN BAWAH PERMUKAAN METODE PRE-STACK TIME MIGRATION (PSTM) ISOTROPY DAN METODE PSTM ANISOTROPY HIGH ORDER MOVEOUT (HOM)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV STUDI KASUS II : Model Geologi dengan Stuktur Sesar

PROPOSAL KERJA PRAKTIK PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DAERAH X MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMAX 2003

MODEL KECEPATAN MENGGUNAKAN HORIZON VELOCITY ANALYSIS DAN PENYELARASAN DENGAN DATA SUMUR TUGAS AKHIR FADHILA NURAMALIA YERU NIM:

PRE-STACK TIME MIGRATION (PSTM) BERBASIS SEISMIC UNIX PADA DATA SEISMIK 2D CEKUNGAN BRYANT CANYON LEPAS PANTAI TELUK LOUISIANA TEXAS

ATENUASI NOISE DENGAN MENGGUNAKAN FILTER F-K DAN TRANSFORMASI RADON PADA DATA SEISMIK 2D MULTICHANNEL

BAB IV PERMODELAN POISSON S RATIO. Berikut ini adalah diagram alir dalam mengerjakan permodelan poisson s ratio.

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA. Pada penelitian ini data seismik yang digunakan adalah data migrasi poststack 3D

Imaging Subsurface Menggunakan Metode Crs: Study Kasus pada Steep Dip Reflector dan Data Low Fold

UNIVERSITAS INDONESIA KOMPARASI MIGRASI DATA SEISMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE FOURIER SPLIT STEP DAN FINITE-DIFFERENCE BERBASIS SEISMIC UN*X SKRIPSI

KOREKSI EFEK PULL-UP ANOMALY MENGGUNAKAN METODE PRE STACK DEPTH MIGRATION (PSDM) DI LAPANGAN X SUBANG, JAWA BARAT SKRIPSI

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi merupakan suatu metode yang banyak digunakan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Cadzow filtering adalah salah satu cara untuk menghilangkan bising dan

ATENUASI MULTIPLE PADA DATA SEISMIK 2D CEKUNGAN BRYANT CANYON LEPAS PANTAI TELUK LOUISIANA TEXAS

SUPRESI MULTIPEL PADA DATA SEISMIK LAUT DENGAN METODE DEKONVOLUSI PREDIKTIF DAN RADON DEMULTIPEL

Wahyu Tristiyoherni Pembimbing Dr. Widya Utama, DEA

KOREKSI EFEK PULL UP MENGGUNAKAN METODE HORIZON-BASED DEPTH TOMOGRAPHY

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No.2, April 2016, Hal 75-80

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 TEORI DASAR. Seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk

ANALISA PENAMPANG SEISMIK PRE-STACK TIME MIGRATION DAN POST- STACK TIME MIGRATION BERDASARKAN METODE MIGRASI KIRCHHOFF (Studi Kasus Lapangan GAP#)

BAB II LANDASAN TEORI

PENGOLAHAN DATA SEISMIK PADA DAERAH BATUAN BEKU VULKANIK

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Divisi Geoscience Service PT. ELNUSA Tbk., Graha

III. TEORI DASAR. gelombang akustik yang dihasilkan oleh sumber gelombang (dapat berupa

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

Jurnal OFFSHORE, Volume 1 No. 1 Juni 2017 : ; e -ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia, maka ini akan mendorong teknologi untuk dapat membantu dalam

BAB III TEORI DASAR. Prinsip dasar metodee seismik, yaitu menempatkan geophone sebagai penerima

Speed Model Processing using Ray Tracing Method for 2D Depth Domain Migration (Pre Stack Depth Migration) on the field "AV"

3.1 Integral Kirchhoff Pada Media Homogen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui langkah - langkah untuk memperoleh

BAB III TEORI DASAR Tinjauan Umum Seismik Eksplorasi

BAB I PENDAHULUAN. Lapangan TERRA adalah salah satu lapangan yang dikelola oleh PT.

Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)

PENERAPAN METODE F-K DEMULTIPLE DALAM KASUS ATENUASI WATER-BOTTOM MULTIPLE

Analisis Perbandingan PSTM dan PSDM Dalam Eksplorasi Hidrokarbon di Lapangan SBI

Analisis Velocity Model Building Pada Pre Stack Depth Migration Untuk Penggambaran Struktur Bawah Permukaan Daerah x

Analisis Velocity Model Building Pada Pre Stack Depth Migration Untuk Penggambaran Struktur Bawah Permukaan Daerah x

III. TEORI DASAR. gangguan (usikan) dalam medium sekitarnya. Gangguan ini mula-mula terjadi

BAB IV HASIL PENGUKURAN LAPANGAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA SEISMOELEKTRIK

R = matriks pembobot pada fungsi kriteria. dalam perancangan kontrol LQR

IV.5. Interpretasi Paleogeografi Sub-Cekungan Aman Utara Menggunakan Dekomposisi Spektral dan Ekstraksi Atribut Seismik

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

PEMODELAN PROPAGASI GELOMBANG SEISMIK MENGGUNAKAN METODE BEDA BERHINGGA (FINITE DIFFERENCE)

Teori Dasar Gelombang Gravitasi

KOREKSI EFEK PULL UP DENGAN MENGGUNAKAN METODE HORIZON BASED DEPTH TOMOGRAPHY

Keywords: offshore seismic, multiple; Radon Method; tau p domain

Ringkasan Tugas Akhir/Skripsi

ANALISIS PERBEDAAN PENAMPANG SEISMIK ANTARA HASIL PENGOLAHAN STANDAR DENGAN PENGOLAHAN PRESERVED AMPLITUDE

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

EFISIENSI PENGGUNAAN DINAMIT PADA MINYAK DAN GAS BUMI DALAM SURVEI SEISMIK 3D KABUPATEN INDRAMAYU

PENGOLAHAN DATA SEISMIK PADA DAERAH BATUAN VULKANIK

Bab II Tinjauan Pustaka

PENERAPAN METODE COMMON REFLECTION SURFACE PADA DATA SEISMIK LAUT 2D DI LAUT FLORES

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

III. TEORI DASAR. disebabkan oleh vibrasi selama penjalarannya. Kecepatan gelombang dalam

Koreksi Struktur Lapangan LP dengan Menggunakan Metode Pre Stack Depth Migration (PSDM)

TEORI DASAR. gelombang ini dinamakan gelombang seismik. Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang merambat dalam bumi.bumi

Bab 6. Migrasi Pre-stack Domain Kedalaman. Pada Data Seismik Dua Dimensi

BAB III INTERPRETASI SEISMIK

a) b) Frekuensi Dominan ~22 hz

Transkripsi:

