BAB 1 PENDAHULUAN. arti penting dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai hewan kesayangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dunia. Kucing lokal ( Fellis catus) adalah kucing hasil persilangan antara Fellis

Uji Toksisitas Ekstrak Akar Tuba secara Topikal pada Kucing Lokal

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

Ekstrak Akar Tuba (Derris Elliptica) Efektif Membunuh Pinjal (Siphonaptera) Kucing Secara In Vitro

I. PENDAHULUAN. lain terjadinya pencemaran di lingkungan perairan yang dapat mengakibatkan kerusakan

Uji Toksisitas Ekstrak Akar Tuba (Derris Elliptica) Secara Topikal pada Kulit Anjing Lokal

I. PENDAHULUAN. lebih dari setengah penduduk menggantungkan hidupnya pada beras yang

I. PENDAHULUAN. kalorinya dari beras. Ketersediaan beras selalu menjadi prioritas pemerintah. karena menyangkut sumber pangan bagi semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan. Tumbuhan yang digunakan meliputi untuk bahan pangan,

I. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty.

BAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.

HAMA DAN PENYAKIT IKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

BAB I PENDAHULUAN. garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni

Annual Report 2013 Program Pengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi pada lahan basah dan lahan kering. Hasil produksi tomat di Indonesia dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L.Mer) merupakan salah satu komoditi pangan

BAB I PENDAHULUAN. satu hama daun yang penting karena hama ini bersifat polifag atau mempunyai

I. PENDAHULUAN. dan mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah (Aedes aegypti L.), malaria

RACUN ALAMI PADA TANAMAN PANGAN

Uji Efektivitas Ekstrak Akar Tuba (Derris Elliptica) Terhadap Caplak Anjing Secara In Vitro

tersebut mencapai miliaran rupiah setiap tahun (Setiawati et al., 2008).

Miduk Sihombing a, Yunus Afiffuddin b, Luthfi Hakim b

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

PENDAHULUAN. semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan dilakukan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan produksi sayuran meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor. yang membawa penyakit demam berdarah dengue.

I. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Insektisida Tephrosia vogelii

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

RENDAMAN DAUN PEPAYA (Carica papaya) SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) PADA TANAMAN CABAI

BAB I. Infeksi virus dengue merupakan vector borne disease. Nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Biologi DISUSUN OLEH :

I. PENDAHULUAN. mengganggu kenyamanan hidup manusia karena meninggalkan bau yang

PENGARUH KONSENTRASI FLAVONOID DALAM EKSTRAK AKAR TUBA (Derris eliptica) TERHADAP KEMATIAN LARVA Aedes aegypti Sayono 1, Nurullita U 2, Suryani M 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hari berikutnya hujan lagi. Kondisi tersebut sangat potensial untuk

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Gigitan nyamuk sering membuat kita risau karena. rasanya yang gatal. Akan tetapi nyamuk tidak hanya

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat

PEMANFAATAN EKSTRAK AKAR TUBA (DERRIS ELLIPTICA) SEBAGAI INSEKTISIDA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MENGENDALIKAN POPULASI ULAT BULU (LYMANTRIA BEATRIX)

I. PENDAHULUAN. Besarnya permintaan terhadap produk perikanan ini disebabkan oleh pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. (DBD) Filariasis. Didaerah tropis seperti Indonesia, Pada tahun 2001, wabah demam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan Indonesia merupakan negara tropik yang mempunyai kelembaban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Feri Hartini 1 dan Yahdi 2 1 Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram 2 Dosen Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram.

BAB I PENDAHULUAN. kedelai dan industri pakan ternak. Rata rata kebutuhan kedelai setiap tahun sekitar ± 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Industri perunggasan di Indonesia terutama ayam pedaging (broiler) sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR TUBA UNTUK MENGENDALIKAN HAMA KUTU DAUN Aphis gossypii PADA TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengendalian hama dan penyakit melalui insektisida

BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi penduduk Indonesia yang diperlukan setiap hari. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

BAB I PENDAHULUAN. atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya (Parwiro,

BAB I. Pendahuluan. A. latar belakang. Di indonesia yang memiliki iklim tropis. memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu resiko yang harus dihadapi. Kehilangan hasil akibat