PEBANDINGAN METODA MIGASI F-K, KICHHOFF, DAN BEDA HINGGA UNTUK MENINGKATKAN ESOLUSI PENAMPANG SEISMIK 3D DAAT LAPANGAN KDY CEKUNGAN SUMATA SELATAN Kevin Aulia Sandi Pratama, Adi Susilo, Lambertus Francisco Jurusan Fisika FMIPA Univ. Brawijaya PT. Hexindo Lemang PSC Email: kevin.aulia.sp@gmail.com Abstract Migrasi seismik sebagai proses untuk memindahkan kedudukan reflektor pada lapisan miring ke posisi sebenarnya di bawah permukaan, baik dalam domain waktu atau kedalaman. Proses migrasi akan meningkatkan kemampuan memisahkan dua reflektor yang berdekatan resolusi pada penampang seismik dan menghilangkan efek difraksi dari perambatan gelombang seismik. Peningkatan resolusi penampang seismik bawah permukaan pada daerah yang memiliki struktur kompleks sehingga akan membantu dalam interpretasi geologi, terutama untuk informasi patahan dan lipatan. Penelitian ini menggunakan tiga metoda migrasi dengan membandingkan hasil penampang seismik yang paling optimal meningkatkan resolusi penampang seismik pada daerah penelitian. Migrasi yang digunakan adalah migrasi f-k, migrasi beda hingga, dan migrasi kichhoff. Migrasi yang tepat untuk penampang seismik lapangan KDY blok lemang, cekungan Sumatra Selatan ini adalah migrasi Kirchhoff. Migrasi Kirchhoff dipilih karena menghasilkan penampang stack seismik yang lebih baik pada reflektor yang miring maupun lateral, efek difraksi yang lebih sedikit, dan hasil keluarannya memiliki sedikit efek lengkung smiling effect yang lebih optimal dibandingkan dengan migrasi f-k dan beda hingga. Kata kunci : struktur kompleks, distorsi, Migrasi f-k, Migrasi Kirchhoff, Migrasi beda hingga. PENDAHULUAN Pada kasus difraksi gelombang seismik terdapat suatu titik difraktor di bawah permukaan dimana pada titik ini akan dipancarkan gelombang seismik baru yang menjalar ke segala arah dan direkam oleh geophone yang berada di permukaan bumi. Adanya titik difraktor ini menjadikannya terlihat seperti bidang reflektor pada rekaman data seismik. Dengan dilakukannya migrasi maka bidang reflektor yang disebabkan sebuah titik difraktor ini akan dikembalikan menjadi satu titik reflektor sedangkan kemiringan dan kedalaman reflektor akan dibuat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. a b c Gambar a model geologi, b rekaman data seismik, c data seismik setelah migrasi. Satu efek negatif dari migrasi saat menghilangkan efek dari difraksi adalah munculnya bentukan hiperbolik keatas migration smile pada hasil seismic section yang memiliki signal to noise ration yang rendah. Gambar Seismic section setelah migrasi pada data yang memiliki S/N ratio rendah akan lebih menampakan migration smiles Migrasi seismik bertujuan untuk mengembalikan reflektor semu ke posisi yang sebenarnya. Proses migrasi pada dasarnya terdapat dua cara yaitu migrasi sesudah stack post-stack migration dan migrasi sebelum stack pre-stack migration. Migrasi yang akan digunakan antara lain migrasi f-k, migrasi beda hingga, dan migrasi kichhoff yang menggunakan post-stack migration. Migrasi f-k Penggunaan transformasi Fourier pada proses migrasi dapat dilakukan dengan sederhana Secara singkat persamaan gelombang dalam domain waktu-ruang adalah persamaan dan persamaan

gelombang dalam domain bilangan gelombang-frekuensi didefiniskan persamaan. P P P x z t ω k k x z ' P x, y, z,t dt 0 da 0 P x 0, y 0, z 0, t 0 n G π P x, y, z,t dt 0 da 0 P x 0, y 0, z 0, t 0 G π n ω k z k x ' δ t t 0 δ tt 0 G x, y, z, t x 0, y 0, z 0,t 0 ' δ t t 0 G x, y, z, t x 0, y 0, z 0,t 0 3 Solusi persamaan untuk kz, kita mendapatkan persamaan 3, dimana mengakibatkan pergerakan data pada gambar.4 c, yang energinya semula berada pada Pk x,ω/v dengan kemiringan α sebelum migrasi, berpindah ke Pkx,kz dengan kemiringan β setelah migrasi. Setelah pergerakan data, titik Pk x,kz berbentuk segitiga dimana jarak radial dihasilkan oleh ω/v. Selanjutnya inversi transformasi δ tt 0 ' 6 dimana xx 0 y y 0 zz 0 ' xx 0 y y 0 z z 0 Jika z00 pada bidang pengamatan A 0, kita mendapatkan `, sehingga pada persamaan 6 kita akan mendapatkan G0. Sehingga persamaan 5 akan menjadi Gambar 3 Ilustrasi langkah migrasi f-k pada kecepatan konstan. 3 Notasi matematis prinsip migrasi dengan metoda f-k tersebut dapat dirumuskan sebagai: k C x, z,0 e jk z dk z. z P k x,0, ω.e jk x dk x z 4π z x 4 Migrasi Kirchhoff Parameter utama untuk Migrasi Kirchhoff adalah Trace Spacing, penjumlahan aperture dan dip-limits. 4 7 karena vektor normal ke luar permukaan S0 dalam arah yang berlawanan untuk koordinat z0, maka akan didapatkan G G n z P x, y, z,t dt 0 da 0 G P x 0, y 0, z 0, t 0 P x 0, y 00, z0, t 0 G π n n 5 Green s Function Fungsi Green dengan sifat yang diinginkan pada permukaan bebas terdiri dari titik sumber dan citra negatif. 8 Subtitusi dari persamaan 6 dan 8 menjadi persamaan 7 dan hasil penyederhanaan berdasarkan representasi integral untuk wavefield Px,y,z,t untuk sembarang titik pada citra jarak dalam hal pengamatan wavefield Px 0,y0,z0,t0 pada permukaan

P x, y, z,t dt 0 da 0 P x 0, y 0, z 0,t 0 π z0 δ t t 0 N M P m x, n y,l z,0 π z ηn ξm δ t t 0 P x, y, z,t dt 0 da 0 P x 0, y 0, z 0,t 0 π z0 N M P m x, n y,l z,0 π z ηn ξm 9 Sesuai dengan prinsip pencitraan yang mengekstrapolasi sumber dari semua z >0 pada t0, sehingga P ξ x,η y m P ξ x,η y m 0, ±, ±,......, ±M, n 0, ±, ±,......, ±N, l 0, ±, ±,......., ±L, Dimana Δx, Δy, Δz adalah sampel ruang sepanjang sumbu x, y, z, pada m, n, l, P x 0, y 0, 0,t menunjukan nomor urut sampel dari titik P x, y, z, 0 liint dx 0 dy 0 subsurface mendekati sumbu x, y, z, pada ξ, η, π z adalah nomor urut titik surface sepanjang sumbu P x 0, y 0, 0,t x, dan y secara berurutan dan z adalah P x, y, z, 0 liint dx 0 dy 0 π z turunan orde pertama sepanjang koordinat z. 5 0 Solusi dari wavefield pada persamaan 0 dapat menghasilkan Migrasi seismik. Persamaan integral 0 dapat dituliskan dengan Migrasi Beda Hingga Konsep migrasi beda hingga mendasari dari kontinuasi ke bawah medan gelombang seismik. Proses migrasi beda hingga memanfaatkan pemecahan persamaan gelombang dengan metoda beda hingga. Jika dianggap t adalah waktu tempuh ½ dari TWT two way time maka gelombang bidang yang merambat dengan sudut θ dinyatakan oleh persamaan Ѱ x, z, t A exp jω t xθ z zθ v v v { { } Ѱ x, z, t A exp jω t xθ z zθ v v v } m

dan Ψ Ψ t Ψ Ψ Ψ ; t t t t t t Ψ Ψ x, z,t Ψ x x, z, t Ψ x x, z,t x x 9 {Ψ x, z,t Ψ x, z z, t Ψ x, z,t t Ψ zt z t 3 Ψ Ψ Ψ Ψ ; x x x x 4 0 Ψ Ψ Ψ t Ψ Ψ z z t z z v t Sehingga persamaan 0 dapat dituliskan solusinya sebagai berikut 5 Ψ Ψ Ψ Ψ z z v z t v t 6 Disubtitusikan ke persaman gelombang 6 Memberikan persamaan baru Ψ Ψ Ψ 0 z v z t x Ψ Ψ Ψ 0 z v z t x 7 Persamaan gelombang yang merambat mendekati vertkal Ѱ* terhadap z sangat kecil, sehingga bisa Ψ Ψ z z diabaikan. Hal ini disebut dengan pendekatan 5. { Ψ x, z z, t Ψ z t Ψ x x, z,t Ψ z t Ψ x, z, t z z t x Ψ x x Persamaan ini menunjukan hubungan enam elemen pada array 6. Ψ Ψ 0 v z t x Ψ Ψ 0 v z t x Ψ x, z z, t Ψ x, z, t t z t z t Ψ x x, z, t Ψ x, z z, t t z t x Ψ x x, z,t x z t Ψ x, z,t z z t 8 Penyelesaikan persamaan 8 digunakan finite-difference beda hingga, dimana ψ* disusun dalam bentuk array 3 dimensi dengan selang interval adalah x, z, t*. METODOLOGI Adapun tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3..