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L) SEBAGAI PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN HAMA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja (Kemenkes, gejala malaria pada tahun 2013 (WHO, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilaporkan pada WHO setiap tahun, akan tetapi WHO mengestimasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

BAB I PENDAHULUAN. salah satu masalah kesehatan yang sangat penting karena kasus-kasus yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. nyawa makhluk hidup karena mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak

BAHAN ANTI NYAMUK (Mosquito repellent) dari AKAR TUBA (Derris elliptica (Roxb.) Benth)

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat bersifat racun, menghambat pertumbuhan/perkembangan, tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor pembatas proses produksi pertanian adalah hama. Hama timbul dan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berada di daerah tropis, sehingga. merupakan daerah endemik bagi penyakit-penyakit yang penyebarannya

I. PENDAHULUAN. yang ditularkan ke manusia dengan gigitan nyamuk Aedes Aegypty.

EFEKTIVITAS EKSTRAK AKAR TUBA TERHADAP HAMA ULAT KROP CROCIDOLOMIA. PAVONANA PADA TANAMAN KUBIS DI KOTA TOMOHON

Pembuatan Pestisida Nabati

BAB I PENDAHULUAN. disadari. Bahkan telah lama pula disinyalir, bahwa peran lingkungan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman penduduk serta tempat-tempat umum lainnya. Pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penggunaan baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai bahan non-konstruksi.

PEMANFAATAN TUMBUHAN RAWA KEPAYANG (Pangium edule) DALAM MENGENDALIKAN HAMA

Obat Pembasmi Serangga

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kucing termasuk hewan pemakan daging (karnivora) yang cukup mempunyai arti penting dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai hewan kesayangan (hewan peliharaan), sebagai pemangsa tikus dan juga dapat dijadikan sebagai salah satu kegiatan komersial yang cukup menguntungkan, sehingga jika kucing terserang oleh penyakit seperti ektoparasit maka dapat menurunkan nilai jualnnya.beberapa masyarakat pada saat ini menganggap bahwa memelihara kucing merupakan salah satu hobi yang sangat digemari (Darmojono, 1997). Seperti hewan kesayangan lainnya, kucing juga sangat rentan terhadap berbagai penyakit termasuk yang disebabkan oleh ektoparasit seperti pinjal, caplak maupun tungau yang merupakan parasit utama yang sering ditemukan pada perawatan kucing sehari-hari (Schneck dan Caravan, 1996). Dengan bertambahnya populasi kucing pada saat ini maka penyakit ektoparasit akan semakin banyak ditemukan, oleh karena itu dibutuhkan obat-obatan untuk mengatasinya. Sediaan obat anti ektoparasit yang telah banyak tersedia di pasaran dan sering dipakai oleh para pemelihara hewan kesayangan, seperti dengan nama dagang ivermectin, ivomac, amitras dan lain-lain. Namun obat tersebut masih sulit terjangkau bagi masyarakat di pedesaan dan harganya relatif mahal karena jarang tersedia dalam kemasan kecil, 1

2 sehingga salah satu usaha alternatif pada bidang kedokteran hewan sebagai antiektoparasit khususnya pada kucing dengan menggunakan bahan alami seperti ekstrak akar tuba sangat diperlukan. Ekstrak akar tuba mengandung zatyang disebut rotenon/tubotoxin, selain itu juga terdapat zat-zat lain seperti deguelin, elliptone, sumatrol dan toxicarol. Namun zat yang paling banyak ditemukan pada bagian akar tuba dan telah banyak dimanfaatkan dalam kehidupan manusia ialah rotenon, tetapi kandungan lainnya belum pernah digunakan karena kandungannya dalam akar tuba sangat rendah (Yoon, 2006).Senyawa ini banyak digunakan di bidang pertanian sebagai insektisida yang aman digunakan oleh petani untuk membasmi hama pada tanaman dan sayuran (Prijono dan Triwidodo, 1993). Sebagai insektisida alami juga telah digunakan untukmembasmi hama pada biji kacang hijau ( Callobruchus analis) (Kardinan, 2000). Di bidang perikanan, akar tuba selain berfungsi sebagai bahan peracun ikan baik di kolam maupun di perairan bebas, juga digunakan untuk pemberantasan ikan liar di tambak dalam usaha intensifikasi budidaya ikan dan udang (Hanafi, 1979). Selain itu ektstrak akar tubatelah digunakan untuk membunuh kutu kepala pada manusia (Peniculus himanus) (Sosromarsono, 1990), serta disebutkan bahwa ekstrak akar tuba dapatmembunuh kutu pada anjing maupun kucing(heyne, 1987).Manfaat lainnya ialah sebagai bioinsektisida dalam pengendalian nyamuk (Kardinan, 2009). Bahan aktif dari ekstrak akar tuba seperti rotenon mempunyai beberapa sifat yaitu sangat beracun terhadap ikan dan serangga karena toksisitasnya lebih tinggi