Mulai Data Inputesidual Statik Analisa Kecepatan esidual Statik Gambar 4 Frequency content pada migrasi f-k Data Preconditioning Migrasi f-k Migrasi Kirchhoff Migrasi Beda Hingga Analisis Perbandingan Migrasi Selesai Gambar 3. Tahapan Penelitian Data masukan adalah data yang telah melalui proses geometri, koreksi statik, denoising, deconvolution, analisa kecepatan, dan koreksi residual static. Diasumsikan bahwa data masukan merupakan data yang bebas dari noise, efek penjalaran gelombang, efek konvolusi dan efek statik. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil Migrasi Komponen Frekuensi Komponen frekuensi adalah hasil kandungan frekuensi pada setiap komponen. Komponen disini merupakan hasil seismic stack dengan hasil dari input Poststack migrasi, migrasi f-k, migrasi Kirchhoff, dan migrasi Beda Hingga dengan lebar window 0 ms hingga 400 ms. Migrasi f-k Diperoleh nilai frekuensi yang tepat yaitu pada frekuensi 35 Hz dimana pada frekuensi tersebut optimum untuk migrasi karena sinyal banyak terdapat pada rentang ini. Migrasi f-k meningkatkan energi pada frekuensi rendah yang semula pada kisaran -40 db power, akan tetapi setelah migrasi energi pada frekuensi rendah naik hingga -0 db power. Migrasi Kirchhoff Diperoleh nilai frekuensi yang tepat yaitu pada frekuensi 35 Hz dimana pada frekuensi tersebut optimum untuk migrasi karena sinyal masih banyak terdapat pada rentang ini. Setelah di migrasi, frequency content pada migrasi Kirchhoff berubah. Migrasi Kirchhoff tidak terlalu memberikan efek perubahan energi pada frekuensi rendah, terlihat pada frequency content migrasi Kirchhoff gambar 5. Kecenderungan migrasi kirchhoff memunculkan sinyal pada frekuensi tinggi sehingga mengakibatkan kurva pada frekuensi tinggi tidak halus dan memunculkan kembali noise pada frekuensi tinggi. Gambar 5 Frequency content pada migrasi Kirchhoff Migrasi Beda Hingga Diperoleh nilai frekuensi yang tepat yaitu pada frekuensi 35 Hz pada migrasi beda hingga. Migrasi beda hingga tidak terlalu merubah kurva pada frekuensi tinggi, sehingga hasil yang diperoleh tidak terlalu memunculkan noise frekuensi tinggi. Gambar 6 Frequency content pada migrasi beda hingga Hasil Stack Kontinuitas eflektor Datar

Gambar 7 Seismic stack density pada window 000 ms hingga 00 ms Hasil seismic stack migrasi memiliki efek migrasi dalam hal gambaran horizon pada bidang reflektor yang lebih datar. Gambar 7 menunjukan bahwa pada migrasi f-k cenderung terdapat sedikit distorsi pada penggambarannya, migrasi Kirchhoff dan migrasi beda hingga memiliki kenampakan reflektor bidang datar relatif sama. Migrasi Kirchhoff sedikit dapat memisahkan atau memiliki resolusi di atas migrasi Beda Hingga pada penggambaran reflektor yang relatif datar. Kemiringan putus-putus. Migrasi Kirchhoff mampu menangani reflektor pada bidang miring. Terlihat bahwa variasi kemiringan pada migrasi Kirchhoff yang terlihat pada gambar 8 lebih baik dan resolusinya lebih baik dibandingkan dengan resolusi pada migrasi yang lainnya. Migrasi Beda Hingga juga bagus dalam menangani kemiringan. Eliminasi Efek Difraksi Salah satu keunggulan dari metoda migrasi mengeliminasi efek difraksi. Efek difraksi di sini salah satunya adalah bow tie effect. Bow tie effect muncul akibat adanya kemiringan, patahan, struktur syncline dan anticline. Gambar 9 Seismic stack input migrasi dan hasil tiap migrasi. Gambar 9 ditunjukkan pada input migrasi bahwa terdapat efek dari penjalaran gelombang yaitu difraksi. Difraksi ini terlihat dari kenampakan bow tie effect yang salah satunya telihat pada kedalaman 000 ms yang terlihat jelas pada gambar yang dilingkari. Dilihat dari beberapa hasil migrasi, semua migrasi yang dipilih sukses mengeliminasi efek difraksi tersebut. Smiling Effect setelah Migrasi Migrasi seismik yang digunakan tidak akan lepas dari munculnya efek samping dalam penggunaannya. Efek ayunan ini akan memunculkan efek tersebut yang dampak dari efek ayunan ini berbeda tiap metoda migrasi Gambar 8 Seismic stack density pada window 300 ms hingga 700 ms Hasil seismic stack migrasi memiliki efek migrasi dalam hal gambaran reflektor yang miring. Kemiringan reflektor yang digambarkan hasil dari migrasi f-k cenderung kurang dapat menangani variasi kemiringan reflektor. Kontinuitas reflektor miring kurang bagus terlihat kurang konsisten dan cenderung sedikit Gambar 0 Seismic stack input migrasi dan efek migrasi pada tiap metoda migrasi

Terlihat pada gambar 0 bahwa sebelum migrasi input migrasi yang sebelumnya terdapat bow tie effect yang cenderung terlihat lengkungan ke bawah, akan tetapi efek tersebut hilang dan kemudian muncul dengan lengkungan ke atas. Efek ini adalah salah satu noise yang muncul, dan akan tetapi energi atau kenampakannya berbeda untuk tiap metoda migrasi. Pada migrasi f-k, terlihat kenampakan jelas dan sedikit terputus-putus sehingga mengurangi kualitas data hasil migrasi. KESIMPULAN. Data input migrasi haruslah terhindar dari noise dan efek penjalaran gelombang. Noise pada data seismik lapangan KDY yang paling terlihat yaitu groundroll yang pada penelitian ini dihilangkan dengan bandpass filter dan fan filter yang membatasi pada domain frekuensi dan kecepatan. Efek penjalaran gelombang juga dikoreksi dengan pemilihan kecepatan yang tepat kemudian data di-stack sehingga diasumsikan data pada zero offset.. Masing-masing metoda migrasi seismik memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Akan tetapi, semua metoda migrasi seismik memberikan output yang baik karena tujuan dari migrasi yaitu memindahkan reflektor semu menuju reflektor yang sebenarnya dan menghilangkan efek difraksi. 3. Hasil dari ketiga migrasi yang digunakanan f-k, Kirrchoff, dan Beda Hingga, metoda migrasi seismik yang tepat untuk penampang seismik lapangan KDY blok Lemang, Cekungan Sumatra Selatan ini adalah migrasi Kirchhoff. Migrasi Kirchhoff dipilih karena menghasilkan penampang stack seismik yang lebih baik dibandingkan dengan metoda migrasi seismik yang lain. Kontinuitas pada reflektor yang datar maupun miring, metoda migrasi kirchhoff menghasilkan kontinuitas lebih baik dari metode lainnya. Akan tetapi migrasi kirchhoff memberikan output yang berbeda pada frekuensi konten. Hal ini diakibatkan karena adanya random noise yang ikut termigrasi sehingga random noise yang memiliki domain frekuensi selain frekuensi dari data akan ikut termigrasi.

DAFTA PUSTAKA Triyoso, Kaswandhi. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman PSDM: Undergraduate Theses. Institut Teknologi Bandung, Bandung, 007 Dye, Alicia Sranfill. Geophysical Investigation of Subsurface Structure of the Pennsylvanian and Younger Strata Associated with the Inman East Fault, Gallatin County, Illinois. Southern Illinois University Carbondale, USA, 008 3 Bancroft, Jhon C. eview of Seismic Imaging: Poststack. CSEG ecorder, 00 4 Anonymous, MIGATION in practice, accessed 6/0/03 http://www.xsgeo.com/course/ mig.htm#kirkp 5 Yuan, Yijun, Yuan Gao, Liying Bai, dan Zhanzu Liu. Prestack Kirchhoff time migration of 3D coal seismic data from mining zones.geophysical Prospecting, 59, 455-463, 0 6 Sheriff,.E. and Geldart, Lloyd P. Exploration Seismology. Cambridge University Press, USA, 995