3 melalui insang atau trakea tetapi pada mamalia sulit melalui kulit atau saluran pencernaan, bekerja sebagai racun perut dan kontak, serta residu tidak persisten. Kematian pada manusia dan mamalia yang disebabkan oleh rotenon jarang terjadi karena efek sampingnya ringan dan menyebabkan muntah. Pada mamalia efek lokal akut yang dapat ditimbulkan berupa konjungtivitis, dermatitisyang terlihat dari perubahan warna kulit menjadi kemerahan, gatal-gatal maupun terjadinya odema/lepuh dan lesi. Bila tertelan dan terhirup dalam jumlah yang besar dapat mengakibatkan terjadinya penekanan pada saluran pernapasan, muntahdan terjadi iritasi pada paru-paru. Dari hasil uji in vitro yang telah dilakukan bahwa ekstrak akar tuba dengan konsentrasi 1%, 2% dan 3%dapat dimanfaatkan sebagai antiektoparasit khususnya untuk membunuh kutu pada kucing,namun pada dosis yang tinggi kemungkinan adanya efek yang dapat ditimbulkan pada kulit seperti terjadinya dermatitis/iritasimaka sebelum digunakan secara langsung pada tubuh kucing(in vivo) melalui spraying, dippingmaupun tetes, terlebih dahulu harus diketahui apakah ekstrak akar tuba aman atau tidak pada kulit kucing. Oleh karena itu melalui penelitian ini, peneliti ingin melakukan uji toksisitasekstrak akar tubasecara topikalpada kucing lokal dengan menggunakan konsentasi 1%, 2% dan 3%. 1.2 Rumusan Masalah

4 Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah ekstrak akar tuba aman bagi kulit kucing lokal pada konsentrasi 1%, 2% dan 3% secara topikal? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak akar tubaaman bagi kulit kucing lokalpada konsentrasi 1%, 2% dan 3% secara topikal. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan informasi mengenai ekstrak akar tuba yang dapat dimanfaatkan sebagai antiektoparasit pada kucing lokal, serta memberikan informasi tentang ekstrak akar tuba aman atau tidak bagi kulit kucing lokal pada konsentrasi 1%, 2% dan 3% secara topikal. 1.5 Kerangka Konsep Ekstrak akar tuba (Derris elliptica) mengandung zat yang disebut rotenon/tobotoxin. Senyawa ini telah banyak digunakan di bidang pertanian sebagai insektisida untuk membasmi hama pada tanaman dan sayuran, seperti hama pada biji kacang hijau (Callobruchus analis). Di bidang perikanan, akar tuba berfungsi sebagai bahan peracun ikan baik di kolam maupun di perairan bebas, di bidang kehutanan dapat digunakan sebagai pembasmi rayap pada kayu, sedangkan di bidang kesehatan dapat digunakan untuk membunuh larva nyamuk aides maupun culex.ekstrak akar tuba dimanfaatkan pada bidang kedokteran hewan sebagai anti ektoparasit untuk

5 membunuh kutu pada anjing maupun kucing secara in vitro. Selain itu telah digunakan untuk membunuh kutu kepala pada manusia (Peniculus himanus). Untuk mengetahui apakah ekstrak akar tuba aman bagi kulit kucing lokal sebagai antiektoparasit yang diberikan secara langsung (in vivo) melalui spraying, dipping maupun tetes pada kulit, maka melalui penelitian ini akan dilakukan uji toksisitas ekstrak akar tuba pada kucing lokaldengan menggunakan konsentrasi 1%, 2% dan 3% secara topikal. 1.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis : Ekstrak akar tuba aman bagi kulit kucing lokalpada konsentrasi 1%, 2% dan 3% secara topikal.